Rifanfinancindo - Perdagangan saham Amerika di bursa Wall Street yang ditutup beberapa saat lalu Senin (05/03) anjlok setelah awal sesi dibuka menguat di tengah pemerintah AS dan China semakin dekat dalam kesepakatan dagang mereka selama ini. Indeks sempat mencapai posisi tinggi oleh sentimen diatas namun tidak lama kemudian terus mundur hingga ke posisi negatif.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 206,67 poin atau 0,8 persen menjadi 25.819,65 yang menghapus kenaikan 129,66 poin sebelumnya. Saham Boeing adalah salah satu yang berkinerja terburuk hingga merosot 1,8 persen. Indeks S&P 500 turun 0,4 persen menjadi 2.792,62 setelah naik hampir setengah persen, dan akhir pekan lalu ditutup pada posisi tertinggi sejak 8 November. Nasdaq Composite ditutup 0,2 persen lebih rendah pada 7.577,57.
Indeks Dow Jones turun 69,16 poin atau 0,29 persen ditutup pada 25.916 dengan saham UnitedHealth yang paling anjlok hingga lebih dari 50 poin dari indeks blue-chip. Indeks S&P 500 turun hampir 0,3 persen ditutup pada 2.784,49, sementara itu indeks Nasdaq Composite juga kehilangan sekitar 0,3 persen atau 19 poin ke posisi 7.532,53 dengan saham-saham utama Facebook, Apple dan Netflix semuanya turun lebih dari 0,5 persen.
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Saham mulai terpangkas harganya setelah Departemen Perdagangan melaporkan belanja konstruksi turun 0,6 persen pada Desember dan sebelumnya diperkirakan kenaikan 0,2 persen. Sektor yang lebih dulu terkena serangan yaitu sektor teknologi S&P 500 yang turun 0,4 persen. Saham Salesforce yang mencetak penurunan terbesar di sektor ini, meluncur lebih dari 3 persen menjelang rilis pendapatan kuartalan mereka.
Pembukaan pasar menguat menerima sentimen positif bahwa negosiasi perdagangan AS-China sedang dalam tahap akhir ketika kedua pihak bersiap untuk KTT yang mungkin di Mar-a-Lago pada akhir Maret. Jika kesepakatan tercapai, AS dapat memutar kembali tarif atas barang-barang Tiongkok setidaknya $ 200 miliar sementara China akan menghapus atau memotong pungutan khusus industri seperti yang ada di produk mobil.
Namun, AS menginginkan kemampuan untuk memberlakukan kembali pungutan terhadap barang-barang Tiongkok jika pembicaraan gagal tentang mekanisme penegakan hukum atas pencurian kekayaan intelektual dan hal-hal terkait. Dan ini sepertinya tidak cocok dengan orang Cina.
Namun terdapat sedikit kekhawatiran pasar oleh pemberitaan suatu media Amerika bahwa kesepakatan perdagangan yang dibahas tidak akan banyak membantu mengatasi masalah struktural utama. Ini termasuk upaya oleh China untuk mengekang cybertheft dan subsidi yang menurut pemerintah Trump mempersulit perusahaan AS untuk melakukan bisnis di China.
Analyst Vibiz Research Center melihat perang dagang kedua negara ekonomi besar ini telah mengirim riak besar melalui pasar keuangan sejak tahun lalu, dengan investor khawatir bagaimana kondisi perdagangan yang lebih ketat dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan. Rifanfinancindo.
Sumber : Vibiznews