English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 18 Februari 2015

Saham Perbankan Dorong Penguatan Indeks Jepang

Bursa Saham Asia 3

PT. Rifan Financindo Berjangka, Wellington - Bursa saham Jepang dibuka menguat mendorong indeks acuan menyentuh level tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Imbal hasil dari obligasi yang diterbitkan di kawasan Asia terpeleset di tengah spekulasi akan keadaan Yunani dalam penyelesaian masalah utang.

Mengutip Bloomberg, Rabu (18/2/2015), Indeks Topix Jepang naik 1,2 persen pada pukul 09.58 waktu Tokyo Jepang. Indeks acuan di Jepang ini menguat selama tiga hari berturut-turut sehingga mendongkrak Indeks MSCI Asia Pasifik ke level positif. Bursa di China, Vietnam, dan juga Korea Selatan ditutup untuk menyambut hari raya Imlek.

kenaikan Indeks Topix tersebut didorong oleh saham-saham di industri karet dan juga keuangan terutama saham-saham bank. Pada perdagangan hari ini, volume transaksi Topix mencapai 30 persen lebih tinggi dibanding rata-rata harian.

Sentimen yang akan menjadi perhatian para investor pada hari ini antara lain mengenai imbal hasil obligasi di Australia, Selandia Baru dan Jepang naik kurang lebih 1 basis poin,  Harga minyak dunia berhenti menguat setelah Komisi Energi Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa persediaan minyak di AS naik dalam minggu keenam tahun ini dan Bank Sentral Jepang yang akan melaporkan kebijakan moneter.

Selain itu, investor juga masih akan melihat perkembangan di Yunani. "Sebagian besar perhatian investor kembali kepada permasalahan Yunani. Setelah sempat ada titik cerah, ternyata pembicaraan antara Perdana Menteri Yunani dan perwakilan dari Eropa mundur lagi," jelas Analis SMBC Nikko Securities Inc, Tokyo, Jepang,  Hiroichi Nishi.

Pemerintah Yunani bermaksud untuk meminta perpanjangan perjanjian kesepakatan dana talangan kepada Eropa. Namun rencana tersebut tak berjalan mulus.  Dalam sebuah pernyataan pemerintah Yunani, apa yang diminta oleh para kredittur tidak masuk akal dan tidak dapat diterima untuk meminta negara tersebut memperpanjang kesepakatan penyelamatan.

Pemerintah Yunani menuduh ketua grup Eropa Jeroen Dijsselbloem menarik diri atas kesepakatan yang telah dibuat pekan lalu dengan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras. Pejabat Yunani menyatakan, para pejabat kawasan zona Euro hanya fokus pada nota bantuan yang lama. Hal itu membuang waktu mereka. Melihat kondisi itu tidak ada kesepakatan yang diambil.

"Waktu benar-benar habis untuk Yunani. Itulah faktor utama melawannya," ujar Menteri Keuangan Maltese, Edward Scicluna.

Para menteri keuangan zona Euro mencoba menyepakati program dukungan keuangan untuk menjaga Yunani tetap bertahan di zona Euro ketika program sudah berakhir. Tanpa kesepakatan, Yunani bisa kehabisan uang pada akhir Maret, dan memaksa Tsipras mempertimbangkan untuk meninggalkan janjinya kepada pemilih, atau bahkan meninggalkan mata uang tunggal. (Gdn)

Sumber : Liputan 6

0 komentar :

Posting Komentar

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800