Rifanfinancindo - Harga emas naik pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas adalah penurunan imbal hasil obligasi AS dari rekor tertinggi.
Saat ini, inevstor lebih memilih untuk menunggu (wait and see) hasil dari pertemuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip CNBC, Selasa (16/3/2021), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.729,94 per ounce pada pukul 1.47 siang EDT. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,5 persen menjadi USD 1.729,20 per ounce.
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
"Imbal hasil obligasi AS pada perdagangan Senin pagi turun, hal ini dianggap sebagai peluang bagi sebagian investor untuk melakukan aksi beli di emas," jelas Direktur Perdagangan Logam Mulia High Ridge Futures, David Meger.
Meger melanjutkan, perdebatan yang ada saat ini apakah apakah kenaikan imbal hasil yang didorong oleh optimisme pemulihan ekonomi akan terus menekan harga emas. Atau jika pertumbuhan terhenti atau inflasi meningkat akan mendukung harga emas.
Imbal hasil obligasi AS turun dari puncak tertinggi dalam satu tahun pada perdagangan Senin. Hal ini memulihkan daya tarik instrumen investasi tanpa bunga seperti emas.
“Kapanpun imbal hasil obligasi mencapai puncak, itu akan menjadi awalan bagi emas untuk kembali menguat,” kata kepala analis Blue Line Futures Chicago, Phillip Streible.
“Mereka (Obligasi AS) masih memiliki ruang untuk berkembang lebih tinggi tetapi hasil tidak akan naik selamanya, jadi akan ada titik balik. Semakin tinggi kita pergi, semakin dekat kita ke titik balik.” tambah dia.
Investor menunggu pertemuan the Fed yang berlangsung selama dua hari. Pertemuan tersebut dimulai pada hari Selasa waktu setempat dengan fokus pada lonjakan imbal hasil obligasi AS, kekhawatiran kenaikan inflasi dan prospek ekonomi.
Sinyal dari the Fed akan memberikan gambaran kepada investor mengenai gerak harga emas ke depannya.
Paket Stimulus AS Disahkan, Bagaimana Dampaknya ke Harga Emas Pekan Ini?
Sebelumnya, harga emas diperkirakan akan menguat secara jangka pandek pada pekan ini. Hal tersebut terimbas dari ditandatanganinya paket stimulus USD 1,9 triliun setara Rp 27.196 triliun.
Namun, beberapa analis memperkirakan bahwa stimulus tersebut justru akan mendorong kenaikan pasar saham sehingga menekan harga emas.
Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya menandatangani bantuan atau stimulus ekonomi senilai USD 1,9 triliun setara Rp 27.196 triliun menjadi undang-undang. Bantuan ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah Amerika.
Mengutip Kitco, Senin (15/3/2021), pada pekan lalu harga emas mampu bertahan di kisaran USD 1.700 per ounce setelah mengalami tekanan yang cukup besar. Pada pekan lalu, harga emas sempat berada di level terendah dalam 10 pekan.
Namun untuk minggu ini analis memperkirakan harga emas akan mendapat dukungan dari paket stimulus yang telah ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden. Namun beberapa analis lain mencatat bahwa paket stimulus ini mendorong transaksi di pasar saham dan obligasi.
"Mengecewakan melihat harga emas tidak lebih tinggi setelah paket stimulus USD 1,9 triliun disahkan. Jika emas tidak bisa naik, saya tidak tahu apa yang akan mendorongnya lebih tinggi," kata Presiden Phoenix Futures and Options LLC, Kevin Grady.
"Gerak emas sepertinya tidak tampak bagus pada minggu ini. tetapi saya memberikan posisi netral," tambah dia.
Pada pekan ini, 16 analis berpartisipasi dalam survei yang diselenggarakan oleh Kitco. Sebanyak 6 pemilih atau 38 persen menyerukan harga emas naik. Sementara itu, pemilih netral lima analis atau 31 persen. Sedangkan mereka yang melihat harga emas akan lebih rendah juga lima analis atau 31 persen.
Sedangkan pelaku pasar yang ikut dalam survei Kitco mencapai 1.611 suara. Di antara mereka 1.003, atau 62 persen mengatakan harga emas akan naik. Sedangkan 364 pelaku pasar atau 23 persen mengatakan harga emas tertekan.
Selain itu, 244 pemilih atau 15 persen memilih harga emas akan bergerak stabil atau netral pada pekan ini. Rifanfinancindo.
Sumber : Liputan 6