English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 15 April 2019

Harga Minyak Mentah di Asia Turun Karena Komentar Rusia



Rifanfinancindo - Harga minyak mentah  yang diperdagangkan di sesi Asia  hari Senin (15/04) tidak dapat memperpanjang kenaikan sebelumnya karena komentar dari Menteri Keuangan Rusia dan hasil pertemuan Komite Eksekutif IMF (International Monetary Fund).

Perkembangan positif seputar kesepakatan perdagangan AS-Cina dan data sambutan dari salah satu konsumen minyak terbesar dunia, Cina, mendorong harga minyak mentah akhir pekan sempat naik setelah sebelumnya anjlok parah.

Namun dari pemberitaan media internasional pada hari Jumat malam terkait laporan kantor berita TASS menyatakan bahwa Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan bahwa Rusia dan OPEC dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi untuk memperjuangkan pangsa pasar dengan Amerika Serikat.


Baca Juga :
Selain itu dalam pertemuan Spring Meeting untuk Komite Eksekutif IMF akhir pekan lalu menyatakan lembaga pemberi pinjaman global tersebut menegaskan kembali ketakutannya untuk pertumbuhan ekonomi makro dengan risiko masih terus  turun ke bawah.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan untuk harga minyak internasional turun 16 sen atau 0,22% pada $ 71,50 per barel. Demikian juga harga Minyak mentah berjangka WTI AS turun 31sen atau 0,49% menjadi $63,69 per barel.

Namun terdapat sedikit angin segar bagi perdagangan minyak berjangka yaitu rilis mingguan Baker Hughes, yang melaporkan jumlah rigs AS menunjukkan penurunan 3 rigs memberikan angka 1022 untuk pekan yang berakhir pada 12 April.

Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya akan menemui posisi support di 63.32 – 62.91. Namun jika terjadi pergerakan positif kembali akan mendaki ke posisi resisten 64.26 – 65.00. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 12 April 2019

Kekhawatiran Kondisi Ekonomi Global Bawa Wall Street Melemah

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifan Financindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup turun dipicu kecemasan yang meningkat terkait perlambatan ekonomi global, mengimbangi optimisme tentang data dan investor yang menunggu musim pelaporan pendapatan.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 14,11 poin, atau 0,05 persen menjadi 26.143,05. Sementara indeks S&P 500 ditutup datar menjadi 2.888,32 dan Nasdaq Composite turun 16,89 poin, atau 0,21 persen, menjadi 7.947,36.

Nasdaq dan Dow ditutup lebih rendah, dengan saham perawatan kesehatan membebani ketiga indeks saham utama AS.

Baca Juga :

"Anda mengalami hari-hari tarik-menarik di mana tidak banyak yang terjadi. Ini mencerminkan orang-orang menunggu lebih banyak informasi, seperti pendapatan perusahaan," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

Di sisi ekonomi, klaim pengangguran turun pada minggu lalu ke level terendah sejak 1969. Sementara pada bulan Maret, harga produk yang naik menuju peningkatan terbesar sejak Oktober, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS.

Data yang optimis dapat meredakan kekhawatiran tentang penurunan tajam ekonomi global. Kekhawatiran tercermin dalam beberapa menit dari pertemuan Federal Reserve yang dirilis pada hari Rabu.

Saham
Pada perdagangan kali ini, saham-saham layanan kesehatan sejauh ini merupakan hambatan terbesar, dengan turun 1,2 persen. Penurunan sehari setelah Senator A. Bernie Sanders dari AS memperkenalkan rencana "Medicare for All" kepada Kongres.

Kemudian Komite Keuangan Senat mengakhiri audiensi untuk membahas peran yang dimainkan oleh para pengelola manfaat farmasi dalam penentuan harga obat-obatan.

"Saya sedikit terkejut kami melihat reaksi semacam itu terhadap proposal ini. Mungkin itu pertanda perubahan," kata Carlson. Saham UnitedHealth Group Inc jatuh 4,3 persen dan membebani Dow.

Di sisi lain, saham Steel Corp turun 3,2 persen setelah Bank of America Merrill Lynch memangkas peringkat sahamnya menjadi “berkinerja buruk.

Saham Peers AK Steel Holding Corp dan Steel Dynamics Inc masing-masing turun 8,3 persen dan 2,5 persen.

Adapun volume perdagangan kali ini mencapai 6 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,17 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 11 April 2019

Tensi Perang Dagang Naik, IHSG Diprediksi akan Terkoreksi

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar

PT Rifan Financindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan pelemahan dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.461-6.492.

Momentum tertekannya IHSG disebabkan telah gagal menembus resisten di level 6,494. Indikator stochastic juga mulai menyempit dengan volume perdagangan yang lebih kecil dari perdagangan sebelumnya.

"Dari global sendiri, hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas turut menjadi perhatian bagi para pelaku pasar," tutur Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap di Jakarta, Kamis (11/4/2019).


Baca Juga :
Berbeda, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyebutkan, progres uji support IHSG justru merupakan perjalanan naik IHSG pada perdagangan saham hari ini.

Menurutnya, IHSG berpeluang menguat di kisaran 6402 - 6585. Adapun saham yang dianjurkan untuk dikoleksi hari ini ialah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sedangkan Juan menyarankan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

IMF Pangkas Ekonomi Global, IHSG Melemah TerbatasLaju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah. Akan tetapi, pelemahan IHSG tersebut cenderung terbatas. Hal ini dipicu IMF pangkas proyeksi ekonomi dunia.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (10/4/2019), IHSG melemah tipis 6,02 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.478,32. Indeks saham LQ45 susut 0,02 persen ke posisi 1.024,12. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Sebanyak 237 saham melemah sehingga menekan IHSG. 149 saham menguat dan 130 saham diam di tempat.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.487,75 dan terendah 6.456,66. Total frekuensi perdagangan saham 391.629 kali dengan volume perdagangan 12,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun.

Investor asing beli saham Rp 231,25 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.150.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar naik 0,23 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,12 persen. Sektor saham pertanian tergelincir 0,71 persen dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi susut 0,54 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 0,38 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MTPS naik 50 persenn ke posisi Rp 480 per saham, saham JAYA melonjak 34,86 persen ke posisi Rp 147 per saham, dan saham INCF mendaki 25 persen ke posisi Rp 570 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham EMDE merosot 13,28 persen ke posisi Rp 222 per saham, saham BIKA tergelincir 7,09 persen ke posisi Rp 236 per saham, dan saham ADMF merosot 7,01 persen ke posisi Rp 9.950 per saham. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 10 April 2019

Peneliti: Utang Era SBY Tumbuh 14 Persen, Jokowi 7 Persen

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau

Rifanfinancindo - Peneliti di Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pemimpin Indonesia dalam lima tahun mendatang harus melakukan dua hal agar ekonomi Indonesia membaik.

Pertama, dari asumsi makro dan kedua mengenai pengendalian pertumbuhan utang.  Utang, kata Yusuf, masih sesuatu yang harus dikendalikan walaupun kondisi utang Indonesia masih relatif aman.

Menurut dia, utang pada pemerintah Jokowi hanya tumbuh sebesar 7 persen berbeda dengan 2004 hingga 2014 yaitu saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) utang tumbuh 14 persen.

Baca Juga :
"Mengenai utang, setiap tahun pertumbuhan utang rata-rata 7 persen. Ini lebih rendah dari 2004 hingga 2014 yang mencapai 14 persen," ujar Yusuf saat memberi paparan jumpa pers di Hongkong Cafe, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Yusuf mengatakan, meskipun ada pertumbuhan utang yang berbeda, hingga kini utang Indonesia relatif aman karena masih dalam batas sekitar 30 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). Angka ini tentu lebih rendah jika dibandingkan dengan Jepang sebesar 120 persen.

"Ketika bicara utang, narasi adalah utang relatif aman. Saya setuju karena utang berada di kisaran 30 persen dari PDB, bandingkan dengan Jepang, mereka sekitar 120 persen," ujar dia.

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Namun demikian, perbedaan Indonesia dan Jepang adalah negara itu memiliki porsi komposisi utang dalam negeri yang lebih besar. Sementara Indonesia memiliki porsi utang luar negeri lebih besar yang menyebabkan rentan terhadap guncangan global.

"Perlu jadi catatan adalah komposisi utang. Jepang, utang di dalam negeri lebih banyak sehingga perputaran uangnya juga di dalam negeri. Artinya, ketika terjadi gonjang ganjing ekonomi global ini, akan berpengaruh pada SUN. Indonesia sangat rentan jikalau terjadi gonjang ganjing global karena akan terjadi capital outflow," kata Yusuf.

Dari asumsi ekonomi makro, pemimpin ke depan harus menyusun target yang tepat sasaran. Hal ini diperlukan agar kebijakan yang akan diterbitkan sesuai dengan perkembangan ekonomi baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Tentang asumsi makro yang ditetapkan pada kebijakan fiskal. Asumsi makro pertumbuhan ekonomi 4 tahun terakhir selalu meleset. Ini penting untuk mengeluarkan kebijakan pengeluaran dan belanja negara. Cuma pada 2017 asumsi sesuai dengan realisasi," tandasnya.  Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 09 April 2019

Rupiah Selasa Pagi Menguat ke Rp14.150/USD; Kenaikan Minyak Menekan Dollar Asia



Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang Selasa pagi ini (09/04), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau rebound, sementara dollar AS di pasar Asia berlanjut tertekan setelah loss di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat 0,09% ke level Rp 14.150 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.163.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.153, kemudian bergerak kuat sampai ke Rp14.150, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.150. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia tertekan melanjutkan loss di sesi global sebelumnya karena naiknya mata uang berbasis komoditas oleh menanjaknya harga minyak bumi.

Baca Juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi WIB ini turun ke level 96,63, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,67.

Sementara itu, IHSG Selasa pagi di sesi pertama, terpantau menguat 0,14% atau 8,687 poin ke level 6.435,045, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bergerak tipis setelah variatifnya tutup pasar Wall Street.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Asia melorot dengan menanjaknya mata uang berbasis komoditas oleh naiknya harga minyak bumi. Kisaran rupiah minggu ini dalam range di rentang Rp13890 – Rp14315 terhadap dollar AS. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 08 April 2019

Ringkasan Penggerak Pasar Forex Minggu Lalu



PT Rifan Financindo - Kita perlu melihat pada event-event utama yang menggerakkan pasar minggu yang lalu supaya bisa mengikuti perkembangan kenaikan atau penurunan yang terjadi dari indikator utama yang ada dalam kalender forex dan memiliki pandangan kedepan.

Ekonomi AS memperoleh 196.000 posisi pada bulan Maret, kembali ke angka normal, dan juga upah kembali ke level sebelumnya: 3.2% y/y. Angka lainnya bercampur, dengan ISM PMI bergerak ke dua arah, penjualan eceran meleset pada angka umum namun menikmati revisi keatas dan lebih lagi.

Baca Juga :

Dolar AS muncul ke puncak terhadap rekan-rekannya sebagai tanda tambahan dari kelemahan yang terlihat Eropa, sementara Brexit tidak mendekat kepada resolusi apapun. PM Inggris May menggandeng oposisi partai Buruh namun pembicaraan diantara mereka tidak menghasilkan buah. Parlemen gagal untuk meloloskan resolusi apapun di dalam pemungutan suara indikatif. Pertarungan ini mencapai puncak yang lain sekarang.

Hal-hal yang positip yang terjadi pada minggu lalu:
  1. Pasar nampaknya telah mendapatkan pijakan mereka – Paling tidak untuk sekarang.
  2. Non-farm payrolls naik 196.000 m/o/m, diatas yang diperkirakan 172.000.
  3. Tingkat pengangguran tetap tidak berubah di 3.8%.
  4. Klaim pengangguran turun 10.000 m/o/m, dari 212.000 menjadi 202.000.
  5. Business inventories naik 0.8% m/o/m, diatas yang diperkirakan kenaikan 0.5%.
  6. Construction spending naik 1.0% m/o/m, mengalahkan yang diperkirakan penurunan 0.2%.
Hal-hal yang negatip yang terjadi pada minggu yang lalu:
  1. Laporan ADP employment menunjukkan kenaikan sebesar 129.000 untuk bulan Maret, dibawah dari yang diperkirakan 165.000.
  2. Total Job layoffs 60,587 pada bulan Maret, lebih besar daripada rata-rata bulanan kuartal keempat.
  3. Penjualan eceran turun 0.2% m/o/m, meleset dari yang diperkirakan kenaikan 0.3%.
  4. PMI manufacturing index mengakhiri bulan Maret di 52.4, dibawah sebelumnya 53.0.
  5. Durable goods orders turun 1.6% m/o/m, lebih rendah dari sebelumnya kenaikan sebesar 0.1%. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 05 April 2019

Rupiah Sentuh 14.145 per Dolar AS, IHSG Naik Terbatas

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin

Rifanfinancindo - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada awal perdagangan saham menjelang akhir pekan ini.

Penguatan IHSG juga didukung dari nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (5/4/2019), IHSG naik tipis 6,46 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.501,09.

Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menguat terbatas 4,2 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.498,83. Indeks saham LQ45 menguat 0,07 persen ke posisi 1.026,62. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.


Baca Juga :
Sebanyak 146 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Namun, 64 saham melemah dan 122 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.506,80 dan terendah 6.496,88.

Total frekuensi perdagangan saham 26.081 kali dengan volume perdagangan 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 555,2 miliar. Investor asing beli saham Rp 20,73 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.145.

Sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham pertanian melemah 0,73 persen dan memimpin penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri susu 0,45 persen dan sektor saham industri dasar tergelincir 0,21 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan menguat 0,39 persen, dan bukukan penguatan terbesar.

Saham-saham yang menguat antara lain saham GLOB menanjak 18,78 persen ke posisi Rp 525 per saham, saham ISAT mendaki 3,67 persen ke posisi Rp 2.540 per saham, dan saham CASS menguat 3,6 persen ke posisi Rp 720 per saham.

Sementara itu, saham CAKK turun 9,73 persen ke posisi Rp 167 per saham, saham DART merosot 9,68 persen ke posisi Rp 280 per saham, dan saham MIKA tergelincir 2,75 persen ke posisi Rp 1.945 per saham.

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik tipis 0,01 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,26 persen dan indeks saham Singapura menguat 0,30 persen.

Prediksi Analis
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan saham Jumat, 5 April 2019.

Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memprediksi, IHSG masih akan bergerak tertahan dengan support dan resistance 6410-6520.

Dia menjelaskan, kemungkinan IHSG untuk melaju ke zona merah itu terlihat secara teknikal.

"Indikasi terkoreksi masih cenderung membayangi melihat tren line jangka menengah yang membentuk pola bearish trend," ujarnya di Jakarta.

Berbeda, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper mengungkapkan, IHSG akan menguat. Namun, penguatan itu pun masih akan bersifat terbatas.

"Indikator stochastic bergerak mendekati area overbought menandakan rentang penguatan akan terbatas di kisaran 6.481-6.506," ucap dia.

Adapun saham rekomendasi menurut Dennies ialah saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Sedangkan Lanjar menganjurkan saham PT JAPFA Tbk (JPFA), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), serta PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN). Rifanfinancindo.


Sumber : liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800