English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 27 Februari 2019

China dan Brexit Jadi Perhatian Khusus The Fed

Gubernur BI Perry Warjiyo berdiskusi dengan Ketua Dewan Pengurus Bank Sentral AS (Chairman of the Federal Reserve), Jerome Powell, di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, di Bali (13/10/2018). (Ilyas/Liputan6.com)

Rifan Financindo - Pimpinan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell menilai, ekonomi AS tetap kuat meski dibayangi sejumlah bahaya.

Dalam kesaksian tengah tahunan tentang keadaan kebijakan moneter, Powell mengatakan the Federal Reserve mengawasi keadaan dengan seksama dan siap menyesuaikan kebijakan jika diperlukan. Secara keseluruhan, ia menyebut prospek ekonomi AS secara umum sehat tetapi hadapi tantangan dari luar negeri.

"Sementara kami melihat kondisi ekonomi saat ini sehat dan prospek ekonomi yang menguntungkan, selama beberapa bulan terakhir kami telah melihat beberapa arus lintas dan sinyal yang bertentangan,” ujar Powell seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (27/2/2019).



Baca Juga :

"Pasar keuangan menjadi lebih tidak stabil menjelang akhir tahun, dan kondisi keuangan sekarang kurang mendukung pertumbuhan dari pada sebelumnya tahun lalu,” ia menambahkan.

China dan Eropa adalah area perhatian khusus. The Federal Reserve mengamati bagaimana negosiasi Brexit dan negosiasi perdagangan China-AS berlangsung.

"Kami akan dengan hati-hati memantau masalah ini saat mereka terlibat,” kata dia.

The Federal Reserve dinilai telah terjebak dalam perselisihan pasar beberapa bulan terakhir. Ini dipicu kekhawatiran kalau berada pada jalur kebijakan yang ditetapkan dan terus mengencangkan jika kondisinya melemah.

Namun, baru-baru ini pejabat the Fed telah menyampaikan pesan akan lebih besar untuk menyesuaikan suku bunga dan mengurangi obligasi yang dipegang the Fed pada neraca.

Mengutip Reuters, The Federal Reserve tidak terburu-buru untuk membuat penilaian mengenai penyesuaian suku bunga. Hal ini pertimbangkan ekonomi yang cenderung melambat.

"Prospek dasar adalah yang baik, tetapi pertumbuhan lebih lambat di luar negeri merupakan hambatan pada ekonomi AS. Kita mungkin merasa lebih dari dalam beberapa bulan mendatang,” kata dia.

Setelah menaikkan suku bunga empat kali pada 2018, mengantisipasi kenaikan lebih lanjut pada 2019, the Federal Reserve bersikap sabar karena kekhawatiran ekonomi global. Pasar pun menilai keraguan tentang pemulihan ekonomi AS. Saat ini suku bunga pinjaman the Federal Reserve sekitar 2,25 persen-2,50 persen. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

0 komentar :

Posting Komentar

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800