Pernyataan
“Keberhasilan Berawal dari Impian” bukanlah sesuatu yang baru bagi kita.
Sebagian besar dari kita mungkin sudah tahu. Namun, meskipun sudah tahu
bagaimana kekuatan mimpi itu, tidak banyak yang menggunakannya sebagai awal
dari semua keinginan kita.
Impian adalah salah satu rahasia sukses yang harus Anda miliki. Tentu saja
impian harus dijalankan dengan action. Istilah kerennya adalah dream
and action!
Jika kita mau
membaca sejarah biografi tokoh-tokoh ternama, maka kita akan menemukan bahwa apa yang telah
mereka hasilkan berawal dari mimpi. Orang-orang yang sukses
karena mereka berani bermimpi meraih sukses. Orang-orang kaya karena mereka
berani bermimpi menjadi kaya.
Sesungguhnya, hal tersebut berawal dari semua yang kita alami, yang membuat
kita ingin terus maju dan membuat diri kita sendiri, dan keluarga, menjadi
bangga. Bahkan kita merasa senang karena telah memanfaatkan waktu yang ada.
Andai ada orang
yang menjual kunci keberhasilan yang dengannya siapapun bisa mencapai
kesuksesan seketika, maka dengan cara apapun, orang akan rela mengeluarkan
banyak uang untuk membelinya. Namun, kesuksesan sejati memang tidak akan
diperoleh secara instan. Ia adalah buah dari usaha sungguh-sungguh yang
dilakukan secara konsisten dan melalui proses yang tidak singkat. Semua proses
kesuksesan itu diawali dengan menciptakan mimpi, membangun cita-cita,
berangan-angan besar.
Para sahabat,
murid-murid Rasululloh SAW, memahami betul bagaimana mengawali proses
kesuksesan. Suatu ketika, Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mushab bin
Umair, dan Abdul Malik bin Marwan berbincang di depan ka’bah. Mushab berkata
kepada teman-temannya, bermimpilah kalian.” Jawab mereka, “Kamu dulu yang
memulai”. Mushab berkata, “Aku bermimpi menguasai Irak dan menikahi Sukainah
binti Al-Husain dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah.” Sejarah mencatat,
Mushab bin Umair mendapatkan apa yang ia impikan. Demikian pula Urwah bin
Zubair. Ia juga mencapai yang diimpikannya, yaitu menguasai ilmu fikih dan
hadits. Abdul Malik bin Marwan menjadi Khalifah, kedudukan yang diimpikannya.
Sementara itu, Abdullah bin Umar bercita-cita masuk surga.
Keteguhan sikap
untuk mengawali dan mengikuti proses kesuksesan yang dimiliki para sahabat
tentu tidak muncul dengan sendirinya. Sikap ini adalah buah manis dari teladan
yang diberikan guru mulia mereka, Rasululloh SAW. Dalam banyak kesempatan,
Rasululloh SAW mengajari dan menginspirasi mereka untuk memiliki mimpi dan
cita-cita besar. Salah satunya, Rasululloh SAW mengajari mereka melalui Firman
Alloh SWT bahwa, “Sesungguhnya Alloh SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sehingga kaum itu mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d
: 11)”.
Ayat luar biasa ini
menginspirasi para sahabat untuk memiliki keyakinan kokoh bahwa untuk mencapai
kesuksesan harus diawali dengan mengubah diri sendiri, salah satunya dengan
memiliki jiwa sukses. Salah satu karakteristik jiwa sukses memiliki mimpi atau
cita-cita besar.
Rasululloh SAW
menghendaki agar para sahabat memiliki cita-cita atau mimpi yang besar,
cita-cita yang mulia, bukan yang remeh. Sabda Rasululloh SAW, “Jika kamu
meminta, mintalah surga firdaus kepada Alloh SWT.” Pada kesempatan lain,
Rasululloh SAW bersabda, “Sesungguhnya Alloh SWT menyukai hal-hal yang luhur (mulia)
dan tidak menyukai yang rendah.” Cita-cita mulia ini
merupakan salah satu piranti untuk mencapai kesuksesan. Semakin sering dan kuat
seseorang bermimpi, semakin dekat ia pada kenyataan. Mimpi-mimpi yang kokoh dan
mengkristal pada diri seseorang akan menggerakkan dan mendorongnya untuk
mewujudkanya.
Kisah teladan para
sahabat di atas dapat menjadi pelajaran yang dapat menginspirasi para pendidik.
Para pendidik perlu menyadari bahwa mereka sedang mendidik anak untuk hidup di
masa depan. Mereka mungkin akan melakukan pekerjaan yang saat ini jenis
pekerjaan itu belum ada. Mungkin pula, mereka akan menggunakan teknologi, yang
saat ini teknologi tersebut belum diciptakan. Oleh karena itu, kiranya pendidik
perlu menyadari bahwa anak tidak hanya memerlukan keterampilan teknis,
melainkan juga bagaimana mereka mampu menciptakan mimpi-mimpi besar yang
menggugah.
Mimpi-mimpi besar inilah yang akan
memotivasi anak untuk menjadi pembelajar mandiri. Secara sadar, mereka akan
mempelajari pengetahuan dan keterampilan apapun yang mereka perlukan secara
mandiri untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Inilah piranti untuk mengarungi
masa depan mereka.
Zaman sekarang,
zaman pendidikan, kita harus meningkatkan pengetahuan melalui proses belajar
dengan baik. Ada 5 (lima) macam kekuatan impian yaitu :
Impian menunjukkan arah kepada kita
Ia bisa berperan
sebagai kompas, memberitahu kita arah mana yang harus ditempuh. Hingga kita
mengenali arah yang benar itu, kita tidak akan pernah mengetahui apakah langkah
kita benar-benar merupakan kemajuan. Langkah kita mungkin membawa kita ke
belakang dan bukan ke depan. Jika bergerak ke sembarang arah selain menuju
impianmu, engkau akan kehilangan kesempatan-kesempatan yang diperlukan untuk
mencapai kesuksesan.
Impian meningkatkan kekuatan kita
Tanpa impian, kita
mungkin harus berjuang keras untuk melihat kekuatan yang ada dalam diri kita
karena kita tidak bisa melihat situasi di luar keadaan kita saat ini. Akan
tetapi dengan impian, kita mulai memandang diri kita dalam cahaya baru, karena
mempunyai kekuatan yang lebih besar dan mampu merentangkan dan berkembang untuk
mencapainya. Setiap kesempatan yang kita temui, setiap sumber yang kita
dapatkan, setiap talenta yang kita kembangkan, menjadi bagian kekuatan kita
untuk tumbuh ke arah impian itu. Semakin besar impian, semakin besar pula
kekuatannya.
Impian membantu kita menentukan prioritas
Impian memberi kita
harapan untuk masa depan, dan ia juga memberi kita kekuasaan di saat ini.
Impian membuat kita memprioritaskan segala sesuatu yang kita lakukan. Seseorang
yang memiliki impian mengetahui apa yang akan atau harus dikorbankannya agar
bisa maju. Dia mampu mengukur segala sesuatu yang dikerjakannya apakah membantu
atau menghambat impian itu, memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang
membawanya lebih dekat pada impian itu dan memberi sedikit perhatian pada
hal-hal sebaliknya.
Impian menambah nilai pada pekerjaan kita
Impian menempatkan
segala yang kita lakukan ke dalam perspektif. Bahkan tugas-tugas yang tidak
menyenangkan pun nilainya menjadi tinggi, saat kita mengetahui hal itu memberi
kontribusi pada pemenuhan impian. Setiap aktivitas menjadi bagian penting di
dalam gambar yang lebih besar itu.
Impian meramal masa depan kita
Ketika kita
mempunyai impian, kita bukan hanya penonton yang duduk di belakang dan
mengharapkan segala sesuatu berubah membaik. Kita harus aktif ikut serta dalam
membentuk tujuan dan arti hidup kita. Angin perubahan tidak begitu saja meniup
ke sini dan ke sana. Impian kita, ketika dilanjutkan, mungkin sekali merupakan
peramal masa depan kita.
Orang bisa
sukses karena mempunyai impian. Contohnya Ludwig van Beethoven yang ingin
menyadarkan dunia akan kemampuan hebatnya dalam musik ketika dia membuat
sejumlah simfoni, dan ini terjadi setelah dia kehilangan pendengarannya. Seperti
juga Charles Dickens, yang dulunya bermimpi untuk menjadi seorang penulis dan
akhirnya dia menjadi novelis yang bukunya paling banyak dibaca orang di Inggris
pada zaman Victoria-–meskipun dia dilahirkan di keluarga miskin.
Mimpi juga
merupakan sebuah inspirasi kita ke depan yang membuat kita menjadi berusaha
supaya mimpi itu terwujud dengan selalu mengandalkan Sang Pencipta. Oleh karena
kesuksesan kita akan membuat keluarga bangga, senang atas kesuksesan yang kita
punya.
sehingga setiap
impian yang kita impikan menjadi sebuah kenyataan; seperti pepatah yang
mengatakan “janganlah memandang ke belakang tetapi tetap memandang ke depan,
sehingga kita menjadi manusia yang berbudi pekerti."
"Awalnya, banyak orang meragukan bahwa
saya tidak akan meraih impian saya. Mereka semua diam, saat impian sudah saya
capai."
Hancurkan keraguan itu! Baik yang datang dari diri sendiri maupun orang lain.
Dan, teruslah melaju sampai Anda berhasil meraih cita-cita.
Pelajaran Berharga Dari Guru Saya
Saat keadaan
seolah tidak mendukung untuk menggapai cita-citanya. Bahkan... saudara dan
tetangga pun "mendukung" untuk menyerah. Katanya... kegagalan bisa
dipahami karena kondisi yang tidak mendukung.
Padahal banyak orang mengatakan tidak mungkin.
Padahal banyak orang mengatakan wajar jika menyerah.
Guru saya punya "sesuatu" yang membuat tetap bertahan, pantang
menyerah sampai impian terwujud. Sesuatu itu mampu mengubah "yang tidak
mungkin" menjadi "mungkin".
Kita yang menjalani kita yang berjuang
....buktikan bahwa kita bisa ... kalo kita menyerah habis lah sudah...tidak ada
hal yang tidak mungkin alloh sudah bersabda tinggal kita yang berusaha...
Salam sukses buat semua margin
hunter.... all the best.
By : Leonardo