English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 04 Oktober 2019

Rekomendasi Forex EUR/USD 4 Oktober 2019

 
 
PT Rifan Financindo - EUR/USD diperdagangkan diatas 1.0950, melanjutkan keuntungannya. Greenback kehilangan pijakannya setelah data AS yang mengecewakan.

Pasangan matauang EUR/USD sempat melemah dari ketinggian harian 1.0973, namun akhirnya berhasil naik kembali ke 1.0979, dengan keengganan terhadap resiko yang membebani matauang bersama Eropa, membatasi kenaikan, sementara minat spekultatif menjauh dari “greenback” ditengah memuncaknya keprihatinan mengenai pertumbuhan ekonomi AS. Berita bahwa AS merencanakan untuk mentargetkan tarif atas beberapa produk Eropa, termasuk pesawat dan mesin-mesin, juga mempengaruhi EUR.


Baca Juga :

PMI Jasa Markit final di Uni Eropa direvisi turun, dengan Indeks Jerman turun menjadi 51.4 dan Uni Eropa 51.6. PMI komposit muncul di 50.1 pada bulan September, dibawah dari yang diperkirakan 50.4. Uni Eropa juga merilis Producer Price Index bulan Agustus yang turun 0.5% secara basis bulanan dan jatuh 0.8% ketika dibandingkan terhadap setahun yang lalu. Hal yang positipnya adalah Penjualan Ritel naik pada bulan yang sama.

Data AS, dipihak lain, sebegitu jauh mengecewakan, untuk minggu yang berakhir pada tanggal 27 September,  klaim  pengangguran naik menjadi 219.000. Sementara ISM Non Manufaktur turun menjadi 52.6 dari sebelumnya 56.4 dan juga lebih rendah daripada yang diperkirakan 55.0.

Kenaikan lebih lanjut dari pasangan matauang ini akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.0981 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1000 dan kemudian 1.1045. Sedangkan apabila berbalik turun, pasangan matauang ini akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.0915 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0880 dan kemudian 1.0840. PT Rifan Financindo.

Sumber : Vibiznews

Kamis, 03 Oktober 2019

Rupiah Kamis Siang Stagnan di Rp14.150/USD; Dollar Asia Koreksi Teknikal



Rifanfinancindo - Dalam pergerakan pasar uang Kamis siang ini (26/09), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau stagnan, sementara dollar AS di pasar Asia terkoreksi setelah menanjak cepat di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini stabil 0,00% ke level Rp 14.150 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.150 juga.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka stabil di Rp 14.150, kemudian bergerak lemah ke Rp14.175, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.150 kembali. Stabilnya rupiah terjadi di antara mulai kondusifnya situasi beberapa kota, sementara dollar di pasar uang Asia terkoreksi signifikan setelah menguat oleh munculnya harapan progress baru dalam negosiasi dagang AS – China.

Baca Juga :


Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini merosot ke level 98,87, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,04.

Sementara itu, IHSG Kamis di sesi pertama, terpantau menguat 0,47% atau 43,505 poin ke level 6.189,909, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya mixed di tengah harapan baru pembicaraan dagang AS – China.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini agak stagnan, dengan dollar di pasar Asia mengalami koreksi teknikal. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 14.055 – Rp 14.165. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 02 Oktober 2019

IHSG Dibuka Tertekan ke 6.128,17

Awal 2019 IHSG
 

Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada pembukaan saham Rabu pagi ini. Posisi rupiah di angka 14.210 per dolar AS.

Pada pra pembukaan perdagangan, Rabu (2/10/2019), IHSG turun 13,80 poin atau 0,22 persen ke level 6.124,44. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG melanjutkan pelemahannya dengan turun 9,29 poin atau 0,16 persen ke 6.128,17.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 0,24 persen ke posisi 958,38. Seluruh indeks saham acuan bergerak di zona merah.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 6.133,33 dan terendah di 6.122,98.

Baca Juga :
Sebanyak 100 saham menguat tetapi tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 105 saham melemah sehingga menekan IHSG. Di luar itu, 118 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 27.417 kali dengan volume perdagangan 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 302 miliar.

Investor asing jual saham Rp 15 miliar di total pasar dan posisi rupiah di angka 14.210 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG sebagian besar berada di zona merah. Sektor industri dasar turun 0,35 persen dan mencetak penurunan terbesar. Kemudian kontruksi yang melemah 0,30 persen dan aneka industri turun 0,31 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain ARTO melonjak 24,71 persen ke Rp 1.690 per saham, SKYB naik 21,18 persen ke Rp 103 per saham, dan PSDN naik 14 persen ke Rp 179 per saham.

Sementara saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain AHAP yang turun 9,52 persen ke Rp 76 per saham, NZIA turun 6,90 persen ke level Rp 685 per saham dan ALTO turun 4,72 persen ke Rp 362 per saham.

Prediksi Analis
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan terkoreksi di pasar saham. Indeks rawan tertekan pada rentang 6.100-6.176.

Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan cenderung fluktuatif dengan potensi bergerak negatif. Momentum ini dapat dioptimalkan dengan melakukan aksi beli.

"Secara teknikal, kami memproyeksi indeks akan bergerak negatif rentan menguji support dengan support resistance 6.100-6.176," tuturnya di Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Seirama, Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali mengungkapkan IHSG akan dibukukan ke zona merah pada perdagangan saham hari ini.

Menurutnya, indeks akan bergerak melemah di level support 6.108-6.123 dan resistance 6.165-6.192.

"Kondisi politik dalam negeri juga masih menjadi faktor penahan IHSG," ujarnya.

Sejumlah saham yang dapat dipertimbangkan investor menurutnya ialah saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), serta saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sementara itu, Lanjar menganjurkan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Surya Citra Media Televisi Tbk (SCMA), hingga saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP). Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 01 Oktober 2019

Bursa Wall Street Bulan September Menguat; Dow dan S&P 500 Naik di Kuartal Ketiga



PT Rifan Financindo - Bursa Saham AS berakhir naik pada perdagangan hari Senin (30/09) terbantu optimisme pembicaraan perdagangan AS-China saat Wall Street mengakhiri kuartal ketiga yang bergejolak.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 96,58 poin, atau 0,4% menjadi ditutup pada 26.916,83.

Indeks S&P 500 ditutup 0,5% lebih tinggi pada 2.976,73.

Indeks Nasdaq naik 0,8% menjadi 7.999,34.

Teknologi adalah salah satu sektor dengan kinerja terbaik di S&P 500, naik 1,1% karena saham Apple naik 2,4% pada kenaikan target harga oleh analis di J.P. Morgan. Target harga baru analis menyiratkan peningkatan lebih dari 20% untuk raksasa teknologi selama 12 bulan ke depan.


Baca Juga :

Dalam sebuah pernyataan selama akhir pekan, seorang juru bicara Departemen Keuangan mengatakan pemerintahan Trump tidak bermaksud memblokir perusahaan-perusahaan China dari pencatatan saham di bursa saham AS saat ini. Pernyataan itu, bersama dengan data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan keluar dari China, mengangkat Sentimen Wall Street pada hari Senin.

Wall Street berakhir lebih rendah pada hari Jumat di tengah laporan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan membatasi investasi A.S. ke China, termasuk kemungkinan penghapusan perusahaan-perusahaan China dari bursa saham A.S., dalam eskalasi lebih lanjut dari sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara dua ekonomi terbesar dunia. Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan kepada CNBC bahwa laporan-laporan itu tidak akurat.

Media pemerintah China menyebut pembatasan potensial upaya terbaru untuk memisahkan dan memperingatkan dampak signifikan bagi ekonomi China dan AS, serta perusahaan mereka di masa depan.

Delegasi perdagangan AS dan China dijadwalkan bertemu pada 10 Oktober karena kedua pihak mencoba untuk bergerak lebih dekat ke suatu kesepakatan. Kedua negara telah mengenakan tarif barang bernilai miliaran dolar, mengurangi ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan.

Dow dan S&P 500 masing-masing naik lebih dari 1% untuk kuartal ini sementara Nasdaq turun 0,1%. Itu adalah kenaikan kuartalan ketiga berturut-turut untuk Dow dan S&P 500. Namun, kuartal tersebut merupakan perjalanan berombak bagi investor.

S&P 500 mencatat hari terburuk tahun ini pada 5 Agustus, jatuh hampir 3% di tengah kekhawatiran atas ekonomi global. Kekhawatiran tersebut dipicu oleh data ekonomi yang lebih lemah dan inversi kurva imbal hasil, dengan imbal hasil Treasury 2-tahun di atas 10 tahun.

Kekhawatiran seputar negosiasi perdagangan AS dan China juga menekan saham sepanjang kuartal ini.

Federal Reserve memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini sebelumnya pada bulan September sementara bank sentral lainnya menunjuk pada kebijakan moneter yang lebih mudah untuk bergerak maju.

KLA Corp adalah pemain terbaik di kuartal ketiga dalam S&P 500, memperoleh lebih dari 30%. Western Digital, Target, dan Lam Research semua melonjak lebih dari 20% pada kuartal tersebut.

Macy’s dan Ulta Beauty tidak berhasil dengan baik. Kedua saham kehilangan sekitar 30% dari nilainya di kuartal ketiga.

Untuk bulan September, Dow dan S&P 500 masing-masing naik 1,9% dan 1,7%. Nasdaq naik 0,5% pada bulan September.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street akan terus mencermati perkembangan perang dagang. Jika muncul sentimen positif terkait kesepakatan perdagangan AS-China, akan menguatkan bursa Wall Street dan sebaliknya. Data ekonomi AS juga menjadi perhatian bursa Wall Street. Untuk saat ini sentimen positif terkait perang dagang masih muncul seperti pernyataan yang membantah bahwa pemerintah AS akan memblokir perusahaan China, dan rencana pertemuan kembali delegasi AS-China untuk pembicaraan kesepakatan dagang, dan ini menjadi sentimen positif yang dapat mendorong bursa Wall Street. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 30 September 2019

Bursa Asia Bergerak Lemah; Data Manufaktur China Menjadi Perhatian



Rifanfinancindo - Bursa Saham Asia diperdagangkan lebih rendah pada Senin pagi (30/09) terpengaruh pelemahan bursa Wall Street akibat rencana pembatasan investasi AS terhadap China. Investor juga menunggu rilis data manufaktur China yang dirilis pagi ini.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 tergelincir 0,36% karena saham Softbank Group anjlok 2,99%. Topix juga turun 0,54%.

Indeks Kospi Korea Selatan juga menurun 0,14%.


Baca Juga :

Indeks ASX 200 Australia diperdagangkan sebagian besar datar karena sektor-sektor tersebut beragam.

Perkembangan pada perdagangan AS-China juga akan dipantau. Gedung Putih sedang mempertimbangkan pembatasan investasi AS di China, menurut sumber CNBC. Itu termasuk kemungkinan memblokir semua investasi Amerika di perusahaan-perusahaan China, kata sumber itu.

Negosiator perdagangan utama Beijing, Liu He, diperkirakan akan memimpin delegasi negaranya ke Amerika Serikat satu minggu setelah Libur Nasional China.

Sementara itu, investor menunggu rilis Indeks Pembelian Manajer (PMI) manufaktur resmi China, yang diperkirakan akan keluar sekitar pukul 9:00 pagi HK / SIN. Data Caixin / Markit juga akan keluar pada jam 9:45 HK / SIN. Itu bisa menawarkan petunjuk tentang dampak perang perdagangan yang sedang berlangsung antara Beijing dan Washington di Cina.

Anheuser-Busch InBev’s Budweiser APAC, diperkirakan akan membuat debut publiknya di Hong Kong pada hari Senin, dengan latar belakang protes yang telah berlangsung berbulan-bulan di kota tersebut. IPO ini adalah yang terbesar kedua di tahun 2019, dengan harga saham minggu lalu di level terendah dari kisaran yang diharapkan.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati data manufaktur China yang dirilis pagi ini, yang jika terealisir lemah akan semakin menekan bursa Asia. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 27 September 2019

Rupiah Jumat Pagi Merosot ke Rp14.195/USD; Dollar Asia di 2 Tahun Tertingginya



Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang akhir pekan Jumat pagi ini (27/09), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah kembali, memasuki hari kelimanya, sementara dollar AS di pasar Asia terus menanjak setelah menguat 2 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini melemah 0,12% ke level Rp 14.195 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.178.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.185, kemudian bergerak lemah ke Rp14.198, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.195. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar sempat menyentuh 2 tahun tertingginya dan di pasar uang Asia masih menguat sebagai safe haven currency di tengah tensi geopolitik dan suramnya prospek ekonomi kawasan Eropa.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik ke level 98,21, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,13.



Baca Juga :
Sementara itu, IHSG Jumat di sesi pertama, terpantau melemah 0,48% atau -29,990 poin ke level 6.199,521, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya mixed mencermati hasil pertemuan pembicaraan dagang AS – China.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini perkasa lagi, dengan dollar di pasar Asia melanjutkan rally-nya. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 14.055 – Rp 14.200. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 26 September 2019

Rupiah Kamis Siang Stagnan di Rp14.150/USD; Dollar Asia Koreksi Teknikal



PT Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang Kamis siang ini (26/09), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau stagnan, sementara dollar AS di pasar Asia terkoreksi setelah menanjak cepat di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini stabil 0,00% ke level Rp 14.150 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.150 juga.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka stabil di Rp 14.150, kemudian bergerak lemah ke Rp14.175, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.150 kembali. Stabilnya rupiah terjadi di antara mulai kondusifnya situasi beberapa kota, sementara dollar di pasar uang Asia terkoreksi signifikan setelah menguat oleh munculnya harapan progress baru dalam negosiasi dagang AS – China.

Baca Juga :
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini merosot ke level 98,87, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,04.

Sementara itu, IHSG Kamis di sesi pertama, terpantau menguat 0,47% atau 43,505 poin ke level 6.189,909, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya mixed di tengah harapan baru pembicaraan dagang AS – China.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini agak stagnan, dengan dollar di pasar Asia mengalami koreksi teknikal. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 14.055 – Rp 14.165. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800