PT. Rifan Financindo Berjangka, Wellington - Bursa saham Asia melemah di awal pekan ini didorong dari harga komoditas yang merosot. Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan.
Indeks saham MSCI Asia Pacific merosot 0,4 persen pada pukul 09.55 waktu Tokyo. Ini penurunan pada hari ketiga sejak pekan lalu. Penurunan indeks saham acuan regional itu didorong indeks saham Jepang Topix tergelincir 0,2 persen. Indeks saham Australia melemah 1 persen ke level 5.858,20 di awal perdagangan saham. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,2 persen.
Penurunan indeks saham ini didorong harga komoditas melemah. Harga tembaga berjangka melemah 0,4 persen ke level US$ 2.7580 per pound. Diikuti harga emas turun 0,1 persen menjadi US$ 1.197,31 per ounce. Sementara itu, harga minyak mentah Brent turun lebih dari 0,2 persen.
"Harga komoditas melemah pada akhir pekan lalu akan membebani sentimen pasar. Konfirmasi bahwa stimulus lebih lanjut di China kemungkinan memiliki dampak positif, dan membawa pasar lebih tenang. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi China melambat masih jadi kekhawatiran jangka panjang," tutur Ric Spooner, Chief Market Analyst CMC Market, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (30/3/2015).
Harga minyak melemah menjadi sentimen di bursa saham pada hari ini. Kekhawatiran kesepakatan atas program nuklir Iran dapat mendorong negara tersebut mendongkrak ekspor minyak mentah. Para menteri luar negeri dari enam negara dan Iran akan bertemu di Swiss pada Senin pekan ini untuk mendiskusikan kesepakatan atas sanksi dan kegiatan nuklir di Iran.
"Batas waktu kesepakatan dengan Iran juga ditunggu pelaku pasar," kata Spooner.
Selain itu, indeks dollar Bloomber naik 0,2 persen terhadap 10 mata uang utama. Euro melemah 0,1 persen menjadi US$ 1.0876. Lalu diikuti dolar Australia menurun 0,3 persen. (Ahm/)
Sumber : Liputan 6