PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa Asia langsung tertekan pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini. Pelaku pasar menunggu data penjualan ritel Australia dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC, Kamis (2/6/2016), Indeks Nikkei Jepang melemah 1,32 persen di awal perdagangan, meneruskan pelemahan sebesar 1,62 yang dibukukan pada perdagangan sehari sebelumnya. Nilai tukar yen Jepang menguat terhadap dolar AS. Penguatan yen ini memberikan dampak negatif kepada bursa saham Jepang.
Kekawatiran akan ekonomi global masih menjadi dasar bagi investor untuk melakukan transaksi. "Banyak yang mengumpulkan yen sebagai instrumen save haven dan mendorong mata uang tersebut menguat," jelas AngusNicholson, analis IG.
Para pelaku pasar cenderung fokus pada data penjualan ritel Australia yang akan keluar pada Kamis ini. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data tenaga kerja AS yang akan menjadi dasar perhitungan Bank Sentral AS untuk menjalankan kebijakan moneter.
Di AS sendiri pada penutupan perdagangan Rabu, Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 2,47 poin atau 0,01 persen ke angka 17.789,67. Di sesi awal perdagangan, indeks saham Dow Jones sempat melemah 122 poin karena memang volume transaksi di pasar saham Amerika Serikat (AS) rendah dalam beberapa hari terakhir.
Indeks S&P 500 naik 2,37 poin atau 0,11 persen ke angka 2.099,33. Sedangkan Indeks Nasdaq menguat 4,20 poin atau 0,08 persen ke angka 4.952,25. Saham-saham di sektor konsumsi membukukan kenaikan tertinggi dan kemudian disusul dengan saham-saham di sektor kesehatan.
Sumber : Liputan 6