Rifanfinancindo - Bursa Asia dibuka beringsut menjauh dari posisi tertingginya dalam satu dekade pada hari ini meski tetap menguat. Sebelumnya Wall Street turun usai mencetak rekor, menjelang berlangsungnya beberapa peristiwa ekonomi dunia.
Melansir Reuters, Selasa (24/10/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,1 persen ke posisi 549,71 poin. Ini tidak jauh dari level tertingginya dalam 10 tahun di posisi 554,63 yang diraih pekan lalu.
Sementara saham Australia beringsut lebih tinggi ke posisi puncak dalam 5,6 bulan pada hari Senin. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen dari level tertinggi dalam 21 tahun.
"Meskipun tidak ada pergerakan nyata di pasar, kami tahu ada ganjalan dan risiko dari satu peristiwa dan ini menciptakan peluang bagi pedagang dalam jangka pendek," kata Chris Weston, Kepala Strategi IG Markets.
Investor kini tengah mengamati dengan seksama pelaksanaan Kongres Partai Komunis di China yang ke-19, yang berakhir pada hari Selasa. Presiden Xi Jinping diharapkan dapat melepaskan posisi Komite Tetap-puncak kekuasaan di negara ini.
Wall street sebelumnya tercatat melemah usai mencetak rekor, terbebani penurunan saham teknologi dan industri.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 54,25 poin atau 0,23 persen menjadi 23.274,38. Sementara indeks S&P 500 melemah 10,19 poin atau 0,40 persen menjadi 2.565,02 dan Nasdaq Composite turun 42,23 poin atau 0,64 persen menjadi 6.586,83.
Sedangkan saham Eropa STOXX 600 naik 0,16 persen, meskipun bursa valas IBEX. EUREX turun 0,6 persen dipicu krisis Spanyol yang telah berlangsung dalam sepekan.
Madrid mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menembaki pemerintah Catalonia pada Sabtu pekan lalu. Ini sebagai upaya terakhir untuk menggagalkan dorongan wilayah itu memerdekan diri.
Adapun indeks dolar beringsut lebih rendah ke posisi 93,8. Namun ini tetap berada pada puncak selama dua bulan terakhir.
Harga minyak bervariasi, karena gangguan pasokan di Irak. Harga minyak mentah Brent naik 6 sen menjadi US$ 57,43, sementara harga minyak mentah AS naik 3 sen menjadi US$ 51,93 per barel. Rifanfinancindo.
Baca Juga :
- Penipuan Berkedok Perdagangan Berjangka Komoditi Marak di Indonesia | PT RIFAN FINANCINDO
- Industri PBK Tumbuh di Tengah Rendahnya Pemahaman Masyarakat | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
- Pialang Berjangka PT Rifan Bidik 200 Investor Baru di Semarang | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA
- Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan | RIFAN FINANCINDO
- Waspada Investasi Bodong, Ada Baiknya Anda Mengenal Lebih Baik Perdagangan Berjangka | PT RIFAN
- Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemko Medan Terima Sumbangan | RIFANFINANCINDO
- Rifan Financindo Targetkan 200 Nasabah Baru | RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
- Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | RIFAN
- Perdagangan Bursa Berjangka Menjanjikan Imbal Hasil Besar dan Resiko Besar | PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
- Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap | PT. RIFAN
- Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | RIFAN BERJANGKA
- Kepercayaan Masyarakat terhadap Perdagangan Berjangka Komoditi Masih Tinggi | PT. RIFAN FINANCINDO
- RFB Dorong Edukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | PT RIFANFINANCINDO
- Marak Investasi Bodong, Masyarakat Diedukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | PT RFB
- PERDAGANGAN BERJANGKA : Rifan Jadi yang Pertama Sosialisasi di Medan | PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar