PT. Rifan Financindo Berjangka, Chicago - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WB) karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah dan ketegangan geopolitik mendominasi pasar.
Dilansir dari Xinhua, Rabu (25/11/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$ 7 atau 0,66 persen menjadi US$ 1.073,8 per ounce.
Logam mulia diberikan dukungan sebagai ketegangan meningkat antara Rusia dan Turki setelah Turki menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia.
Turki adalah anggota NATO, yang dipimpin oleh pasukan Barat dan telah lama menentang Rusia. Analis mencatat bahwa ketika ketegangan geopolitik meningkat, investor pindah ke emas sebagai safe haven.
Penguatan harga emas juga ditopang rencana Bank Sentral AS atau The Fed untuk menaikkan suku bunga dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) meeting yang dijadwalkan diadakan pada Desember.
Menurut CMEGroup ini Fedwatch Tool, ada kesempatan 78 persen dari kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember.
Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset yang menjanjikan bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006.
Indeks Dolar AS juga turun 0,17 persen menjadi 99,59. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik, harga emas berjangka akan jatuh. Begitu pula sebaliknya, saat indeks dolar AS turun, maka harga emas akan melejit.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada hari Selasa menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,1 persen pada kuartal III 2015, naik 0,6 dari sebelumnya.
Data ini kemungkinan akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC Desember.
Harga perak untuk pengiriman Desember naik US$ 12,7 sen atau 0,91 persen menjadi US$ 14,159 per ounce. Sementara Platinum untuk pengiriman Januari turun US$ 5,7 atau 0,67 persen menjadi US$ 841,7 per ounce. (Ndw/Igw)
Dilansir dari Xinhua, Rabu (25/11/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$ 7 atau 0,66 persen menjadi US$ 1.073,8 per ounce.
Logam mulia diberikan dukungan sebagai ketegangan meningkat antara Rusia dan Turki setelah Turki menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia.
Turki adalah anggota NATO, yang dipimpin oleh pasukan Barat dan telah lama menentang Rusia. Analis mencatat bahwa ketika ketegangan geopolitik meningkat, investor pindah ke emas sebagai safe haven.
Penguatan harga emas juga ditopang rencana Bank Sentral AS atau The Fed untuk menaikkan suku bunga dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) meeting yang dijadwalkan diadakan pada Desember.
Menurut CMEGroup ini Fedwatch Tool, ada kesempatan 78 persen dari kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember.
Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset yang menjanjikan bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006.
Indeks Dolar AS juga turun 0,17 persen menjadi 99,59. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik, harga emas berjangka akan jatuh. Begitu pula sebaliknya, saat indeks dolar AS turun, maka harga emas akan melejit.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada hari Selasa menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,1 persen pada kuartal III 2015, naik 0,6 dari sebelumnya.
Data ini kemungkinan akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC Desember.
Harga perak untuk pengiriman Desember naik US$ 12,7 sen atau 0,91 persen menjadi US$ 14,159 per ounce. Sementara Platinum untuk pengiriman Januari turun US$ 5,7 atau 0,67 persen menjadi US$ 841,7 per ounce. (Ndw/Igw)
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar