English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 14 Mei 2019

Khawatir Perang Dagang, Bursa Asia Merosot

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifanfinancindo - Bursa saham global bergejolak pekan lalu dan berakhir dengan catatan positif. Namun, awal pekan ini, indeks saham berjangka Dow Jones dan bursa Asia melemah setelah investor mendapat sinyal beragam soal negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China.

Penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump, Larry Kudlow menuturkan, para pejabat AS mengharapkan China membalas kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu. Pada Jumat, AS menaikkan tarif impor barang China USD 200 miliar menjadi 25 persen dari 10 persen.

"Kami akan lihat apa yang mereka pikirkan," ujar Kudlow, seperti dikutip dari laman CNN Business, Senin (13/5/2019).


Baca Juga :

Bursa saham Asia pun merosot pada awal pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei turun sekitar 0,5 persen. Bursa saham China pun tergelincir. Indeks saham Shanghai turun hampir satu persen. Indeks saham Shenzhen susut 0,90 persen.

Selain itu, indeks Korea Selatan Kospi melemah 1,02 persen, dan indeks saham Australia tergelincir 0,23 persen.

Indeks saham Dow Futures turun 270 poin pada Minggu malam waktu setempat. Sedangka indeks saham S&P 500 dan Nasdaq berjangka melemah lebih dari satu persen.

Investor Wall Street juga khawatir dengan perang dagang yang meningkat. Ini didorong AS dan China terus menaikkan tarif. Industri AS yang impor barang Chia membayar tarif yang dikenakan oleh AS.

Hal ini berdampak terhadap keuntungan atau memberikan biaya kepada konsumen yang dapat ganggu permintaan produk. Bagaimana pun perusahaan kalah. Itu sebabnya wall street berharap perang dagang berakir.

Meski pun negosiasi antara AS dan China berakhir tanpa kesepakatan pada Jumat, investor didorong sentimen positif dari pernyataan tim negosiasi dagang Trump. Hal itu juga mendorong arah indeks saham berbalik ke zona hijau pada akhir pekan lalu.

Namun, tidak apa langkah selanjutnya untuk membuat kesepakatan.

Pemerintahan China telah berjanji untuk mengambil langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan untuk kenaikan tarif yang mulai berlaku tetapi tidak menawarkan secara spesifik bagaimana tanggapannya.

Cina menerapkan tarif pada produk pertanian AS sebagai respons terhadap tarif pemerintah AS sebelumnya dan berhenti membeli kedelai AS sekitar enam bulan.

Kudlow menuturkan, ada kemungkinan kuat Trump akan bertemu Presiden China Xi Jinping di KTT Ekonomi G-20 di Jepang pada Juni 2019. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 13 Mei 2019

Posisi Dolar AS Awal Pekan Masih Lemah, Tekanan Perang Dagang Berlanjut



Rifan Financindo - Setelah perdagangan pekan lalu dolar AS alami kerugian mingguan untuk dua pekan berturut, masuki perdagangan forex pekan ini di sesi Asia hari Senin (13/05) posisi dolar terhadap beberapa rival utamanya masih sangat lemah. Terpantau sentimen perdagangan safe haven masih kuasdai pasar.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa rival mata uang utama melemah 0,05 persen di 97.28 setelah dibuka pada posisi 97.29. Sebagai informasi, perdagangan sesi Amerika akhir pekan lalu ditutup pada posisi 97.30 namun sempat turun ke posisi 97.13 yang merupakan posisi terendah dalam 3 pekan.

Pekan lalu dolar AS tergelincir ke level terendah tiga minggu  setelahn pemerintah Amerika Serikat menaikkan tarif menjadi 25% dari 10% untuk barang-barang dagang Cina senilai sekitar $200 miliar dan mengancam akan mengenakan tarif pada hampir semua impor dari China. Keputusan diatas terjadi oleh tuduhan Presiden Donald Trump melihat China sangat lambat dari komitmen dalam negoisasi perdagangan.

Baca Juga :

China bersumpah untuk membalas dengan memberlakukan sanksi pada barang-barang AS, dan itu  meningkatkan kekhawatiran perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia yang dapat secara signifikan merusak pertumbuhan global.

Untuk pergerakan dolar selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center, indeks dolar diperkirakan akan turun menuju supportnya di 97.09 – 96.85. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan naik ke posisi resisten di  posisi  97.43 – 97.76. Rifan Financindo.


Sumber : Vibisnews

Jumat, 10 Mei 2019

Perang Dagang AS-China Resmi Berlanjut

Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)

PT Rifan Financindo - Perang dagang kembali berlanjut setelah presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melaksanakan ancaman tarif yang ia umumkan lewat Twitter di awal pekan ini. Terkini, ada penambahan tarif masuk menjadi 25 persen bagi barang China yang masuk ke AS.

Ini sekaligus menandakan akhir gencatan senjata yang terjadi pada Desember lalu.

Dilaporkan South China Morning Post, penambahan tarif itu berlaku pada Jumat (10/5/2019) tengah malam. Ini efektif untuk barang konsumsi yang masuk ke AS atau diekspor ke AS pada tanggal tersebut. Sebelumnya, jumlah tarif adalah 10 persen.

Baca Juga :
Penambahan tarif ini dilaksanakan ketika Vice-Premier Liu He dari China sedang berada di Washington D.C., untuk bernegosiasi soal perang dagang. Delegasi China tetap memutuskan datang meski Trump mengancam menaikan tarif.

Pada Kamis malam, Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lightizer serta Menteri Keuangan Steven Munchin sempat makan malam sekitar jam 8:40 malam. Namun, kurang dari 90 menit kemudian Liu He meninggalkan lokasi tanpa memberi keterangan, demikian laporan Yahoo Finance.

Presiden Donald Trump mengaku mendapatkan surat dari Presiden Xi Jinping dan berencana akan berbicara dengannya. Negosiasi diperkirakan berlanjut pada Jumat pagi waktu stempat.

Sebelumnya, IMF menyebut eskalasi perang dagang akan berbahaya bagi ekonomi dunia. Menteri Keuangan Prancis dan Jepang juga sama-sama berharap akan ada kesepakatan positif yang muncul di negosiasi antara AS-China. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 09 Mei 2019

Bursa Saham Asia Merosot, IHSG Tergelincir 28 Poin


Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin

Rifanfinancindo - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Aksi jual investor mempengaruhi laju IHSG.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (9/5/2019), IHSG melemah 28,02 poin atau 0,45 persen ke posisi 6.242,18. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG merosot 29,34 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.240,85. Indeks saham LQ45 susut 0,85 persen ke posisi 980,12. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 89 saham melemah sehingga menekan IHSG. 91 saham menguat dan 102 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.254,72 dan terendah 6.237,71.

Baca Juga :

Total frekuensi perdagangan saham 17.409 kali dengan volume perdagangan saham 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 826,3 miliar. Investor asing jual saham Rp  105,13 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.315.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,49 persen. Sektor saham aneka industri tergelincir 1,29 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Sektor saham industri dasar merosot 1,14 persen sektor saham keuangan turun 0,92 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham YPAS naik 10 persen ke posisi Rp 550 per saham, saham RMBA mendaki 8,7 persen ke posisi Rp 400 per saham, dan saham MBTO menguat 7,81 persen ke posisi Rp 138 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham KOIN turun 9,09 persen ke posisi Rp 200 per saham, saham TELE tergelincir 5,8 persen ke posisi Rp 650 per saham, dan saham INTP susut 3,97 persen ke posisi Rp 19.975 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,01 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,89 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,18 persen, dan bukukan penurunan terbesar.

Kemudian indeks saham Shanghai meroost 0,76 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,53 persen dan indeks saham Taiwan turun 1,08 persen. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 08 Mei 2019

Rupiah Lanjutkan Koreksi Imbas Ancaman Trump terhadap China

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih lanjutkan koreksi pada perdagangan Selasa pekan ini.

Pelaku pasar masih mencermati perkembangan terbaru negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China usai Presiden AS Donald Trump lewat akun media sosialnya mengancam akan menaikkan tarif impor produk China pada pekan ini.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Selasa (7/5/2019), rupiah melemah tipis ke posisi 14.309 per dolar AS dari periode 6 Mei 2019 di kisaran 14.309.

Baca Juga :

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah turun terbatas 0,3 persen atau 5 poin ke posisi 14.292 per dolar AS pada pembukaan dari penutupan Senin kemarin di posisi 14.297 per dolar AS.

Pada Selasa siang, rupiah bergerak di posisi 14.308 per dolar AS. Rupiah pun bergerak di kisaran 14.292 per dolar AS-14.311 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS imbas sentimen global. Salah satunya negosiasi perdagangan antara AS-China.

Cuitan Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan lalu waktu setempat telah membuat pasar keuangan global tertekan. Hal ini juga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa pekan ini.

"Statement Trump akan tetap berlakukan tarif terhadap produk China menjadi sentimen negatif ke pasar. Mata uang di Asia terkoreksi termasuk yuan melemah cukup signifikan, dan rupiah hingga ke posisi 14.300," ujar Josua saat dihubungi Liputan6. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 07 Mei 2019

IHSG Bangkit Ditopang Aksi Borong Investor Asing

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

PT Rifan Financindo - Usai melemah pada perdagangan saham Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bangkit dan dibuka menguat pada awal sesi perdagangan saham Selasa pekan ini. Kenaikan IHSG ditopang aksi ambil borong investor asing.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (7/5/2019), IHSG menguat 15,6 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.271,96. IHSG makin menanjak 26,05 atau 0,42 persen menjadi 6.282.4 pada pembukaan pukul 09.00 WIB. Indeks saham LQ45 juga naik 0,54 persen ke posisi 991,001
Sebanyak 110 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 40 saham melemah dan 96 saham diam di tempat.

Baca Juga :

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.293,91 dan terendah 6.268,32.
Total frekuensi perdagangan saham 17.619 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 375,7 miliar.

Investor asing borong Rp 6,3 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.314.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertambangan yang melemah 0,32 persen, sektor perkebunan turun 0,24 persen dan sektor aneka industri tertekan 0,22 persen.
Sektor saham keuangan naik 1,02 persen dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar menanjak 0,95 persen dan sektor kontruksi 0,91 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham BMAS melonjak 14,79 persen ke posisi Rp 388 per saham, saham UNIT mendaki 9,71 persen menjadi Rp 226 per saham dan saham PKPK menanjak 7,95 persen ke posisi Rp 95 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham GOLD turun 13,46 persen ke posisi Rp 450 per saham, saham KICI merosot 12 persen menjadi Rp 264 per saham, dan saham IBFN susut 9,09 persen ke posisi Rp 200 per saham. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 06 Mei 2019

Trump Ancam Naikkan Tarif Impor Produk China, Bursa Saham AS Berjangka Anjlok

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifanfinancindo - Aksi jual tajam akan mulai terjadi pada awal pekan ini di wall street. Hal itu seiring Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menaikkan tarif pada barang-barang yang diimpor dari China.

Sentimen tersebut menimbulkan keraguan pada optimisme baru-baru ini kalau dua negara ekonomi terbesar dunia itu dekat dengan resolusi untuk negosiasi perdagangan.

Pada Minggu malam waktu setempat, bursa saham AS dengan indeks saham Dow Jones berjangka merosot lebih dari 400 poin.


Baca Juga :
Indeks saham berjangka S&P 500 dan Nasdaq juga tergelincir. Mengutip laman CNN Money, Senin (6/5/2019), indeks saham S&P 500 susut 1,4 persen dan indeks saham Nasdaq terperosok 1,5 persen.

Indeks saham Nasdaq terdiri dari sejumlah saham teknologi akan terpukul seiring tingginya tarif terhadap produk China.

Harga minyak juga turun tajam pada Senin pagi di perdagangan Asia. Harga minyak mentah AS turun 2,83 persen menjadi USD 60,19 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent berjangka susut 2,48 persen menjadi USD 69,09 per barel.

Lewat akun media sosial Twitter, Donald Trump menulis status kalau selama 10 bulan, China telah membayar tarif sebesar 25 persen senilai USD 50 miliar untuk teknologi dan 10 persen pada barang lainnya senilai USD 200 miliar.

Pembayaran ini sebagian tanggung jawab atas hasil ekonomi kami yang luar biasa. 10 persen akan naik hingga 25 persen pada Jumat. USD 325 miliar barang tambahan yang dikirim kepada kami oleh China tetap tidak dibayar, tetapi akan segera dengan tingkat 25 persen.

Tarif yang dibayarkan ke AS berdampak kecil pada biaya produk, sebagian besar ditanggung oleh China. Kesepakatan perdagangan dengan China berlanjut, tetapi terlalu lambat. Karena mereka berusaha untuk menegosiasikan kembali. Tidak!.

Sentimen perang dagang tersebut menjadi kekhawatiran terhadap wall street. Apalagi indeks saham acuan di wall street sentuh rekor tertinggi.

"Pergantian sentimen lebih ketat seiring pembicaraan perdagangan China-AS dan Presiden menerapkan taktik keras, seperti dapat membuat koreksi pasar saham menjadi tajam," ujar Ekonom MUFG Union Bank, Chris Rupkey, seperti dikutip dari laman CNBC, Senin pekan ini.

Ia menambahkan, selama berminggu-minggu pasar telah terbuai dengan sentimen perang dagang AS-China yang mereda dan berpikir perjanjian sudah dekat. Akan tetapi, hal itu tidak lagi.

"Ini dapat menyebabkan pasar saham melemah dan mengirim risiko eksternal ke prospek ekonomi AS yang melonjak," kata dia.

Adapun saham-saham perusahaan AS dengan penjualan besar di China dapat alami kerugian pada Senin waktu setempat termasuk Apple. Selain itu juga Caterpillar dan Boeing juga bisa mendapatkan tekanan. Ditambah produsen chip dan Wynn Resorts juga akan terkena dampaknya. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800