English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 04 April 2019

Wall Street Menguat Imbas Harapan Negosiasi Perdagangan AS-China

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifan Financindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat didorong reli saham produsen chip. Hal itu dipicu meningkatnya harapan kesepakatan perdagangan antara pemerintahan AS dan China.

Penguatan wall street pada perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB) ini memperpanjang awal yang kuat pada kuartal II 2019. Indeks saham Dow Jones naik 39 poin atau 0,15 persen ke posisi 26.218,13.

Indeks saham S&P 500 mendaki 6,16 poin atau 0,21 persen ke posisi 2.873,4. Indeks saham Nasdaq bertambah 46,86 poin atau 0,6 persen ke posisi 7.895,55.

Baca Juga :


Sentimen negosiasi perdagangan AS-China tampaknya masih mempengaruhi wall street. Penasihat Ekonom Gedung Putih, Larry Kudlow menuturkan, negosiasi AS dan China memiliki kemajuan. Kedua negara berharap dapat capai kesepakatan pada pekan ini.

Produsen chip, yang pendapatannya sangat bergantung pada China diuntungkan. Indeks the Philadelphia Semiconductor naik tiga persen, dan mencatatkan rekor tertinggi. Indeks ini pun ditutup 2,3 persen.

Saham Micro Devices Inc membukukan kenaikan 8,5 persen, dan mencatatkan kenaikan terbesar untuk indeks S&P 500. Saham Intel Corp naik dua persen usai Nomura Instinet merekomendasikan buy.

Meski demikian, sentimen posisi negosiasi perdagangan AS-China tidak diikuti data ekonomi. The Institute for Supply Management US services untuk sektor PMI pada Maret di bawah harapan. Bahkan terendah sejak Agustus 2017.

The ADP National Employment Report juga menunjukkan tenaga kerja swasta bertambah 129 ribu pada Maret. Angka ini juga di bawah harapan ekonom.

"Ini adalah ditekan dan didorong harapan negosiasi perdagangan AS-China lawan data ekonomi yang mengecewakan," ujar Chief Market Strategist Bruderman Asset Management, Oliver Pursche, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (4/4/2019).

Indeks saham S&P 500 keluar dari posisi tertingginya pada perdagangan saham sore di wall street usai laporan perusahaan cybersecurity Upguard menunjukkan jutaan catatan pengguna Facebook Inc secara tidak sengaja diposting di server cloud computing Amazon.com

Hal itu direspons negatif, dan saham Facebook susut 0,4 persen. "Facebook sepertinya sedang berjalan untuk penuhi regulasi. Setiap kali perusahaan memiliki pangsa pasar yang tinggi dan berada dalam sorotan politik, itu bukan kombinasi yang hebat," ujar Chief Investment Officer Bokeh Capital Partners, Kim Forrest. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 02 April 2019

Harga Minyak Naik Capai Posisi Tertinggi di Tahun Ini

Ilustrasi Harga Minyak Naik

PT Rifan Financindo - Harga minyak mentah dunia naik sekitar 2 persen ke posisi tertinggi. Di mana, harga minyak mentah Brent menyentuh USD 69 per barel, dipicu tanda-tanda positif tentang kondisi ekonomi global dan pasokan yang lebih ketat. Ini mendorong kenaikan harga minyak di kuartal pertama, dalam hampir satu dekade.

Melansir laman Reuters, Selasa (2/4/2019), harga minyak mentah Brent berakhir naik USD 1,43, atau 2,1 persen, menjadi USD 69,01 per barel setelah naik ke posisi USD 69,19 per barel, tertinggi sejak November.

Sementara Benchmark harga minyak global naik 27 persen pada periode Januari-Maret. Harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik USD 1,45, atau 2,4 persen, menjadi USD 61,59 per barel.
Baca Juga :

Ini setelah mencapai posisi tertinggi dalam hampir lima bulan di USD 61,72. Adapun WTI naik 32 persen di kuartal pertama.

"Data PMI manufaktur yang positif dari China dan AS, dua negara dengan ekonomi besar. Dan itu telah menguatkan minat di pasar," kata John Kilduff, mitra Again Capital Management di New York.

Pasar saham AS menguat setelah angka manufaktur yang optimis dari Amerika Serikat dan China meredakan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.

Sektor manufaktur China secara tak terduga kembali ke pertumbuhan untuk pertama kalinya dalam empat bulan di Maret.

Angka manufaktur AS juga tercatat lebih baik dari yang diperkirakan pada Maret, membantu investor mengabaikan data penjualan ritel Februari yang melemah.

Amerika Serikat dan China mengatakan telah membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan yang berakhir pada Jumat di Beijing.

Dewan Negara China mengatakan pada hari Minggu bahwa negara itu akan terus menangguhkan tarif tambahan untuk kendaraan dan suku cadang AS setelah 1 April. Ini menjadi isyarat niat baik setelah keputusan AS untuk menunda kenaikan tarif impor Tiongkok.

Di sisi lain, pemotongan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak membantu mendorong pasokan kelompok ke level terendah empat tahun pada Maret, menurut survei Reuters.

Saat eksportir utama Arab Saudi membuat pemotongan terlalu banyak, di sisi lain output Venezuela turun lebih jauh karena sanksi AS dan terjadinya pemadaman listrik.

Di sisi pasokan, booming produksi Amerika telah menguat. Pemerintah AS melaporkan pada hari Jumat bahwa output domestik produsen minyak mentah utama dunia turun lebih rendah pada Januari menjadi 11,9 juta barel per hari.

Perusahaan-perusahaan energi AS juga mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi ke level terendah dalam hampir satu tahun

Harga minyak juga ditopang sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela bersamaan dengan pemangkasan pasokan sukarela OPEC dan produsen besar lainnya.

Output minyak dari negara-negara OPEC turun 280.000 barel per hari (bph) dari Februari menjadi 30,4 juta bph, menurut survei Reuters. Ini merupakan tingkat bulanan terendah sejak 2015. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 01 April 2019

Rupiah Awal Pekan Menguat ke Rp14.230/USD; Dollar Asia Terkoreksi Rilis Infllasi AS



Rifanfinancindo - Dalam pergerakan pasar uang awal bulan Senin pagi ini (01/04), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau menguat, sementara dollar AS di pasar Asia tampak terkoreksi setelah rally 4 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat 0,07% ke level Rp 14.230 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.240.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.225, kemudian bergerak lemah sampai ke Rp14.235, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.225. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia terkoreksi setelah rally 4 hari karena data inflasi AS yang lemah dan dapat menahan tren kenaikan dollar selanjutnya.

 
Baca Juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, menjelang siang WIB ini turun ke level 96,78, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,85.

Sementara itu, IHSG Senin pagi di sesi pertama, terpantau melemah 0,19% atau -11,838 poin ke level 6.456,593, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya menguat dengan kenaikan data aktivitas ekonomi China.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, sementara dollar di pasar Asia terkoreksi teknikal oleh rendahnya rilis inflasi AS setelah dollar rally 4 hari sebelumnya. Kisaran rupiah minggu ini dalam range di rentang Rp13890 – Rp14315 terhadap dollar AS. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 29 Maret 2019

Tweet Donald Trump Soal OPEC Bikin Harga Minyak Mendatar

Ilustrasi Harga Minyak Naik

Rifan Financindo - Harga minyak berjangka mendatar usai pulih dari kerugian terburuknya, ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan OPEC untuk meningkatkan produksi minyak mentah dalam upaya menurunkan harga yang menuju kenaikan kuartalan terbaik mereka dalam satu dekade.

Melansir laman Reuters, Jumat (29/3/2019), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 11 sen menjadi USD 59,30 per barel. Sebelumnya kontrak jatuh ke USD 58,20 setelah tweet Trump. Dia mengatakan jika sangat penting bahwa OPEC (Organisasi

Negara Pengekspor Minyak) meningkatkan aliran Minyak" karena pasar dunia yang rapuh.

Baca Juga :

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent kehilangan 1 sen menjadi USD 67,82 per barel, setelah sebelumnya tenggelam di posisi USD 66,54 per barel.

Harga minyak telah naik lebih dari 25 persen pada tahun ini, dengan WTI menuju kenaikan kuartal pertama terbesar sejak 2002. Kedua benchmark menandai kenaikan kuartalan terbaik sejak 2009, terutama karena langkah OPEC dan sekutunya seperti Rusia untuk memangkas produksi. Kelompok OPEC, sepakat untuk memotong 1,2 juta barel per hari dari produksi pada awal tahun ini.

"Tweet Trump ini di mana ia menyerang orang-orang OPEC tidak memiliki jenis harga yang sama, dengan yang mereka lakukan ketika itu adalah fenomena baru," kata Bob Yawger, Direktur Berjangka di Mizuho di New York.

 Akibat ketidakpastian untuk pakta yang dipimpin OPEC, Arab Saudi mengalami kesulitan meyakinkan Rusia untuk tinggal lebih lama dalam kesepakatan. Moskow kemungkinan hanya menyetujui perpanjangan tiga bulan pemangkasan produksi, menurut tiga sumber yang akrab dengan masalah tersebut.

Sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran turut membatasi ekspor minyak negara-negara tersebut dan mendorong harga minyak mentah tahun ini.

Amerika Serikat telah menginstruksikan pedagang dan penyuling minyak  di seluruh dunia untuk lebih lanjut memotong kesepakatan dengan Venezuela atau menghadapi sanksi sendiri.

Selain sanksi AS, pemadaman listrik yang terjadi pada bulan ini telah melumpuhkan industri minyak Venezuela. Pelabuhan ekspor utama minyak negara itu terhenti pada minggu ini.

"Jika pemotongan pasokan yang tidak direncanakan tetap ada, harga minyak bisa mencapai USD 75 per barel karena persediaan turun," ujar Tamas Varga PVM dalam sebuah catatan.

Permintaan kekhawatiran di balik kegelisahan ekonomi terkait dengan perang perdagangan AS-Tiongkok telah membatasi harga.

China telah berjanji untuk lebih lanjut membuka pasar keuangan besar-besaran bagi investor asing ketika pejabat senior AS tiba di Beijing untuk pembicaraan perdagangan lebih lanjut. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 28 Maret 2019

Investor Asing Beli Saham, IHSG Menguat 15,74 Poin

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin

PT Rifan Financindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal ini berbeda dengan laju bursa saham global yang melemah.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (28/3/2019), IHSG naik 15,74 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.460,48. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG mendaki 13,4 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.458,13. Indeks saham LQ45 naik 0,37 persen ke posisi 1.014,32. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Sebanyak 122 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 83 saham melemah dan 141 saham diam di tempat.

Baca Juga :


Pada sesi pertama perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.466,88 dan terendah 6.454,84.

Total frekuensi perdagangan saham 29.516 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 627,1 miliar.

Investor asing beli saham Rp 2,33 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.257.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham konstruksi susut 0,22 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,28 persen dan sektor saham perdagangan tergelincir 0,08 persen.

Sementara itu, sektor saham industri dasar menguat 0,83 persen, sektor saham manufaktur mendaki 0,51 persen dan sektor saham aneka industri naik 0,50 persen.

Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham CAKK naik 21,91 persen ke posisi Rp 434 per saham, saham YELO melonjak 12,14 persen ke posisi Rp 314 per saham, dan saham GHON menanjak 7,57 persen ke posisi Rp 1.350 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PICO turun 13,10 persen ke posisi Rp 252 per saham, saham CASS merosot 6,94 persen ke posisi Rp 670 per saham dan saham FILM turun 5,71 persen ke posisi Rp 825 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 0,33 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,80 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,73 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Sedangkan indeks saham Shanghai melemah 0,35 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,22 persen. Indeks saham Singapura bukukan penguatan 0,09 persen. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

8 Sektor Saham Tertekan, IHSG Tergelincir 25,26 Poin

Awal 2019 IHSG

Rifanfinancindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berada di zona merah usai sempat menguat pada awal sesi perdagangan.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (27/3/2019), IHSG merosot 25,26 poin atau 0,39 persen ke posisi 6.444,73. Indeks saham LQ45 susut 0,70 persen ke posisi 1.010,41. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 209 saham melemah sehingga menekan IHSG. 175 saham menguat dan 145 saham diam di tempat.


Baca Juga :
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.485,42 dan terendah 6.443,97.

Total frekuensi perdagangan saham 386.280 kali dengan volume perdagangan 13,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 213,33 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.195.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konstruksi naik 0,46 persen dan sektor saham perdagangan naik 0,41 persen.

Sementara itu, sektor saham industri dasar turun 1,19 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Sektor saham manufaktur tergelincir 0,69 persen dan sektor saham tambang terpangkas 0,84 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham RODA melonjak 24,58 persen ke posisi Rp 446 per saham, saham CAKK mendaki 24,48 persen ke posisi Rp 356 per saham, dan saham FOOD meroket 18,75 persen ke posisi Rp 228 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham KBLV turun 24,58 persen ke posisi Rp 362 per saham, saham BTEK terpangkas 18,75 persen ke posisi Rp 143 per saham, dan saham JAWA turun 12,41 persen ke posisi Rp 120 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,56 persen dan indeks saham Shanghai mendaki 0,85 persen.

Sementar aitu, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,15 persen, indeks saham Jepang Nikkei terpangkas 0,23 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,06 persen.

Selain itu, indeks saham Singapura turun 0,06 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,16 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, para pelaku pasar memilih sikap wait and see terkait faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, dinamika Brexit yang berkembang. Parlemen Inggris mengambil alih legislasi Brexit dari pemerintahan Inggris. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 26 Maret 2019

Saham Apple Tekan Indeks S&P 500

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifan Financindo - S&P 500 yang merupakan indeks acuan utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pelemahan ini karena masih adanya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan karena penurunan saham Apple Inc setelah perusahaan teknologi tersebut meluncurkan layanan streaming video.

Mengutip Reuters, Selasa (26/3/2019), S&P 500 kehilangan 2,35 poin atau 0,08 persen menjadi 2.798,36. Untuk Nasdaq Composite turun 5,13 poin atau 0,07 persen menjadi 7.637,54.

Kebalikannya, Dow Jones Industrial Average naik 14,51 poin atau 0,06 persen menjadi 25.516,83.
Selama perdagangan, indeks S&P 500 terombang-ambing antara zona positif dengan negatif di saat investor terus memantau imbal hasil surat utang pemerintah AS berjangka waktu 10 tahun. Imbal hasil obligasi tersebut turun ke level terendah Sejak Desember 2017.

Baca Juga :

Para analis melihat bahwa adanya kurva pembalikan imbal hasil surat utang tersebut menjadi salah satu indikator resesi. "Kami khawatir tentang imbal hasil tersebut dan sekarang selain masalah imbal hasil juga terdapat masalah suku bunga," jelas Eric Kuby, chief investment officer, North Star Investment Management Corp, Chicago.

Sedangkan untuk indeks Dow Jones mampu menguat dibantu oleh kenaikan saham Boeing setelah perusahaan pembuat pesawat tersebut mengatakan bahwa mereka berencana untuk memperbaharui perangkat lunah dan pelatihan bagi pilot yang akan menerbangkan 737 MAX. Ethiopian Airlines dan Qatar Airways menyatakan kepercayaan pada Boeing meskipun kecelakaan fatal baru-baru ini.

Saham Apple turun 1,2 persen dan merupakan hambatan terbesar pada indeks. Perusahaan pembuat iPhone inin merilis layanan streaming konten asli Apple TV + yang sudah ditunggu cukup lama dan layanan berlangganan Apple TV Channels. Apple mulai bergabung di pasar yang memberikan layanan streaming. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800