English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 17 November 2017

Bursa Asia Menguat Jelang Akhir Pekan






Rifan Financindo - Bursa Asia menguat seiring kenaikan penghasilan perusahaan di Amerika Serikat (AS) dan langkah maju Kongres mengenai reformasi pajak yang membuat investor optimis.


Melansir laman Reuters, Jumat (17/11/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Sementara Nikkei Jepang naik 0,9 persen.

"Pasar dalam beberapa hari terakhir tapi sepertinya kita baru saja mengalami koreksi yang sehat. Karena Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Jepang masih memompa likuiditas, pasar aset dunia akan terdukung," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management.
Pasar saham Asia merespons rebound bursa saham Amerika Serikat pada Kamis.  Wall Street menguat terdorong kenaikan pendapatan Wal-Mart dan Cisco. Saham kedua perusahaan ini mencapai posisi tertingginya dalam beberapa tahun.

Dow Jones Industrial Average naik 187,08 poin atau 0,8 persen menjadi 23,458.36.
Sementara indeks S&P 500.SPX menguat 21,02 poin atau 0,82 persen menjadi 2.585,64. Indeks S & P dan Dow mencatat kenaikan persentase harian terbesar mereka dalam lebih dari dua bulan.

Sementara itu, nilai tukar Dolar menguat dan euro turun tipis ke posisi US$ 1,1769. Mata uang ini tergelincir dari posisi puncak dalam satu bulan di US$ 1,1862, yang sempat disentuh pada Rabu.
Dolar menguat terhadap Yen ke posisi 113,09. Ini memperpanjang rebound dari posisi Rabu sebesar 112,47, level terendah dalam hampir sebulan.

Saham Wal-Mart dan Cisco Bawa Wall Street Menguat
Wall Street menguat terdorong kenaikan pendapatan Wal-Mart dan Cisco. Saham kedua perusahaan ini mencapai posisi tertingginya dalam beberapa tahun.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 187,08 poin atau 0,8 persen menjadi 23,458.36.

Sementara indeks S&P 500.SPX menguat 21,02 poin atau 0,82 persen menjadi 2.585,64. Indeks S & P dan Dow mencatat kenaikan persentase harian terbesar mereka dalam lebih dari dua bulan. Adapun indeks Nasdaq Composite .menambah 87,08 poin atau 1,3 persen menjadi 6.793,29.

Saham Wal-Mart (WMT.N) melonjak 11 persen ke rekor tertingginya di US$ 99,68 setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan terkuatnya sejak 2009 dan kenaikan penjualan online melonjak. Saham perusahaan ini berakhir naik 10,9 persen menjadi US$ 99,62.

Sementara saham Cisco (CSCO.O) menyentuh level US$ 36,67, tertinggi sejak Februari 2001, sehari setelah laba kuartalan perusahaan keluar. Saham Cisco ditutup naik 5,2 persen menjadi US$ 35,88.
"Muncul kabar baik di perusahaan-perusahaan lama," kata Brian Battle, Direktur Perdagangan Trust Capital Partners di Chicago, menyebut alasan alasan kenaikan Wall Street.

Selain Wall-Mart dan Cisco, Saham Barnes & Noble (BKS.N) juga melonjak 7,6 persen menjadi US$ 7,10 terkait pelarangan buku bonafide. Saham Folger JM Smucker (SJM.N) naik 9,5 persen menjadi US$ 116,65 karena penjualan dan keuntungannya melampaui perkiraan analis.

Sayang, Saham Viacom (VIAB.O) harus mengalah turun 3,7 persen menjadi US$ 23,69 setelah pemilik MTV mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan penurunan pendapatan.
Di sisi lain, Partai Republik bisa kehilangan tidak lebih dari dua suara Senat dan setidaknya dua senator GOP telah menentang versi RUU Senat yang baru. "Rencana pajak itu bukan kepastian, tapi itu sudah terjadi," Battle menambahkan.

Sekitar 6,31 miliar saham berpindah tangan. Itu adalah sesi volume paling lemah dalam tiga minggu terakhir. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 16 November 2017

Wall Street Melemah Bebani Bursa Asia



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah terbatas pada perdagangan saham Kamis pekan ini usai bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang melemah.

Pelemahan bursa Asia ini terjadi di tengah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang baik dan kurva imbal hasil surat berharga AS berada di level terendah dalam satu dekade. Sentimen lainnya yang mempengaruhi pasar yaitu kekhawatiran terhadap prospek pemangkasan pajak AS.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks saham Australia sedikit melemah. Indeks saham Jepang Nikkei cenderung mendatar. Demikian mengutip laman Reuters, Kamis (16/11/2017).

Bursa saham AS atau wall street juga bebani bursa Asia pada perdagangan Kamis pekan ini. Wall street melemah seiring sektor saham energi S&P 500 yang tertekan. Indeks saham Dow Jones turun 0,59 persen, indeks saham S&P 500 tergelincir 0,55 persen. Sedangkan indeks saham Nasdaq susut 0,47 persen.

Penurunan wall street terjadi meski sebagian data ekonomi AS membaik. Ini ditunjukkan dari inflasi AS menguat dan penjualan ritel mengalahkan perkiraan pelaku pasar. Ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS positif. Namun data ekonomi AS membaik mendorong risiko kalau the Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Desember dan tahun depan.

Di pasar uang, indeks dolar AS naik tipis 0,04 persen ke posisi 93,84. Euro melemah 0,08 persen ke posisi US$ 1.1784. Di pasar komoditas, harga emas naik 0,01 persen ke posisi US$ 1.278,87.

Sedangkan harga minyak berada di bawah tekanan usai pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan kenaikan stok minyak mentah dan bensin yang tak terduga. Di perdagangan Asia, harga minyak AS turun empat sen menjadi US$ 55,29 per barel. Harga minyak Brent berada di posisi US$ 61,87.

Sektor Energi Dorong Wall Street Tertekan

Sebelumnya Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah seiring sektor saham energi tertekan selama empat sesi. Hal itu didorong harga minyak dunia. Sementara itu, sektor saham teknologi yang catatkan performa terbaik pada 2017, membebani IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 95,91 poin atau 0,41 persen ke posisi 23.313,56. Indeks saham S&P 500 susut 8,41 poin atau 0,33 persen ke posisi 2.570,46. Indeks saham Nasdaq melemah 16,51 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.721,37.

Pergerakan wall street dipengaruhi harga minyak. Selama empat sesi, harga minyak turun lantaran data menunjukkan kenaikan pasokan minyak dan bensin. Indeks sektor saham energi S&P 500 melemah empat persen, dan mencatatkan pelemahan paling tajam dalam tujuh bulan.

"Harga minyak sudah menguat dan sentuh level tinggi, pergerakan harga minyak ini berdampak besar untuk saham energi," ujar Peter Jankovskis, co-chief investment officer OakBrook Investments LLC, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis 16 November 2017.

Saham Exxon turun satu persen menjadi US$ 81,49. Sementara itu, saham Schlumberger tergelincir dua persen menjadi US$ 61,55 usai sentuh level terendah sejak Januari 2016 di kisaran US$ 61,11. Harga minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) kompak melemah usai sentuh level tertinggi dalam 2,5 tahun. PT Rifan Financindo.




Baca Juga :




Sumber : Liputan 6

Rabu, 15 November 2017

Bursa Asia Merosot Imbas Harga Minyak Tergelincir


Rifanfinancindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini usai harga minyak dunia dan wall street tertekan.

Indeks saham MSCI Asia Pasific di luar Jepang turun 0,16 persen. Indeks saham Australia melemah 0,48 persen. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei susut 0,8 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,5 persen.

"Pelemahan bursa saham Amerika Serikat didorong saham energi berdampak ke sektor energi dan industri. Ini juga terjadi usai selama beberapa bulan menikmati tanpa gangguan, sekarang kita melihat koreksi di pasar saham negara berkembang," ujar Masahiro Ichikawa, Senior Strategist Sumitomo Mitsui Asset Management seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (15/11/2017).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tertekan berdampak ke bursa Asia. Ini didorong penurunan harga minyak dan saham General Electric yang tertekan. Sentimen itu berdampak ke bursa Asia.
Di pasar uang, euro sedikit berubah ke posisi US$ 1,1793 usai menguat 1,1 persen. Hal itu lantaran dipengaruhi rilis data ekonomi Jerman. Produk domestik bruto (PDB) Jerman naik 0,8 persen pada kuartal III 2017. Angka ini lebih tinggi dari survei Reuters sekitar 0,6 persen.
Indeks dolar AS pun melemah terhadap enam mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS turun 0,7 persen. Dolar AS berada di kisaran 113,42 terhadap yen. Kini pelaku pasar fokus terhadap dolar AS. Rilis data inflasi AS akan menjadi katalis untuk pergerakan dolar AS.
Di pasar komoditas, harga minyak AS turun 1,15 persen menjadi US$ 55,06 per barel. Perkiraan kenaikan produksi minyak AS dan permintaan minyak akan melemah berdasarkan laporan dari the International Energy Agency (IEA) membayangi pergerakan harga minyak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Saham GE Bikin Wall Street Merosot
Sebelumnya Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena tekanan dari saham General Electric (GE). Selain itu, pendorong pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) juga karena sentimen perlambatan ekonomi global dan rencana reformasi perpajakan AS.

Mengutip CNBC, Rabu 15 November 2017, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 30,23 poin dan ditutup di level 23.409,47 karena pelemahan saham General Electric yang telah terjadi selama dua hari berturut-turut.

Saham GE turun 5,9 persen ke level terendah sejak 2011 pada perdagangan Selasa dan telah terjun lebih dari 12 persen dalam dua hari terakhir. Perusahaan telah mengumumkan rencana restrukturisasi besar-besaran dan mengurangi dividen hingga 50 persen.

CEO GE John Flannery menjelaskan kepada NCBC bahwa ia tidak terkejut dengan reaksi investor karena memang perusahaan telah mengecewakan investor.

Pelemahan bursa saham di AS juga ditekan karena data ekonomi yang mengecewakan dari China sehingga menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar mengenai ekonomi global.

S&P 500 melemah 0,2 persen menjadi 2.578,87 yang ditekan oleh saham-saham di sektor energi karena penurunan harga minyak. Sedangkan Nasdaq menguat 0,3 persen dan ditutup di level 6.737,87. Rifanfinancindo.



Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Selasa, 14 November 2017

Bursa Asia Melemah Menanti Rilis Data Ekonomi China


Rifan Financindo - Bursa Asia melemah seiring langkah investor yang masih menanti perkembangan reformasi pajak di Amerika Serikat (AS). Investor juga fokus pada data ekonomi China.

Melansir laman Reuters, Selasa (14/11/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,25 persen setelah membukukan penurunan di dua sesi, sementara Australia turun 0,9 persen.

Adapun indeks Nikkei Jepang turun 0,1 persen yang melanjutkan penurunan dalam empat sesinya.

Bursa Asia dipengaruhi investor yang masih menunggu tanda-tanda adanya kompromi mengenai kebijakan perpajakan AS, setelah Senat dari Partai Republik mengumumkan rencana pemotongan pajak perusahaan baru berlaku setahun kemudian, mundur dari rencana Dewan Perwakilan Rakyat.

Di Asia, hal yang menjadi sorotan utama adalah rilis data output industri China, penjualan ritel dan investasi perkotaan. Sementara Amerika Serikat merilis angka penjualan ritel.

Di pasar mata uang, sebagian besar masih stabil dengan nilai tukar Dolar hampir tidak berubah. Terhadap Yen, Dolar berada di posisi 94,495. Euro menguat 0,03 persen menjadi US$ 1,1668.

Adapun mata uang Pound Sterling berada di posisi US$ 1,3113, setelah jatuh sejauh US$ 1,3063 di tengah kekhawatiran Perdana Menteri Inggris Theresa May akan kehilangan pegangan pada kekuasaannya.

Pembayaran Dividen Naik Bawa Wall Street Menguat
Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin, terpicu penurunan tajam saham General Electric. Namun penurunan ini masih bisa diimbangi kenaikan pembayaran dividen pada beberapa sektor seperti konsumen dan utilitas.

Dow Jones Industrial Average naik 17,49 poin atau 0,07 persen menjadi 23.439,7. Sementara indeks S&P 500 menguat 2,54 poin atau 0,10 persen menjadi 2.584,84 dan Nasdaq Composite bertambah 6,66 poin atau 0,1 persen menjadi 6.757,60.

General Electric (GE.N) menurunkan pemberian dividen sebesar 50 persen dan mengurangi perkiraan keuntungannya. Ini seiring langkah perusahaan yang mengumumkan sebuah rencana mempersempit fokus usaha pada penerbangan, listrik dan perawatan kesehatan.

 Tercatat, saham konglomerat industri ini turun 7,2 persen menjadi US$ 19,02 setelah menyentuh level terendah dalam lima tahun di posisi US$ 18,75.

"Orang-orang di GE mungkin ingin mencari tempat yang lebih baik untuk menyimpan uang mereka," kata Kim Forrest, Analis Riset Ekuitas Senior di Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh.

Namun di sisi lain, sektor Utilitas dan consumer berada di antara sektor-sektor dengan hasil dividen tertinggi pada indeks S P 500. Ini juga merupakan sektor dengan persentase persentase terbesar pada penutupan perdagangan di awal pekan ini. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 13 November 2017

Bursa Asia Melemah Dibayangi Kebijakan Pajak AS


PT Rifan Financindo - Bursa Asia melemah pada pembukaan perdagangan di awal pekan. Ini seiring sikap kehati-hatian investor yang masih melihat kemungkinan Senat dari Partai Republik Amerika Serikat (AS), dapat memberlakukan kesepakatan reformasi pajak secepatnya.

Sementara itu, nilai tukar pound sterling jatuh terpicu keraguan yang berkembang mengenai kepemimpinan Perdana Menteri Theresa May.

Melansir laman Reuters, Senin (13/11/2017), indeks MSCI's saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,15 persen. Sementara indeks Nikkei Tokyo melemah 0,7 persen.

Pada penutupan Jumat pekan lalu, indeks S&P 500 pada Wall Street membukukan kenaikan beruntun dalam delapan minggu. Ini terdorong investor yang mengambil keuntungan setelah Senat dari Partai Republik meluncurkan rencana pajak baru yang berbeda dari versi Dewan Perwakilan Rakyat.

"Semua mata tertuju pada apa yang akan dilakukan Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat terkait pajak ini," kata Nobuhiko Kuramochi, Kepala Strategi Mizuho Securities.

Senator dari Partai Republik mengatakan bahwa mereka ingin memangkas tarif pajak perusahaan pada 2019, lebih lambat dari jadwal yang diusulkan pada 2018. Keputusan ini memperumit langkah perombakan terbesar undang-undang perpajakan AS sejak tahun 1980-an.

Mata Uang
Di pasar mata uang, dolar juga mendapat tekanan dari ketidakpastian mengenai nasib rencana pemotongan pajak di AS.

Mata uang Euro diperdagangkan pada posisi US$ 1,1647, turun sedikit mengalami kenaikan mingguan pertama dalam empat minggu pada pekan lalu.

Terhadap yen, Dolar di posisi 113,58, melebihi bawah level tertinggi Yen dalam tujuh bulan pada posisi 114.735 yen yang sempat disentuh sepekan lalu.

Pound Inggris berada di bawah tekanan baru, tergelincir 0,5 persen menjadi US$ 1,3120, setelah Times of London melaporkan bahwa 40 anggota parlemen Tory bersepakat menandatangani surat tidak percaya pada May.

Adapun harga minyak menguat di awal perdagangan, didukung kekhawatiran tentang ketidakstabilan politik di Arab Saudi.

Harga minyak berjangka Brent diperdagangkan pada posisi US$ 63,63 per barel, naik 0,2 persen dan tidak jauh dari puncaknya dalam dua tahun sebesar US$ 64,65 yang ditetapkan minggu lalu. Sementara harga minyak mentah AS menguat 0,25 persen menjadi US$ 56,88 per barel. PT Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Jumat, 10 November 2017

Bursa Asia Tergelincir Kebijakan Pajak AS






Rifanfinancindo - Bursa Asia tergelincir pada pembukaan perdagangan jelang akhir pekan ini. Pelemahan pasar dipicu ketidakpastian mengenai reformasi pajak di Amerika Serikat (AS), setelah Senat dari Partai Republik mengumumkan rencana yang berbeda terkait kebijakan pajak, termasuk penundaan waktu pemotongan pajak perusahaan.

Melansir laman Reuters, Jumat (10/11/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen, sementara Nikkei Jepang lebih rendah 1,0 persen.

Senator dari Partai Republik mengatakan bahwa mereka ingin memangkas tarif pajak perusahaan pada 2019, lebih lambat dari jadwal yang diusulkan pada 2018. Keputusan ini memperumit langkah perombakan terbesar undang-undang perpajakan AS sejak tahun 1980-an.

Namun, analis masih yakin kondisi ini akan berubah. "Banyak hal masih terlihat cair, termasuk saat kesepakatan pemotongan pajak akan tercapai," kata Hirokazu Kabeya, Kepala Strategi Global Daiwa Securities.

Dia melihat, kompromi pada akhirnya akan tercapai. "Dan kita tidak perlu terlalu pesimis. Tapi jika mereka benar-benar memutuskan untuk menunda pemotongan pajak setahun, mungkin ada sedikit kekecewaan," jelas dia.

Bursa Asia mengekor Wall Street yang juga melemah pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), terbebani penurunan saham perusahaan teknologi Microsoft dan lainnya.

Pasar juga terdampak investor yang mengalihkan perhatian mereka ke keputusan Senat dari Partai Republik yang menunda kebijakan pemotongan pajak perusahaan yang sangat diinginkan investor.

Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 0,43 persen berakhir ke posisi 23.461,94. Sementara indeks S&P 500 turun 0,38 persen menjadi 2.584,62. Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 0,58 persen menjadi 6.750,05.

Indeks S&P 500 telah melonjak sekitar 21 persen sejak pemilihan Presiden Donald Trump setahun yang lalu, didorong janji Trump untuk memotong pajak perusahaan dan mengambil tindakan bisnis lainnya. Rifanfinancindo.



Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Kamis, 09 November 2017

Wall Street Cetak Rekor Bikin Bursa Asia Naik



Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat bahkan mendekati level tertinggi dalam 10 tahun pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan bursa Asia tersebut ikuti wall street yang cetak rekor.

Pada perdagangan saham Kamis, (9/11/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik menguat. Indeks saham Australia naik 0,2 persen, dan dekati level tertinggi sejak 2008. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,1 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan mendatar.

Wall street atau bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat menjadi katalis positif bursa saham Asia. Wall street menguat didorong reli saham pembuat videogame.

"Pasar saham di negera berkembang menguat didukung pertumbuhan internal dan ada permintaan. Selain itu juga diangkat penguatan dari negara maju. Setiak negara jelas memiliki faktor tersendiri yang mempengaruhi pasar saham domestik. Namun bursa saham AS menjadi sentimen yang bayangi bursa saham global secara keseluruhan," jelas Kota Hirayama, Ekonom Senior SMBC Nikko Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis pekan ini.

Di pasar mata uang, dolar Selandia Baru naik satu persen ke level tertinggi dalam dua minggu. Penguatan dolar Selandia Baru usai bank sentral menambahkan stimulus fiskal dan mata uang dolar sempat tertekan akan sebabkan inflasi lebih cepat naik dan diikuti kenaikan suku bunga. Bank sentral pun mempertahankan suku bunga di level 1,75 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama stabil di posisi 94,89. Dolar AS naik tipis menjadi 113,97 terhadpa yen. Sedangkan euro sedikit berubah ke posisi US$ 1,1593.

Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat naik 0,05 persen menjadi US$ 56,85 per barel. Harga emas sedikit berubah ke posisi US$ 1.287,13 per ounce.

Wall Street Cetak Rekor
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street catatkan rekor tertinggi didorong harga saham pembuat videogame yang reli. Ditambah kapitalisasi pasar saham Apple naik menjadi di atas US$ 900 miliar.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, (Kamis pagi WIB), ketiga indeks saham acuan cetak rekor. Indeks saham Dow Jones naik 0,03 persen ke posisi 23.563,36. Indeks saham S&P 500 menguat 0,14 persen ke posisi 2.594,38. Indeks saham Nasdaq bertambah 0,32 persen ke posisi 6.789,12.

Saham take-two interactive software melonjak 10,58 persen usai produsen videogame merilis pendapatan lebih kuat dari yang diharapkan. Hal ini juga berimbas ke pesaingnya dengan saham Activision Blizzard naik 5,89 persen dan Electronic Arts melonjak 2,19 persen.

Sentimen lainnya yaitu optimisme pembelian iPhone X juga menjadi katalis positif untuk Apple. Saham Apple naik 0,82 persen dan mendorong kapitalisasi pasar Apple mencapai US$ 905 miliar.

Sementara itu, investor juga khawatir terhadap rencana partai Republik soal pemangkasan pajak korporasi dan menghilangkan sejumlah pajak. Rencana pemangkasan pajak tersebut juga masih membutuhkan persetujuan di legislatif.

"Ini sangat kompleks. Akan ada sejumlah hal yang diberikan dan diambil sebelum keputusan paket final pajak divoting," ujar Tim Dreiling, Regional Investment Director US Bank Private Wealth Management seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis 9 November 2017.

Sebelumnya indeks saham S&P 500 naik 21 persen sejak Presiden AS Donald Trump memenangkan pemilu pada tahun lalu. Hal itu didorong sentimen janji kampanye Trump untuk memangkas pajak. Sektor saham teknologi naik 0,5 persen didorong saham Qualcomm naik 2,7 persen usai luncurkan server processor saingi Intel. Saham Intel tergelincir 0,17 persen.

Sentimen lain menggerakkan pasar antara lain kepemilikan saham Snapchat oleh pemilik Snap turun 14,62 persen. Snap menyatakan, Tencent membeli 12 persen saham snap. Volume perdagangan saham di wall street tercatat 7 miliar saham. Angka itu di atas rata-rata harian 6,5 miliar saham. Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Rabu, 08 November 2017

Menunggu Data Perdagangan China, Bursa Asia Melemah



PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak melemah di awal perdagangan Rabu pekan ini menyusul Wall Street yang ditutup campuran. Pelaku pasar menunggu keluarnya neraca dagang China untuk menentukan arah investasi selanjutnya.

Mengutip CNBC, Rabu (8/11/2017), indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,46 persen di awal perdagangannya setelah pada perdagangan sebelumnya mencapai level tertinggi dalam 26 tahun.

Bergeser sedikit ke Korea Selatan, Kospi bergerak mendatar atau naik tipis sebesar 0,03 persen. Kenaikan saham-saham blue chip mengimbangi pelemahan di saham-saham sektor keuangan. Samsung Electronics naik tipis 0,32 persen. SK Hynix naik 1,46 persen dan Lotte Shopping turun 1,48 persen.

Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,16 persen karena tekanan di saham-saham pertambangan. Sebenarnya saham-saham di sektor keuangan terangkat tetapi pelemahan saham pertambangan membuat indeks acuan ini melemah.

Commonwealth Bank mengumumkan laba bersih yang tidak diaudit untuk tiga bulan yang berakhir pada bulan September naik menjadi US$ 2,14 miliar. Pendapatan tunai untuk kuartal tersebut naik 6 persen menjadi US$ 2,03 miliar. Saham Commonwealth naik 1,87 persen, mengungguli saham perbankan lainnya.

Di AS, Wall Street ditutup beragam. Pada perdagangan kemarin, Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,04 persen ke level 23.557,23 setelah menghabiskan sebagian besar hari di wilayah negatif. S&P 500 turun 0,02 persen menjadi 2.590,64. Sedangkan Nasdaq Composite tergelincir 0,27 persen menjadi 6.767,78.

Pendorong penurunan indeks S&P 500 adalah saham-saham di sektor keuangan yang mengalami pelemahan 1,3 persen. Sedangkan beberapa sektor saham lain sebenarnya menguat meskipun tak terlalu tinggi. Contohnya, sektor utilitas dan sektor barang konsumsi naik kurang lebih 1 persen.

Perdagangan sebelumnya
Pada perdagangan sehari sebelumnya, bursa Asia diperdagangkan bervariasi. Kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia menjadi perhatian pelaku pasar. Trump akan tiba di Korea Selatan pada Selana ini setelah sebelumnya mengunjungi Jepang.

Indeks Nikkei 225 bergerak mendatar. Saham-saham energi menguat mengikuti kenaikan harga minyak. Inpex naik 3,06 persen dan Japan Petroleum Exploration naik 3,07 persen. Saham-saham di sektor teknologi dan otomotif bergerak campuran.

Di Korea Selatan, Kospi hanya sedikit berubah. Indeks acuan tersebut turun tipis 0,01 persen, meskipun ada kenaikan saham energi dan ritel.

Petroleum refiner SK Innovation naik 1,65 persen dan Shinsegae melonjak 8,13 persen. Saham blue chip, yaitu Samsung Electronics, turun 0,14 persen dan SK Hynix turun 0,84 persen.

Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,67 persen yang didukung oleh saham-saham di sektor minyak dan gas. Santos naik 2,4 persen dan Beach Energy melonjak 3,6 persen.

Pelaku pasar tengah menanti hasil kunjungan Trump ke Asia. Presiden AS ini tiba di Jepang pada 5 November 2017 kemarin dan hari ini akan melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan.

Setiba Presiden Trump di Jepang, ia segera menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan sejumlah anggota militer AS yang berdinas di Yokota Air Base, tak jauh dari Tokyo. Dalam pidatonya, isu Korea Utara menjadi salah satu topik yang kerap ia sebut. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 07 November 2017

Bursa Asia Dibuka Beragam, Saham Energi Catatkan Penguatan


Rifanfinancindo - Bursa Asia diperdagangkan bervariasi pada pembukaan Selasa ini. Sedangkan di AS, Wall Street ditutup menguat karena harga minyak naik ke level tertinggi sejak 2015.

Saat ini, investor tengah menunggu sentimen dari kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia. Trump akan tiba di Korea Selatan pada Selana ini setelah sebelumnya Mengunjungi Jepang.

Indeks Nikkei 225 bergerak mendatar. Saham-saham energi menguat mengikuti kenaikan harga minyak. Inpex naik 3,06 persen dan Japan Petroleum Exploration naik 3,07 persen. Saham-saham di sektor telnologi dan otomotif bergerak campuran.

Baca Juga

    Laporan Data Ekonomi Dorong Bursa Asia Naik
    Bursa Asia Menguat, Investor Cermati Pergantian Bos The Fed
    Ekonomi AS Bakal Membaik Picu Bursa Asia Menghijau

Di Korea Selatan, Kospi hanya sedikit berubah. Indeks acuan tersebut tirin tipis 0,01 persen meskipun ada kenaikan saham energi dan ritel.

Petroleum refiner SK Innovation naik 1,65 persen dan Shinsegae melonjak 8,13 persen. Saham blue chip yaitu Samsung Electronics turun 0,14 persen dan SK Hynix turun 0,84 persen.

Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,67 persen yang didukung oleh saham-saham di sektor minyak dan gas. Santos naik 2,4 persen dan Beach Energy melonajk 3,6 persen.

Pelaku pasar tengah menanti hasil kunjungan Trump ke Asia. Presiden AS ini tiba di Jepang pada 5 November 2017 kemarin dan hari ini akan melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan.

Setiba Presiden Trump di Jepang, ia segera menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan sejumlah anggota militer AS yang berdinas di Yokota Air Base, tak jauh dari Tokyo. Dalam pidatonya, isu Korea Utara menjadi salah satu topik yang kerap ia sebut.

"Militer kami adalah benteng untuk melawan segala ancaman yang menargetkan orang AS, Jepang, dan lainnya di seluruh dunia. Kalian adalah harapan kami untuk melawan ancaman tiran dan diktator yang memangsa orang tak bersalah," kata Trump.

Wall Street
Di bursa AS, Wall Street naik ke rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Senin di tengah optimisme tentang aktivitas merger dan karena investor bertaruh bahwa rencana Partai Republik untuk memotong pajak perusahaan akan meningkatkan pendapatan.

Saham Qualcomm naik 1,15 persen setelah Broadcom menawarkan untuk membeli pemasok supplier chip smartphone tersebut US$ 103 miliar dan menjadi akuisisi terbesar di sektor teknololgi. Saham Broadcom naik 1,42 persen.

"Faktanya kesepakatan itu besar," ujar Paul Nolte, Portfolio manager di Kingsview Asset Mangement di Chicago dilansir Reuters, Selasa (7/11/2017).

"Kita tidak melihat ada kesepakatan yang dibuat pada tahun ini. Ini bisa jadi awal dari kesepakatan yang dibuat sebagai imbas dari perubahan kebijakan pajak," imbuhnya.

Optimisme investor juga didorong oleh proposal Partai Republik pekan lalu untuk memangkas tarif pajak perusahaan menjadi 20 persen dari 35 persen dan mengakhiri beberapa keringanan pajak untuk perusahaan dan individu.

Dow Jones Industrial Average naik 0,04 persen untuk menetap di level 23.548,42, sementara S&P 500 menambahkan 0,13 persen untuk menetap di level 2.591,13 dam Nasdaq menambahkan 0,33 persen untuk menetap di level 6.786,44. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 06 November 2017

Laporan Data Ekonomi Dorong Bursa Asia Naik



Rifan Financindo - Bursa Asia melonjak mendekati level tertinggi dalam satu dekade, terpicu laporan data ekonomi dan pendapatan perusahaan di Amerika Serikat (AS). Ini juga mendorong kenaikan saham global.

Saat ini pasar tengah fokus pada kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Asia pada minggu ini.

Melansir laman Reuters, Senin (6/11/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang berada di posisi 556,39.

Saham Australia diperdagangkan di sekitar level yang tidak terlihat sejak April 2015, yakni 5.956,90 poin. Sementara Nikkei Jepang menguat ke posisi tertinggi dalam 21 tahun.

Trump mengeluarkan perkataan keras terhadap Korea Utara saat memulai perjalanan selama 12 harinya ke Asia sejak hari Minggu. Dia mengatakan jika AS dan para sekutu siap untuk mempertahankan diri.

Trump berharap adanya kesepakatan dengan pemimpin Jepang dan Korea Selatan sebelum mengunjungi Beijing, guna membicarakan masalah Korea Utara kepada Presiden China Xi Jinping.

Trump juga berencana bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam perjalanannya.

Selain kunjungan Trump, investor juga mencermati rilis data ekonomi yang bisa mempengaruhi pasar. Indeks pembelian non-manufaktur AS naik ke tingkat tertinggi sejak 2005.

"Pertumbuhan global menjadi tema, dan terutama kita telah melihat peningkatan nyata di Eropa," kata Chris Weston, Ahli Strategi Pasar Senior di IG Market.

IHSG Punya Peluang Tembus Rekor Kembali
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi mendatar pada perdagangan saham sepekan. Sentimen dalam dan luar negeri mempengaruhi laju IHSG.

Analis PT Recapital Sekuritas Kiswoyo Adi Joe mengatakan, dari dalam negeri laju IHSG akan dipengaruhi data pertumbuhan ekonomi kuartal III.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,01 hingga 5,05 persen. "Menunggu data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (6/11/2017).

Dari global, pelaku pasar tengah menanti kepastian terkait kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

"The Fed belum ada keputusan kapan naikan suku bunga," ujar dia.

Dia memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.900. Kemudian resistance pada level 6.100.

Saham rekomendasi Kiswoyo yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI), PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk (IKNP).

Sementara, Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG berpeluang kembali tembus rekor. Laju IHSG dipengaruhi oleh data pertumbuhan ekonomi yang positif di kisaran 5,1 persen.

"Sehingga di perkirakan pekan depan IHSG akan kembali bergerak mencoba mencetak rekor tertinggi lagi melihat optimisnya perkiraan pertumbuhan ekonomi meskipun secara teknikal cukup rentan akan koreksi jangka pendek, "jelas dia.

Dia memperkirakan IHSG pada level support 5.996 dan resistance 6.084. Saham pilihan Lanjar yakni PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Jumat, 03 November 2017

Bursa Asia Menguat, Investor Cermati Pergantian Bos The Fed


PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat di awal perdagangan Jumat ini. Investor mencerna rencana reformasi perpajakan Amerika Serikat (AS) dan pencalonan Jerome Powell sebagai Dewan Gubernur Bank Sentral AS. Jerome menjadi kandidat kuat yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.

Mengutip CNBC, Jumat (3/11/2017), Kospi Korea Selatan naik 0,22 persen setelah saham-saham para produsen mobil mencatatkan penguatan. Hyundai Motor naik 1,88 persen dan Kia Motors naik 0,71 persen.

Sedangkan saham-saham di sektor teknologi bergerak beragam. Sebagian mengalami tekanan karena aksi ambil untung.

Samsung Electronics turun 1,05 persen setelah mengumumkan rekor keuntungan awal pekan ini.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,47 persen didorong oleh saham-saham di sektor tambang. Saham Kingsgate melonjak 6,82 persen dan Newcrest Mining naik 2,5 persen.

Pasar saham Jepang tutup karena hari besar.

Di AS, Wall Street ditutup di dua arah pada perdagangan kemarin. Dow Jones Industrial Average menanjak untuk mencatatkan rekor terbaru sementara pelemahan saham Facebook membuat S&P 500 dan Nasdaq dalm zona lemah, menyusul investor yang menilai rencana pemangkasan pajak yang dirilis.

Keputusannya adalah memangkas pajak korporasi dari 35 persen menjadi 20 persen tapi juga berakhir pemecahan pajak tertentu untuk perusahaan dan pribadi.

Sementara banyak pengamat pasar telah menunjuk pada pemotongan pajak perusahaan sebagai bahan bakar lebih lanjut untuk penetapan rekor ekuitas, investor mengatakan bahwa undang-undang tersebut hanyalah sebuah titik awal dengan kemungkinan negosiasi yang signifikan di masa depan.

Prediksi IHSG
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada perdagangan saham menuju akhir pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG berada pada level support 6.000 dan resistance 6.050.

IHSG ditutup melemah kemarin. IHSG turun tipis 7,04 poin ke level 6.031,12. Sektor konsumer melemah 1,46 persen sehingga membebani laju IHSG.

"Sedangkan sektor infrastruktur berbalik menguat dengan saham WINS menguat signfikan," kata dia di Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Investor asing mencatatkan beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 391,01 miliar. Sedangkan, di pasar negoisasi tercatat jual bersih Rp 4,48 triliun.

Bursa di Asia ditutup varitiaf kemarin. Indeks Nikkei dan Topix ditutup menguat. Sementara, Indeks saham Hangseng dan Kospi tertekan.

"Penguatan yen menjadi pemicu penguatan indeks saham di Jepang," ujar dia. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 02 November 2017

Ekonomi AS Bakal Membaik Picu Bursa Asia Menghijau


Rifanfinancindo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve optimistis terhadap ekonomi AS.

Selain itu, kenaikan suku bunga diperkirakan terjadi sekali lagi pada Desember 2017. Ditambah sentimen investor menanti sosok pengganti pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen. Diperkirakan gubernur the Federal Reserve Jerome Powell akan menggantikan Janet Yellen pada akhir masa jabatannya Februari 2018.

Adanya harapan presiden Amerika Serikat Donald Trump akan memiliki Powell yang dinilai dovish terhadap suku bunga atau lebih lunak menekan imbal hasil surat berharga AS dan dolar AS pada pekan ini.

Di awal perdagangan, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,2 persen. Bursa Jepang akan tutup pada Jumat untuk peringati libur nasional.

Investor asing pun kembali mencatatkan aksi beli di bursa Jepang dalam enam minggu ini. Di pasar Asia, imbal hasil surat berharga bertenor 10 tahun berada di kisaran 2,37 persen. Indeks dolar AS turun 0,1 persen menjadi 94,71.

Sementara itu, dolar AS berada di kisaran 114,15 terhadap yen. Euro naik 0,1 persen berada di posisi US$ 1,1630.

Harga minyak cenderung stabil. Harga minyak Brent mendatar di posisi US$ 60,49 per barel. Sedangkan harga minyak Amerika Serikat turun enam sen ke posisi US$ 54,24.

Penguatan bursa saham Asia juga didukung dari wall street yang menguat. Itu didorong sentimen bank sentral AS atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga.

Sebelumnya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat usai bank sentral AS atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga dan memberikan sinyal pertumbuhan ekonomi.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 57,77 poin atau 0,25 persen ke posisi 23.435,01. Indeks saham S&P 500 naik tipis 4,1 poin atau 0,16 persen ke posisi 2.579,36. Indeks saham Nasdaq tergelincir 11,14 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.716,53.

Hasil pertemuan bank sentral AS membayangi laju bursa saham AS. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga dari hasil pertemuan pada pekan ini.

Keputusan Bank sentral AS tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang solid dan penguatan pasar tenaga kerja. Langkah itu juga menunjukkan dampak badai yang berkurang. Oleh karena itu kemungkinan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) naik pada Desember.

The Federal Reserve menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2017. Diperkirakan kenaikan suku bunga sekali lagi pada akhir 2017, dan ini merupakan bagian pengetatan kebijakan moneter sejak 2015.

"Satu hal sudah dikonfirmasi dengan harapan pasar kalau suku bunga the Federal Reserve tidak naik pada pertemuan kali ini. The Fed juga memberikan pernyataan soal ekonomi, dan itu sedikit memberikan kepercayaan investor," jelas Alan Lancz, Presiden of Investment Advisory Alan B.Lancz and Associates Inc seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis 2 November 2017. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 01 November 2017

Bursa Asia Menguat Terdorong Pertumbuhan Ekonomi


Rifan Financindo - Saham Asia melanjutkan penguatan selama empat hari berturut-turut didukung pertumbuhan ekonomi yang solid. Sementara harga minyak berada pada tingkat tertingginya seiring harapan perpanjangan pemotongan output oleh produsen utama minyak dunia.

Melansir laman Reuters, Rabu (1/11/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,3 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,0 persen.
Sebelumnya tiga indeks utama Wall Street menguat di akhir Oktober dengan kenaikan bulanan terbesar sejak Februari.

Pasar menunjukkan respons yang tidak jelas setelah seorang sopir truk pic kup membunuh delapan orang dan melukai lebih dari selusin lainnya saat berjalan di sebuah jalur sepeda di New York City. Ini dikatakan pihak berwenang AS sebagai serangan teroris.

Di sisi lain, investor terfokus pada kemajuan rencana pemotongan pajak AS yang dijanjikan Presiden Donald Trump dan Partai Republik. Serta rencana pengumuman Kepala Federal Reserve berikutnya.
"Jika negosiasi (pajak) gagal, itu akan berdampak negatif pada pasar. Jadi kita perlu berhati-hati," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management.

Trump kemungkinan akan memilih Jerome Powell sebagai Gubernur Fed yang baru. Harapan bahwa Powell akan memimpin Fed mendorong penurunan imbal hasil obligasi dan dolar pada minggu ini.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama turun menjadi 94,62 dari puncak bulan lalu tiga bulan menjadi 95,15. Sementara Euro sedikit bergerak pada posisi US$ 1,1650, meskipun jaraknya terpencar dari level terendah dalam tiga bulan di US$ 1,1574.

Di sisi lain, Harga minyak kembali menguat dan mencatat kenaikan bulanan lebih dari 5 persen. Namun analis mengatakan sentimen yang mendorong minyak mentah Brent ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, dapat mendorong ekspor minyak dari Amerika serikat (AS).

Harga minyak Brent naik 47 sen atau 0,7 persen menjadi US$ 61,37, mendekati level tertinggi pada Juli 2015 yang dicapai awal pekan ini. Angka ini juga naik sekitar 37 persen dari level terendah pada tahun ini di bulan Juni.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 54,38, masih mendekati level tertinggi sejak Februari dan dalam lebih dari dua tahun. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 30 Oktober 2017

Menunggu Rilis Laporan Keuangan, Bursa Asia Menguat


PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Investor memberikan sinyal positif terhadap laporan keuangan keuangan emiten.

Mengutip CNBC, Senin (30/10/2017), Nikkei 225 naik 0,12 persen di awal perdagangan, sedangkan indeks Topix bergerak turun tipis 0,09 persen.

Penjualan ritel Jepang untuk September naik 2,2 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bank Sentral Jepang pada hari ini memulai pertemuan dua hari untuk menentukan arah kebijakan moneter.

Di Korea, Kospi bergerak naik 0,38 persen didorong oleh saham-saham teknologi dan komoditas. Kenaikan harga minyak menjadi pendorong saham-saham di sektor energi.

Saham SK Hynix naik 2,3 persen dan saham perusahaan kilang minyak S-Oil naik 2,7 persen. Saham Samsung Electronics naik 2,03 persen jelang rilis pendapatan pada Selasa besok.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik tipis 0,09 persen. Pada pekan kemarin, indeks acuan ini ditutup melemah setelah Pengadilan Tinggi Australia dalam keputusannya pada Jumat menyatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce tidak sah menjadi anggota parlemen karena memiliki dua kewarganegaraan. Selain Australia, ia diketahui berkewarganegaraan Selandia Baru.

Keputusan ini membuat pemerintahan koalisi yang saat ini dipimpin Perdana Menteri Malcolm Turnbull kehilangan satu suara mayoritas. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :

Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800