PT. Rifan Financindo Berjangka, Belajar mengenai sejarah kebudayaan Islam dan para Nabi yang ada di
agama Islam memanglah sangat menarik. Ada banyak orang yang berhati
begitu mulia dan berakhlak terpuji. Tak hanya itu saja, ada pula kisah
tentang manusia-manusia pilihan Alllah yang kisahnya bisa menjadi
inspirasi buat semua orang. Dan salah satu kisah tersebut adalah kisah
Nabi Yusuf AS. Karena terpujinya sifat yang ia miliki, namanya bahkan
menjadi salah satu surat di dalam Al-Quran.
Dikutip dari
berbagai sumber, Nabi Yusuf dikenal sebagai Nabi yang memiliki wajah
super tampan, bentuk tubuh yang mengesankan, cerdas dan juga berakhlak
sangat mulia. Ia juga dikenal sebagai penafsir mimpi yang termashur di
zamannya.
Meski perjalanan hidupnya di masa kecil dan remaja
tidak dijalani dengan mudah, ia tetap menjadi pribadi yang sabar, penuh
tawakal dan kerja keras. Nabi Yusuf yang juga merupakan buyut dari Nabi
Ibrahim AS dan putra dari Nabi Ya'qub AS ini dikatakan sebagai seseorang
yang ketampanannya sangat mengesankan. Saking tampan dan rupawan
wajahnya, banyak ahli ulama yang mengisahkan bahwa ketampanan Nabi Yusuf
tak ada tandingannya. Ia juga merupakan salah satu putra kesayangan
ayahnya.
Untuk mengetahui kisah mengenai Nabi Yusuf, berikut kisahnya.
Saat usianya masih sangat belia atau anak-anak, Nabi Yusuf yang
merupakan putra kesayangan sang ayah begitu dibenci oleh
saudara-saudaranya. Kebencian tersebut memuncak ketika Yusuf kecil
bercerita kepada sang ayah bahwa ia baru saja bermimpi 11 bintang,
matahari dan bulan tunduk kepadanya. Nabi Ya'qub yang mendengar cerita
Yusuf lalu mengatakan bahwa arti mimpi tersebut adalah ia akan menjadi
orang hebat dan ke 11 saudaranya, sang ayah dan sang ibu akan
menghormatinya. Penghormatan tersebut terjadi tentu bukan tanpa alasan,
penghormatan tersebut terjadi karena suatu saat nanti Yusuf akan menjadi
seseorang yang hebat, terhormat dan manusia pilihan.
Saat
menjelaskan hal ini kepada Yusuf, sang ayah mengatakan agar Yusuf tak
pernah mengatakan hal ini pada siapapun termasuk pada
saudara-saudaranya. Sayang, salah seorang saudara mendengar percakapan
antara Yusuf dan sang ayah. Ia pun mengatakan hal ini kepada saudara
lain dan merekapun merencanakan hal buruk pada Yusuf.
Suatu
hari, saudara-saudara Yusuf mengajaknya berburu di hutan. Awalnya Nabi
Ya'qub tidak mengizinkan mereka membawa Yusuf, namun karena
saudara-saudaranya berjanji mereka akan melindungi Yusuf, Nabi Ya'qub
pun akhirnya memberikan izin. Tinggallah sang ayah dan seorang putra
kesayangan lain yakni Bunyamin di rumah, sementara Yusuf dan ke 10
saudara lainnya pergi ke hutan.
Di hutan inilah, seorang saudara
merencanakan untuk membunuh Yusuf. Beruntung, beberapa saudara tak
sampai hati melakukan hal ini. Mereka akhirnya sepakat memasukkan Yusuf
ke dalam sumur yang ada di hutan dan mereka berharap bahwa ada orang
yang lewat dan mengambil lalu menjualnya sebagai budak. Sebelum
memasukkan Yusuf ke dalam sumur, saudaranya melepas baju Yusuf dan
melumurinya dengan darah hewan. Ketika pulang ke rumah, saudara-saudara
ini mengatakan bahwa Yusuf telah dimakan serigala dan telah meninggal.
Sebagai bukti, mereka menyerahkan baju Yusuf yang telah berlumuran darah
kepada sang ayah.
Mengetahui akan hal ini, Nabi Ya'qub merasa
begitu sedih. Bahkan, ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa Nabi
Ya'qub terus menerus menangisi kepergian Yusuf hingga membuat kedua
matanya tak bisa melihat lagi alias buta. Untuk Yusuf sendiri, akhirnya
ia ditemukan oleh seorang musafir yang kebetulan mampir ke sumur.
Musafir tersebut lalu membawa Yusuf dan menjualnya sebagai budak di
negeri Mesir.
Pembeli Yusuf adalah seorang menteri kerajaan
negara yang bernama Al Aziz. Di rumah Al Aziz inilah, Yusuf menjadi
budak dan sekaligus diangkat anak oleh istri Al Aziz yang tak lain
adalah Zulaikha. Dari hari ke hari, Yusuf tumbuh menjadi pria dewasa
yang tampan nan gagah. Ia juga berakhlak begitu mulia, jujur serta ramah
nan mempesona. Karena pesonanya, Zulaikha pun mengangkatnya sebagai
kepala pelayan di Istana. Zulaikha yang dulu mengangkat Yusuf mengangkat
anak, perlahan tapi pasti ia menaruh cinta kepada Yusuf. Bukan lagi
menganggapnya sebagai budak apalagi seorang anak angkat.
Ketampanan
Yusuf telah membuat Zulaikha gelap mata. Ia mencoba menggoda Yusuf dan
perjalanan hidup baru yang semakin rumit kembali dirasakan oleh Yusuf.
Menjadi seorang pria yang tampan dan rupawan, cerdas menjadikan Yusuf
begitu mempesona. Zulaikha bahkan secara terang-terangan mengungkapkan
kekaguman serta rasa cintanya pada Yusuf. Suatu hari, Zulaikha memakai
pakaian terbaiknya, memakai parfum paling wangi dan tampil begitu
mempesona. Ia menutup semua pintu rumahnya dan mendatangi kamar Yusuf.
Dikatakan, Zulaikha tidak mempedulikan lagi urat malunya dan ia pun
mencoba menggoda Yusuf.
Meski telah digoda oleh wanita cantik
dan mempesona, Yusuf tidak lantas tergoda. Ia adalah pria mulia yang
selalu ingat akan Allah SWT. Dengan tegas Yusuf menolak Zulaikha karena
ia begitu takut akan dosa. Zulaikha mengulurkan tangannya kepada Yusuf
dan berusaha memeluk tubuhnya. Tapi, Nabi Yusuf berlari dan menuju pintu
untuk meninggalkan pintu. Saat pintu terbuka, ada Al Aziz dan seorang
kerabat di depan pintu. Melihat ada sang suami, Zulaikha pun memfitnah
Yusuf dan menuduhnya telah berusaha memperkosanya.
"Dan
keduanya berlomba menuju pintu dan wanita itu menarik gamis Yusuf dari
belakang hingga koyak (robek), dan keduanya mendapati suami wanita itu
di muka pintu. Wanita itu berkata, 'apakah pembalasan terhadap orang
yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau
dihukum dengan azab yang pedih.' (QS Yusuf, 25)."
Namun,
siapa yang salah dalam kejadian ini akhirnya diketahui. Seorang yang
bijak mengatakan bahwa Yusuf tidak bersalah. Kalau benar ia yang mencoba
melakukan perbuatan tidak baik kepada Zulaikha, maka bajunya yang robek
adalah baju bagian depan. Tapi, jika Zulaikha yang berbuat salah, baju
Yusuf yang robek adalah baju bagian belakangnya. Sementara itu, baju
Yusuf yang robek adalah baju bagian belakang. Ini terjadi saat Zulaikha
mencoba menarik Yusuf tetapi Yusuf berusaha lari darinya.
"Dia
menggodaku untuk menundukkan diriku. Jika baju gamis robek di bagian
muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.
Dan jika baju gamis robek bagian belakang, maka wanita itu yang dusta.
Dan Yusuf termasuk orang-orang benar lagi jujur. (QS Yusuf, 26-27)."
Dengan
kejadian ini, dikisahkan bahwa Zulaikha merasa malu dan sedih. Banyak
tetangga yang menggunjingkannya atas apa yang ia lakukan. Hampir seluruh
warga Mesir membicarakan kejadian ini. Tak ingin hanya dirinya yang
merasa malu karena telah kagum pada Yusuf, Zulaikha pun mengundang para
wanita untuk datang ke rumahnya dan ia akan melakukan jamuan untuk
mereka. Para tamu wanita ini lantas disuguhi jamuan berupa buah lengkap
dengan pisau untuk mengupasnya. Setelah semua wanita memegang satu buah
beserta pisau, Zulaikha pun memanggil Yusuf dan memperlihatkannya pada
para tamunya.
Melihat ketampanan Yusuf yang begitu mengesankan,
para tamu wanita tersebut tak sadar bahwa ia telah memotong dan mengupas
kulit tangannya sendiri. Mereka tak sadar bahwa tajamnya pisau telah
melukai tangannya saat mereka mengupas buah.
Kisah Nabi Yusuf
tak sampai di sini saja, setelah menjadi pembicaraan hangat di Mesir, ia
pun selanjutnya di tangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Ia juga
dikisahkan telah menjadi penafsir mimpi, menjadi menteri di istana
negara dan hidupnya kembali membaik setelah ia dipertemukan dengan
saudara-saudaranya, bertemu dengan Bunyamin hingga bertemu dengan sang
ayah yakni Nabi Ya'qub. Di akhir kisahnya, Nabi Ya'qub akhirnya bisa
kembali berkumpul bersama sang ayah, ibu tirinya (saudara perempuan ibu
kandung) dan kesebelas saudaranya di Mesir.
Ladies, itulah kisah
tentang Nabi Yusuf yang bijak, berhati mulia, jujur, sabar dan tampan.
Meski hidupnya diselimuti banyak cobaan dan ujian, ia tetaplah berlaku
sabar, tawakal dan beriman hanya pada Allah SWT. Semoga, kita semua bisa
mengambil hikmah dari kisah ini.
Catatan: Untuk nama Zulaikha
sampai saat ini masih banyak diragukan kebenarannya karena nama ini
tidak tercatat di dalam Al-Quran maupun di Hadist yang Shahih.
Sumber :
vemale