English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 15 Januari 2019

Bursa Asia 15 Januari Bergerak Kuat Meski Sinyal Wall Street Buruk



Rifan Financindo - Perdagangan saham di bursa kawasan Asia Pasifik sebagian besar melonjak di awal perdagangan  hari Selasa (15/01) meskipun masih ada kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di China dan juga sinyal lemah  dari bursa saham Wall Street. Bursa Jepang yang buka pasca libur sempat melemah awal sesi dan kemudian kuat kembali.

Fokus investor sekarang melihat ke  pemungutan suara pada kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May dimana diperkirakan proposal Brexit tersebut akan menghadapi kekalahan  di parlemen.
Pasar Australia sedikit lebih tinggi dalam perdagangan yang lemah dengan indeks acuan  ASX 200 menambahkan 8,90 poin atau 0,15 persen, sedikit lebih tinggi dari 5.786,50 sebelumnya.  Saham empat bank besar menguat seperti ANZ Banking, Westpac, National Australia Bank, dan Commonwealth Bank bergerak maju dalam kisaran 0,2 persen hingga 0,8 persen.

Baca Juga :


Saham minyak juga sebagian besar lebih tinggi meskipun harga minyak mentah turun 2 persen. Woodside Petroleum menambahkan 0,7 persen dan Santos naik 0,3 persen, sementara Oil Search turun 0,3 persen.

Pasar Jepang yang melanjutkan perdagangan setelah liburan pada hari Senin, pulih setelah awal yang lemah dan sedikit lebih tinggi. Indeks Nikkei 225 naik 76,66 poin atau 0,38 persen menjadi 20.436,36, setelah jatuh ke level terendah 20.204,43 sebelumnya.

Di kawasan Asia lainnya, Korea Selatan, Hong Kong dan Singapura semuanya naik masing-masing lebih dari 1 persen, sementara Taiwan lebih tinggi hampir 1 persen. Shanghai, Selandia Baru, dan Indonesia juga lebih tinggi. Melawan tren, Malaysia sedikit lebih rendah. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 14 Januari 2019

Bursa Asia Awal Pekan Sedang Terpukul Lemah



PT Rifan Financindo - Melihat perkembangan pergerakan indeks bursa saham di kawasan Asia Pasifik memulai perdagangan pekan ini, sebagian besar alami pelemahan oleh sentimen buruknya laporan perdagangan luar negeri China yang ditunjukkan data neraca perdagangan.

Kepercayaan investor menurun setelah data pemerintah China mengungkapkan surplus perdagangan untuk 2018 negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu berada di level terendah sejak 2013. Namun, surplus perdagangan China dengan AS tumbuh 17 persen dari tahun lalu.

Di bursa saham Shanghai, indeks tergelincir sekitar 0,49 persen sementara indeks komponen Shenzhen turun 0,59 persen. Demikian juga di bursa saham Hong Kong, indeks Hangseng anjlok 1,38 persen.

Jenis anggaran ini mengharuskan Anda menetapkan batas berapa banyak yang akan Anda belanjakan dalam kategori anggaran yang fluktuatif, seperti belanjaan, makan di luar, dan hiburan.


Kerugian perdagangan di bursa saham Korea Selatan, indeks Kospi turun hampir 0,6 persen dengan anjloknya saham-saham teknologi unggulan seperti saham Samsung Electronics, pembuat smartphone terbesar di dunia turun 0,62 persen sementara saingannya pembuat chip SK Hynix anjlok 4,15 persen. Saham perusahaan internet Naver turun 3,82 persen.

Indeks acuan  ASX 200 turun 5,90 poin atau 0,10 persen menjadi  setelah naik ke posisi tertinggi dari 5.798,10 sebelumnya. Dari sektor yang merah saham  penambang utama sedikit lebih tinggi, mencerminkan kenaikan harga tembaga dan logam industri lainnya. Demikian juga saham empat bank besar juga sebagian besar lebih tinggi seperti saham ANZ Banking, Westpac dan National Australia Bank naik di kisaran 0,5 persen hingga 0,8 persen, namun Commonwealth Bank turun 0,1 persen.

Di kawasan Asia lainnya, bursa saham Indonesia juga terpukul dengan penurunan 1,78 persen. Dibursa saham Singapore, indeks Straits Times Singapura turun 0,35 persen. Bursa saham Jepang tutup perdagangan oleh libur publik di negara tersebut. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 11 Januari 2019

Harga Minyak Mentah di Asia Terpangkas Sedikit Menuju Tertinggi 3 Pekan









Rifanfinancindo - Harga minyak mentah yang diperdagangkan di Asia jelang akhir sesi pada hari Jumat (11/01) bergerak menuju ke posisi tertinggi dalam 3 pekan oleh ekspektasi batasan produksi minyak oleh beberapa produsen minyak dunia. Namun diawal sesi Asia sempat melemah terpengaruh sentimen terganggunya pertumbuhan ekonomi  global pasca belum ada resolusi yang konkret krisis dagang AS-China.


Harga minyak mentah acuan internasional yaitu minyak Brent berjangka sedang turun 0,31 persen  atau 19 sen pada posisi  $61,38 per barel. Demikian juga dengan harga minyak mentah berjangka  West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $52,48 per barel atau sedang turun 1 sen, atau 0,19 persen.

Baca Juga :


Harga minyak mentah AS telah naik hampir 9% minggu ini, dan harga minyak Amerika berada di jalur  kenaikan mingguan terbesar mereka dalam lebih dari dua tahun. Arab Saudi terus berupaya untuk meningkatkan harga minyak mentah, karenanya ikut memangkas produksinya.

Berita terbarunya selain negara OPEC lainnya akan memangkas produksi, demikian juga  Norwegia akan mengurangi harga mereka dan tingkat produksi minyak ke posisi terendah tiga puluh tahun.

Perwakilan dagangan AS-China telah melakukan perundingan selama 3 hari di Beijing namun berita yang muncul belum ada solusi konkret. Kementerian Perdagangan China mengatakan pembicaraan itu sudah membentuk dasar untuk penyelesaian masalah masing-masing. Namun pasar melihat rincian penyelesaian masalah utamanya belum terlihat.

Untuk pergerakan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi turun terpicu peningkatan pasokan AS. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 51,30-$ 52,00, namun jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 52,90-$ 53,00. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 10 Januari 2019

Debut Perdana, Saham BEEF dan POLI Kompak Naik

Ilustrasi IPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Rifan Financindo - PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) dan PT Pollux International Tbk (POLI) resmi melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Kamis (10/1/2019). Kedua saham Perseroan tercatat kompak melonjak di awal perdagangan.

Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) akan melepas saham kepada publik sebanyak 376,862 juta unit. Itu sebesar 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan ETT setelah mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 140 poin atau 41,18 persen ke level Rp 480 dari harga IPO Rp 340. Saham BEEF ditransaksikan sebanyak 112 kali dengan volume sebanyak 66.680 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 3,37 miliar.


Baca Juga :
"Kami bersyukur, saham Perseroan sangat diminati investor sehingga mengalami oversubscribed 86,11 kali. Hal ini menandai investor percaya pada perusahaan,” ucap Direktur Utama BEEF Yustinus Sadmoko di Gedung BEI.

Dari IPO ini, perusahaan bidang produksi dan distribusi makanan olahan terpadu tersebut, akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 128,13 miliar. Itu berarti saham ETT ditawarkan seharga Rp 340 per unit.

Adapun dana hasil IPO ini antara lain akan digunakan sebesar 45 persen untuk pembelian sapi hidup baik lokal maupun impor. Sebesar 25 persen untuk pembelian barang dagangan berupa daging impor maupun lokal.

Sisanya 30 persen untuk investasi perluasan kandang dan membangun fasilitas produksi baru di Subang (Jawa Barat) dan Salatiga (Jawa Tengah). Bersamaan dengan penawaran saham baru, ETT juga menawarkan Waran Seri I sebanyak 37,686 juta unit.

Jika seluruh waran dieksekusi, maka saham eks waran mencapai 2,50 persen dari total saham ditempatkan dan disetor pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO saham.

Setiap pemegang 10 saham baru akan memperoleh satu Waran Seri I, dimana setiap satu Waran Seri I memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru. Sementara itu, harga pelaksanaan Waran sebesar Rp 550 per unit. Itu berarti ETT nantinya akan memperoleh tambahan modal Rp 20,73 miliar.

Sementara itu, PT Pollux Investasi International Tbk (POLI) menjadi emiten ke-3 di BEI. Perseroan dengan kode saham POLI itu menetapkan harga IPO sebesar Rp 1.635 per saham dengan jumlah saham yang dilepas mencapai 402,10 juta sehingga dana yang akan diraih mencapai Rp 657,44 miliar.

Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 815 poin atau 49,85 persen ke level Rp 2.450 dari harga IPO Rp 1.635. Saham POLI ditransaksikan sebanyak 8 kali dengan volume sebanyak 793 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 194.29 juta.

Perusahaan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 09 Januari 2019

EUR/USD Pulih Dengan Wall Street Meningkat Lagi



PT Rifan Financindo - Sentimen yang positip mengudara dengan indeks saham AS pulih kembali setelah kejutan yang singkat, mendukung naik matauang bersama Eropa. Data Jerman yang lemah merintangi kenaikan namun kesempatan untuk mengetest 1.1500 masih tinggi.
Dolar AS mendapatkan perhatian dari pasar karena laporan yang mengindikasikan kemajuan di dalam pembicaraan perdagangan AS dengan Cina, walaupun berita yang memberikan semangat ini juga mengirim pasar saham naik lebih tinggi, dengan demikian menghilangkan potensi kenaikan dolar AS.

Matauang bersama Eropa menderita pukulan karena data ekonomi Jerman yang lemah, dengan  German Industrial Production jatuh di bulan November sebanyak 1.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan sebanyak 0.3%, sementara apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebanyak 4.7%. Selain itu, Economic Sentiment Indicator Uni Eropa jatuh ke 107.3 di bulan Desember, turun dari 109.5 pada bulan November, sementara Consumer Confidence tetap mantap di -6.2.


Baca Juga :
Amerika Serikat merilis hanya angka-angka yang minor, dengan lebih banyak data yang dibatalkan karena penutupan sebagian operasi pemerintah. Menurut Bureau of Labor Statistics, angka “Jobs Opening” turun menjadi 6.9 juta pada bulan November namun laporan yang kuat dari Nonfarm Payroll yang dirilis pada hari Jumat minggu lalu mengatasi kemungkinan efek negatif dari angka tersebut.

Lebih banyak data dari Jerman akan keluar pada hari Rabu ini dengan negara ini akan merilis data Neraca Perdagangan untuk bulan November, sementara Uni Eropa akan mengeluarkan risalah pertemuan ECB yang terbaru dan tingkat pengangguran bulan November.

Saat ini EUR/USD diperdagangkan disekitar 1.1457. Apabila naik maka akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.1495 yang apabila berhasil ditembus akan lanjut ke 1.1530 dan 1.1560. Sebaliknya apabila turun, akan bertemu dengan “support” terdekat di 1.1425 yang apabila tertembus akan lanjut ke 1.1380 dan 1.1335. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibzinews

Selasa, 08 Januari 2019

Rupiah Kian Perkasa, Ini Saham-saham yang Ketiban Untung

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

Rifanfinancindo - Rupiah tercatat menguat ke level 14.090 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Penguatan mata uang rupiah dipercaya berdampak positif terhadap saham industri barang konsumsi (consumer goods).

Managing Director Jagartha Advisors FX Iwan mengatakan, salah satu penyebab menguatnya mata uang rupiah tersebut dikarenakan masuknya dana aliran asing (inflow) ke dalam pasar domestik.
Dia menyebutkan, saham-saham berkapitalisasi besar akan diuntungkan dari perkasanya mata uang garuda hari ini. Salah satu sektor saham tersebut antara lain industri perbankan.

"Saham-saham dengan kapital besar yang jadi proxy investor asing akan diuntungkan. Selain itu, sektor-sektor yang berhubungan dengan impor sebagai sumber bahan baku juga diuntungkan seperti konsumer maupun konstruksi," ucapnya kepada Liputan6, Senin (7/1/2019).


Baca Juga :

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto berujar saham properti dan industri akan meraup untung dari penguatan nilai tukar rupiah hari ini. Itu seperti saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan juga PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

"Kemudian juga dengan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), serta saham PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN)," tandasnya.
 
Rupiah Makin Perkasa, Penguatan IHSG Malah Terbatas
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (7/1/2019), IHSG naik 12,68 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.287,22. Pada pembukaan, IHSG sempat berada di posisi 6.317 atau naik 43,08 poin. Indeks saham LQ45 menanjak 0,11 persen ke posisi 1.002,77. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau.

Sebanyak 240 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 166 saham melemah dan 146 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.354,75 dan terendah 6.287,22.

Transaksi perdagangan cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 462.503 kali dengan volume perdagangan 12 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 463,85 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.090.
Sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham pertanian naik 1,95 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur mendaki 1,19 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 1,1 persen.

Sektor saham aneka industri melemah 1,87 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur susut 0,37 persen dan sektor saham barang konsumsi susut 0,17 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham RELI melonjak 34,34 persen ke posisi 266 per saham, saham ENRG mendaki 27,27 persen ke posisi 70 per saham, dan saham SAFE bertambah 26,26 persen ke posisi 250 per saham.

Selain itu, saham-saham yang merosot antara lain saham OCAP turun 24,56 persen ke posisi 258 per saham, saham HDFA tergelincir 18,34 persen ke posisi 138 per saham, dan saham GLOB merosot 12,70 persen ke posisi Rp 550 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,82 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,34 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 2,44 persen, dan bukukan penguatan terbesar.

Disusul indeks saham Thailand menguat 1,09 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,72 persen, indeks saham Singapura bertambah 1,42 persen dan indeks saham Taiwan melonjak 2,21 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong sejumlah faktor. Pertama, pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kurang agresif, harga komoditas menguat, meredanya sentimen perang dagang antara AS dengan China. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 07 Januari 2019

Wall Street Jatuh Dibayangi Data Pabrik dan Saham Apple

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifan Financindo - Wall Street anjlok seiring melambatnya aktivitas pabrik AS di tengah peringatan turunnya pendapatan Apple Inc (AAPL.O) yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Besarnya penurunan pendapatan Apple secara kuartalan menjadi kejutan di sektor teknologi. Tercatat ketiga indeks saham utama AS turun lebih dari 2 persen, dengan Nasdaq mencatat kerugian 3 persen.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average .JJI turun 660,02 poin, atau 2,83 persen, menjadi 22.686,22. Sementara indeks S&P 500 .SPX kehilangan 62,14 poin, atau 2,48 persen, menjadi 2,447.89 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 202,43 poin, atau 3,04 persen menjadi 6.463,50.

Baca Juga :


Adapun perusahaan teknologi S&P .SPLRCT turun 5,1 persen, mencatat persentase penurunan satu hari terbesar sejak Agustus 2011. Demikian pula indeks Semiconductor Philadelphia SE .SOX mengakhiri sesi 5,9 persen lebih rendah.

Pasar kali ini antara lain dipengaruhi saham Apple. Pada Rabu malam, Kepala Eksekutif Apple Tim Cook menulis surat kepada para investor yang menyatakan jika perusahaan belum meramalkan tentang sejauh mana kondisi perlambatan ekonomi China, yang diperburuk oleh ketegangan perdagangan AS-China. Adapun saham pembuat iPhone ini telah turun 10,0 persen.

Selain itu, sebuah laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas pabrik di AS pada bulan Desember mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2008, serta tingginya krisis keuangan. Angka PM, saat ini masih di wilayah ekspansi, mencapai level terendah dalam lebih dari dua tahun.

"Perlambatan Tiongkok diperkirakan terjadi tetapi jumlah ISM hari ini lebih rendah dari perkiraan yang membuat investor terkejut karena AS tampaknya menjadi satu-satunya pelabuhan saat badai. Tapi sekarang tampaknya pertumbuhan ekonomi kita menghadapi hambatan terkait perdagangan," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA Research di New York.

Dia mengatakan jika Investor khawatir bahwa ini merupakan indikasi bahwa keadaan bisa semakin memburuk dan Apple hanyalah puncak gunung es.

Perdagangan Saham dan Bursa
Selain Apple, yang mengalami penurunan harga saham lain adalah produsen pembuat mobil AS yang melaporkan penjualan mobil barunya turun di Desember. Ford Motor Co (F.N) dan General Motors Co (GM.N) masing-masing melaporkan jika penjualannya turun 8,8 persen dan 2,7 persen. Ini membuat saham Ford turun 1,5 persen, sementara GM turun 4,1 persen.

Industri yang sensitif terhadap perdagangan juga membebani Dow, dipimpin Caterpillar Inc (CAT.N), 3M Co (MMM.N) dan Boeing Co (BA.N).

Saham Bristol-Myers Squibb Co (BMY.N) turun 13,3 persen setelah pembuat obat ini mengumumkan rencana untuk membeli saingannya Celgene Corp (CELG.O) dengan harga sekitar USD 74 miliar. Saham Celgene justru melonjak 20,7 persen di tengah berita ini.

Saham maskapai penerbangan komersial AS turun setelah Delta Air Lines (DAL.N) memangkas estimasi pendapatan kuartal keempatnya.

Adapun volume perdagangan kali ini mencapai 8,11 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 9,16 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800