PT. rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia menguat di awal perdagangan sebelum rilis data aktivitas industri China keluar. Di sisi lain, mata uang Jepang Yen menguat dan obligasi Australia naik seiring harga minyak mentah melemah.
Indeks MSCI Asia Pacific/indeks saham acuan regional menguat 0,3 persen pada pukul 10.02 waktu Tokyo. Penguatan ini didorong dari indeks saham Jepang Nikkei dibuka naik 0,1 persen ke level 20.215,46. Sementara itu, indeks saham Jepang Topix mendaki 0,2 persen ke level 1.646,94 pada awal perdagangan saham.
Indeks saham Australia dibuka menanjak 0,5 persen ke level 5.638,40. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,2 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng dibuka melemah 0,3 persen ke level 27.507,32. Sedangkan indeks saham Shanghai naik 0,3 persen ke level 4.460.
Pergerakan bursa saham Asia juga dibayangi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis pertemuan bank sentral AS/The Federal Reserve pada April tidak menunjukkan kejutan besar. Sejumlah pejabat The Fed menilai, kalau menaikkan suku bunga pada Juni terlalu dini.
Selain itu, ekonomi AS juga menunjukkan tanda-tanda kekuatan. Hal ini didukung dari data perumahan AS terbaru. Akan tetapi, penguatan ekonomi AS tidak seperti yang diharapkan. Ekonomi AS tumbuh hanya 0,2 persen ada kuartal I 2015.
"Sejumlah pejabat tinggi The Fed melihat kemajuan pertumbuhan ekonomi bisa bermakna ganda untuk mendorong kenaikan suku bunga pada Juni. Akan tetapi, banyak pihak melihat kalau itu tidak mungkin. Kami mempertahankan pandangan kami kalau kenaikan suku bunga pertama pada September," dalam riset Barclays, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (21/5/2015).
Pelaku pasar juga sedang menanti rilis indeks data manufaktur HSBC. Ada tanda-tanda perlambatan ekonomi China diharapkan dapat melanjutkan pelonggaran moneter. Ini dapat mendukung bursa saham China. (Ahm/)
Sumber : Liputan 6