PT. Rifan Financindo Berjangka, Jakarta Saham Asia berada di level yang lebih rendah pada perdagangan Kamis (7/1/2016), karena kekhawatiran tentang ekonomi China dan anjloknya harga minyak yang membebani kepercayaan investor.
Ekonomi terbesar kedua di dunia tengah melambat, dan yuan juga sedang melemah. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi China dikhawatirkan akan terus berlanjut olebih lama dan memicu gelombang devaluasi mata uang di kawasan itu.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent mencapai posisi terendah 11-tahun baru di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan.
Indeks saham Nikkei turun 0,2% ke 18.154.69. Investor tetap gelisah karena bank sentral China menetapkan yuan ke tingkat bimbingan lemah selama tujuh hari berturut-turut, mendorong yuan terhempas ke level terendah sejak perdagangan dimulai pada tahun 2010.
Data manufaktur yang mengecewakan pada hari juga Senin telah memimpin indeks daratan untuk terjun 7 persen, memicu ekuitas global menjual
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 kehilangan 0,4 persen menjadi 5.104.10 karena saham energi membebani pasar.
Saham Woodside Petroleum turun lebih dari 2 persen karena harga minyak turun setelah data menunjukkan penumpukan mengejutkan stok bensin AS, menambah ketakutan kelebihan pasokan global yang terus meningkat.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen menjadi 1.921.36 poin sebagai ketegangan geopolitik naik setelah uji coba nuklir Korea Utara pada hari Rabu. (Zul/Nrm)
Sumber : Liputan 6