English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 09 November 2018

Pernyataan The Fed Bawa Wall Street Melemah


Rifanfinancindo - Pasar Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup bervariasi, dengan indeks  S&P 500 dan Nasdaq ditutup sedikit lebih rendah sementara Dow naik. Pasar saham kali ini dipengaruhi pernyataan Federal Reserve, dan penurunan saham energi seiring jatuhnya harga minyak mentah AS.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,92 poin, atau 0,04 persen, menjadi 26.191,22. Sementara indeks S&P 500 turun 7,06 poin, atau 0,25 persen, menjadi 2.806,83 dan Nasdaq Composite turun 39,87 poin, atau 0,53 persen, menjadi 7.530,89.

Sehari sebelumnya, ketiga indeks saham sempat naik 2 persen seiring pelaksanaan pemilihan kongres jangka menengah AS.

Baca Juga :

Usai menggelar pertemuan selama dua hari, Bank Sentral AS mengatakan bahwa data pekerjaan yang kuat dan pengeluaran rumah tangga menjaga ekonomi AS berada pada jalurnya. Namun kondisi investasi bisnis yang dimoderasi lebih cepat pada awal tahun, menciptakan kemungkinan hambatan pada pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Selain komentar tentang investasi bisnis, pernyataan Fed sebagian besar sesuai harapan dan saran bagi investor bahwa kenaikan suku bunga berikutnya akan dilakukan pada Desember.

“The Fed telah mengakui bahwa ada satu bagian dari ekonomi yang melambat sedikit, tetapi itu tidak menghalangi mereka dari langkah "kenaikan bertahap" (Suku bunga),” kata Jamie Cox, Managing Partner Harris Financial Group, Richmond, Virginia.

Dia mengatakan, tidak ada yang benar-benar menunjukkan apa yang pasar harapkan. "Bahwa akan ada sikap yang lebih dovish. Jadi saya pikir ini lebih dari apa yang kita sebut pegangan hawkish,” tambah dia.

 Sementara Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar Prudential Financial di Newark, New Jersey mengatakan perusahaan saat ini menahan pengeluarannya karena ketidakpastian perang perdagangan AS-Cina.

"Pelambatan dalam belanja bisnis dapat memperlambat fondasi pasar saham," kata Krosby.
Saham energi menjadi penghambat terbesar indeks S&P dengan turun 2,2 persen. Pemicunya adalah penurunan minyak mentah berjangka AS, jatuh lebih dari 20 persen dari level tertinggi 3 Oktober karena investor fokus pada pembengkakan pasokan minyak mentah global, yang meningkat lebih cepat daripada banyak diharapkan.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa think tank terkemuka yang didanai pemerintah Arab Saudi sedang mempelajari kemungkinan efek pecahnya OPEC pada pasar minyak.

Kali ini, sebanyak 7,23 miliar saham berpindah tangan dibandingkan di Pasar Saham AS, dengan rata-rata 8,43 miliar untuk 20 sesi terakhir. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 08 November 2018

Rupiah Kamis Pagi Terkoreksi Teknikal ke Rp14.660/USD; Dollar Asia Flat Menanti the Fed



Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang Kamis pagi ini (8/11), nilai tukar rupiah terpantau melemah terkoreksi teknikal, masih di bawah Rp14.700, sementara dollar AS agak flat di Asia dalam pasar yang sekarang mencermati pertemuan the Fed. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini melemah ke level Rp 14.660 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.575.

Analis Vibiznews melihat untuk pagi ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah di Rp 14.596, kemudian bergerak melemah sampai ke Rp14.657, dan terakhir menjelang siang ini WIB terlihat di posisi Rp 14.660. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia terpantau agak flat setelah sempat menanjak semalam memangkas loss sebelumnya, sementara para pelaku pasar sedang mencermati pertemuan the Fed hari ini.



Baca Juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini mendatar naik tipis ke level 96,21, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,19.

Sementara itu, IHSG hari Kamis pagi ini, di sesi pertama, menanjak tipis 0,22% atau 13,690 poin ke level 5.953,576, sementara bursa saham kawasan Asia menjelang siang ini diperdagangkan kompak menguat meneruskan Wall Street yang melejit.

Dollar AS terhadap rupiah pagi ini terlihat menguat secara teknikal sementara dollar di pasar Asia pagi ini mulai bergerak naik menanti pertemuan the Fed. Kisaran rupiah minggu ini membentuk range lebar baru, menjadi kisaran Rp14575 – Rp15230 terhadap dollar AS. Rifan Financindo.


Sumber :

Rabu, 07 November 2018

Rupiah Rabu Pagi Menguat ke Rp14.790/USD; Dollar Asia Naik Mencermati Hasil Kongres



PT Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang Rabu pagi ini (7/11), nilai tukar rupiah terpantau lanjut menguat, turun di bawah Rp14.800, sementara dollar AS bergerak naik di Asia dalam pasar yang mencermati perhitungan hasil pemilihan kongres AS. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat ke level Rp 14.790 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.800.

Analis Vibiznews melihat untuk pagi ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat di Rp 14.770, kemudian bergerak menguat lagi sampai ke Rp14.720, dan terakhir menjelang siang ini WIB terlihat di posisi Rp 14.790. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia terpantau menanjak perlahan setelah kemarin terkoreksi, sementara para pelaku pasar sedang memperhatikan hasil perhitungan pemilihan kongres AS, di samping mencermati pertemuan the Fed minggu ini.



Baca Juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik ke level 96,40, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,22.

Sementara itu, IHSG hari Rabu pagi ini, di sesi pertama, menanjak tipis 0,09% atau 5,338 poin ke level 5.929,268, sementara bursa saham kawasan Asia menjelang siang ini diperdagangkan variatif.

Dollar AS terhadap rupiah pagi ini terlihat masih kalah meskipun dollar di pasar Asia pagi ini mulai bergerak naik melihat hasil kongres dan menanti pertemuan the Fed. Kisaran rupiah minggu ini membentuk range lebar baru, menjadi kisaran Rp14617 – Rp15230 terhadap dollar AS. PT Rifan Financindo.




Sumber : Vibiznews

Selasa, 06 November 2018

Peringkat Kemudahan Berbisnis Turun Tak Berdampak ke Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia

Rifanfinancindo - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, turunnya peringkat Indonesia dalam kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EoDB) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ini karena kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi terus meningkat.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati mengungkapkan, peringkat EoDB lebih berdampak pada persepsi investor asing melalui penanaman modal asing (PMA). Namun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dinilai tidak signifikan.

Baca Juga :


"Tidak berdampak langsung, EoDB itu kan persepsi, yang berkaitan dengan investasi. Angkanya BKPM, PMA relatif menurun. PMA hanya sekitar 10 persen-15 persen terhadap PDB, karena untuk investasi ada yang dari dalam negeri, oleh perusahaan dan rumah tangga meski tidak besar seperti mereka ngegojek butuh kendaraan," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Sedangkan berdasarkan data BPS, hingga kuartal III 2018 pertumbuhan investasi masih relatif bagus, meski terjadi perlambatan. Dan kontribusi terhadap investasi juga memiliki tren yang positif.

"Secara umum kontribusi investasi kepada pertumbuhan ekonomi kan naik. Dan lebih tinggi dibandingkan kuartal II itu hanya 5,86 persen. Secara mendekati 7 persen, yaitu 6,96 persen. Naik 1 persen ini berat untuk di PDB karena itu kan ribuan triliun," ungkap dia.

Namun demikian, menurut Sri, turunnya peringkat EoDB Indonesia dari posisi 72 ke 73 ini harus menjadi koreksi bagi pemerintah terkait kebijakan dalam menarik investasi masuk ke dalam negeri.
"Jadi EoDB yang turun lebih ke PMA. Mudah-mudahan ke depan kalau ada beberapa incorrectement dari kebijakan pemerintah yang untuk mempermudah birokrasi. Juga tergantung infrastruktur, kalau infrastruktur kita lebih baik kan investor akan datang lagi," tandas dia. Rifanfinancindo.


Sumber ; Liputan 6

Senin, 05 November 2018

Pemulihan Dolar AS Berlanjut di Awal Pekan



Rifan Financindo - Memulai perdagangan forex pekan kedua bulan November pada hari Senin (05/11) dolar AS kembali menguat melanjutkan pemulihan akhir pekan lalu. Kekuatan dolar masih didapat dari tenaga rebound akhir pekan lalu oleh kuatnya rilis data pekerjaan AS dan juga tingginya yield obligasi Amerika.

Baca Juga :


Data NFP AS bulan Oktober meningkat 250K terhadap ekspektasi untuk peningkatan 200K, menunjukkan sektor tenaga kerja yang berada pada pijakan  kuat dan ekonomi  melaju pada laju pertumbuhan di atas.  Selain itu yield obligasi 10 tahun naik dari 3,14% menjadi 3,22%  tertinggi satu bulan.

Di awal perdagangan pagi tadi indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap 6 mata uang utama lainnya dibuka pada posisi lebih rendah dari akhir perdagangan pekan lalu. Namun beberapa saat kemudian naik kembali ke arah penutupan akhir pekan lalu di 96.49. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 02 November 2018

Ulang Tahun ke-10 Bitcoin, Harga Makin Murah

Bitcoin

PT Rifan Financindo - Pada 31 Oktober 2018, bitcoin merayakan ulang tahun ke-10. Inovasi mata uang digital ini dibuat berdasarkan ide dari ilmuwan misterius Satoshi Nakamoto.

Pada ulang tahunnya ke satu dekade ini, sayangnya, bitcoin masih mengalami penurunan dibanding kejayaannya pada tahun lalu. Menurut Reuters, nilai bitcoin lebih rendah 3 persen dari 31 Oktober tahun lalu.

Ketika itu, bitcoin ditutup di harga USD 6.443 pada pasar bitcoin (Bitstamp). Namun, harga tersebut sedang menanjak sampai akhirnya sampai ke harga USD 19.343 pada 17 Desember 2017.



Baca Juga :
Bitcoin naik sampai 1.300 persen pada 2017 akibat pembelian besar-besaran dari investor ritel dari Korea Selatan sampai Amerika Serikat. Popularitas besar bitcoin tak terlepas dari para pemiliknya yang memamerkan barang-barang mewah yang mereka beli dengan bitcoin.

Tidak semua orang antusias dengan bitcoin. Yang paling lantang adalah Jack Ma dan Warren Buffett yang terang-terangan tidak suka pada bitcoin. Menurut Buffett, investasi rumah masih lebih jelas ketimbang bitcoin.

Setelah memasuki masa puncak di Desember 2017, harga bitcoin mulai merosot. Pada ulang tahunnya ke-10 dihargai USD 6.443 atau kehilangan sekitar 70 persen dari nilai puncaknya tahun lalu.

Saat ini, pelaku pasar uang kripto mengimplikasikan nilai bitcoin sekarang berbeda dari kenaikkan bitcoin tahun lalu yang didorong oleh tren sesaat dan tingkah investor yang takut ketinggalan.

"Mekanisme nilai kripto dan bitcoin hari ini lebih didasarkan pada pokok teknologi ketimbang hype dan sikap FOMO (fear of missing out/takut melewatkan sesuatu)," jelas Josh Bramley, kepala trader firma kekayaan manajemen kripto Blockstars. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 01 November 2018

Bursa Saham Asia Cetak Untung Awal Bulan November



Rifanfinancindo - Mengawali perdagangan saham di kawasan Asia awal bulan November hari Kamis (01/11), indeks beberapa bursa dibuka cukup kuat setelah sepanjang bulan Oktober alami kerugian  yang cukup besar. Data ekonomi China telah menjadi fokus utama dalam beberapa bulan terakhir saat perang perdagangan AS-Cina terus mengkhawatirkan investor dan bisnis.

Dan pagi ini perdagangan saham di bursa China dibuka lebih tinggi seperti Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,45 persen, indeks komposit Shanghai naik 1,13 persen dan indeks komposit Shenzhen alami kenaikan 1,53 persen. Kenaikan tersebut  didukung oleh laporan Kamis pagi untuk  data PMI Caixin dan IHS Markit  bulan Oktober yang menunjukkan data lebih tinggi  dari  bulan September. Survei ini mencakup perkembangan usaha kecil dan menengah di negara tersebut, dan posisi indeks  menunjukkan posisi ekspansi di sektor ini.

Baca Juga :
Bursa lainnya, terpantau indeks bursa saham Jepang Nikkei 225 tetap di wilayah negatif, yang turun 0,57 persen sementara Topix turun 0,5 persen. Saham yang kuat memerahkan indeks seperti anjloknya saham Panasonic 8,16 persen dan saham Softbank  lebih dari 7 persen.

Di bursa saham Australia, indeks ASX 200 naik 0,19 persen, dengan saham sektor bahan mensupport indeks dengan kenaikan 1,41 persen dan juga saham penambang utama seperti Rio Tinto naik 1,83 persen, Fortescue Metals naik 2,5 persen dan BHP Billiton melonjak 3,32 persen.

Sementara itu, di bursa saham Korea Selatan indeks Kospi dibuka positif dan berhasil mencetak kenaikan 0,72 persen. Demikian juga di perdagangan saham Indonesia, IHSG berhasil mencetak kenaikan cukup signfikan hingga naik 0,53%. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800