PT. Rifa Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia cenderung tertekan pada perdagangan saham Selasa pekan ini seiring euro masih melemah terhadap mata uang utama setelah pembicaraan antara Yunani dan kreditur buntu.
Indeks MSCI Asia Pacific tergelincir 0,1 persen pukul 09.58 waktu Tokyo. Hal itu seiring indeks saham Jepang Topix melemah 0,2 persen seiring Yen menguat ke level tertinggi dalam satu minggu terhadap euro. Indeks saham Jepang Nikkei dibuka melemah 0,3 persen ke level 17.949,70.
Pelemahan indeks saham ini diikuti indeks saham Australia melemah 0,3 persen. Sementara itu, bursa saham Taiwan, Vietnam, Sri Lanka dan India libur pada Selasa pekan ini. Sedangkan bursa saham China akan libur pada Rabu untuk memperingati Tahun Baru China.
Sentimen Yunani mempengaruhi laju bursa saham Asia pada hari ini. Pada pertemuan menteri keuangan zona Euro dengan Yunani di Brussel, Yunani menolak proposal kawasan Euro untuk memperpanjang bailout karena itu dinilai tidak masuk akal.
Dengan kegagalan mencapai kesepakatan maka ada risiko keanggotaan Yunani di zona Euro dalam bahaya. Selain itu, pemerintah China juga akan merilis harga properti pada hari ini juga menjadi perhatian pelaku pasar. Ditambah Australia menurunkan suku bunga.
"Pasar mengakui diskusi ini akan sulit, jadi saya tidak akan berpikir ini akan mengubah harapan masyarakat secara dramatis," ujar Angus Gluskie, Managing Director White Funds Management, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (17/2/2015).
Ia menambahkan, kondisi Yunani juga sebagai ketidakpastian untuk investasi sehingga kemungkinan investor cenderung berhati-hati.
Sementara itu, Yen telah menguat seiring pembuat kebijakan bank sentral menyatakan untuk mempertimbangkan pelonggaran moneter lebih lanjut. Euro turun 0,2 persen menjadi US$ 1.1329 terhadap dolar pada hari ketiga. (Ahm/)
Sumber : Liputan 6