PT. Rifan Financindo Berjangka, Pemerintah dan PT Astra Honda Motor (AHM) tengah menguji perilaku berkendara sepeda motor listrik di Indonesia selama 2 bulan ini.
Motor listrik Honda EV Neo, diuji coba pada periode September-Oktober dengan melibatkan para pengguna sepeda motor di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Metode uji coba dilakukan melalui pengamatan dan pengalaman perilaku berkendara dengan sepeda motor listrik Honda EV Neo yang disediakan sepanjang program berlangsung.
Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor Margono Tanuwijaya mengatakan hal ini merupakan bentuk dukungan Honda pada program langit biru pemerintah. Langkah awal AHM untuk mendukung program pemerintah menurutnya sudah dimulai sejak AHM menggunakan sistem injeksi pada seluruh line up motornya.
"Itu salah satu langkah-langkahnya. Dan juga salah satunya adalah mendorong yang namanya motor listrik," ungkap Margono.
Selain itu Margono juga menjelasan alasan AHM mengadakan program uji coba motor listrik, untuk mengetahui perilaku dari konsumen.
"Pengen tau rating habit. Jadi misalkan begini, tadi ada pertanyaan paling rendah berapa gitukan, nah kan ini setara dengan motor 50 cc, kalau dipakai oleh masyarakat Indonesia ini, sebenarnya cocok atau engga sih dengan kebiasaan mereka sehari-hari, gitu," ujarnya.
Jadi pada intinya, Margono menjelasakn bahwa bila ingin mendorong perkembangan motor listrik, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.
"Dari regulasinya, produknya sendiri, dan juga safety-nya bagaimana, kebutuhan konsumen gimana. kalau di daerah-daerah misalkan, jalanan dengan tanjakan yang berat, ini kan daya tanjakannya 12 derajat, terus juga infrastrukturnya ngcas gimana, jadi cuma bisa di pakai 30-40 km harus dicas. Nah kalau mau ngecas dirumah engga apa-apa, tapi kalau dijalan gimana, kalau HP kan ada powerbank, kalau ini kan engga bisa begitu," tambah Margono
Pemerintah sebenarnya tidak muluk-muluk dengan target kendaraan listrik. Tahun 2025, pemerintah Indonesia menargetkan sebanyak 2.200 unit mobil ramah lingkungan dan 2,1 juta motor listrik beredar di Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Pudji Hartono menanggapi, hal tersebut bukan tidak mungkin akan tercapai.
"Tinggal tergantung daripada, kalau sementara kita melihat ekonomi perkembangan dunia, dan ekonomi perkembangan di Indonesia sendiri, kalau misalnya itu kondisinya bagus saya rasa adalah hal yang mungkin tercapai," tuturnya.
Namun Pudji mengatakan bila dilihat dari sisi lainnya, masyarakat Indonesia masih lebih memilih sepeda motor biasa ketimbang motor listrik.
Selain itu, Pudji juga menjelaskan untuk uji coba kendaraan listrik yang sudah dilakuakn, tidak serta merta akan lulus dari segi kelayakan untuk digunakan.
"Kan tadi saya bilang ada tim yang melakukan uji tipe kendaraan ini. Nah kemudian dikeluarkan laik jalan atau tidak. Kayak tadi misalnya digas sedikit langsung jalan, itu akan berikan masukan lagi. Standar bahannya kayak gimana, lalu safetynya bagaimana. Kalau tidak memenuhi, ya akan kami surati ini belum memenuhi," tambah Pudji.
Apalagi kendaraan listrik saat ini masih berharga mahal, dan pemerintah pun belum memberikan subsidi pasti.
"Itu nanti dari pajak sendiri dan Kementerian Keuangan sendiri. kalau kita biasanya mengusulkan yang sifatnya umum. Misal dari angkutan kota, bus, itu namanya subsidi," ujarnya.
PT. Rifan Financindo Berjangka.
Sumber :
Detik Oto