English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 05 Juni 2017

Bursa Asia Tergelincir, Obligasi Australia Turun Terendah Tujuh Bulan

 

PT Rifan Financindo - Imbal hasil obligasi pemerintah Australia turun ke level terendah tujuh bulan, sementara harga emas memperpanjang kenaikan yang terjadi pada hari Jumat paska di rilisnya laporan pekerjaan A.S. yang lebih lemah dari perkiraan. Pound jatuh setelah serangan teror di London.

Mantan Direktur FBI James Comey akan bersaksi di depan Kongres setelah pemecatannya oleh Donald Trump.

Pemilih Inggris akan memberikan suaranya pada hari Kamis. Survei pemilih selama beberapa minggu terakhir mengindikasikan perlombaan yang ketat dan juga meningkatkan kemungkinan bahwa Perdana Menteri Theresa May tidak mendapatkan peningkatan mayoritas yang dia harapkan.

Keputusan kebijakan dari bank sentral di India dan Australia akan jatuh tempo dalam minggu ini, demikian juga dengan data perdagangan dan inflasi Tiongkok, pesanan pabrik A.S., data output industri Eropa dan laporan PDB untuk wilayah Australia, Jepang dan Euro.
Mata uang

Yen turun 0,2 persen menjadi 110,58 per dolar pada pukul 12.15 di Tokyo. Mata uang Jepang naik 0,9 persen pada Jumat setelah data A.S. dirilis sementara saat itu Indeks Spot Bloomberg Dollar turun 0,4 persen.

Pound turun 0,2 persen menjadi $ 1,2864. Euro tergelincir 0,1 persen menjadi $ 1,1271, mendekati level tertinggi tujuh bulan yang dicapai setelah laporan pekerjaan.

Peso Meksiko naik 0,5 persen, membalikkan penurunan sebelumnya sebesar 0,8 persen setelah sebuah penghitungan menunjukkan PRI berada didepan lawan-lawannya menjelang pemilihan gubernur baru di negara bagian terbesar di Meksiko. Pemilih pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Minggu untuk memberikan suara dalam sebuah pemilihan yang secara luas dilihat sebagai pratinjau kemungkinan pemilihan umum tahun depan.

PBOC menetapkan nilai tukar harian yuan berada pada 6.7935 per dolar, kenaikan suku bunga hari Jumat lalu mendorong kenaikan nilai tukar ke tingkat terkuat sejak November.

Obligasi
Imbal hasil pada data Treasury 10-tahun tercatat sebesar 2,16 persen sementara imbal hasil pada obligasi pemerintah Australia selama 10 tahun turun tiga basis poin menjadi 2,38 persen.

Saham
Indeks Topix Jepang turun 0,1 persen, mengupas penurunan sebelumnya 0,6 persen. Indeks tersebut ditutup pada hari Jumat di tertinggi sejak Agustus 2015.

Hang Seng Hong Kong turun 0,2 persen, sementara Shanghai Composite Index tergelincir 0,4 persen.
Indeks S & P / ASX 200 Australia kehilangan 0,8 persen karena saham finansial merosot, dan indeks Kospi Korea Selatan bergerak datar.

Komoditi
Emas naik 0,1 persen pada $ 1,280.34 per ounce, setelah sebelumnya naik 1 persen pada hari Jumat.
Minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,4 persen menjadi $ 47,87 per barel, setelah turun 1,5 persen pada hari Jumat. Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, meningkatkan krisis yang dimulai atas hubungan Qatar dengan Iran dan dukungannya terhadap Ikhwanul Muslimin. PT Rifan Financindo.




Sumber : Vibiznews

Jumat, 02 Juni 2017

Data Ekonomi AS dan Eropa Angkat Bursa Asia





Rifanfinancindo - Bursa Asia naik tipis pada perdagangan di akhir pekan ini seiring menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) yang bangkit dari posisi terendahnya baru-baru ini.

Kondisi ini terpicu pertumbuhan data manufaktur dan pekerjaan AS, serta data pertumbuhan pabrik di Eropa yang mendorong optimisme investor.

Melansir laman Reuters, Jumat (2/6/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Sementara Jepang Nikkei menguat 1 persen ke posisi tertinggi 20 ribu poin untuk pertama kalinya sejak Agustus 2015.

"Sentimen pasar sangat baik. Kekuatan Wall Street akan menjadi penarik bagi Nikkei juga," kata Masahir Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management.

Data pekerjaan ADP sektor swasta menunjukkan 253 ribu lapangan kerja bertambah di Mei ini, lebih besar di atas 185 ribu yang diperkirakan oleh ekonom Reuters.

Laporan ini bisa menunjukkan laporan gaji pemerintah yang kuat pada hari Jumat, yang mencakup penyerapan di kedua sektor, baik umum atau swasta yang menggabungkan perkiraan untuk kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve 2 pekan lagi.

Demikian pula indeks pembelian manufaktur di Zona Euro naik menjadi 57,0 pada Mei dari April yang sebesar 56,7. Ini menjadi level tertingginya sejak April 2011.

Sebelumnya, Dow Jones Industrial Average naik 135,53 poin atau 0,65 persen untuk menetap di level 21.144,18. S&P 500 menambahkan 18,26 poin atau 0,76 persen untuk menetap di level 2.430,06.

Sementar Nasdaq Composite Index menambahkan 48,31 poin atau 0,78 persen untuk menetap di level 6.246,83. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 31 Mei 2017

Sentimen dari Eropa Tekan Bursa Asia





Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak melemah di awal perdagangan Rabu pekan ini. Pelemahan bursa Asia ini dipengaruhi oleh sentimen dari Eropa.


Mengutip CNBC, Rabu (31/5/2017), indeks Nikkei Jepang melemah 0,42 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34 persen. Untuk indeks ASX 200 Australia dibuka stabil. Indeks acuan di bursa Australia ini hanya naik tipis 0,07 persen.

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia pada hari ini adalah sentimen geopolitik dari Inggris. Negara tersebut akan mengadakan pemilihan umum pada pekan depan.

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh YouGov, partai konservatif yang diwakili oleh Perdana Menteri Inggris Inggris saat ini Theresa May kemungkinan besar akan kehilangan mayoritas kursi di parlemen.

Jika memang Theresa May kalah dalam pemilu nanti maka Inggris harus melakukan negosiasi lagi dengan Eropa terkait keluarnya negara tersebut dari zona Uni Eropa pada tahun lalu. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi sentimen pasar saham.

Diadakannya pemilu Inggris pada pekan depan ini sebenarnya kejutan bagi pelaku pasar. Seharusnya, pemilu Inggris baru akan diadakan pada tahun depan. Namun, Theresa May membuat keputusan mengejutkan dengan mempercepat pemilihan umum.

May mengatakan, keputusannya didukung hampir seluruh pihak. Termasuk di antaranya Parlemen Inggris.

Sentimen lain yang akan mempengaruhi gerak bursa Asia adalah data ekonomi China yang akan keluar pada hari ini. Otoritas China akan mengumumkan data manufaktur dan PMI non Manufaktur.
Jika data-data tersebut positif maka akan memberikan dampak positif juga terhadap pergerakan saham di Asia. Sebaliknya, jika data tersebut jauh dari konsensus analis maka akan mendorong penurunan bursa Asia ke level yang lebih dalam. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 30 Mei 2017

Bursa Asia Dibuka Mendatar, Pasar Saham China dan Hong Kong Tutup


PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak mendatar pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Beberapa bursa utama dunia tutup sehingga tak bisa menggerakkan bursa Asia.

Mengutip CNBC, Selasa (30/5/2017), Indeks Nikkei Jepang turun 0,13 persen di awal perdagangan. Sedangkan indeks ASX 200 Australia melemah sangat tipis yaitu 0,01 persen. Berbeda, indeks Kospi Korea Selatan diperdagangan naik 0,11 persen.

Bursa saham di China dan Hong Kong tutup karena ada libur perayaan nasional. Sedangkan di Amerika Serikat (AS) juga tutup pada perdagangan Senin kemarin karena memperingati Memorial Day.

Beberapa data ekonomi yang diperkirakan akan menggerakkan bursa Asia hari ini adalah data pengeluaran rumah tangga Jepang yang turun 1,4 persen pada April ini. Angka tersebut di bawah perkiraan para analis dan ekonomi.

Dengan realisasi angka pengeluaran rumah tangga yang berada di bawah ekspektasi tersebut memberatkan gerak indeks Nikkei.

Namun kembalikannya, angka penjualan ritel pada April mengalami kenaikan sebesar 3,2 persen. Konsensus dari analis untuk angka ini adalah 2,3 persen.

Sentimen lain yang bisa mempengaruhi gerak bursa Asia datang dari Eropa. Dalam pidatonya kepada anggota parlemen, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan bahwa kebijakan moneter masih sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa.

"Pada pekan depan Bank Sentral Eropa akan mengatakan pertemuan dan hasilnya tentu saja akan sangat mempengaruhi bursa saham," jelas ekonom senior National Australia Bank David de Garis. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 29 Mei 2017

Bursa Asia Dibuka Mendatar, Investor Menunggu Data Jepang dan AS




Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak mendatar pada perdagangan hari ini. Beberapa bursa saham tutup sehingga membuat bursa di kawasan Asia bergerak mendatar.

Mengutip CNBC, Senin (29/5/2017), Indeks Nikkei Jepang hampir tak bergerak atau hanya naik tipis 0,02 persen pada perdagangan di awal pekan ini. Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan hanya naik 0,32 persen. Berbeda, Indeks ASX 200 Australia dibuka turun tipis 0,01 persen.

Pasar Saham China pada libur pada perdagangan hari ini. Begitu pula dengan Wall Street pada perdagangan Jumat kemarin yang juga tutup untuk memperingati Memorial Day.

Kepala analis CMC Markets Michael McCarthy menjelaskan, beberapa bursa saham tutup pada perdagangan hari ini. Hal tersebut akan membuat bursa Asia bergerak mendatar. "Beberapa investor sebenarnya menunggu beberapa data penting usai libur ini," jelas dia.

Data yang akan keluar antara lain penjualan eceran dan produksi industri Jepang. Selain itu juga beberapa data ekonomi dari AS akan rilis pada pekan ini.

Peluncuran misil Korea Utara tidak terlalu mempengaruhi gerak bursa Asia pada hari ini. Untuk diketahui Korea Utara kembali menguji coba rudal. Mereka bahkan mengklaim bahwa tes itu berhasil dan siap beraksi. Rudal itu ditembakkan pada Minggu, 21 Mei 2017.

Uji coba ini dilakukan seminggu setelah Korea Utara menguji coba apa yang mereka sebut tipe baru roket yang mampu membawa hulu ledak nuklir.Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un turut menyaksikan peluncuran misil tersebut.

Uji coba misil terbaru itu mencapai 560 km menuju Laut Jepang atau dikenal juga Laut Timur. Sementara uji coba misil sebelumnya mampu terbang hingga 700 km. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 24 Mei 2017

Bursa Asia Dibuka Menghijau, Investor Fokus pada Pertemuan OPEC



PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor menunggu risalah hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan juga pertemuan negara-negara yang tergabung dalam organisasi eksportir minyak (OPEC).

Mengutip CNBC, Rabu (24/5/2017), Indeks Nikkei Jepang melonjak 0,79 persen di awal perdagangan. Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,31 persen. Untuk indeks ASX 200 Australia naik tipis 0,1 persen.

Pelaku pasar di bursa Asia sedang menunggu risalah pertemuan Bank Sentral AS. Dalam risalah tersebut terdapat rincian pertumbuhan Bank Sentral AS dalam melihat ekonomi sehingga menjadi dasar untuk kenaikkan suku bunga Bank Sentral AS pada Juni nanti.

Sebagian besar pelaku pasar melihat bahwa The Fed masih dalam koridor rencana awal yaitu untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini.

Sedangkan isu kedua yang juga ditunggu oleh pelaku pasar bursa Asia adalah hasil pertemuan dari OPEC dan beberapa negara produsen minyak di luar OPEC. Negara-negara tersebut akan melakukan pertemuan di Wina Austria yang dipimpin oleh Arab Saudi.

Harga minyak naik cukup tinggi karena pelaku pasar optimistis dalam pertemuan tersebut OPEC dan beberapa negara lain akan bersepakat untuk melanjutkan pemangkasan produksi.

Pada Selasa kemarin, delegasi dari Kuwait, Aljazair, Ekuador dan Meksiko menyatakan dukungannya untuk memperpanjang langkah pemangkasan produksi tersebut. Menteri perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq menyatakan bahwa mereka sepakat untuk menempuh segala cara untuk mencapai keseimbangan harga minyak yang baru.

"Ini terus menjadi momentum untuk mendorong kenaikan harga minyak," jelas analis energi CHS Hedging Tony Headrick. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 23 Mei 2017

Bursa Asia Bergerak Bervariasi Usai Ledakan di Manchester



Rifanfinancindo - Bursa Asia diperdagangkan mendatar pada hari ini usai indeks utama Wall Street ditutup menghijau di tengah berita terjadinya ledakan saat sebuah konser berlangsung di Inggris.

Polisi mengonfirmasi 19 orang tewas dan sekitar 50 lainnya terluka akibat ledakan yang terjadi saat berlangsungnya konser penyanyi Ariana Grande di Manchester Arena, Inggris.

Melansir laman CNBC, Selasa (23/5/2017), indeks Nikkei merosot 0,05 persen pada awal perdagangan. Sementara ASX 200 diperdagangkan 0,07 persen lebih tinggi. Indeks Kospi Korea Selatan naik sebesar 0,05 persen.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump tiba di Tel Aviv, Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Trump sebelumnya menghabiskan akhir pekan di Arab Saudi, yang menghasilkan kesepakatan pembelian persenjataan senilai US$ 350 miliar.

Terkait nilai tukar mata uang, dolar  melemah terhadap sekeranjang mata uang lain. Indeks dolar terakhir diperdagangkan di 96,91, dari 97 terlihat di sesi terakhir.

Usai muncul berita ledakan, mata uang Pound Inggris merosot ke posisi US$ 1,2983, dari sebelumnya US$ 1,3005 . Sementara nilai tukar Yen menguat.

Sebelumnya, Wall Street ditutup menguat didorong saham teknologi dan perusahaan pertahanan yang meraih kontrak besar usai Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani kesepakatan pembelian persenjataan bernilai multi-miliar dolar.

Melansir laman Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 89,99 poin, atau 0,43 persen ke  posisi 20.894,83. Sementara indeks S & P 500 meraih kenaikan 12,29 poin, atau 0,52 persen menjadi 2.394,02 dan Nasdaq Composite bertambah 49,92 poin, atau 0,82 persen ke posisi 6.133,62. Rifanfinancindo.




Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800