PT. Rifan Financindo Berjangka, New York - Harga emas turun tipis pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Faktor penekan harga emas adalah pernyataan dari Gubernur Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed pada Senin kemarin.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (8/6/2016), harga emas ditutup turun tipis 40 sen menjadi US$ 1.247 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Pada perdagangan Selasa ini, harga emas sempat menyentuh level terendah di US$ 1.236,60 per troy ounce.
Penekan harga emas adalah pernyataan dari Gubernur The Fed Janet Yellen. Pada Senin kemarin ia berpidato bahwa the Fed masih tetap berpegang pada rencananya untuk menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga tersebut tidak akan dilakukan secara drastis namun akan dijalankan secara bertahap atau gradual.
Dalam pidato tersebut, Yellen belum memberikan rambu-rambu yang jelas berapa besar kenaikan suku bunga akan dilakukan dan juga kapan kenaikan tersebut akan dilakukan.
Harga emas pun langsung tergelincir setelah Yellen mengeluarkan pernyataannya. Harapan akan kenaikan suku bunga kembali menguat.
Jika sebelumnya pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga akan dilakukan pada Juni, dengan adanya pelemahan data tenaga kerja tersebut membuat perkiraan kenaikan suku bunga bergeser ke Juli.
Head Precious-Metals Dealer di Alliance Financial Frank McGhee mengatakan, pada Jumat pekan lalu pelaku pasar melihat bahwa kemungkinan besar kenaikan suku bunga tidak dalam waktu dekat ini. "Namun setelah pidato Yellen pelaku pasar mengubah persepsi dan melihat bahwa kenaikan suku bunga mungkin Juli nanti," jelas dia.
Dengan kenaikan suku bunga tersebut membuat imbal hasil dari surat utang atau obligasi yang ada juga mengalami kenaikan. Hal tersebut memberikan tekanan kepada emas karena harus bertarung dengan surat utang.
Sumber : Liputan 6