English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 26 Oktober 2017

Bursa Asia Bergerak Variatif





Rifan Financindo - Bursa saham Asia bervariasi pada pembukaan perdagangan pagi ini, menyusul pelemahan pada bursa saham Amerika Serikat, Wall Street.

Indeks Nikkei naik 0,37 persen pada awal perdagangan. Indeks acuan tersebut menyentuh penguatan 16 kali berturut-turut pada Rabu kemarin, setelah menutup perdagangan dengan melemah 0,45 persen ke level 21.707,62 di hari yang sama.

Sementara menyebrang ke Korea, indeks saham Kospi turun 0,15 persen menyusul investor mencerna hasil laoran keuangan saham-saham blue chip, seperti SK Hynix.

Kemudian, saham S&P/ASX 200 turun 0,26 persen pada awal perdagangan, yang mana terbebani oleh perdagangan sub indeks financial yang turun 0,52 persen setelah ANZ mengumumkan pendapatan tahunan mereka.

Sementara saham di Thailand tutup pada hari ini.

Saham-saham lain seperti saham Hong Kong, Hang Seng Indeks turun 137 poin atau 0,49 persen, kemudian saham Shanghai tak bergerak.

Rilis pendapatan perusahaan juga menjadi sorotan pasar di kawasan ini. Nama penting pada kalender pendapatan meliputi SK Hynix, OCBC, Hyundai Motors, NTT DoCoMo dan China Vanke. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 25 Oktober 2017

Bursa Asia Menguat Imbas Wall Street Positif



PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) memberikan tenaga untuk bursa Asia. Akan tetapi, pemilihan pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve membayangi bursa Asia.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendatar pada awal pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,5 persen. Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,03 persen. Indeks saham Australia mendaki 0,22 persen.

Pemilihan pimpinan the Federal Reserve menjadi sorotan pasar. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundang makan siang sejumlah anggota senat dari Partai Republik untuk mendapatkan pandangan soal pimpinan the Federal Reserve berikutnya.

Menurut sumber Reuters, Trump menyurvei para anggota Partai Republik mengenai apakah mereka lebih memilih ekonom Universitas Stanford John Taylor dan mantan pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell. Sebagian besar senator memilih Taylor.

Taylor dinilai sebagai sosok yang dapat mendukung bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat. Sentimen tersebut mendorong imbal hasil surat utang Amerika Serikat bertenor 10 tahun mencapai 2,41 persen.

"Hasil treasury AS lebih tinggi sehingga mendukung dolar AS," kata Masafumi Yamamoto, analis Mizuho Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (25/10/2017).

"Pemangkasan pajak akan terwujud, dan itu mendukung dolar AS serta mendorong imbal hasil surat berharga AS," kata Yamamoto.

Wall Street pun menguat dengan indeks saham Dow Jones mencetak rekor. Hal itu didorong saham 3M dan Caterpillar. Ini berimbas ke bursa Asia. Di pasar uang, euro berada di kisaran US$ 1,1757. Indeks dolar AS menguat 0,2 persen ke posisi 93,97. Dolar AS berada di kisaran 113,92 per yen.

Di pasar komoditas, harga minyak naik 8 sen menjadi US$ 58,41 per barel. Adapun, harga minyak AS turun 1 sen menjadi US$ 52,46. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 24 Oktober 2017

Bursa Asia Naik Dekati Level Tertinggi dalam Satu Dekade



Rifanfinancindo - Bursa Asia dibuka beringsut menjauh dari posisi tertingginya dalam satu dekade pada hari ini meski tetap menguat. Sebelumnya Wall Street turun usai mencetak rekor, menjelang berlangsungnya beberapa peristiwa ekonomi dunia.

Melansir Reuters, Selasa (24/10/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,1 persen ke posisi 549,71 poin. Ini tidak jauh dari level tertingginya dalam 10 tahun di posisi 554,63 yang diraih pekan lalu.

Sementara saham Australia beringsut lebih tinggi ke posisi puncak dalam 5,6 bulan pada hari Senin. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen dari level tertinggi dalam 21 tahun.

"Meskipun tidak ada pergerakan nyata di pasar, kami tahu ada ganjalan dan risiko dari satu peristiwa dan ini menciptakan peluang bagi pedagang dalam jangka pendek," kata Chris Weston, Kepala Strategi IG Markets.

Investor kini tengah mengamati dengan seksama pelaksanaan Kongres Partai Komunis di China yang ke-19, yang berakhir pada hari Selasa. Presiden Xi Jinping diharapkan dapat melepaskan posisi Komite Tetap-puncak kekuasaan di negara ini.

Wall street sebelumnya tercatat melemah usai mencetak rekor, terbebani penurunan saham teknologi dan industri.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 54,25 poin atau 0,23 persen menjadi 23.274,38. Sementara indeks S&P 500 melemah 10,19 poin atau 0,40 persen menjadi 2.565,02 dan Nasdaq Composite turun 42,23 poin atau 0,64 persen menjadi 6.586,83.

Sedangkan saham Eropa STOXX 600 naik 0,16 persen, meskipun bursa valas IBEX. EUREX turun 0,6 persen dipicu krisis Spanyol yang telah berlangsung dalam sepekan.

Madrid mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menembaki pemerintah Catalonia pada Sabtu pekan lalu. Ini sebagai upaya terakhir untuk menggagalkan dorongan wilayah itu memerdekan diri.

Adapun indeks dolar beringsut lebih rendah ke posisi 93,8. Namun ini tetap berada pada puncak selama dua bulan terakhir.

Harga minyak bervariasi, karena gangguan pasokan di Irak. Harga minyak mentah Brent naik 6 sen menjadi US$ 57,43, sementara harga minyak mentah AS naik 3 sen menjadi US$ 51,93 per barel. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 23 Oktober 2017

Bursa Jepang Melonjak Imbas PM Shinzo Abe Menang Pemilu






Rifan Financindo - Bursa saham Jepang melonjak pada awal pekan ini seiring yen melemah. Selain itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga memenangi pemilihan umum yang digelar satu tahun lebih cepat dari jadwal.


Indeks saham Jepang Nikkei naik satu persen, dan tertinggi sejak 1996. Penguatan indeks saham Jepang itu terjadi seiring Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menang mudah dalam pemilihan umum.

Investor berasumsi kemenangan Abe dapat mendorong bank sentral Jepang untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter lebih besar. Hal tersebut menekan imbal hasil obligasi dan yen. Namun, di sisi lain the Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lagi pada Desember 2017.

"Ini seharusnya memperpanjang kebijakan Abenomics termasuk megastimulus Bank of Japan," tulis Analis Blackrock Investment Instutite, seperti ditulis dari laman Reuters, Senin (23/10/2017).

Di pasar uang, dolar AS naik 0,4 persen menjadi 113,99 terhadap yen. Level itu tertinggi sejak pertengahan Juli. Adapun indeks dolar AS naik tipis 0,2 persen terhadap sejumlah mata uang. Yen juga tergelincir terhadap euro.

Euro merosot 0,25 persen menjadi US$ 1,1758. Ini seiring pelaku pasar menanti pertemuan bank sentral Eropa. Pelaku pasar mencari sinyal kebijakan soal pengurangan jumlah aset atau juga memperpanjang program tersebut.

"Seperti yang diperkirakan, lamanya waktu program pelonggaran kuantitatif berjalan lebih lama dan besar dari ukuran tiap bulannya. Kami perkirakan 30 miliar euro, dan kami berharap bank sentral Eropa akan terus membuka program ini," kata Analis RBC Capital Markets.

Sementara itu, bursa Asia mendapatkan sentimen positif dari Wall Street. Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street menguat seiring senat AS memperkuat harapan rencana pemotongan pajak oleh Presiden AS Donald Trump dapat berlanjut.

Pada awal perdagangan, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,3 persen.

Di pasar komoditas, dolar AS menguat mendorong harga emas turun 0,4 persen menjadi US$ 1.275,07 per ounce.

Harga minyak menguat seiring penurunan tajam ekspor minyak mentah Irak. Harga minyak Brent naik 16 sen menjadi US$ 57,91 per barel, sedangkan harga minyak mentah Amerika Serikat bertambah 28 sen menjadi US$ 52,12. Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Jumat, 20 Oktober 2017

Spekulasi Pimpinan Baru The Fed Dorong Bursa Asia Naik






Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat terpicu spekulasi tentang siapa yang akan memimpin Bank Sentral di Amerika Serikat (AS), yang ikut membuat investor global lebih waspada.

Melansir laman Reuters, Jumat (20/10/2017), Bursa Selandia Baru tergelincir 0,1 persen, menghentikan 13 sesi penguatan, setelah Partai Nasionalis Selandia Baru sepakat untuk membentuk pemerintahan baru bersama Partai Buruh haluan kiri, usai negosiasi politik.

Sementara indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang, yang sempat menggapai posisi puncak dalam 10 tahun pada Selasa, kembali naik 0,1 persen pada awal perdagangan. Namun bila dibandingkan kondisi sepekan, masih turun 0,2 persen.

Adapun indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,3 persen. Ini masih berada di jalur kenaikan mingguan sebesar 1,1 persen.

Sebelumnya Wall Street menguat dengan indeks Dow dan S & P 500 mencapai kenaikan tertinggi pada penutupan perdagangan Kamis.

Pasar berbalik menguat di menit terakhir, usai munculnya sebuah laporan yang menyebutkan jika Jerome Powell menjadi kandidat utama calon ketua Federal Reserve (The Fed).

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 5,44 poin atau 0,02 persen ke posisi 23.163,04. Sementara indeks S&P 500 naik 0,84 poin atau 0,03 persen menjadi 2.562,1 dan Nasdaq Composite turun 19,15 poin atau 0,29 persen menjadi 6.605.07.

"Kejelasan tentang pencalonan Fed akan positif terhadap dolar," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities.

Namun indeks dolar, yang mengukur mata dolar terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,1 persen menjadi 93.163, naik sedikit untuk minggu ini.

Terhadap Yen, Dolar naik tipis menjadi 112,59, berada di jalur peningkatan 0,7 persen dalam sepekan, setelah mencapai level tertinggi hampir dua minggu di posisi 113.145 yen pada Kamis.

Di Eropa, saham mencatat penurunan terbesarnya dalam dua bulan karena kekhawatiran akan pergolakan politik di Spanyol. Serta hasil kinerja yang mengecewakan dari perusahaan besar seperti Unilever, France's Publicis dan Kion Jerman.

Sementara harga minyak mentah menguat setelah merosot lebih dari 1 persen, tertekan persediaan yang lebih besar dari perkiraan di Amerika Serikat dan aksi ambil untung.

Harga minyak mentah Brent naik 9 sen menjadi US$ 57,32 per barel, sementara minyak mentah AS menguat 13 sen menjadi US$ 51,42 Rifanfinancindo




Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 19 Oktober 2017

Bursa Asia Hampir Sentuh Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun


PT Rifan Financindo - Bursa Asia naik hampir menuju ke level tertinggi dalam 1 dekade terakhir pada pembukaan perdagangan Kamis pagi ini. Pergerakan bursa Asia ini sejalan dengan Wall Street.

Tapi perdagangan berlangsung hati-hati, karena investor menunggu data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dari China, yang diharapkan dapat menunjukkan momentumnya mulai dingin saat pemerintah menguasai pasar properti dan mengurangi pinjaman berisiko.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,05 persen hampir menyentuh level tertinggi dalam 10 tahun terakhir, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (19/10/2017).

Sementara indeks Jepang Nikkei naik 0,4 persen, kemudian indeks Korea Selatan Kospi mencatatkan rekor, dam indeks Australia naik 0,3 persen.

Sementara di bursa AS, Dow Jones naik pertama kalinya ke level di atas 23.000 pada penutupan perdagangan kemarin. Semua itu berkat menguatnya saham IBM yang diprediksi akan ada pertumbuhan pendapatan yang signifikan.

Saham IBM (IBM.N), yang mengalahkan ekspektasi pendapatan, melonjak 8,9 persen dan menyumbang sekitar 90 poin dari 160 poin pada indeks blue-chip hari ini.

S&P 500 dan Nasdaq juga menyentuh rekor tertinggi. Dow Jones Industrial Average naik 160,16 poin atau 0,7 persen untuk menutup perdagangan di level 23.157,6. Kemudian S&P 500 menambahkan 1,9 poin atau 0,07 persen dan menetap di level 2.561,26. Kemudian Nasdaq menambahkan 0,56 poin atau 0,01 persen ke level 6.624,22. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 18 Oktober 2017

Investor Menanti Pidato Presiden China, Bursa Asia Naik Tipis


Rifan Financindo - Bursa saham Asia konsolidasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini seiring pelaku pasar menunggu kebijakan dari hasil pertemuan partai komunis di China.

Kongres pertemuan partai di China ini diharapkan dapat memperkuat wewenang Presiden China Xi Jinping. Pada pertemuan partai itu juga akan menguraikan rencana Xi Jinping dalam lima tahun ke depam.

Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga kembali menolak menyebut China sebagai manipulator mata uang meski tetap mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah China.

Data ekonomi terbaru dari China pun memicu keyakinan soal pertumbuhan global sehingga dapat mendorong kenaikan di bursa saham global.

Mengutip Reuters, Rabu (18/10/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,13 persen. Indeks saham Australia sedikit menguat. Indeks saham Jepang Nikkei bertambah 0,3 persen.

Kenaikan bursa saham juga didorong dari hasil survei manajer investasi terbaru dari Bofa Merrill Lynch.

"Investor yang disurvei memperkirakan pertumbuhan ekonomi di atas tren dan inflasi di bawah tren," tulis survei tersebut.

Selain itu, investor juga kurang yakin pada obligasi. Namun 82 persen investor memperkirakan imbal hasil obligasi akan meningkat dalam 12 bulan.

Di pasar uang, dolar AS cenderung menguat. Dolar AS terhadap yen stabil di kisaran 112.20. Euro bertahan di kisaran US$ 1.177. Pelaku pasar berhati-hati jelang pidato pimpinan Bank Sentral Eropa Mario Draghi.

Di pasar komoditas, harga emas bergerak di kisaran US$ 1.286,41. Sentimen kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve soal suku bunga masih pengaruhi pasar.

Harga minyak Brent naik 38 sen menjadi US$ 58,26 per barel. Sedangkan harga minyak AS menguat 19 sen menjadi US$ 52,07. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800