English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 31 Juli 2017

IHSG Berpeluang Menghijau, Awasi Saham Pilihan Ini






Rifan Financindo Surabaya - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada awal pekan ini. Pelaku pasar menunggu rilis data ekonomi Indonesia.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih terkonsolidasi dalam proses penantian rilis data ekonomi. Salah satunya inflasi yang diperkirakan masih terkendali. William menilai, inflasi terkendali dalam menjadi sentimen positif untuk pergerakan IHSG ke depan. Selain itu, penantian rilis data ekonomi juga akan mewarnai laju IHSG.

"IHSG akan bergerak di kisaran 5.764-5.876 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Senin (31/7/2017).

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, laju IHSG kembali mencoba mempertahankan tren kenaikan secara teknikal. IHSG masih harus kembali diuji kekuatannya untuk dapat bertahan dalam tren kenaikan selanjutnya.

Reza menambahkan, negatifnya sejumlah bursa saham global dapat mengganggu tren kenaikan IHSG sehingga laju IHSG masih rentan terjadi pembalikan arah jika tidak didukung oleh volume beli yang kuat.

"IHSG akan berpotensi menuju ke level support 5.814-5.796," ujar Reza.

Untuk rekomendasi saham pilihan, Reza memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

"Akumulasi beli saham PT Aneka Tambang Tbk dengan target level 680-690. Target price bertahap di level 705,740 dan 790, support di 640," kata dia.

Sedangkan William memilih saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Rifan Financindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 28 Juli 2017

Bursa Asia Melemah Terbebani Saham Teknologi


PT Rifan Financindo Surabaya - Penurunan juga terjadi meskipun optimisme terhadap pendapatan perusahaan A.S. dan ekonomi global didukung oleh sentimen keseluruhan.

Melansir ChannelNewsAsia, Jumat (28/7/2017), MSCI indeks Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen pada awal perdagangan. Kapitalisasi pasar perusahaan terbesar Asia, Samsung Electric jatuh 2 persen.

Sedangkan indeks Jepang, Nikkei turun 0,3 persen pada perdagangan kali ini.

Di Wall Street, Dow Jones mencetak rekor tertinggi, dibantu oleh kenaikan saham Verizon 7,7 persen karena perusahaan provider telekomunikasi tersebut membukukan pendapatan kuartalan positif.

Namun, investor ditakutkan oleh penurunan saham teknologi dan transportasi secara tiba-tiba. S&P 500 sektor teknologi turun 2 persen pada satu titik bertengger dengan penurunan 0,8 persen di akhir perdagangan.

Meski fakta-faktanya demikian, sentimen investor tetap solid terhadap laporan pendapatan perusahaan dan outlook ekonomi yang cerah.

"Mengingat Dow Jones mencetak rekor, sulit untuk berpikir sentimen pasar tiba-tiba berubah," ujar Masahiro Ichikawa, Senior Strategist di Sumitomo Mitsui Asset Management. PT Rifan Financindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 27 Juli 2017

Bursa Asia Menguat Ditopang Keputusan The Fed


Rifanfinancindo Surabaya - Bursa saham Asia dibuka mayoritas menguat pada pembukaan perdagangan Kamis, menyusul keputusan Bank Sentral The Federal Reserve untuk tidak mengubah suku bunga acuan.

Indeks acuan Jepang, Nikkei turun 0,07 persen sementara indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,52 persen di awal perdagangan.

Sementara di Australia, ASX 200 naik 0,28 persen di awal perdagangan. Kebanyakan indeks berada di zona hijau, sementara sub indeks memimpin kenaikan dengan 0,95 persen.

Pasar memperkirakan The Fed memang tidak akan mengubah suku bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee pada Rabu kemarin, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (27/7/2017).

Selain itu, pemicu lainnya adalah investor yang berhadap normalisasi neraca keuangan akan segera dilakukan The Fed.

"Normalisasi neraca keuangan akan diimplementasikan segera," ujar pernyataan dalam pertemuan tersebut.

Pendapatan perusahaan juga jadi penopang naiknya bursa Asia di perdagangan pagi ini. Pembelokan pendapatan perusahaan sudah diperkirakan investor akan terjadi pada pagi ini, termasuk Nissan dan Sumitomo Mitsui Trus, Hang Lung Properties, LG Electronics, dan OCBC. Rifanfinancindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 26 Juli 2017

Bursa Asia Menguat Seiring Kenaikan Harga Minyak


Rifan Financindo Surabaya - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Kenaikan ini menyusul penguatan yang ditorehkan oleh Wall Street dan juga kenaikan harga minyak.

Mengutip CNBC, Rabu (26/7/2017), Nikkei Jepang naik 0,73 persen di awal perdagangan. Penguatan Nikkei ini didorong oleh saham-saham sektor otomotif terutama oleh saham Mitsubishi Motors karena penjualannya melebihi ekspektasi pasar.

Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,1 persen. Untuk Indeks S&P/ASX 200 naik 0,89 persen didorong oleh saham-saham di sektor energi setelah adanya kenaikan harga minyak.

Pada perdagangan Selasa kemarin harga minyak naik 3,3 persen karena perusahaan minyak AS Anadarko mengumumkan akan mengurangi belanja modal dan Arab Saudi berjanji untuk menahan ekspor minyak mentah.

Kinerja Anadarko tertekan karena penurunan harga minyak sehingga perusahaan tersebut berencana untuk memotong anggaran modal pada 2017 sebesar US$ 300 juta. Anadarko menjadi produsen pertama di AS yang melakukan hal tersebut.

Kenaikan harga minyak juga didorong oleh hasil pertemuan organisasi negara pengekspor minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan beberapa negara non-OPEC di St Petersburg, Rusia.

Dalam pertemuan tersebut Menteri Eneri Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa negaranya akan membatasi ekspor minyak mentah menjadi 6,6 juta barel per hari pada bulan Agustus.

Namun terhadap kenaikan harga minyak tersebut, perusahaan riset Wood Mackenzie mencatat bahwa kemungkinan besar harga minyak akan kembali merosot melihat volume produksi yang cukup besar. OPEC kemungkinan akan memperpanjang pengurangan produksi pada akhir 2018 untuk menghindari hal tersebut.

"Harga minyak akan berada di kisaran US$ 51 per barel di akhir 2017 dan US$ 50 per barel pada 2018," kata kepala analis Wood Mackenzie Simon Flowers. Rifan Financindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 25 Juli 2017

Harga Emas Naik Tertinggi 1 Bulan Terpicu Gejolak Politik AS

PT Rifan Financindo 

PT Rifan Financindo - Harga emas mencapai level tertinggi satu bulan pada akhir perdagangan Selasa dinihari (25/07) terpicu gejolak politik di Amerika Serikat, menjelang pertemuan kebijakan moneter Fed akhir pekan ini. Namun kenaikan tertahan dengan merangkak naiknya kembali dollar AS.

Harga emas spot LLG naik 0,05 persen pada $ 1,255.02 per ons. Ini mencapai level tertinggi 4 minggu di $ 1,257.18 per ons di awal perdagangan, setelah naik 2,1 persen minggu lalu.

Harga emas berjangka A.S. untuk pengiriman Agustus berakhir di $ 1,254.30.

Penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden A.S di 2016 dan apakah ada kolusi dengan kampanye Presiden Donald Trump dipandang sebagai hambatan bagi rencana pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Itu adalah negatif untuk dolar karena memperkuat gagasan pertumbuhan yang lebih lemah di Amerika Serikat dan merongrong kasus ini untuk kenaikan suku bunga A.S. lebih lanjut.

Mata uang A.S. yang lebih rendah membuat emas berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, yang berpotensi meningkatkan permintaan.

Dolar AS yang jatuh membawa kenaikan emas lebih dari 2 persen pekan lalu. Pertemuan dua hari Federal Reserve dimulai pada hari Selasa dan akan berakhir pada hari Rabu dengan sebuah pernyataan.

Di pasar fisik, pedagang mengamati permintaan di India, konsumen emas teratas, di mana pada awal Juni pemerintah memungut pajak 3 persen atas emas efektif pada 1 Juli, lebih rendah dari yang diperkirakan 5 persen. Namun, seorang deputi gubernur bank sentral India mengatakan akhir pekan lalu bahwa larangan uang tunai bernilai tinggi sejak November lalu telah secara signifikan mendorong investasi pada produk keuangan.

Secara keseluruhan di Asia, permintaan merosot karena harga yang lebih tinggi dan perlambatan musiman.

Di logam lain, perak dicampur pada $ 16,476 per ons, platinum turun 0,86 persen menjadi $ 925,45 per ons dan paladium naik 0,7 persen menjadi $ 850,88 per ons.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas bergerak positif terpicu gejolak politik di AS. Namun jika dollar AS terus lanjutkan kenaikan, akan menekan emas. Harga emas diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,257.00-$ 1,259.00, namun jika harga bergerak turun akan menembusa kisaran Support $ 1,253.00-$ 1,251.00. PT Rifan Financindo.



Sumber : Vibiznews




Senin, 24 Juli 2017

Harga Emas Akhir Pekan Naik; Mingguan Melonjak 1,6 Persen Terbantu Pelemahan Dollar AS

PT Rifan Financindo

Rifanfinancindo - Harga Emas membukukan kenaikan mingguan terbesarnya dalam dua bulan pada akhir perdagangan akhir pekan, Sabtu dinihari (22/07) terpicu peningkatan mata uang Euro mendorong dolar AS ke level terlemah sejak Juni 2016, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga emas spot LLG naik 0,9 persen pada $ 1,255.50 per ons, tertinggi sejak 29 Juni, dan menembus moving average 50 hari di level $ 1.249,30 untuk pertama kalinya sejak 15 Juni. Emas berada di jalur untuk kenaikan mingguan sebesar 1,6 persen.

Harga emas berjangka A.S. untuk pengiriman Agustus berakhir $ 1,254.90 per ons.

Imbal hasil obligasi juga turun setelah Mario Draghi mengatakan pada hari Kamis bahwa Bank Sentral Eropa tidak terburu-buru untuk mengurangi program pembelian asetnya. Imbal Hasil yang lebih rendah membantu harga emas dengan mengurangi biaya peluang menahan emas yang tidak menghasilkan.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena menyebabkan imbal hasil obligasi naik dan cenderung mendongkrak dollar. Komite penetapan tingkat suku bunga Fed akan bertemu pada tanggal 25 dan 26 Juli.

Penurunan imbal hasil obligasi dan pelemahan dolar telah membantu kenaikan emas 3,5 persen dari level terendah $ 1,204.45 pada 10 Juli, namun hal ini didorong oleh short-covering dan tidak didukung oleh permintaan logam fisik, analis mengatakan.

Kepemilikan di SPDR Gold Trust, emas terbesar di dunia yang didukung bursa ETF, telah jatuh 4,3 persen, atau 1,2 juta ton, bulan ini.

Di logam mulia lainnya, perak naik 1,27 persen pada $ 16,497 per ons, tertinggi sejak 3 Juli. Perak telah meningkat 3,1 persen minggu ini.

Platinum 0,98 persen lebih tinggi pada $ 935,40 per ons dan di jalur untuk kenaikan mingguan sekitar 2 persen.

Palladium mixed pada $ 842,35 per ons, dan ditetapkan untuk penurunan mingguan sekitar 1 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas berpotensi naik jika pelemahan dollar AS berlanjut, juga terpicu melemahnya bursa Wall Street dan Eropa. Namun bisa terjadi aksi profit taking setelah harga emas naik minggu ini. Harga emas diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,258.00-$ 1,260.00, namun jika harga bergerak turun akan menembusa kisaran Support $ 1,253.00-$ 1,251.00. Rifanfinancindo.



Sumber : Vibiznews

Jumat, 21 Juli 2017

Bursa Asia Dibuka Melemah Tipis





Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka cenderung melemah senada dengan bursa saham Amerika Serikat, Wall Street. Pergerakan ini ditopang oleh penguatan mata uang euro terhadap dolar.

Euro menguat terhadap dolar dan berada di level tertinggi dalam 2 tahun terakhir pada perdagangan kemarin. Penguatan euro terjadi setelah Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi mengatakan tidak akan mengubah kebijakan moneternya, yaitu membeli surat utang.

Keputusan ini akan berimbas pada pengetatan kebijakan di tahun depan.

"Meski pasar tidak memberikan komentar sebagai sesuatu yang baru, pasar mata uang menyukai fakta bahwa Draghi memastikan mengenai kebijakan tapering," ujar Daisuke Uno, Kepala Strategist di Sumitomo Mitsui Bank, mengutip Reuters, Jumat (21/7/2017).

Pada awal perdagangan, euro berada di level 1,163 per dolar, menjaga penguatan 1 persen pada Kamis kemarin, dan terbesar sejak 27 Juni.

Beberapa bursa Asia pun bergerak cenderung melemah. MSCI indeks Asia Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,1 persen saat pasar regional dibuka.

Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen menyusul penguatan yen terhadap dolar. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 20 Juli 2017

Bursa Asia Melonjak Jelang Rapat Bank Sentral Jepang dan Eropa






PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali catatkan level tertinggi.

Penguatan bursa saham Asia ini juga menjelang pertemuan sejumlah bank sentral antara lain di Jepang dan Eropa. Pelaku pasar menanti sinyal kebijakan yang dilakukan bank sentral ke depan.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,15 persen. Level indeks saham acuan regional ini mendekati level tertinggi sejak Desember 2007. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,1 persen. Diikuti indeks saham Australia menanjak 0,3 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,15 persen.

Selain itu, indeks saham MSCI global juga menguat pada Kamis pekan ini. Hal itu didorong penguatan wall street.

"Di Amerika Serikat, musim laporan keuangan kelihatannya sedikit mengejutkan dengan ada kenaikan," ujar Bruce McCain, Chief Investment Strategist Key Private Bank, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (20/7/2017).

Ia menambahkan, pihaknya juga melihat data ekonomi global lebih baik. Diharapkan faktor itu berdampak ke bursa saham AS dan global.

Di pasar uang, yen menguat terhadap dolar AS di kisaran 111,83. Bank sentral Jepang melakukan pertemuan dua hari, dan diharapkan memberikan gambaran jelas soal ekonomi. Bank sentral Jepang juga diperkirakan memangkas prediksi inflasi lagi. Selain itu kebijakan moneternya diperkirakan tetap.

Mata uang euro naik 0,1 persen terhadap dolar AS di kisaran US$ 1,1528. Hal itu didukung dari pernyataan pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi yang agresif.

"Euro telah melonjak sangat didukung harapan bank sentral Eropa terhadap kebijakan moneternya. Bank sentral Eropa harus jelas dengan panduannya ke depan," ujar Analis ThinkMarkets UK, Naeem Aslam.

Sementara itu, indeks dolar AS stabil berada di kisaran 94,762. Di pasar komoditas, harga minyak turun kurang dari 0,1 persen menjadi US$ 47,10 per barel. Harga emas menguat 0,1 persen menjadi US$ 1.241,06 per ounce. PT Rifan Financindo.




Sumber : Liputan 6


Rabu, 19 Juli 2017

Harga Emas Naik Tertolong Pelemahan Dollar AS dan Permintaan Kuat India

Image result for gold

Rifanfinancindo - Harga emas mencapai level tertinggi dua minggu pada akhir perdagangan Rabu dinihari (19/07) setelah dolar AS jatuh karena prospek yang memudar dari kenaikan suku bunga A.S. dan ekspektasi permintaan yang lebih kuat dari pasar fisik di India.

Harga emas spot LLG naik 0,83 persen pada $ 1,244.10 per ons, dan mencapai level tertinggi sejak 3 Juli.

Harga emas berjangka A.S. naik $ 8,20 untuk berakhir di $ 1,241.90 per ons.

Dollar AS merosot ke level terendah 10 bulan terhadap sekeranjang mata uang, membuat logam berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat mendorong permintaan.

Data dari konsultasi GFMS menunjukkan bahwa impor emas India naik ke sekitar 75 ton pada bulan Juni dari 22,7 ton tahun lalu. Untuk paruh pertama tahun ini, impor naik menjadi 514 ton, naik 161 persen dari tahun sebelumnya. Analis GFMS mengatakan lonjakan tersebut disebabkan oleh konsumen India yang membeli jatah kenaikan pajak barang dan jasa di bulan Juli naik menjadi 3 persen dari 1,2 persen.

Dollar AS juga tertekan sulitnya upaya Presiden AS Donald Trump untuk memberikan RUU kesehatan baru di pasar yang khawatir dengan laju pertumbuhan ekonomi Amerika.

Kepemilikan SPDR Gold Trust, emas terbesar di dunia yang diperdagangkan di bursa ETF, turun menjadi 827,07 ton pada hari Senin, turun dari 828,84 ton pada hari Jumat.

Sementara harga perak naik 1,34 persen menjadi $ 16,286 per ons setelah menyentuh level tertinggi dua minggu di $ 16,23.

Platinum naik 0,27 persen menjadi $ 924,00. Palladium dicampur pada $ 862,80.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas bergerak lemah dengan penguatan bursa Wall Street. Harga emas diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 1,242.00-$ 1,240.00, namun jika harga bergerak naik akan menembusa kisaran Resistance $ 1,246.00-$ 1,248.00. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 18 Juli 2017

Bursa Asia Tertekan Pasar China



Rifan Financindo - Bursa Asia melemah pada pembukaan perdagangan hari ini usai terjadinya mini-crash di pasar China yang dianggap Black Monday.

Melansir laman CNBC, Selasa (18/7/2017), indeks acuan Jepang Nikkei turun 0,31 persen dan Kospi Korea Selatan turun 0,1 persen pada awal perdagangan.

Sementara S&P/ASX 200 sebesar 0,36 persen, dengan keuntungan moderat yang mengimbangi kerugian pada sub-indeks lainnya. Sub-indeks keuangan turun hingga 0,93 persen.

Pasar terus mencerna perkiraan PDB kuartal kedua China yang lebih baik yang dirilis pada Senin. Tingkat pertumbuhan Cina mencapai 6,9 persen dibandingkan dengan perkiraan 6,8 persen, menurut jajak pendapat Reuters.

Meski demikian, pasar daratan tersandung pada Senin kendati data pertumbuhan ekonomi mencatatkan kinerja yang positif, dengan analis menghubungkan sentimen pasar ke pertemuan kebijakan keuangan pada akhir pekan.

The Shanghai Composite mengakhiri sesi dengan turun 1,42 persen dan Shenzhen Composite turun 4,278 persen.

Data yang kuat diharapkan memberikan dukungan untuk pasar komoditas ke depan, menurut Ekonom ANZ Lavinia Specchia dalam sebuah catatannya. "Industri logam menjadi penerima utama, namun data ekonomi positif menjadi gambaran seluruh industri," tambah Specchia.

Wall street sebelumnya ditutup mendatar terpicu keuntungan pada utilitas dan saham konsumen yang mengimbangi penurunan saham perusahaan perawatan kesehatan.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 8,02 poin, atau 0,04 persen ke posisi 21.629.72. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 0,13 poin, atau 0,01 persen menjadi 2.459,14 dan Nasdaq Composite bertambah 1,97 poin, atau 0,03 persen ke level 6.314,43 poin.

Pasar dipengaruhi saham sektor kesehatan pada indeks S&P 500 yang tergelincir. Sebagian terbebani keputusan Senat Amerika Serikat (AS) untuk mempertimbangkan penundaan undang-undang kesehatan.

"Saya pikir kita harus melihat beberapa hal terkait kesehatan sebelum Anda dapat membuat taruhan pada industri itu," kata Erick Ormsby, CEO Alcosta Capital Management di San Ramon, California. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 17 Juli 2017

Menanti Data Ekonomi China, Bursa Asia Menguat



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat pada awal pekan ini seiring pelaku pasar menanti rilis data produk domestik bruto atau PDB China pada kuartal II 2017. Selain itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir pekan lalu berimbas ke bursa Asia.

Pada perdagangan saham Senin (17/7/2017), indeks saham MSCI Asia Pacifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,5 persen. Sedangkan indeks saham Australia turun 0,1 persen.

Rilis data ekonomi China menjadi perhatian pelaku pasar. Ekonom mengharapkan ekonomi China tumbuh 6,8 persen. Pertumbuhan ekonomi ini diperkirakan melambat dari kuartal sebelumnya 6,9 persen.

Bila ekonomi China naik secara mengejutkan berdampak dongkrak saham dan harga komoditas secara global. Sebaliknya jika data ekonomi China melemah berdampak ke yuan. Sepanjang tahun ini, yuan sudah naik dua persen terhadap dolar Amerika Serikat.

Selain itu, bursa saham AS menguat pada akhir pekan berimbas positif ke bursa saham Asia. Penguatan bursa AS didorong terjadi usai harga konsumen tidak berubah pada Juni dan data penjualan ritel turun.

Sementara itu, berdasarkan survei, peluang suku bunga bank sentral AS naik pada Desember turun menjadi 43,1 persen usai data ekonomi keluar. Dari pasar uang, indeks dolar AS berada di level terendah dalam 10 bulan. Indeks dolar AS berada di posisi 95,10.

"Rilis data ekonomi AS pada Jumat pekan lalu mendorong aksi jual dolar AS," ujar Stephen Innes, Senior Trader OANDA, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin pekan ini.

Ia menambahkan, kemungkinan suku bunga bank sentral AS naik kurang dari 50 persen membuat pelaku pasar sudah mengantisipasi. Selain itu, tidak ada pernyataan pejabat bank sentral AS sebelum 26 Juli. "Dolar AS dapat bergejolak," kata dia.

Dolar AS cenderung stabil terhadap yen. Tercatat dolar AS berada di kisaran 112,45 terhadap yen usai turun 0,7 persen pada pekan lalu. Pelemahan dolar AS mendorong penguatan dolar Australia dan dolar Kanada. Sedangkan euro bergerak di kisaran US$ 1,1474.

Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat naik 0,1 persen ke level US$ 46,61 pada awal perdagangan. Harga minyak Brent mendaki 0,15 persen ke level US$ 49. Harga emas berada di kisaran US$ 1.230,70 per ounce. PT Rifan Financindo .


Sumber : Liputan 6

Jumat, 14 Juli 2017

Bursa Asia Bergerak Positif


Rifanfinancindo - Bursa global mencatat rekor tertinggi pada Jumat di pekan ini, dengan ekuitas Asia naik untuk sesi kelima. Ini terjadi di tengah sinyal Federal Reserve akan menjalankan kebijakan pengetatan moneter dan harapan laporan pendapatan perusahaan menguat yang bisa mengangkat aset berisiko.

Melansir laman Reuters, Jumat (14/7/2017), indeks MSCI World Index 1,6 persen lebih tinggi. Sementara indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,25 persen ke level tertingginya dalam dua tahun. Dengan besaran kenaikan mencapai 3,2 persen untuk minggu ini.

Adapun indeks Jepang Nikkei naik 0,2 persen, dengan peningkatan mingguan sebesar 1,05 persen. Di Asia, pasar mengharapkan perusahaan melaporkan pendapatan yang kuat.

Sebelumnya, Wall Street mencatatkan kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Kamis. Kenaikan ditopang peningkatan keuangan terhadap laporan keuntungan dari beberapa bank besar AS.

Kenaikan Wall Street juga membuat Dow Jones mencatatkan rekor kenaikan terbaru. Indeks finansial menjadi performer terbaik di antara 11 indeks S&P, dengan menutup 0,61 persen.

Dow Jones Industrial Average naik 20,95 poin atau 0,1 persen ke level 21.533, kemudian S&P 500 mendapatkan 4,61 poin atau 0,19 persen ke level 2.447,86. Sementara Nasdaq Composite Indeks menambahkan 13,27 poin atau 0,21 persen ke level 6.274,44.

Sementara nilai tukar terangkat 0,1 persen terhadap yen di posisi 113,4. Indeks Dolar yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 95.828, di jalur penurunan mingguan 0,2 persen.

"Yellen memberikan beberapa harapan untuk dolar dan pernyataannya terkait perbaikan dalam perekonomian, tetapi pada akhir hari investor masih skeptis tentang apa yang terjadi, " kata Kathy Lien, Direktur BK Asset Management di New York.

Nilai tukar dolar terdukung data yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu untuk pertama kalinya dalam satu bulan.

Investor masih menunggu laporan sejumlah indikator ekonomi, termasuk inflasi, penjualan ritel dan produksi industri untuk Juni. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 13 Juli 2017

Bursa Asia Menguat Tersengat Pernyataan The Fed






Rifan Financindo - Bursa saham Asia naik ke level tertinggi dalam dua tahun. Hal ini seiring investor mempertanyakan pengetatan kebijakan di Amerika Serikat (AS) oleh the Federal Reserve (The Fed).

Sebelumnya, pernyataan pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Janet Yellen akan menaikkan suku bunga secara bertahap telah mendorong wall street cetak rekor.

Indeks saham Dow Jones naik 0,57 persen. Sementara itu, indeks saham S&P 500 menguat 0,73 persen. Indeks saham Nasdaq mendaki 1,1 persen.

Namun pelaku pasar lega lantaran Janet Yellen tidak terlalu agresif di depan kongres. Pada perdagangan saham Kamis, (13/7/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,45 persen ke level tertinggi sejak pertengahan 2015. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,4 persen dan indeks saham Australia melonjak 1 persen.

Selain itu, bursa saham Asia juga dipengaruhi oleh penurunan imbal hasil surat utang lantaran Yellen juga waspada terhadap inflasi. Kenaikan suku bunga juga diperkirakan tidak terlalu tinggi.

"Pasar memang merasakan tingkat kecemasan lebih tinggi atas inflasi. Menurut kami, ini tidak mungkin menghalangi kenaikan tahun ini lagi," ujar Ekonom WestSac Elliot Clarke, seperti dikutip dari laman Reuters.

Ia memprediksi, the Federal Reserve akan kembali menaikkan suku bunga pada 2018. Pasar meragukan pengetatan kebijakan moneter the Federal Reserve ke depan. Diperkirakan suku bunga the Federal Reserve kembali naik pada Desember, dengan kemungkinan 50:50.

Di pasar uang, dolar Kanada catatkan persentase terbesar sejak Maret 2016. Euro menguat ke level US$ 1.1418. Dolar AS berada di level 113,32 yen. Sedangkan di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 13 sen menjadi US$ 47,61 per barel. Harga minyak mentah Amerika Serikat susut 10 sen menjadi US$ 45,39. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 12 Juli 2017

Trump Jr Sempat Guncangkan Pasar, Bursa Asia Tetap Bergerak Naik Pagi Ini



PT Rifan Financindo - Saat para investor sedang menunggu pidato dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen dan keluarnya laporan kinerja perusahaan, pasar mulai terguncang pada hari Selasa. Pemicunya adalah pelepasan email oleh putra presiden yang mengatakan bahwa pemerintah Rusia mendukung kampanye kepresidenan ayahnya dan berusaha untuk menghancurkan Hillary Clinton.

Sementara di tempat lain, Gubernur Fed Lael Brainard mengatakan bahwa bank tersebut harus bergerak dengan hati-hati dalam kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Bank of Canada diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada hari Rabu, sebuah kesempatan untuk menandai langkah konkret dalam siklus pengetatan yang telah dilakukan oleh banyak bankir di negara- negara maju.

Malaysia, India melaporkan output industri, Singapura mencatat penjualan eceran.

JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc. dan Wells Fargo & Co. melaporkan kinerja keuangannya pada minggu ini.

Minggu ini, Inggris akan mempublikasikan Repeal Bill, rancangan undang-undang yang berkaitan dengan keluarnya negara ini dari keanggotaan UE.

Yen naik 0,3 persen menjadi 113,66 per dolar pada pukul 11:10 pagi di Tokyo. Indeks Spot Bloomberg Dollar turun 0,1 persen.

Indeks Topix Jepang turun 0,3 persen. Indeks S & P / ASX 200 Australia turun 0,7 persen, Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,7 persen dan Shanghai Composite Index berfluktuasi. MSCI Asia Pacific Index naik 0,4 persen, memperpanjang kenaikannya menjadi tiga hari.

Minyak mentah WTI naik 1,5 persen menjadi $ 45,73 per barel. Emas naik 0,1 persen pada $ 1,218.62 per ounce.

Imbal hasil pada obligasi 10-tahun Australia turun satu basis poin menjadi 2,74 persen, menghentikan kenaikan lima hari. Demikian juga dengan imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun satu basis poin untuk hari ketiga menjadi 2,36 persen. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 11 Juli 2017

Investor Tunggu Testimoni Janet Yellen, Bursa Asia Naik Tipis



Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat tipis bersamaan dengan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Pemicunya, investor yang tengah menunggu kesaksian Gubernur Federal Reserve Janet Yellen, yang akan menjadi petunjuk jika bank sentral AS akan kembali memperketat kebijakan moneternya.

Melansir laman Reuters, Selasa (11/7/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang beberapa poin lebih tinggi pada awal perdagangan, dengan sentimen kenaikan saham teknologi yang mengangkat Wall Street. Sementara indeks Nikkei saham Jepang naik 0,1 persen, dan saham Australia tergelincir 0,2 persen.

Di sisi lain, indeks dolar yang membandingkan nilai tukar greenback terhadap enam mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 96,094 DXY menjelang kesaksian semi tahunan Yellen perihal kebijakan moneter pada pekan ini.

"Normalisasi kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang hampir terjadi, The Fed akan mulai menyusutkan neraca pada bulan September, meski ini tidak berarti akan ada penundaan kenaikan suku bunga," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Strategi Valas Mizuho Securities di Tokyo.

Dia mengatakan, kini dolar mendapatkan dukungan positif, dan membatasi downside-nya saat ini. "Saya pikir Yellen akan mengonfirmasi kenaikan suku bunga akan datang, dan neraca susut itu akan datang," dia menambahkan.

Sebelumnya, Wall street menguat dipimpin saham teknologi terpicu optimisme investor menjelang laporan perolehan laba perusahaan. Indeks teknologi S&P 500 tercatat naik 0,8 persen, diikuti dengan kenaikan 0,6 persen pada indeks materials.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 5,82 poin atau 0,03 persen menjadi 21.408,52. Sementara indeks S&P 500 naik 2,25 poin, atau 0,09 persen ke posisi 2.427,43 dan Nasdaq Composite bertambah 23,31 poin atau 0,38 persen, ke 6.176,39.

Perusahaan teknologi diharapkan memiliki pertumbuhan pendapatan terkuat pada kuartal kedua, menurut data Thomson Reuters. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 10 Juli 2017

Menunggu Data Ekonomi China, Bursa Asia Bergerak Positif


Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak di teritori positif pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu sentimen pendorong bursa Asia.

Mengutip CNBC, Senin (10/7/2017), Indeks Nikkei Jepang menguat 0,57 persen dan indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,14 persen. Sedangkan untuk S&P/ASX 200 Australia naik 0,41 persen.
Penguatan bursa Asia didorong oleh ke kenaikan Wall Street pada penutupan pekan lalu. Indeks saham Dow Jones naik 94,3 poin atau 0,44 persen ke level 21.414,34. Indeks saham S&P 500 mendaki 15,43 poin atau 0,64 persen ke level 2.425,18.

Data tenaga kerja AS bertambah 222 ribu pada Juni 2017, berdasarkan rilis dari departemen tenaga kerja AS. Data yang positif tersebut bisa menjadi dorongan positif bagi bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) untuk tetap berada di jalur menaikkan suku bunga.

"Pelaku pasar masih menunggu sinyal dari the Fed mengenai suku bunga," jelas analis IG, Chris Weston. Gubernur Bank Sentral AS dijadwalkan akan memberikan pidato akhir pekan ini.
Sementara itu, untuk perdagangan hari ini pelaku pasar sedang menunggu data Producer Price Index (PPI) China untuk bulan Juni.

Pada perdagangan di pekan kemarin, bursa Asia tertekan cukup dalam. Tekanan tersebut terjadi usai Korea Utara melakukan uji rudal misil untuk yang ke-11 kalinya sepanjang 2017 pada Selasa 4 Juli 2017.

Misil itu diluncurkan dari Paghyon, Provinsi Pyongan Utara, dan terbang selama 40 menit sejauh 930 km ke Laut Jepang. Misil itu kemudian jatuh di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Nippon yang kira-kira berjarak 200 nautikal mil dari garis pantai.

Uji coba rudal tersebut langsung disambut dengan rencana latihan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan. Latihan gabungan tersebut melibatkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dan rudal yang dikembangkan oleh Korea Selatan yakni Hyunmoo II. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 07 Juli 2017

Bursa Asia Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi






PT Rifan Financindo - Bursa Asia melemah jelang akhir pekan, senada dengan Wall Street di tengah kenaikan imbal hasil obligasi global seiring prediksi jika Bank Sentral Eropa akan melaksanakan stimulus moneter besar-besaran.

Melansir laman Reuters, Jumat (7/7/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,3 persen, setelah Dow kehilangan 0,7 persen. Sementara Nasdaq jatuh 1 persen pada hari Kamis, terdampak imbal hasil obligasi yang tinggi meredupkan daya tarik ekuitas.

Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,5 persen, dan Kospi Korea Selatan turun 0,3 persen dan saham Australia melemah 1 persen.

Kemungkinan ECB menghentikan aliran uang mudah menjadi perbincangan pasar global sejak munculnya komentar hawkish dari Presiden Mario Draghi pekan lalu. Ini turut mendorong kenaikan yield obligasi dan berdampak ke ekuitas.

"Harapan semua jika Bank Sentral Eropa dan bank lain bergabung dengan Federal Reserve yang melakukan pengetatan kebijakan menyebabkan diversifikasi dana dari treasuries," jelas Ahli Strategi Valas Senior IG Securities, Junichi Ishikawa Said di Tokyo.

Seperti diketahui, tingkat yield obligasi acuan bertenor 10 tahun mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir di 2,37 persen, berbanding 2,39 persen pada Kamis kemarin.

Sedangkan yield obligasi Jerman bertenor 10 tahun melampaui level 0,5 persen untuk kali pertama sejak Januari tahun lalu. Adapun yield obligasi 10 tahun Jepang mencapai hasil 0,105 persen, tertinggi sejak Februari.

Di pasar mata uang, euro stabil di posisi US$ 1,1421 setelah naik 0,6 persen terpicu laporan data ketenagakerjaan AS  membebani dolar.

Sementara Dolar stabil di 113.175 yen, menyenggol intraday tertinggi 113.470.

Sebelumnya, Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, dipicu laporan tenaga kerja ditambah naiknya tensi di Semenanjung Korea.

Perusahaan swasta menambahkan 158 ribu lapangan kerja pada Juni. ADP National Employment Report atau laporan pekerjaan nasional ADP menunjukkan bahwa angka tersebut di bawah angka perkiraan yang mencapai 185 ribu.

Data juga menunjukkan bahwa angka pengangguran naik untuk tiga pekan berturut-turut menjadi 248 ribu orang, lebih tinggi dari perkiraan yang hanya 243 ribu orang.

Data tersebut keluar seiring dengan keluarnya laporan dari pertemuan the Federal Reserve pada Juni, yang menunjukkan pembuat keputusan membagi perkiraan inflasi dan bagaimana itu bisa mempengaruhi kenaikan suku bunga. PT Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Kamis, 06 Juli 2017

The Fed Rilis Hasil Rapat, Bursa Asia Bervariasi






Rifanfinancindo - Bursa saham Asia berfluktuasi pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal itu usai rilis hasil rapat pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada pertengahan Juni.

Pada perdagangan di bursa Asia Kamis pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah. Indeks saham Jepang Topix turun tipis. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,15 persen. Indeks saham Australia merosot 0,15 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendatar.

Pada beberapa hari ini, perdagangan di bursa Asia dipengaruhi uji coba rudal oleh Korea Utara, dan menembakkan ke wilayah perairan Jepang.

Di pasar komoditas, harga minyak kembali naik usai turun tajam. Harga minyak mentah Amerika Serikat merosot 5,4 persen usai mengakhiri kenaikan dalam delapan hari. Tekanan harga minyak seiring meningkatnya ekspor OPEC dan dolar AS yang menguat.

Namun di perdagangan Asia pada Kamis pekan ini, harga minyak mentah AS naik 1 persen ke level US$ 45,59.

Sentimen rilis the Federal Reserve mempengaruhi bursa Asia dan global. Para pejabat the Federal Reserve terpecah mengenai prospek inflasi dan dapat mempengaruhi laju suku bunga. Hal itu berdasarkan risalah rapat pertemuan the Federal Reserve pada 13-14 Juni 2017.

Beberapa pejabat the Federal Reserve juga ingin mengumumkan proses pengurangan portofolio surat berharga pada akhir Agustus. Namun beberapa pihak memilih untuk menunggu hingga akhir tahun ini.

"Risalah pertemuan FOMC pada 13-14 Juni menekankan kalau dimulainya pengurangan neraca berjalan pada tahun ini," Kathy Bostjancic, Kepala Ekonom AS di Oxford Economics, dikutip dari laman Reuters, Kamis (6/7/2017).

Ia menuturkan, meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan tingkat inflasi dapat bertahan lama. Ini dapat mendorong pembuat kebijakan untuk tidak menaikkan suku bunga tambahan. Diperkirakan bank sentral AS atau the Federal Reserve hanya menaikkan suku bunga sebanyak dua kali.

Pelaku pasar pun sedang menunggu data gaji non pertanian pada Juni. Hal ini agar mengetahui kebijakan the Federal Reserve selanjutnya. Sementara itu, harga emas stabil di kisaran US$ 1.226,31 per ounce.  Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 05 Juli 2017

Bursa Asia Tertekan Usai Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik



Rifan Financindo - Bursa Asia tertekan pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Kekhawatiran geopolitik menjadi alasan pelemahan bursa saham di kawasan Asia.

Mengutip CNBC, Rabu (5/7/2017), Nikkei Jepang turun tipis 0,11 persen pada pukul 8.10 waktu setempat. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,19 persen di awal perdagangan.

Untuk Kospi Korea Selatan dibuka turun tipis 0,07 persen setelah aksi jual ringan pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pelemahan bursa Asia ini dipicu oleh kekhawatiran geopolitik setelah peluncuran rudal balistik jarak jauh oleh Korea Utara.

Korea Utara melakukan uji rudal misil untuk yang ke-11 kalinya sepanjang 2017 pada Selasa 4 Juli 2017.

Misil itu diluncurkan dari Paghyon, Provinsi Pyongan Utara, dan terbang selama 40 menit sejauh 930 km ke Laut Jepang. Misil itu kemudian jatuh di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Nippon yang kira-kira berjarak 200 nautikal mil dari garis pantai.

Uji coba rudal tersebut langsung disambut dengan rencana latihan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

Latihan gabungan tersebut akan melibatkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dan rudal yang dikembangkan oleh Korea Selatan yakni Hyunmoo II.

Saham-saham di sektor pertahanan Korea Selatan bergerak beragam karena investor terus mengawasi perkembangan geolpolitik di semenanjung Korea tersebut. Korea Aerospace diperdagangkan turun 0,51 persen, tetapi kontraktor pertahanan Hanwha Techwin sahamnya naik 1,49 persen.

Di australia, saham perusahaan penerbangan Flight Centre melonjak 9,33 persen setelah perusahaan tersebut melaporkan laba sebelum pajak diperkirakan akan mencapai 325 juta dolar Australia. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 04 Juli 2017

Bursa Asia Bervariasi Menunggu Data Manufaktur China



PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak bervariasi pada perdagangan pagi ini, karena pasar menunggu indikator data manufaktur China dari Caixin/Markit serta mencermati hasil survei Tankan triwulan Bank of Japan.

Melansir laman CNBC, Senin (3/7/2017), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,24 persen dan Kospi Korea Selatan menguat 0,11 persen pada awal perdagangan.
Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia berada tepat di atas garis datar, diperdagangkan lebih tinggi sebesar 0,02 persen.

Investor kini fokus pada laporan manufaktur China pada bulan Juni, yang akan dirilis pada pukul 09:45 pagi ini. Purchasing Managers'Index (PMI) manufaktur resmi dirilis pada hari Jumat tercatat sebesar 51,7, lebih tinggi dari perkiraan Reuters yang sebesar 51. Ini menandai ekspansi yang lebih cepat dari perkiraan.

Pasar juga akan mengamati program "bond connect" yang memungkinkan investor Hong Kong untuk berdagang di pasar pendapatan tetap China.
Melalui siaran pers, Hong Kong Monetary Authority (HKMA) menyatakan jika uji coba perdagangan "utara" akan dimulai pada hari Senin.

Sementara itu, survei Tankan triwulan Bank of Japan mencerminkan bahwa kepercayaan bisnis membaik. Indeks produsen besar tersebut mencatat skor +17, dibandingkan perkiraan +15.

"Kebijakan bank sentral dapat terus berdampak ke pasar pada minggu ini, setelah komentar dari berbagai pejabat di Bank Sentral Eropa, Bank of Canada dan Bank of England membuat pergerakan mata uang di pekan lalu," kata Kepala Strategi FX Australia National Australia Ray Attrill dalam catatannya.

Reserve Bank of Australia diperkirakan akan mengumumkan keputusannya mengenai suku bunga pada hari Selasa. Beberapa pejabat ECB dan presiden Deutsche Bundesbank dijadwalkan membahasnya pada minggu ini. "Kami sangat meragukan euro akan berakhir pekan ini seperti di awal," kata Attrill. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 03 Juli 2017

Indeks Hang Seng 3 Juli Berhasil Rebound; Saham Perbankan & Teknologi Paling Tertekan


Rifanfinancindo - Saham Hong Kong memulai perdagangan paruh kedua tahun ini dengan mencatatkan pelemahan, pada sesi pagi hari Senin (03/06) pasar dibuka lebih rendah.

Indeks Hang Seng turun -32,24, atau -0,13 persen, pada 25.732.

Sebagian besar saham perbankan melemah setelah kenaikan pada sesi sebelumnya, meskipun HSBC menguat 1,31 persen menjadi 73,6 dolar HK, Hang Seng Bank kehilangan -0,06 persen menjadi 163,20 dolar HK, sementara Bank of East Asia turun -0,45 persen menjadi 33,40 dolar HK.
Tencent Holdings kehilangan -0,29 persen menjadi 278,40 dolar HK, menyusul penurunan saham teknologi minggu lalu.

Program Bond Connect yang memungkinkan investor Hong Kong untuk berdagang di pasar pendapatan tetap Tiongkok dimulai pagi ini dengan lebih dari 3 miliar yuan hutang Tiongkok yang dibeli oleh investor internasional.

Saat ini indeks Hang Seng mulai memukul kekalahan dan bergerak menguat dengan menambahkan 16,96 poin, atau 0,07 persen, diperdagangkan pada level 25.781,54.

Pasar A.S. akan ditutup pada hari Senin dan Selasa untuk libur hari kemerdekaan 4 Juli. Pasar global lainnya akan berjalan seperti biasa, meski volume perdagangan diperkirakan akan turun.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Hang Seng akan bergerak lemah jika saham teknologi lanjutkan pelemahan. Juga akan mencermati pergerakan bursa Tiongkok. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800