PT. Rifan Financindo BerjangkaTokyo - Bursa saham Asia
tergelincir pada perdagangan saham awal pekan ini setelah data tenaga
kerja Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2015 menguat sehingga mendukung
harapan kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015. Hal itu juga membuat dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,5 persen.
Indeks saham Australia melemah 0,7 persen. Akan tetapi, indeks saham
Jepang Nikkei melawan tren, dan naik 1,1 persen setelah yen melemah
secara signifikan terhadap dolar AS.Bursa saham Asia di awal pekan ini
diwarnai rilis data penyerapan tenaga kerja non sektor pertanian AS.
Rilis data ekonomi itu naik 271 ribu pada Oktober, dan ini kenaikan
terbesar sejak Desember lalu. Tingkat pengangguran turun menjadi lima
persen terendah sejak April 2008. Ini membuat harapan terhadap kenaikan
suku bunga bank sentral AS meningkat. Hal tersebut pun membebani aset
berisiko.
Dalam beberapa bulan terakhir, pasar keuangan telah diterjang oleh
ketidakpastian atas waktu kenaikan suku bunga the Fed. Hal ini membuat
sejumlah pelaku pasar khawatir terhadap biaya pinjaman lebih tinggi di
AS sehingga menyeret ekonomi global goyah.
"Dengan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen memegang teguh kenaikan
tingkat suku bunga pada Desember, dan didukung rilis data penyerapan
tenaga kerja non sektor pertanian sehingga membuat harapan ada kenaikan
suku bunga," tulis Evan Lucas, Analis IG, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (9/11/2015).
Sementara itu, indeks dolar AS naik level tertinggi dalam tujuh
bulan. Dolar menguat ke level tertinggi dalam 2,5 bulan menjadi 123,35
terhadap yen. Sedangkan euro stabil di kisaran US$ 1,0727. Di pasar
komoditas, harga minyak jenis acuan Amerika Serikat (AS) sedikit berubah ke level US$ 44,30. (Ahm/Igw)
Sumber : Liputan 6
Senin, 09 November 2015
Data Ekonomi AS Cerah Bikin Bursa Asia Melemah
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar