PT. Rifan Financindo Berjangka, JAKARTA - Suara gemuruh mirip auman sangkakala yang terdengar di perkampungan Condet, Jakarta Timur, kemarin sore memang sempat menggemparkan dunia maya. Para nitizen menyebut hal itu sebagai pertanda alam.
Meski LAPAN (lembaga antariksa dan penerbangan nasional) sudah menjelaskan bahwa suara tersebut diduga berasal dari alat lokal buatan manusia atau gemuruh suara pesawat terbang yang berkeliling sebelum landing.
Akan tetapi, bila menyimak dari serangkaian suara lainya yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia, suara tersebut mendekati kesamaan. Artinya, para ilmuwan beranggapan bahwa suara tersebut adalah asli dari alam semesta ini.
Suara gemuruh atau yang sering terjadi di berbagai belahan dunia, disebut sebagai terompet sangkakala. Bila menilik secara ilmiah, apa yang dirasakan dan didengar oleh sebagain umat manusia dibelahan dunia ini, menurut Ilmuwan dari Center National de la Recherche Scientifique bahwa alasan dibalik dengung misterius yang dihasilkan Bumi.
Pada era 1990-an, seperti dilansir Independent, ilmuwan menemukan bahwa dunia mengeluarkan getaran secara berkelanjutan dalam frekuensi yang sangat rendah. Bahkan, getaran ini terdeteksi walau tidak terjadi aktivitas gempa bumi.
Ilmuwan Fabrice Ardhuin dari Center National de la Recherche Scientifique menjawab dengan berhasil menemukan sumber suara tersebut dan apa penyebabnya. Menurutnya, suara yang disebut dengan The Hum itu terjadi akibat dari aktivitas mikroseismik pada gelombang lautan yang menghantam dasar laut. Hantaman yang berlangsung dalam jangka lama dan konsisten itulah yang menghasilkan suara gemuruh.
Ilmuwan menyebut getaran tersebut dengan nama aktivitas microseismic, yang umumnya terlalu lemah bagi manusia untuk mendeteksinya. Teori sebelumnya memasukkan radiasi elektromagnetik, aktivitas militer rahasia dan komunikasi kapal selam.
Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa getaran yang paling mungkin ialah akibat gelombang laut. Menggunakan model komputer yang menunjukkan laut, angin dan dasar laut, tim ilmuwan yang dipimpin Oceanographer Fabrice Ardhuin menemukan bahwa gelombang laut bisa menghasilkan gelombang seismik mini saat mereka bertabrakan.
Gelombang laut yang lambat bisa menghasilkan gelombang seismik dengan frekuensi 13 sampai 300 detik. Sebagian besar suara misterius yang menyerupai lonceng ini berasal dari gelombang yang panjang.
"Saya pikir hasil penelitian kami merupakan langkah penting dalam transformasi suara misterius ke dalam sinyal yang bisa dipahami," tutur peneliti senior, Fabrice Ardhuin. Ia mengatakan, pemahaman yang baik mengenai dengung ini memungkinkan untuk menciptakan peta yang lebih komprehensif dari interior Bumi.
Gelombang seismik menembus jauh ke dalam mantel Bumi dan bahkan dapat menembus bagian dalam dari inti Bumi. Analisis ini juga membantu ilmuwan membuat gambar lebih komprehensif terkait struktur planet Bumi.
NASA Percaya
Sementara, para peneliti lembaga antariksa dan penerbangan Amerika Serikat (NASA) meyakini bahwa suara misterius yang disebut sebagai terompet sangkakala itu ada. Suara itu, menurut para ilmuwan sebagai kebisingan dari latar belakang Bumi.
Dalam keterangannya, juru bicara NASA menjelaskan, jika manusia memiliki antena radio, bukan telinga, maka akan mendengar sebuah simfoni luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri.
Namun, seperti dikutip Tech Times, para pakar NASA menekankan bahwa suara yang datang dari bumi bukan fiksi ilmiah. "Emisi radio alami dari planet bumi seperti ini sangat banyak dan lumrah terjadi,” jelas Jubir NASA.
(amr)
Sumber :
Okezone