English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 08 November 2017

Menunggu Data Perdagangan China, Bursa Asia Melemah



PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak melemah di awal perdagangan Rabu pekan ini menyusul Wall Street yang ditutup campuran. Pelaku pasar menunggu keluarnya neraca dagang China untuk menentukan arah investasi selanjutnya.

Mengutip CNBC, Rabu (8/11/2017), indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,46 persen di awal perdagangannya setelah pada perdagangan sebelumnya mencapai level tertinggi dalam 26 tahun.

Bergeser sedikit ke Korea Selatan, Kospi bergerak mendatar atau naik tipis sebesar 0,03 persen. Kenaikan saham-saham blue chip mengimbangi pelemahan di saham-saham sektor keuangan. Samsung Electronics naik tipis 0,32 persen. SK Hynix naik 1,46 persen dan Lotte Shopping turun 1,48 persen.

Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,16 persen karena tekanan di saham-saham pertambangan. Sebenarnya saham-saham di sektor keuangan terangkat tetapi pelemahan saham pertambangan membuat indeks acuan ini melemah.

Commonwealth Bank mengumumkan laba bersih yang tidak diaudit untuk tiga bulan yang berakhir pada bulan September naik menjadi US$ 2,14 miliar. Pendapatan tunai untuk kuartal tersebut naik 6 persen menjadi US$ 2,03 miliar. Saham Commonwealth naik 1,87 persen, mengungguli saham perbankan lainnya.

Di AS, Wall Street ditutup beragam. Pada perdagangan kemarin, Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,04 persen ke level 23.557,23 setelah menghabiskan sebagian besar hari di wilayah negatif. S&P 500 turun 0,02 persen menjadi 2.590,64. Sedangkan Nasdaq Composite tergelincir 0,27 persen menjadi 6.767,78.

Pendorong penurunan indeks S&P 500 adalah saham-saham di sektor keuangan yang mengalami pelemahan 1,3 persen. Sedangkan beberapa sektor saham lain sebenarnya menguat meskipun tak terlalu tinggi. Contohnya, sektor utilitas dan sektor barang konsumsi naik kurang lebih 1 persen.

Perdagangan sebelumnya
Pada perdagangan sehari sebelumnya, bursa Asia diperdagangkan bervariasi. Kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia menjadi perhatian pelaku pasar. Trump akan tiba di Korea Selatan pada Selana ini setelah sebelumnya mengunjungi Jepang.

Indeks Nikkei 225 bergerak mendatar. Saham-saham energi menguat mengikuti kenaikan harga minyak. Inpex naik 3,06 persen dan Japan Petroleum Exploration naik 3,07 persen. Saham-saham di sektor teknologi dan otomotif bergerak campuran.

Di Korea Selatan, Kospi hanya sedikit berubah. Indeks acuan tersebut turun tipis 0,01 persen, meskipun ada kenaikan saham energi dan ritel.

Petroleum refiner SK Innovation naik 1,65 persen dan Shinsegae melonjak 8,13 persen. Saham blue chip, yaitu Samsung Electronics, turun 0,14 persen dan SK Hynix turun 0,84 persen.

Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,67 persen yang didukung oleh saham-saham di sektor minyak dan gas. Santos naik 2,4 persen dan Beach Energy melonjak 3,6 persen.

Pelaku pasar tengah menanti hasil kunjungan Trump ke Asia. Presiden AS ini tiba di Jepang pada 5 November 2017 kemarin dan hari ini akan melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan.

Setiba Presiden Trump di Jepang, ia segera menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan sejumlah anggota militer AS yang berdinas di Yokota Air Base, tak jauh dari Tokyo. Dalam pidatonya, isu Korea Utara menjadi salah satu topik yang kerap ia sebut. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 07 November 2017

Bursa Asia Dibuka Beragam, Saham Energi Catatkan Penguatan


Rifanfinancindo - Bursa Asia diperdagangkan bervariasi pada pembukaan Selasa ini. Sedangkan di AS, Wall Street ditutup menguat karena harga minyak naik ke level tertinggi sejak 2015.

Saat ini, investor tengah menunggu sentimen dari kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia. Trump akan tiba di Korea Selatan pada Selana ini setelah sebelumnya Mengunjungi Jepang.

Indeks Nikkei 225 bergerak mendatar. Saham-saham energi menguat mengikuti kenaikan harga minyak. Inpex naik 3,06 persen dan Japan Petroleum Exploration naik 3,07 persen. Saham-saham di sektor telnologi dan otomotif bergerak campuran.

Baca Juga

    Laporan Data Ekonomi Dorong Bursa Asia Naik
    Bursa Asia Menguat, Investor Cermati Pergantian Bos The Fed
    Ekonomi AS Bakal Membaik Picu Bursa Asia Menghijau

Di Korea Selatan, Kospi hanya sedikit berubah. Indeks acuan tersebut tirin tipis 0,01 persen meskipun ada kenaikan saham energi dan ritel.

Petroleum refiner SK Innovation naik 1,65 persen dan Shinsegae melonjak 8,13 persen. Saham blue chip yaitu Samsung Electronics turun 0,14 persen dan SK Hynix turun 0,84 persen.

Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,67 persen yang didukung oleh saham-saham di sektor minyak dan gas. Santos naik 2,4 persen dan Beach Energy melonajk 3,6 persen.

Pelaku pasar tengah menanti hasil kunjungan Trump ke Asia. Presiden AS ini tiba di Jepang pada 5 November 2017 kemarin dan hari ini akan melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan.

Setiba Presiden Trump di Jepang, ia segera menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan sejumlah anggota militer AS yang berdinas di Yokota Air Base, tak jauh dari Tokyo. Dalam pidatonya, isu Korea Utara menjadi salah satu topik yang kerap ia sebut.

"Militer kami adalah benteng untuk melawan segala ancaman yang menargetkan orang AS, Jepang, dan lainnya di seluruh dunia. Kalian adalah harapan kami untuk melawan ancaman tiran dan diktator yang memangsa orang tak bersalah," kata Trump.

Wall Street
Di bursa AS, Wall Street naik ke rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Senin di tengah optimisme tentang aktivitas merger dan karena investor bertaruh bahwa rencana Partai Republik untuk memotong pajak perusahaan akan meningkatkan pendapatan.

Saham Qualcomm naik 1,15 persen setelah Broadcom menawarkan untuk membeli pemasok supplier chip smartphone tersebut US$ 103 miliar dan menjadi akuisisi terbesar di sektor teknololgi. Saham Broadcom naik 1,42 persen.

"Faktanya kesepakatan itu besar," ujar Paul Nolte, Portfolio manager di Kingsview Asset Mangement di Chicago dilansir Reuters, Selasa (7/11/2017).

"Kita tidak melihat ada kesepakatan yang dibuat pada tahun ini. Ini bisa jadi awal dari kesepakatan yang dibuat sebagai imbas dari perubahan kebijakan pajak," imbuhnya.

Optimisme investor juga didorong oleh proposal Partai Republik pekan lalu untuk memangkas tarif pajak perusahaan menjadi 20 persen dari 35 persen dan mengakhiri beberapa keringanan pajak untuk perusahaan dan individu.

Dow Jones Industrial Average naik 0,04 persen untuk menetap di level 23.548,42, sementara S&P 500 menambahkan 0,13 persen untuk menetap di level 2.591,13 dam Nasdaq menambahkan 0,33 persen untuk menetap di level 6.786,44. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 06 November 2017

Laporan Data Ekonomi Dorong Bursa Asia Naik



Rifan Financindo - Bursa Asia melonjak mendekati level tertinggi dalam satu dekade, terpicu laporan data ekonomi dan pendapatan perusahaan di Amerika Serikat (AS). Ini juga mendorong kenaikan saham global.

Saat ini pasar tengah fokus pada kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Asia pada minggu ini.

Melansir laman Reuters, Senin (6/11/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang berada di posisi 556,39.

Saham Australia diperdagangkan di sekitar level yang tidak terlihat sejak April 2015, yakni 5.956,90 poin. Sementara Nikkei Jepang menguat ke posisi tertinggi dalam 21 tahun.

Trump mengeluarkan perkataan keras terhadap Korea Utara saat memulai perjalanan selama 12 harinya ke Asia sejak hari Minggu. Dia mengatakan jika AS dan para sekutu siap untuk mempertahankan diri.

Trump berharap adanya kesepakatan dengan pemimpin Jepang dan Korea Selatan sebelum mengunjungi Beijing, guna membicarakan masalah Korea Utara kepada Presiden China Xi Jinping.

Trump juga berencana bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam perjalanannya.

Selain kunjungan Trump, investor juga mencermati rilis data ekonomi yang bisa mempengaruhi pasar. Indeks pembelian non-manufaktur AS naik ke tingkat tertinggi sejak 2005.

"Pertumbuhan global menjadi tema, dan terutama kita telah melihat peningkatan nyata di Eropa," kata Chris Weston, Ahli Strategi Pasar Senior di IG Market.

IHSG Punya Peluang Tembus Rekor Kembali
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi mendatar pada perdagangan saham sepekan. Sentimen dalam dan luar negeri mempengaruhi laju IHSG.

Analis PT Recapital Sekuritas Kiswoyo Adi Joe mengatakan, dari dalam negeri laju IHSG akan dipengaruhi data pertumbuhan ekonomi kuartal III.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,01 hingga 5,05 persen. "Menunggu data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (6/11/2017).

Dari global, pelaku pasar tengah menanti kepastian terkait kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

"The Fed belum ada keputusan kapan naikan suku bunga," ujar dia.

Dia memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.900. Kemudian resistance pada level 6.100.

Saham rekomendasi Kiswoyo yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI), PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk (IKNP).

Sementara, Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG berpeluang kembali tembus rekor. Laju IHSG dipengaruhi oleh data pertumbuhan ekonomi yang positif di kisaran 5,1 persen.

"Sehingga di perkirakan pekan depan IHSG akan kembali bergerak mencoba mencetak rekor tertinggi lagi melihat optimisnya perkiraan pertumbuhan ekonomi meskipun secara teknikal cukup rentan akan koreksi jangka pendek, "jelas dia.

Dia memperkirakan IHSG pada level support 5.996 dan resistance 6.084. Saham pilihan Lanjar yakni PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Jumat, 03 November 2017

Bursa Asia Menguat, Investor Cermati Pergantian Bos The Fed


PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat di awal perdagangan Jumat ini. Investor mencerna rencana reformasi perpajakan Amerika Serikat (AS) dan pencalonan Jerome Powell sebagai Dewan Gubernur Bank Sentral AS. Jerome menjadi kandidat kuat yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.

Mengutip CNBC, Jumat (3/11/2017), Kospi Korea Selatan naik 0,22 persen setelah saham-saham para produsen mobil mencatatkan penguatan. Hyundai Motor naik 1,88 persen dan Kia Motors naik 0,71 persen.

Sedangkan saham-saham di sektor teknologi bergerak beragam. Sebagian mengalami tekanan karena aksi ambil untung.

Samsung Electronics turun 1,05 persen setelah mengumumkan rekor keuntungan awal pekan ini.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,47 persen didorong oleh saham-saham di sektor tambang. Saham Kingsgate melonjak 6,82 persen dan Newcrest Mining naik 2,5 persen.

Pasar saham Jepang tutup karena hari besar.

Di AS, Wall Street ditutup di dua arah pada perdagangan kemarin. Dow Jones Industrial Average menanjak untuk mencatatkan rekor terbaru sementara pelemahan saham Facebook membuat S&P 500 dan Nasdaq dalm zona lemah, menyusul investor yang menilai rencana pemangkasan pajak yang dirilis.

Keputusannya adalah memangkas pajak korporasi dari 35 persen menjadi 20 persen tapi juga berakhir pemecahan pajak tertentu untuk perusahaan dan pribadi.

Sementara banyak pengamat pasar telah menunjuk pada pemotongan pajak perusahaan sebagai bahan bakar lebih lanjut untuk penetapan rekor ekuitas, investor mengatakan bahwa undang-undang tersebut hanyalah sebuah titik awal dengan kemungkinan negosiasi yang signifikan di masa depan.

Prediksi IHSG
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada perdagangan saham menuju akhir pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG berada pada level support 6.000 dan resistance 6.050.

IHSG ditutup melemah kemarin. IHSG turun tipis 7,04 poin ke level 6.031,12. Sektor konsumer melemah 1,46 persen sehingga membebani laju IHSG.

"Sedangkan sektor infrastruktur berbalik menguat dengan saham WINS menguat signfikan," kata dia di Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Investor asing mencatatkan beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 391,01 miliar. Sedangkan, di pasar negoisasi tercatat jual bersih Rp 4,48 triliun.

Bursa di Asia ditutup varitiaf kemarin. Indeks Nikkei dan Topix ditutup menguat. Sementara, Indeks saham Hangseng dan Kospi tertekan.

"Penguatan yen menjadi pemicu penguatan indeks saham di Jepang," ujar dia. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 02 November 2017

Ekonomi AS Bakal Membaik Picu Bursa Asia Menghijau


Rifanfinancindo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve optimistis terhadap ekonomi AS.

Selain itu, kenaikan suku bunga diperkirakan terjadi sekali lagi pada Desember 2017. Ditambah sentimen investor menanti sosok pengganti pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen. Diperkirakan gubernur the Federal Reserve Jerome Powell akan menggantikan Janet Yellen pada akhir masa jabatannya Februari 2018.

Adanya harapan presiden Amerika Serikat Donald Trump akan memiliki Powell yang dinilai dovish terhadap suku bunga atau lebih lunak menekan imbal hasil surat berharga AS dan dolar AS pada pekan ini.

Di awal perdagangan, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,2 persen. Bursa Jepang akan tutup pada Jumat untuk peringati libur nasional.

Investor asing pun kembali mencatatkan aksi beli di bursa Jepang dalam enam minggu ini. Di pasar Asia, imbal hasil surat berharga bertenor 10 tahun berada di kisaran 2,37 persen. Indeks dolar AS turun 0,1 persen menjadi 94,71.

Sementara itu, dolar AS berada di kisaran 114,15 terhadap yen. Euro naik 0,1 persen berada di posisi US$ 1,1630.

Harga minyak cenderung stabil. Harga minyak Brent mendatar di posisi US$ 60,49 per barel. Sedangkan harga minyak Amerika Serikat turun enam sen ke posisi US$ 54,24.

Penguatan bursa saham Asia juga didukung dari wall street yang menguat. Itu didorong sentimen bank sentral AS atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga.

Sebelumnya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat usai bank sentral AS atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga dan memberikan sinyal pertumbuhan ekonomi.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 57,77 poin atau 0,25 persen ke posisi 23.435,01. Indeks saham S&P 500 naik tipis 4,1 poin atau 0,16 persen ke posisi 2.579,36. Indeks saham Nasdaq tergelincir 11,14 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.716,53.

Hasil pertemuan bank sentral AS membayangi laju bursa saham AS. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga dari hasil pertemuan pada pekan ini.

Keputusan Bank sentral AS tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang solid dan penguatan pasar tenaga kerja. Langkah itu juga menunjukkan dampak badai yang berkurang. Oleh karena itu kemungkinan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) naik pada Desember.

The Federal Reserve menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2017. Diperkirakan kenaikan suku bunga sekali lagi pada akhir 2017, dan ini merupakan bagian pengetatan kebijakan moneter sejak 2015.

"Satu hal sudah dikonfirmasi dengan harapan pasar kalau suku bunga the Federal Reserve tidak naik pada pertemuan kali ini. The Fed juga memberikan pernyataan soal ekonomi, dan itu sedikit memberikan kepercayaan investor," jelas Alan Lancz, Presiden of Investment Advisory Alan B.Lancz and Associates Inc seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis 2 November 2017. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 01 November 2017

Bursa Asia Menguat Terdorong Pertumbuhan Ekonomi


Rifan Financindo - Saham Asia melanjutkan penguatan selama empat hari berturut-turut didukung pertumbuhan ekonomi yang solid. Sementara harga minyak berada pada tingkat tertingginya seiring harapan perpanjangan pemotongan output oleh produsen utama minyak dunia.

Melansir laman Reuters, Rabu (1/11/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,3 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,0 persen.
Sebelumnya tiga indeks utama Wall Street menguat di akhir Oktober dengan kenaikan bulanan terbesar sejak Februari.

Pasar menunjukkan respons yang tidak jelas setelah seorang sopir truk pic kup membunuh delapan orang dan melukai lebih dari selusin lainnya saat berjalan di sebuah jalur sepeda di New York City. Ini dikatakan pihak berwenang AS sebagai serangan teroris.

Di sisi lain, investor terfokus pada kemajuan rencana pemotongan pajak AS yang dijanjikan Presiden Donald Trump dan Partai Republik. Serta rencana pengumuman Kepala Federal Reserve berikutnya.
"Jika negosiasi (pajak) gagal, itu akan berdampak negatif pada pasar. Jadi kita perlu berhati-hati," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management.

Trump kemungkinan akan memilih Jerome Powell sebagai Gubernur Fed yang baru. Harapan bahwa Powell akan memimpin Fed mendorong penurunan imbal hasil obligasi dan dolar pada minggu ini.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama turun menjadi 94,62 dari puncak bulan lalu tiga bulan menjadi 95,15. Sementara Euro sedikit bergerak pada posisi US$ 1,1650, meskipun jaraknya terpencar dari level terendah dalam tiga bulan di US$ 1,1574.

Di sisi lain, Harga minyak kembali menguat dan mencatat kenaikan bulanan lebih dari 5 persen. Namun analis mengatakan sentimen yang mendorong minyak mentah Brent ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, dapat mendorong ekspor minyak dari Amerika serikat (AS).

Harga minyak Brent naik 47 sen atau 0,7 persen menjadi US$ 61,37, mendekati level tertinggi pada Juli 2015 yang dicapai awal pekan ini. Angka ini juga naik sekitar 37 persen dari level terendah pada tahun ini di bulan Juni.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 54,38, masih mendekati level tertinggi sejak Februari dan dalam lebih dari dua tahun. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 30 Oktober 2017

Menunggu Rilis Laporan Keuangan, Bursa Asia Menguat


PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Investor memberikan sinyal positif terhadap laporan keuangan keuangan emiten.

Mengutip CNBC, Senin (30/10/2017), Nikkei 225 naik 0,12 persen di awal perdagangan, sedangkan indeks Topix bergerak turun tipis 0,09 persen.

Penjualan ritel Jepang untuk September naik 2,2 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bank Sentral Jepang pada hari ini memulai pertemuan dua hari untuk menentukan arah kebijakan moneter.

Di Korea, Kospi bergerak naik 0,38 persen didorong oleh saham-saham teknologi dan komoditas. Kenaikan harga minyak menjadi pendorong saham-saham di sektor energi.

Saham SK Hynix naik 2,3 persen dan saham perusahaan kilang minyak S-Oil naik 2,7 persen. Saham Samsung Electronics naik 2,03 persen jelang rilis pendapatan pada Selasa besok.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik tipis 0,09 persen. Pada pekan kemarin, indeks acuan ini ditutup melemah setelah Pengadilan Tinggi Australia dalam keputusannya pada Jumat menyatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce tidak sah menjadi anggota parlemen karena memiliki dua kewarganegaraan. Selain Australia, ia diketahui berkewarganegaraan Selandia Baru.

Keputusan ini membuat pemerintahan koalisi yang saat ini dipimpin Perdana Menteri Malcolm Turnbull kehilangan satu suara mayoritas. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :

Sumber : Liputan 6

Jumat, 27 Oktober 2017

Saham Teknologi Jadi Pendorong Bursa Asia





Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak menguat pada awal perdagangan Jumat ini karena didorong oleh saham-saham sektor teknologi. Sementara nilai tukar euro terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan mendekati level terendah dalam tiga bulan.

Mengutip Reuters, Jumat (27/10/2017), indeks NIkkei Jepang naik 0,6 persen sementara Kospi Korea Selatan naik 0,2 persen. Untuk indeks saham Australia, yaitu S&P/ASX 200 naik 0,2 persen.

Laba dari Alphabet yang merupakan induk usaha Google, Microsoft, dan Amazon.com menguat menjadi katalis penguatan saham-saham di AS. Saham di perusahaan tersebut naik 2,8 persen, 4,5 persen, dan 7,6 persen. Hal tersebut juga berdampak ke Asia.

Selain itu, membaiknya kondisi ekonomi AS dan juga langkah pemerintah untuk mendorong pemotongan pajak mendapat dukungan dari anggota dewan menjadi pendorong membaiknya bursa.

"Pertumbuhan saham menguat kemarin di AS dan Eropa dan sekarang Partai Republik dapat melewati reformasi pajak. Pembahasan pemotongan pajak tampaknya akan dimulai minggu depan," kata Kepala Strategi Mizuho Securities Nobuhiko Kuramochi.

Di AS, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 71,61 poin atau 0,31 persen menjadi 23.401,07. Indeks S&P 500 menguat 3,26 poin atau 0,13 persen menjadi 2.560,41, sedangkan Nasdaq Composite turun 7,16 poin atau 0,11 persen menjadi 6.556,77.

Saham Twitter melonjak 18,5 persen setelah perusahaan mengatakan dapat mengubah keuntungan pertamanya di kuartal keempat, dibantu oleh pemotongan biaya dan sumber pendapatan baru.

"Musim pengumuman laporan keuangan ini terlihat bagus. Meskipun hasilnya sebenarnya cukup bervariasi," kata kepala investasi Solaris Asset Management, New York, AS, Tim Ghriskey. Rifanfinancindo.




Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 26 Oktober 2017

Bursa Asia Bergerak Variatif





Rifan Financindo - Bursa saham Asia bervariasi pada pembukaan perdagangan pagi ini, menyusul pelemahan pada bursa saham Amerika Serikat, Wall Street.

Indeks Nikkei naik 0,37 persen pada awal perdagangan. Indeks acuan tersebut menyentuh penguatan 16 kali berturut-turut pada Rabu kemarin, setelah menutup perdagangan dengan melemah 0,45 persen ke level 21.707,62 di hari yang sama.

Sementara menyebrang ke Korea, indeks saham Kospi turun 0,15 persen menyusul investor mencerna hasil laoran keuangan saham-saham blue chip, seperti SK Hynix.

Kemudian, saham S&P/ASX 200 turun 0,26 persen pada awal perdagangan, yang mana terbebani oleh perdagangan sub indeks financial yang turun 0,52 persen setelah ANZ mengumumkan pendapatan tahunan mereka.

Sementara saham di Thailand tutup pada hari ini.

Saham-saham lain seperti saham Hong Kong, Hang Seng Indeks turun 137 poin atau 0,49 persen, kemudian saham Shanghai tak bergerak.

Rilis pendapatan perusahaan juga menjadi sorotan pasar di kawasan ini. Nama penting pada kalender pendapatan meliputi SK Hynix, OCBC, Hyundai Motors, NTT DoCoMo dan China Vanke. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 25 Oktober 2017

Bursa Asia Menguat Imbas Wall Street Positif



PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) memberikan tenaga untuk bursa Asia. Akan tetapi, pemilihan pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve membayangi bursa Asia.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendatar pada awal pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,5 persen. Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,03 persen. Indeks saham Australia mendaki 0,22 persen.

Pemilihan pimpinan the Federal Reserve menjadi sorotan pasar. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundang makan siang sejumlah anggota senat dari Partai Republik untuk mendapatkan pandangan soal pimpinan the Federal Reserve berikutnya.

Menurut sumber Reuters, Trump menyurvei para anggota Partai Republik mengenai apakah mereka lebih memilih ekonom Universitas Stanford John Taylor dan mantan pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell. Sebagian besar senator memilih Taylor.

Taylor dinilai sebagai sosok yang dapat mendukung bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat. Sentimen tersebut mendorong imbal hasil surat utang Amerika Serikat bertenor 10 tahun mencapai 2,41 persen.

"Hasil treasury AS lebih tinggi sehingga mendukung dolar AS," kata Masafumi Yamamoto, analis Mizuho Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (25/10/2017).

"Pemangkasan pajak akan terwujud, dan itu mendukung dolar AS serta mendorong imbal hasil surat berharga AS," kata Yamamoto.

Wall Street pun menguat dengan indeks saham Dow Jones mencetak rekor. Hal itu didorong saham 3M dan Caterpillar. Ini berimbas ke bursa Asia. Di pasar uang, euro berada di kisaran US$ 1,1757. Indeks dolar AS menguat 0,2 persen ke posisi 93,97. Dolar AS berada di kisaran 113,92 per yen.

Di pasar komoditas, harga minyak naik 8 sen menjadi US$ 58,41 per barel. Adapun, harga minyak AS turun 1 sen menjadi US$ 52,46. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 24 Oktober 2017

Bursa Asia Naik Dekati Level Tertinggi dalam Satu Dekade



Rifanfinancindo - Bursa Asia dibuka beringsut menjauh dari posisi tertingginya dalam satu dekade pada hari ini meski tetap menguat. Sebelumnya Wall Street turun usai mencetak rekor, menjelang berlangsungnya beberapa peristiwa ekonomi dunia.

Melansir Reuters, Selasa (24/10/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,1 persen ke posisi 549,71 poin. Ini tidak jauh dari level tertingginya dalam 10 tahun di posisi 554,63 yang diraih pekan lalu.

Sementara saham Australia beringsut lebih tinggi ke posisi puncak dalam 5,6 bulan pada hari Senin. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen dari level tertinggi dalam 21 tahun.

"Meskipun tidak ada pergerakan nyata di pasar, kami tahu ada ganjalan dan risiko dari satu peristiwa dan ini menciptakan peluang bagi pedagang dalam jangka pendek," kata Chris Weston, Kepala Strategi IG Markets.

Investor kini tengah mengamati dengan seksama pelaksanaan Kongres Partai Komunis di China yang ke-19, yang berakhir pada hari Selasa. Presiden Xi Jinping diharapkan dapat melepaskan posisi Komite Tetap-puncak kekuasaan di negara ini.

Wall street sebelumnya tercatat melemah usai mencetak rekor, terbebani penurunan saham teknologi dan industri.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 54,25 poin atau 0,23 persen menjadi 23.274,38. Sementara indeks S&P 500 melemah 10,19 poin atau 0,40 persen menjadi 2.565,02 dan Nasdaq Composite turun 42,23 poin atau 0,64 persen menjadi 6.586,83.

Sedangkan saham Eropa STOXX 600 naik 0,16 persen, meskipun bursa valas IBEX. EUREX turun 0,6 persen dipicu krisis Spanyol yang telah berlangsung dalam sepekan.

Madrid mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menembaki pemerintah Catalonia pada Sabtu pekan lalu. Ini sebagai upaya terakhir untuk menggagalkan dorongan wilayah itu memerdekan diri.

Adapun indeks dolar beringsut lebih rendah ke posisi 93,8. Namun ini tetap berada pada puncak selama dua bulan terakhir.

Harga minyak bervariasi, karena gangguan pasokan di Irak. Harga minyak mentah Brent naik 6 sen menjadi US$ 57,43, sementara harga minyak mentah AS naik 3 sen menjadi US$ 51,93 per barel. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 23 Oktober 2017

Bursa Jepang Melonjak Imbas PM Shinzo Abe Menang Pemilu






Rifan Financindo - Bursa saham Jepang melonjak pada awal pekan ini seiring yen melemah. Selain itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga memenangi pemilihan umum yang digelar satu tahun lebih cepat dari jadwal.


Indeks saham Jepang Nikkei naik satu persen, dan tertinggi sejak 1996. Penguatan indeks saham Jepang itu terjadi seiring Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menang mudah dalam pemilihan umum.

Investor berasumsi kemenangan Abe dapat mendorong bank sentral Jepang untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter lebih besar. Hal tersebut menekan imbal hasil obligasi dan yen. Namun, di sisi lain the Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lagi pada Desember 2017.

"Ini seharusnya memperpanjang kebijakan Abenomics termasuk megastimulus Bank of Japan," tulis Analis Blackrock Investment Instutite, seperti ditulis dari laman Reuters, Senin (23/10/2017).

Di pasar uang, dolar AS naik 0,4 persen menjadi 113,99 terhadap yen. Level itu tertinggi sejak pertengahan Juli. Adapun indeks dolar AS naik tipis 0,2 persen terhadap sejumlah mata uang. Yen juga tergelincir terhadap euro.

Euro merosot 0,25 persen menjadi US$ 1,1758. Ini seiring pelaku pasar menanti pertemuan bank sentral Eropa. Pelaku pasar mencari sinyal kebijakan soal pengurangan jumlah aset atau juga memperpanjang program tersebut.

"Seperti yang diperkirakan, lamanya waktu program pelonggaran kuantitatif berjalan lebih lama dan besar dari ukuran tiap bulannya. Kami perkirakan 30 miliar euro, dan kami berharap bank sentral Eropa akan terus membuka program ini," kata Analis RBC Capital Markets.

Sementara itu, bursa Asia mendapatkan sentimen positif dari Wall Street. Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street menguat seiring senat AS memperkuat harapan rencana pemotongan pajak oleh Presiden AS Donald Trump dapat berlanjut.

Pada awal perdagangan, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,3 persen.

Di pasar komoditas, dolar AS menguat mendorong harga emas turun 0,4 persen menjadi US$ 1.275,07 per ounce.

Harga minyak menguat seiring penurunan tajam ekspor minyak mentah Irak. Harga minyak Brent naik 16 sen menjadi US$ 57,91 per barel, sedangkan harga minyak mentah Amerika Serikat bertambah 28 sen menjadi US$ 52,12. Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Jumat, 20 Oktober 2017

Spekulasi Pimpinan Baru The Fed Dorong Bursa Asia Naik






Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat terpicu spekulasi tentang siapa yang akan memimpin Bank Sentral di Amerika Serikat (AS), yang ikut membuat investor global lebih waspada.

Melansir laman Reuters, Jumat (20/10/2017), Bursa Selandia Baru tergelincir 0,1 persen, menghentikan 13 sesi penguatan, setelah Partai Nasionalis Selandia Baru sepakat untuk membentuk pemerintahan baru bersama Partai Buruh haluan kiri, usai negosiasi politik.

Sementara indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang, yang sempat menggapai posisi puncak dalam 10 tahun pada Selasa, kembali naik 0,1 persen pada awal perdagangan. Namun bila dibandingkan kondisi sepekan, masih turun 0,2 persen.

Adapun indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,3 persen. Ini masih berada di jalur kenaikan mingguan sebesar 1,1 persen.

Sebelumnya Wall Street menguat dengan indeks Dow dan S & P 500 mencapai kenaikan tertinggi pada penutupan perdagangan Kamis.

Pasar berbalik menguat di menit terakhir, usai munculnya sebuah laporan yang menyebutkan jika Jerome Powell menjadi kandidat utama calon ketua Federal Reserve (The Fed).

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 5,44 poin atau 0,02 persen ke posisi 23.163,04. Sementara indeks S&P 500 naik 0,84 poin atau 0,03 persen menjadi 2.562,1 dan Nasdaq Composite turun 19,15 poin atau 0,29 persen menjadi 6.605.07.

"Kejelasan tentang pencalonan Fed akan positif terhadap dolar," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities.

Namun indeks dolar, yang mengukur mata dolar terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,1 persen menjadi 93.163, naik sedikit untuk minggu ini.

Terhadap Yen, Dolar naik tipis menjadi 112,59, berada di jalur peningkatan 0,7 persen dalam sepekan, setelah mencapai level tertinggi hampir dua minggu di posisi 113.145 yen pada Kamis.

Di Eropa, saham mencatat penurunan terbesarnya dalam dua bulan karena kekhawatiran akan pergolakan politik di Spanyol. Serta hasil kinerja yang mengecewakan dari perusahaan besar seperti Unilever, France's Publicis dan Kion Jerman.

Sementara harga minyak mentah menguat setelah merosot lebih dari 1 persen, tertekan persediaan yang lebih besar dari perkiraan di Amerika Serikat dan aksi ambil untung.

Harga minyak mentah Brent naik 9 sen menjadi US$ 57,32 per barel, sementara minyak mentah AS menguat 13 sen menjadi US$ 51,42 Rifanfinancindo




Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 19 Oktober 2017

Bursa Asia Hampir Sentuh Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun


PT Rifan Financindo - Bursa Asia naik hampir menuju ke level tertinggi dalam 1 dekade terakhir pada pembukaan perdagangan Kamis pagi ini. Pergerakan bursa Asia ini sejalan dengan Wall Street.

Tapi perdagangan berlangsung hati-hati, karena investor menunggu data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dari China, yang diharapkan dapat menunjukkan momentumnya mulai dingin saat pemerintah menguasai pasar properti dan mengurangi pinjaman berisiko.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,05 persen hampir menyentuh level tertinggi dalam 10 tahun terakhir, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (19/10/2017).

Sementara indeks Jepang Nikkei naik 0,4 persen, kemudian indeks Korea Selatan Kospi mencatatkan rekor, dam indeks Australia naik 0,3 persen.

Sementara di bursa AS, Dow Jones naik pertama kalinya ke level di atas 23.000 pada penutupan perdagangan kemarin. Semua itu berkat menguatnya saham IBM yang diprediksi akan ada pertumbuhan pendapatan yang signifikan.

Saham IBM (IBM.N), yang mengalahkan ekspektasi pendapatan, melonjak 8,9 persen dan menyumbang sekitar 90 poin dari 160 poin pada indeks blue-chip hari ini.

S&P 500 dan Nasdaq juga menyentuh rekor tertinggi. Dow Jones Industrial Average naik 160,16 poin atau 0,7 persen untuk menutup perdagangan di level 23.157,6. Kemudian S&P 500 menambahkan 1,9 poin atau 0,07 persen dan menetap di level 2.561,26. Kemudian Nasdaq menambahkan 0,56 poin atau 0,01 persen ke level 6.624,22. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 18 Oktober 2017

Investor Menanti Pidato Presiden China, Bursa Asia Naik Tipis


Rifan Financindo - Bursa saham Asia konsolidasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini seiring pelaku pasar menunggu kebijakan dari hasil pertemuan partai komunis di China.

Kongres pertemuan partai di China ini diharapkan dapat memperkuat wewenang Presiden China Xi Jinping. Pada pertemuan partai itu juga akan menguraikan rencana Xi Jinping dalam lima tahun ke depam.

Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga kembali menolak menyebut China sebagai manipulator mata uang meski tetap mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah China.

Data ekonomi terbaru dari China pun memicu keyakinan soal pertumbuhan global sehingga dapat mendorong kenaikan di bursa saham global.

Mengutip Reuters, Rabu (18/10/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,13 persen. Indeks saham Australia sedikit menguat. Indeks saham Jepang Nikkei bertambah 0,3 persen.

Kenaikan bursa saham juga didorong dari hasil survei manajer investasi terbaru dari Bofa Merrill Lynch.

"Investor yang disurvei memperkirakan pertumbuhan ekonomi di atas tren dan inflasi di bawah tren," tulis survei tersebut.

Selain itu, investor juga kurang yakin pada obligasi. Namun 82 persen investor memperkirakan imbal hasil obligasi akan meningkat dalam 12 bulan.

Di pasar uang, dolar AS cenderung menguat. Dolar AS terhadap yen stabil di kisaran 112.20. Euro bertahan di kisaran US$ 1.177. Pelaku pasar berhati-hati jelang pidato pimpinan Bank Sentral Eropa Mario Draghi.

Di pasar komoditas, harga emas bergerak di kisaran US$ 1.286,41. Sentimen kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve soal suku bunga masih pengaruhi pasar.

Harga minyak Brent naik 38 sen menjadi US$ 58,26 per barel. Sedangkan harga minyak AS menguat 19 sen menjadi US$ 52,07. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800