English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 11 September 2014

Bursa Seoul Bergerak Mixed; Indeks Spot Masih Turun Tipis


Pada perdagangan hari Kamis pagi tampak bursa saham Korea Selatan mengalami pergerakan yang melemah tipis (11/9). Bursa saham tergerus turun setelah selama tiga hari sebelumnya liburan untuk merayakan Festival Musim Gugur.

Pelemahan di bursa saham Korea Selatan hari ini terjadi akibat lesunya saham-saham lapis biru. Bursa gagal memanfaatkan sentiment positif yang dibawa oleh bursa saham Wall Street. Tadi malam bursa saham AS tersebut berakhir menguat didukung oleh kinerja saham-saham teknologi.

Hari ini harga saham Hyundai Motor tampak mengalami penurunan nyaris sebesar 2 persen dan menjadi pendorong melemahnya indeks Kospi. Youngone mengalami pelemahan sebesar 0.5 persen.

Hari ini indeks spot benchmark di bursa saham Seoul terpantau alami pelemahan meskipun terbatas. Indeks spot tersebut mengalami peningkatan sebesar 0.91 poin dan berada pada posisi 2048.50 poin.

Indeks berjangka Kospi 200 mengalami pembukaan pada posisi 263.15 pagi ini. Indeks berjangka tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 125 poin dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya. Saat ini indeks berjangka tampak mengalami pergerakan yang relative terbatas.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan indeks berjangka di bursa saham pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami penurunan terbatas. Indeks berjangka berpotensi untuk mengalami pergerakan pada kisaran 262.00 – 264.00 poin.


Sumber : Vibiznews

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN 
Editor: Jul Allens
Foto: Wikipedia

Harga Emas LLG Kembali Turun, Dollar AS Semakin Melejit

Harga emas LLG pada penutupan perdagangan Rabu 11 September 2014 terpantau ditutup melemah dini hari tadi. Pelemahan harga emas LLG kembali dipicu oleh rally Dollar AS yang turut disupport oleh ekspektasi kebijakan The Fed.
Trend rally pada Dollar Amerika Serikat yang terus berlangsung di pasar valuta asing, kembali membuat pergerakan harga emas untuk lesu di pasar komoditas. Pelemahan daya beli investor seiring penguatan nilai Dollar AS juga turut tersupport oleh peralihan pola investasi ke valuta asing dengan melikuidasi investasi. Dampak dari hal tersebut, pergerakan emas pun masih lesu hingga perdagangan Rabu lalu.
Selain faktor dorongan penguatan nilai Dollar Amerika Serikat, pergerakan melemah harga emas pada perdagangan Rabu lalu juga disebabkan oleh sentimen dari kebijakan The Fed. Kekhawatiran para investor terhadap potensi peningkatan suku bunga yang dipercepat kembali masih menjadi fondasi kokoh pelemahan pada harga emas.
Pada penutupan perdagangan Rabu lalu, harga emas LLG terpantau ditutup melemah dini hari tadi. Harga emas LLG pada dini hari tadi ditutup turun 0,45% ke tingkat harga $1.249,75/t oz atau melemah $5,60/t oz.
Sementara pada perdagangan emas berjangka di bursa Comex, harga emas juga ditutup melemah dini hari tadi. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun 0,26% ke tingkat harga $1.245,3/t oz atau melemah $3,2/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas akan cenderung bergerak kembali melemah pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh ekspketasi akan membaiknya data initial jobless claims Amerika Serikat dari level 302.000 ke 300.000. Terkait pergerakan harga emas pada hari ini, range normal diprediksi akan berada di kisaran $1.234-$1.264,5 pada emas LLG dan $1.235-$1.265 pada emas berjangka Comex kontrak Desember 2014.

 Sumber : Vibiznews

Bagus Aditoro/ Analyst Economy Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
image: Wikimedia

Rabu, 10 September 2014

Bursa Jepang Berakhir Menguat; Topix di Kisaran 6 Tahun Tertinggi

Pada akhir perdagangan di bursa saham Tokyo Rabu siang ini terjadi kenaikan yang cukup signifikan (10/9). Bursa saham Jepang berhasil mengantarkan indeks Topix ke teritori positif, menghapuskan penurunan yang sempat terjadi pada perdagangan pagi tadi. Indeks tersebut ditutup pada kisaran tertinggi dalam enam tahun belakangan.

Saham-saham eksportir masih menjadi pendorong kenaikan di bursa saham Jepang seiring dengan melemahnya nilai tukar yen. Yen diperdagangkan di kisaran terendah sejak tahun 2008.

Saham Canon, produsen kamera terbesar di dunia, membukukan peningkatan sebesar 0.8 persen di akhir perdagangan. Rakuten Inc. terpantau melemah sebesar 4.9 persen setelah perusahaan ini setuju untuk membeli situs belanja Ebates asal Amerika Serikat.

Saham Kyushu Electric Power tampak melonjak sebesar 4.5 persen setelah sebuah laporan keamanan di dua reaktornya disetujui oleh pengawas industry nuklir Jepang. Japan Display Inc. mengalami penurunan sebesar 1.8 persen.

Hari ini indeks spot Nikkei terpantau alami kenaikan terbatas di akhir perdagangan Senin siang. Indeks spot tersebut ditutup menguat sebesar 0.30 persen dan berada pada posisi 15788.75 poin. Indeks Topis tampak berakhir menguat 0.6 persen di posisi 1306.79 poin. Indeks ini berada pada level paling tinggi sejak bulan Juli 2008 yang lalu.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pada perdagangan Selasa besok bursa saham Jepang akan mengalami pergerakan yang dipengaruhi oleh kinerja bursa saham Amerika Serikat dan Eropa nanti malam. Data yang dinantikan hari ini adalah pasokan minyak mentah dan inventory sektor grosir dari Amerika Serikat. Tampaknya perdagangan di Eropa dan AS masih akan dipengaruhi oleh perkembangan kondisi di Ukraina dan Skotlandia.

 Sumber : Vibiznews

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
Foto: Wikipedia

Bursa Hong Kong Ambles ke 1 Pekan Terendah

Pada perdagangan di bursa saham Hong Kong pagi ini terjadi pelemahan lanjutan pada indeks benchmark hang seng (10/9). Bursa saham Hong Kong terpukul melemah akibat sentiment negatif yang berkembang di Asia hari ini. Bursa Hong Kong hari ini kembali beroperasi setelah hari Selasa kemarin libur untuk perayaan Festival Musim Gugur.

Bursa-bursa saham di kawasan Asia Senin pagi tampak bergerak terbatas dan variatif. Volume perdagangan di Asia relative lebih kecil dari biasanya karena bursa Korea Selatan masih ditutup untuk merayakan Festival Musim Gugur.

Di akhir perdagangan bursa saham Wall Street dini hari tadi juga terjadi penurunan. Yield obligasi pemerintah Amerika Serikat mengalami peningkatan. Dow Jones ditutup turun 0.6 persen, S&P 500 melemah 0.7 persen dan Nasdaq melempem 0.9 persen.

Saham-saham lapis biru tampak bergerak cenderung melemah pada perdagangan pagi ini. HSBC terpantau mengalami penurunan sebesar 0.35 hkd menjadi 82.60 hkd. The Wharf Holdings mengalami penurunan 1.00 hkd ke level 61.85 hkd. SHK Properties mengalami penurunan sebesar 0.70 hkd menjadi 117.80 hkd.

Indeks spot hang seng tampak mengalami penurunan signifikan. Hari ini indeks spot mengalami penurunan sebesar 379.00 poin atau 1.50 persen dan berada pada posisi 24811.45 poin.

Indeks berjangka hang seng alami pembukaan melemah di posisi 24854 poin. Saat ini indeks bergerak makin lesu dan mencapai posisi 24765 poin yang merupakan level paling rendah sejak tanggal 3 September yang lalu.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan indeks benchmark di bursa saham pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami pelemahan lanjutan. Indeks hang seng pada perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami pergerakan pada kisaran 24700 – 24900 poin.


Sumber : Vibiznews

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
Foto: Wikipedia

Harga Emas Batangan Tidak Berubah Pasca Pelemahan Rupiah

Semakin terperosoknya harga emas di pasar komoditi internasional tidak membuat Logam Mulia Antam menurunkian harga penjualan emas batangan yang diperdagangkan di butik emas Antam. Pasalnya kurs Rupiah pada perdagangan kemarin sore ditutup melemah 43 poin menjadi Rp.11.768.

Harga emas batangan yang diperdagangkan emiten manufaktur logam mulia hari  ini (10/9) masih sama dengan harga emas pada perdagangan hari Selasa (9/9) yaitu seharga Rp.528.000 per gram yang sebelumnya sudah diturunkan dari harga Rp.529.000. Demikian juga dengan harga buybacknya disamakan menjadi Rp.471.000 per gram.

Harga emas di pasar komoditi internasional melemah khususnya emas berjangka   Comex kontrak Desember 2014 ditutup turun 0,46% ke tingkat harga $1.248,5/t oz atau melemah $5,8/t oz, sedangkan harga emas spot ditutup turun $1,2  ke $ 1255,10. Dan harga emas spot terkini terpantau bergerak konsolidasi yang secara teknikal sedang bergerak di garis tengah bolinger.

Namun menurut analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting emas diprediksi akan bergerak moderat  menuju level 1257.00-1260.00 pada MA 20 untuk time frame H4. Tapi jika tidak tembus level-level tersebut, maka diprediksi emas akan kembali menuju level 1251.00 pada bolinger bawah 11 time frame H4.

Dan sebagai informasi, harga emas berjangka di sesi Asia khususnya di bursa SHFE untuk emas kontrak bulan Desember mengalami penurunan hingga 0,50 yuan menjadi 249.30 yuan per gramnya.


Sumber : Vibiznews



Joel/Journalist/VM/VBN
Editor: Jul Allens
image:

Selasa, 09 September 2014

Interaksi Antara Pasar Saham Dan Pasar Forex (2)

Campur tangan pemerintah
Institusi dan perusahaan keuangan global sangat berperan dalam menentukan pergerakan pasar forex. Merekalah yang memberikan fasilitas pada pasar keuangan dunia. Namun dalam menentukan arah pergerakan pasar forex, hendaknya selalu diingat bahwa pengaruh kebijakan moneter pemerintah sangat besar. Dalam hal ini pergerakan pasar saham bukanlah indikator awal (leading indicator) bagi pasar forex.


                                                   


Nilai mata uang ditentukan oleh tingkat permintaan dan penawaran yang sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam menentukan suku bunga dan kebijakan lainnya, semisal quantitative easing dan lain sebagainya. Menggunakan pergerakan pasar saham sebagai indikator awal bagi pasar forex adalah kurang tepat pada saat pemerintah bisa mempengaruhi kuat lemahnya suatu nilai mata uang.

Dalam kenyataannya, memprediksi arah pergerakan nilai mata uang hanya dengan melihat arah pergerakan pasar saham, atau indeks harga saham, bukanlah cara yang bijaksana. Peran pemerintah dalam hal ini lebih berpengaruh. Neraca pembayaran pemerintah, kebijakan moneter dan suku bunga bank sentral jauh lebih berperan. Kita bisa melihat contoh yang terjadi beberapa tahun belakangan ini di Amerika Serikat.

Sebagai akibat dari krisis keuangan tahun 2007-2009, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve dengan sangat signifikan meningkatkan jumlah uang beredar  dengan pembelian bond hingga mencapai trilyunan US dollat. Program quantitative easing ini bisa menghindarkan perekonomian AS dari resesi terburuk sejak depresi besar (great depression) tahun 1930-an. US dollar melemah dengan cukup signifikan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, dan tetap melemah meski harga saham-saham melonjak antara tahun 2009 hingga 2011.

Ekspansi perusahaan-perusahaan besar secara global
Para investor besar selalu mencari peluang untuk bisa melakukan ekspansi pasar secara gobal. Banyak perusahaan besar yang fokus pada ekspansi diluar Amerika Serikat, termasuk perusahaan dari Amerika Serikat itu sendiri. Ambil contoh misalnya perusahaan minuman kopi raksasa Starbucks yang fokus pada ekspansinya diluar Amerika Serikat. Perusahaan tersebut telah merencanakan untuk menutup 800 cabangnya, sebagian besar di Amerika Serikat.

Fokus Starbuck dengan ekspansi secara internasional tersebut membuat penjualannya tumbuh pesat, perusahaan bisa berkembang, keuntungan meningkat, dan harga sahamnya juga naik dengan signifikan. Starbuck bukan satu-satunya perusahaan yang melakukan ekspansi secara global, banyak perusahaan besar lainnya yang berlomba-lomba berekpansi secara global. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya berasal dari Amerika Serikat, dan tujuan ekspansi mereka sebagian besar ke negara sedang berkembang yang pertumbuhannya relatif tinggi.

Pertumbuhan perusahaan yang diperoleh dari luar Amerika Serikat tersebut bertepatan dengan melemahnya US dollar terhadap sebagian besar mata uang utama dunia. Tidak ada jaminan bahwa dalam jangka panjang menguatnya mata uang suatu negara akan mendukung pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Investor selalu melihat fluktuasi jangka pendek, baik pada pasar saham maupun pasar uang. Selama krisis finansial di Amerika Serikat, Yen Jepang terus menguat terhadap US dollar meskipun perekonomian Jepang juga sedang bermasalah.

Bila banyak investor yang masuk ke suatu negara maka itu adalah indikator awal membaiknya pertumbuhan negara tersebut, dan bila pertumbuhan sedang kuat maka permintaan mata uang akan meningkat, dan dalam jangka panjang menyebabkan nilai mata uang negara tersebut menguat. Pasar saham memang bisa digunakan sebagai indikator pergerakan mata uang, tetapi bukanlah alat prediksi yang akurat.

(Selesai)

Sumber : www.fxstreet.com : How Equities Affect The FX Market, by Sham Gad, Seputar Forex

Kinerja Hangseng dan Nikkei Cukup Fluktuatif Ditengah Tekanan Fundamental Global


Pekan lalu pergerakan 2 (dua) indeks utama di Bursa Asia bergerak cukup fluktuatif meski beberapa data fundamental global yang telah rilis menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

Pada minggu lalu cukup banyak sentiment negative yang menjadi pemberat bursa, antara lain PDB Q2-2014 Jepang merosot 7,1% dimana kontraksi ini merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir, lalu ECB memangkas kembali Suku Bunga Rendahnya menjadi 0,9 persen dari 1 persen yang diperkirakan pada kuartal kedua tahun ini. 

Selain itu proyeksi untuk tahun 2015 juga diturunkan ECB menjadi 1,6 persen dari 1,7 persen. Kemudian, PDB Kawasan Euro terpantau stagnan dan hampir seluruh kinerja manufaktur dan sektor ritel global terpuruk.

Sementara untuk Indeks Nikkei berjangka di bursa Jepang saat ini ada di level 15670 naik 2 poin atau 0.01%. Indeks ini akan menghadapi support mingguan di 15663.3334 – 15646.6667. Sedangkan Resistance mingguan akan ditemui pada 15698.3334 – 15716.6667.

Diperkirakan Indeks Nikkei masih akan berada dalam tekanan kondisi fundamental bullish yang cukup kuat. Hingga akhir minggu ini diperkirakan sentiment teknikal tidak akan berpengaruh banyak terhadap pergerakan indeks ini.

Sedangkan untuk Indeks Hang Seng berjangka di bursa Hong Kong saat ini ada di level 25161,41 atau turun 78,74 poin atau 0,31%. Indeks ini akan menghadapi support mingguan di 22366.6666 – 23681.3333 dan resistance mingguan akan ditemui pada 22425.6666 – 23799.3333.

Demikian juga dengan indeks hang seng yang masih akan berada dalam tekanan fundamental bullish yang juga cukup kuat. Hingga akhir minggu ini diperkirakan sentiment teknikal juga tidak akan berpengaruh banyak terhadap pergerakan indeks ini.

Sebagai catatan maka dalam sepekan ke depan, beberapa data ekonomi yang patut diperhatikan para investor antara lain rilis data GDP Jepang, Neraca Pedagangan Tiongkok, Neraca Perdagangan Inggris, Tingkat Kepercayaan Konsumen Inggris dan Prancis, Tingkat Penganguran Australia, Inflasi Tiongkok dan Penjualan Ritel AS.


Sumber : Vibiznews


Stephanie Rebecca / Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Tania Tobing

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800