English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 04 Maret 2019

Dana Asing Deras Masuk ke RI, IHSG Diperkirakan Menghijau

20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY

Rifan Financindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melaju positif pada perdagangan hari ini. IHSG diprediksi melaju atau menguat di kisaran 6.475-6.514.

Dari global, meski Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak menandatangani kesepakatan apapun pada pertemuan AS-Korea Utara di Hanoi, Vietnam, namun kedua belah pihak berjanji akan mengadakan pertemuan lanjutan kedepannya.

Oleh sebab itu, IHSG diprediksikan bergerak menguat mengikuti pergerakan bursa regional asia yang menyambut baik pertemuan antara Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un itu.

Baca Juga :

"Selain itu, secara teknikal memang IHSG menunjukan pola bullish harami yang mengindikasikan akan terjadi penguatan dalam jangka pendek. Ini di rentang 6.475-6.514," ungkap Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta, Senin (4/2/2019).

Sementara itu, dari dalam negeri, derasnya dana aliran asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mambawa sentimen positif pada bursa saham. Adapun saat ini total dana asing yang telah masuk mencapai Rp 45 triliun.

"Jika memang terjadi koreksi wajar dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumuasi pembelian untuk target investasi jangka panjang, namun hari ini peluang kenaikan masih terlihat pada pergerakan IHSG," jelas Analis PT Indosurya Sekuritas William Suryawijaya.

Dia menyebutkan, kemungkinan IHSG akan diperdagangkan pada support dan resistance di level 6.418-6.585.

Saham Pilihan
Untuk saham rekomendasi, 6 saham yang laik dibeli pada hari ini ialah sebagai berikut:

1. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

2. PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

3. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

4. PT Astra International Tbk (ASII)

5. PT Alam Sutera Reality Tbk (ASRI)

6. PT Adhi Karya Tbk (SFHI). Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 01 Maret 2019

Ketegangan Perdagangan AS-China Berlanjut Bawa Harga Minyak Jatuh

Ilustrasi Harga Minyak Naik

PT Rifan Financindo - Harga minyak mentah dunia turun dipicu berlanjutnya ketegangan perdagangan AS-Cina. Hal lainnya, tanda-tanda perlambatan ekonomi China dan India serta berita melonjaknya produksi AS melemahkan batas produksi minyak OPEC.

Melansir laman Reuters, Jumat (1/3/2019), harga minyak patokan global Brent untuk April berakhir turun 36 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD 66,03 per barel. Sementara harga minyak Brent kontrak Mei turun 27 sen, atau 0,4 persen, menjadi USD 66,31.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April naik 28 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD 57,22 per barel.



Baca Juga :

Pada Februari, harga minyak mentah AS naik 6,4 persen dan minyak mentah Brent naik 6,6 persen. Harga telah dinaikkan sejak Januari oleh pemotongan pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia - sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +.

Aktivitas pabrik di China, importir minyak terbesar di dunia, menyusut untuk bulan ketiga pada Februari karena pesanan ekspor turun pada laju tercepat sejak krisis keuangan satu dekade lalu.

Ekonomi India kehilangan momentum pada kuartal terakhir 2018, mengurangi tingkat pertumbuhan tahunan menjadi 6,6 persen, laju paling lambat dalam lima kuartal dan jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan.

"Masalah energi akan membutuhkan bantuan besar dari kenaikan ekuitas dan / atau beberapa pelemahan berkelanjutan dalam Dolar AS jika WTI mampu mengangkat jauh di atas angka USD 58," ujar Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates, dalam catatannya.




Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Survei Reuters terhadap 36 ekonom dan analis mengindikasikan pesimisme yang tumbuh tentang prospek kenaikan harga yang signifikan tahun ini, memperkirakan Brent akan rata-rata USD 66,44 pada 2019, sedikit lebih rendah dari perkiraan Januari.

"Dalam jangka pendek, pasar minyak akan ditandai dengan ketatnya pasokan di pasar internasional. Namun, selama sisa 2019, kenaikan harga minyak duduk tidak sesuai dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi di pasar utama," ujar Edward Bell dari Emirates NBD.

Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis memperingatkan jika dirinya bisa meninggalkan perjanjian perdagangan dengan China, bahkan ketika penasihat ekonominya memuji kemajuan "fantastis" menuju kesepakatan untuk mengakhiri perselisihan dengan negara Asia tersebut.

Amerika Serikat dan China telah memberlakukan tarif untuk barang-barang satu sama lain senilai ratusan miliar dolar, yang mengguncang pasar keuangan.

Harga minyak mentah juga terseret oleh berita bahwa produksi minyak AS melonjak lebih dari 2 juta barel per hari (bph) dalam satu tahun terakhir menuju rekor 12,1 juta bph pekan lalu.

Sementara impor minyak dari Arab Saudi dan Venezuela ke AS turun tajam, membantu menurunkan cadangan minyak mentah komersial AS sebesar 8,6 juta barel pada minggu lalu. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 28 Februari 2019

ANTAM Targetkan Pertumbuhan Produksi dan Penjualan Komoditas Utama

Antam

Rifanfinancindo - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; IDX: ANTM; ASX: ATM) mengumumkan bahwa perusahaan menargetkan pertumbuhan signifikan produksi dan penjualan komoditas utama, yakni feronikel, emas, bijih nikel, dan bijih bauksit pada 2019. Untuk feronikel, ANTAM menargetkan volume produksi tahun ini sebesar 30.280 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 21 persen dibandingkan dengan realisasi produksi unaudited 2018 sebesar 24.868 TNi.

Peningkatan target tersebut sejalan dengan strategi ANTAM untuk meningkatkan utilisasi operasi pabrik Feronikel Pomala dan mulai beroperasinya pabrik Feronikel di Halmahera Timur pada semester kedua 2019. ANTAM juga menargetkan penjualan feronikel sebesar 30.280 TNi atau meningkat 25 persen dibandingkan realisasi penjualan unaudited 2018 sebesar 24.135 TNi.

Sementara itu, untuk komoditas emas, ANTAM menargetkan produksi tahun ini sebesar 2.036 kg (65.458 troy oz (t.oz)) dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung dengan tingkat penjualan emas mencapai 32.036 kg           (1.029.981 t.oz). Angka ini tumbuh sebesar 14 persen dibandingkan realisasi penjualan emas unaudited tahun lalu yang sebesar 27.894 kg (896.812 t.oz). Peningkatan penjualan ini seiring dengan ekspektasi peningkatan jangkauan pemasaran produk Logam Mulia ANTAM, baik di pasar domestik maupun ekspor.

Baca Juga :


Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo, mengatakan bahwa pada 2019, perusahaannya menargetkan pertumbuhan kinerja operasional melalui peningkatan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM yang berbasis pada nikel, emas dan bauksit.

"Selain itu, kami berfokus untuk menjaga level biaya tunai produksi tetap rendah, sejalan dengan komitmen ANTAM untuk memberikan nilai yang positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan. Kami optimistis kinerja perusahaan akan terus tumbuh di masa yang akan datang,” ujarnya

Guna mendukung peningkatan target produksi feronikel, tahun ini ANTAM menargetkan total produksi bijih nikel sebesar 10,50 juta wet metric ton (wmt) atau meningkat 12 persen dibandingkan capaian produksi bijih nikel unaudited 2018 yang sebesar 9,32 juta wmt. Peningkatan produksi bijih nikel ini akan digunakan sebagai bahan baku produksi feronikel ANTAM serta untuk mendukung penjualan bijih nikel. 

Sementara itu, total penjualan bijih nikel ANTAM 2019 ditargetkan sebesar 8 juta wmt yang ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor. Angka ini tumbuh 26 persen dibandingkan realisasi penjualan unaudited 2018 sebesar 6,33 juta wmt.

Untuk bijih bauksit, ANTAM menargetkan produksi di tahun 2019 sebesar 3,17 juta wmt atau tumbuh 188 persen dibandingkan realisasi produksi unaudited 2018 sebesar 1,10 juta wmt. Sementara itu, untuk penjualan bijih bauksit 2019 ditargetkan sebesar 3,22 juta wmt, naik sebesar 250 persen dibandingkan realisasi penjualan unaudited  2018 sebesar 920 ribu wmt. Peningkatan produksi dan penjualan bijih bauksit seiring untuk pemenuhan permintaan pasar domestik maupun ekspor. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 27 Februari 2019

China dan Brexit Jadi Perhatian Khusus The Fed

Gubernur BI Perry Warjiyo berdiskusi dengan Ketua Dewan Pengurus Bank Sentral AS (Chairman of the Federal Reserve), Jerome Powell, di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, di Bali (13/10/2018). (Ilyas/Liputan6.com)

Rifan Financindo - Pimpinan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell menilai, ekonomi AS tetap kuat meski dibayangi sejumlah bahaya.

Dalam kesaksian tengah tahunan tentang keadaan kebijakan moneter, Powell mengatakan the Federal Reserve mengawasi keadaan dengan seksama dan siap menyesuaikan kebijakan jika diperlukan. Secara keseluruhan, ia menyebut prospek ekonomi AS secara umum sehat tetapi hadapi tantangan dari luar negeri.

"Sementara kami melihat kondisi ekonomi saat ini sehat dan prospek ekonomi yang menguntungkan, selama beberapa bulan terakhir kami telah melihat beberapa arus lintas dan sinyal yang bertentangan,” ujar Powell seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (27/2/2019).



Baca Juga :

"Pasar keuangan menjadi lebih tidak stabil menjelang akhir tahun, dan kondisi keuangan sekarang kurang mendukung pertumbuhan dari pada sebelumnya tahun lalu,” ia menambahkan.

China dan Eropa adalah area perhatian khusus. The Federal Reserve mengamati bagaimana negosiasi Brexit dan negosiasi perdagangan China-AS berlangsung.

"Kami akan dengan hati-hati memantau masalah ini saat mereka terlibat,” kata dia.

The Federal Reserve dinilai telah terjebak dalam perselisihan pasar beberapa bulan terakhir. Ini dipicu kekhawatiran kalau berada pada jalur kebijakan yang ditetapkan dan terus mengencangkan jika kondisinya melemah.

Namun, baru-baru ini pejabat the Fed telah menyampaikan pesan akan lebih besar untuk menyesuaikan suku bunga dan mengurangi obligasi yang dipegang the Fed pada neraca.

Mengutip Reuters, The Federal Reserve tidak terburu-buru untuk membuat penilaian mengenai penyesuaian suku bunga. Hal ini pertimbangkan ekonomi yang cenderung melambat.

"Prospek dasar adalah yang baik, tetapi pertumbuhan lebih lambat di luar negeri merupakan hambatan pada ekonomi AS. Kita mungkin merasa lebih dari dalam beberapa bulan mendatang,” kata dia.

Setelah menaikkan suku bunga empat kali pada 2018, mengantisipasi kenaikan lebih lanjut pada 2019, the Federal Reserve bersikap sabar karena kekhawatiran ekonomi global. Pasar pun menilai keraguan tentang pemulihan ekonomi AS. Saat ini suku bunga pinjaman the Federal Reserve sekitar 2,25 persen-2,50 persen. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 26 Februari 2019

Bursa China Kuat Melawan Serangan Profit Taking Bursa Asia



PT Rifan Financindo - Mayoritas harga saham-saham di bursa Asia hari Selasa (26/02) diperdagangkan lebih rendah oleh profit taking karena investor menunggu dan mencari kejelasan tentang penyelesaian front perdagangan AS-China setelah sebelumnya terangkat oleh penundaan tenggat waktu kenaikan tarif impor China.

Harga saham di bursa China Daratan tergelincir di awal perdagangan oleh profit taking namun kini indeks komposit Shanghai bangkit dengan kenaikan 0,36 persen sementara  itu  indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong alami penurunan  0,49 persen.

Indeks Nikkei 225 di bursa saham Jepang dibuka flat dan kemudian tertekan hingga turun 0,39 persen , penurunan indeks juga terjadi oleh profit taking terhadap saham-saham eksportir utama di tengah penguatan yen seperti saham Panasonic kehilangan hampir 1 persen, Canon turun 0,2 persen dan saham pembuat robot Fanuc tergelincir sekitar 0,8 persen.


Baca Juga :

Perdagangan bursa saham di Korea Selatan juga melemah  wait and see menjelang  KTT Washington-Pyongyang. Indeks Harga Saham Gabungan Korea atau Kospi naik tipis 0,88 poin  atau 0,04 persen. Tekanan besar datang dari anjloknya saham  Samsung Electronics yang turun 0,42 persen, saham pembuat chip No.2 SK hynix kehilangan 0,66 persen,  KB Financial meluncur 0,65 persen.

Di bursa kawasan Pasifik, indeks  ASX 200 di bursa Australia menurun 65,40 poin atau 1,06 persen  yang paling banyak ditekan oleh anjloknya saham sektor energy seperti saham Santos anjlok hampir 3 persen, saham Oil Search  menurun hampir 1 persen dan saham Woodside Petroleum turun 0,6 persen. Demikian juga anjloknya saham  penambang utama seperti saham BHP Group dan Rio Tinto masing-masing turun lebih dari 1 persen.

Demikian juga perdagangan saham bursa Indonesia turut mencetak keuntungan dengan indeks harga saham gabungan atau IHSG kini melemah 0,25 persen, ditekan oleh anjloknya  saham sektor tambang hingga 1 persen lebih  dan sektor agri yang turun 0,77 persen. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 25 Februari 2019

6 Negara yang Menimbun Emas Terbanyak, Mana Saja?


Rifanfinancindo - Emas menjadi logam mulia yang sangat berharga dan nilai mata uang global selalu terkait dengan nilai emas. Saat ini masih begitu banyak negara yang menyimpan emas sebagai cadangan besar logam yang paling berharga.

Mau tahu negara mana sajakah yang menyimpan emas terbanyak? Dilansir dari laman MSN, berikut 6 negara yang menyimpan emas terbanyak di dunia:

6. Rusia - 1.890 Ton
Saat ini, Rusia memiliki emas sebanyak 1.890 ton. Ini membuat mereka tidak perlu mengimpor untuk menambah persediaannya, karena Rusia pun memiliki industri pertambangan emas bernilai miliaran dolar.

Baca Juga :
5. Prancis - 2.436 Ton
Prancis telah menimbun 2.436 ton emas. Emas ini dilaporkan diperoleh sejak 1950-an dan 1960-an. Meskipun sebagian disimpan di luar negeri, sebagian besar emas ini disimpan di brankas di bawah Banque de France di Paris. Namun beberapa ratus ton emas Prancis dijual pada awal abad ini, tetapi persediaannya tetap stabil sejak 2009.

4. Italia - 2.451 Ton
 Italia memiliki emas sedikit lebih banyak daripada Prancis yaitu 2.451 ton. Tidak seperti kebanyakan negara, di mana cadangan emas dimiliki oleh negara dan dikelola oleh bank sentralnya, emas Italia sebenarnya dimiliki oleh Banca d'Italia.

Emas ini disimpan di beberapa negara seperti brankas di Roma, Swiss National Bank, Federal Reserve Bank di New York dan Bank of England

3. The International Monetary Fund - 2.814 Ton
The International Monetary Fund (IMF), berisikan 189 negara yang bekerja untuk mendorong kerja sama moneter global. Didirikan pada 1944, IMF menetapkan bahwa 25 persen dari langganan kuota awal dan kenaikan kuota berikutnya harus dibayar dalam emas yang akhirnya membuat lembaga ini memiliki 2.814 ton emas.
2. Jerman - 3.372 Ton 
 Jerman menjadi negara kedua yang menyimpan emas terbanyak di dunia yaitu sebanyak 3.372 ton. Emas Jerman ini disimpan di beberapa penyimpanan di dunia seperti Federal Reserve Bank di New York, Bank of England dan Banque de France. Ini dilakukan karena akibat dari Perang Dinginnya dengan Uni Soviet. Namun, setengah dari emasnya kali ini sudah kembali lagi ke Frankfurt.

1. Amerika Serikat - 8.133 Ton
Amerika Serikat menjadi negara dengan emas terbanyak di dunia dengan 8.133 ton emas batangan. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah emas gabungan dari Jerman, IMF dan Italia. Hampir semua emas ini disimpan di tempat penyimpanan di seluruh Amerika seperti Fort Knox. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 22 Februari 2019

Harga Minyak Mentah Turun dari Posisi Tertinggi Tahun Ini

Ilustrasi Harga Minyak Naik

Rifan Financindo - Harga minyak mentah dunia turun di bawah posisi tertinggi tahun ini, seiring keluarnya data yang menunjukkan terjadi peningkatan persediaan minyak mentah untuk pekan kelima dan adanya rekor produksi. Kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi global ikut membebani.

Naman penurunan harga minyak masih dibatasi oleh pemangkasan pasokan yang dipimpin OPEC dan sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran. Kemajuan dalam diskusi kesepakatan perdagangan Washington-Beijing juga turut mendukung harga.

Melansir laman Reuters, Jumat (22/2/2019), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 13 sen menjadi USD 57,03 per barel. Harga sempat menyentuh posisi tertinggi tahun ini USD 57,55 pada hari sebelumnya.

Baca Juga :

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent turun 1 sen menjadi USD 57,07 setelah menyentuh puncaknya di tahun ini sebesar USD 67,38 pada rabu.

Stok minyak mentah AS naik selama lima minggu berturut-turut ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Ini karena produksi mencapai rekor tertinggi dan pemeliharaan musiman mempertahankan tingkat pemurnian rendah minggu lalu, menurut lembaga Administrasi Informasi Energi.

Stok minyak mentah AS naik 3,7 juta barel dalam sepekan hingga 15 Februari menjadi 454,5 juta barel, tertinggi sejak Oktober 2017, bahkan ketika ekspor minyak mentah melonjak 1,2 juta barel per hari ke rekor 3,6 juta barel per hari.

"Secara keseluruhan laporan ini bearish, khususnya kenaikan kuat dalam stok minyak mentah," kata Cartsen Fritsch, Analis Commerzbank di Frankfurt.

Produksi di Amerika Serikat, yang tahun lalu menjadi produsen minyak mentah utama dunia, naik ke rekor tertinggi sebesar 12 juta barel per hari. "Ini yang juga dapat meredam sentimen," tambah Fritsch.

Namun, pengetatan pasokan secara global membantu mengurangi kerugian harga minyak dunia.

Faktor Lain

Harga minyak telah naik tahun ini setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bpd) untuk mencegah pertumbuhan pasokan.

Anggota OPEC Nigeria memberi isyarat pada hari Rabu bahwa mereka akan membatasi produksi usai naik pada Januari.

Di sisi lain, sanksi AS telah memukul ekspor minyak mentah Iran dan  kerusuhan yang terjadi di Venezuela telah membatasi produksi Libya.

Pembicaraan antara Amerika Serikat dan Cina untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang telah menghambat pertumbuhan global mungkin mengalami kemajuan, membantu mengangkat harga minyak mentah.

Kedua belah pihak telah mulai menguraikan komitmen pada poin-poin utama pertikaian, sumber-sumber yang akrab dengan negosiasi mengatakan kepada Reuters.

Namun, para analis mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global - tanda-tanda yang muncul akhir tahun lalu - telah mencegah harga melonjak melampaui level tertinggi yang dicapai minggu ini. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800