English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 14 Desember 2016

Bursa Asia Menguat Jelang Rilis Pertemuan The Fed






PT. Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini mengikuti gerak bursa Amerika Serikat (AS) atau wall street. Penguatan tersebut didorong pelaku pasar yang bersiap terhadap kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga.

Pelaku pasar juga menanti sinyal kebijakan the Federal Reserve pada 2017. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Penguatan dipicu indeks saham Australia mendaki 0,4 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,3 persen. Sedangkan indeks saham Selandia Baru melemah 0,1 persen.

Penguatan bursa Asia tak lepas dari wall street yang positif. Bahkan indeks saham Dow Jones mendekati level 20.000.  Reli wall street didorong spekulasi kabinet Donald Trump akan mendorong stimulus fiskal dan memangkas regulasi.

Selain itu, fund manager juga optimistis terhadap keuntungan perusahaan lebih dari enam tahun dan masuk ke saham-saham bank sehingga mencatat rekor. Dalam survei Bank of America Merrill Lynch menemukan kalau investor berharap pertumbuhan global naik ke level tertinggi dalam 19 bulan dan inflasi catatkan angka tertinggi.


Indeks saham Dow Jones pun naik 0,58 persen. Sedangkan indeks saham S&P 500 mendaki 0,65 persen dan Nasdaq menanjak 0,95 persen.

Sektor saham teknologi juga mendorong kenaikan bursa saham. Saham Apple naik 1,7 persen dan Amazon menanjak 1,9 persen. Saat ini pasar fokus terhadap kebijakan bank sentral AS untuk menghadapi kebijakan Donald Trump yang akan pengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Selain itu juga proses kenaikan tingkat suku bunga.

"Sepertinya kebanyakan pejabat the Fed menunggu untuk mengetahui lebih detil kebijakan fiskal Trump sebelum mereka memberikan prediksinya. Pasar akan kecewa bila the Federal Reserve tidak menyediakan tambahan informasi," ujar Michelle Girard, Kepala Ekonom RBSM, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (14/12/2016).

Lebih lanjut ia menuturkan, pasar mengharapkan the Federal Reserve akan menaikan suku bunga dua hingga tiga kali pada 2017.

Kebijakan berbeda diambil bank sentral Eropa. Pada pekan lalu, bank sentral Eropa menunda pembelian aset, dan membeli surat utang berjangka pendek. Hasilnya imbal hasil surat berharga AS dan Jerman bertenor dua tahun semakin lebar.

Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat sentuh level tertinggi ke US$ 53,41 pada perdagangan Selasa waktu setempat. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 13 Desember 2016

Indeks Nikkei 13 Desember Dibuka Lemah Tertekan Penguatan Yen



PT. Rifan Financindo Berjangka - Indeks Nikkei di Bursa Jepang pada awal perdagangan Selasa (12/12) dibuka lemah, terpantau saat ini turun -20,66 poin atau -0,11 persen di 19.134,37. Pelemahan indeks Nikkei terpicu penguatan yen.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, berada di 101,03 per 08:10 HK / SIN. Pelemahan dollar menambah tekanan pada dolar / yen yang merosot ke 114,80.

Jepang Display, salah satu pemasok layar smartphone Apple, sahamnya turun 0,94 persen di ¥ 317. Pembuat display telah menaikkan kepemilikannya dari 15 persen menjadi lebih dari 50 persen di Joled, produsen organic light-emitting diode (OLED) yang merupakan hasil merger antara Panasonic dan Sony unit bisnis OLED, Asia Nikkei Review melaporkan.

Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau turun -100,00 poin atau -0,52 persen pada 19,090, turun dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,190.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei akan bergerak negatif jika penguatan Yen terus berlanjut. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 18,556-18,090, dan kisaran Resistance 19,554-20,020. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 09 Desember 2016

Bursa Asia Mendatar Dipengaruhi Kebijakan ECB


 

PT. Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia bergerak mendatar pada penutupan pembukaan perdagangan Jumat (9/12/2016), hari ini. Kondisi ini dipengaruhi langkah European Central Bank (ECB) yang mengurangi program pembelian surat utang.

MSCI Broadest Indeks Asia Pasifik di luar Jepang bergerak mendekati level yang sama pada penutupan sesi di awal perdagangan, siap untuk kenaikan mingguan 2,2 persen.

Sementara Indeks Jepang, Nikkei naik 0,6 persen, atau 2,4 persen secara mingguan di mana dolar juga menguat 0,6 persen terhadap yen.

European Central Bank menyatakan bahwa mereka kan mengurangi pembelian aset bulanan menjadi 60 miliar euro pada April, dari angka sebelumnya 80 miliar euro, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (9/12/2016).

Selain itu juga, mereka memutuskan untuk memperpanjang program pembelian dari Desember ke Maret, lebih panjang dari yang diperkirakan analis.

Itu menyeret turun imbal hasil selama dua tahun, dan mempertajam kurva imbal hasil. Itu dianggap hadiah untuk bank yang biasa meminjam dalam tempo pendek dan panjang.

Janji untukn tarif yang lebih rendah lebih lama diambil sebagai lampu hijau untuk melakukan perdagangan, di mana investor meminjam euro dengan harga murah untuk berinvestasi di mata uang yang punya imbal hasil lebih tinggi. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 08 Desember 2016

Penguatan Wall Street Angkat Bursa Asia



PT. Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia bergerak naik pada perdagangan Kamis pekan ini mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) yang catatkan rekor baru. Selain itu, bursa Asia juga dapat dorongan positif dari pasar obligasi yang reli seiring harapan bank sentral Eropa akan pertahankan membeli obligasi.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen hingga mencapai level tertinggi dalam satu bulan. Indeks saham Australia menguat 0,9 persen di awal perdagangan. Indeks saham Selandia Baru menguat 0,3 persen.

Di pasar uang, yen dan euro menguat jelang pertemuan bank sentral Eropa. Pelaku pasar berspekulasi bank sentral Eropa memperpanjang pembelian aset.

Sentimen spekulasi bank sentral Eropa melanjutkan pembelian obligasi juga berdampak ke bursa saham Amerika Serikat (AS). Indeks saham acuan di bursa AS mencatatkan rekor terbaru dengan investor melakukan pembelian seiring harapan bank sentral Eropa membeli aset sekitar US$ 86 miliar.

Selain itu, pelaku pasar juga yakin bank sentral Amerika Serikat (AS) juga akan mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga pada Desember 2016.

"Risiko nyata di obligasi Eropa, saham dan pasar uang jika Draghi tidak melakukan sesuai harapan. Pasar begitu yakin bank sentral Eropa akan melanjutkan program pembelian aset dalam enam bulan ke depan," ujar Sharon Zollner, Ekonom Senior ANZ Bank New Zealand seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (8/12/2016).

Pada Kamis pekan ini, pelaku pasar juga akan hadapi data perdagangan China, dan Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda akan memberi pernyataan soal ekonomi.

Di pasar komoditas, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik tipis 0,4 persen menjadi US$ 49,97 per barel usai turun 2,3 persen. Sedangkan harga emas naik 0,2 persen menjadi US$ 1.176 per ounce. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 07 Desember 2016

Bursa Asia Menguat Imbas Wall Street


PT. Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu seiring bursa Amerika Serikat (AS) yang positif.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik naik 0,2 persen pada perdagangan Rabu pekan ini. Penguatan tersebut didukung dari kenaikan indeks saham Jepang Topix menguat 0,6 persen pada pukul 09.53 waktu Tokyo. Selain itu, indeks saham Australia mendaki 0,6 persen didukung kenaikan sektor saham teknologi. Indeks saham Korea Selatan Kospi juga menguat 0,3 persen. Akan tetapi, indeks saham Selandia Baru tergelincir 0,2 persen.

Penguatan bursa saham Jepang juga didorong dari yen melemah terhadap dolar AS. Yen berada di kisaran per 114 dolar AS.

Saham Softbank Group Corp juga naik lebih dari tiga persen setelah CEO Masayoshi Son mengatakan kepada presiden terpilih Donald Trump akan investasi di AS sekitar US$ 50 miliar. Investasi itu akan ciptakan lapangan kerja sekitar 50 ribu.

Sedangkan dolar Australia ditransaksikan di level 74,15 sen AS. Laporan pertumbuhan ekonomi Australia menunjukkan kalau belanja pemerintah turun sedangkan impor naik. Bank sentral Australia juga mempertahankan suku bunga.

Di pasar komoditas, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0,1 persen menjadi US$ 50,90 per barel. Harga minyak Brent turun 1,9 persen menjadi US$ 53,92. Harga emas di pasar spot susut 0,2 persen menjadi US$ 1.167,73 per ounce.

Dana ebih dari US$ 1,5 triliun telah masuk ke bursa saham global dalam sebulan seiring spekulasi presiden terpilih AS Donald Trump akan mendorong inflasi. Sentimen itu mendorong indeks saham Dow Jones cetak rekor dan imbal hasil surat utang menguat. Investor juga turut fokus terhadap kebijakan moneter bank sentral Eropa yang akan akomodatif.

"Kestabilan di Eropa dan stimulus dari bank sentral Eropa akan menguatkan saham. Namun diharapkan bank sentral Eropa dapat umumkan stimulus untuk enam bulan ke depan," ujar James Woods, Analis Rivkin Securities, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (7/12/2016).

Ada pun sentimen yang mempengaruhi bursa Asia antara lain analis memperkirakan bank sentral india akan pangkas suku bunga. Sedangkan bank sentral Eropa diharapkan terus membeli obligasi. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 06 Desember 2016

Bursa Jepang Pimpin Kenaikan Indeks Saham Wilayah Asia



PT. Rifan Financindo Berjangka, MSCI Asia Pacific Index naik 0,9 persen pada 09:38 waktu Tokyo, indeks Topix Jepang naik 1,1 persen.

S & P / ASX 200 Index Australia naik 0,7 persen setelah penurunan dua hari, sedangkan Indeks S & P / NZX 50 di Wellington naik 0,4 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan naik 1,1 persen juga.

Kontrak pada Hang Seng dan Hang Seng China Enterprises di Hong Kong dan FTSE China A50 Indeks, semuanya naik setidaknya 0,2 persen di sebagian besar perdagangan terakhir.

Hari ini, para ekonom memproyeksikan Reserve Bank of Australia akan terus mendekati target suku bunga di 1,5 persen. Sementara Indonesia akan mengeluarkan data kepercayaan konsumen, sedangkan Taiwan dan Filipina akan memperbaharui indeks harga konsumen.

Pertambangan dan perbankan saham memimpin kenaikan indeks bursa-bursa saham di Asia. Indeks saham Jepang naik lebih dari 1 persen menyusul mundurnya yen dan Dow Jones Industrial Average naik ke rekor. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 05 Desember 2016

Mengawali Pekan, Bursa Asia Bergerak Melemah



PT Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia bergerak melemah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Sentimen dari Eropa menjadi penekan utama gerak bursa di Asia.

Mengutip Bloomberg, Senin (5/12/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,4 persen. Indeks Topix Jepang juga melemah 0,6 persen. Indeks ASX 200 Australia turun 0,7 persen. Kospi Korea Selatan juga kehilangan kekuatan 0,1 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,4 persen.

Pelemahan bursa Asia ini terdampak sentimen dari Eropa. Rakyat Italia menggelar referendum meminta reformasi konsititusi. Berdasarkan perhitungan sementara, 42-46 persen untuk kubu reformasi dan 54-56 persen untuk kelompok yang memilih 'Tidak'.

Lebih dari 50 juta warga Italia punya hak memilih di referendum itu. Namun, kebanyakan dari mereka sudah menyerah dengan mandeknya ekonomi di negara itu yang terjadi selama bertahun-tahun.

"Pasar cenderung bereaksi lebih cepat saat ini. Oleh karena itu tekanan terhadap bursa langsung terjadi," jelas analis Banque Audi (Suisse) SA, Yannick Naud.

Sedangkan pada penutupan perdagangan di bursa Amerika Serikat (AS) pekan lalu, Indeks S&P 500 naik 0,87 poin atau 0,04 persen ke level 2.191,95. Nasdaq Composite juga menambahkan kekuatan 4,55 poin atau 0,09 persen ke level 5.255,65.

Dalam laporan Departemen Tenaga Kerja AS, baik pemerintah maupun para pengusaha di sektor swasta mempekerjaan lebih banyak orang pada November lalu. Angka realisasi penambahan jumlah pekerja tersebut melebihi dari perkiraan para analis dan juga ekonom.

Dengan keluarnya data tersebut menguatkan ekpektasi pelaku pasar akan rencana kenaikan suku bunga yang akan berlangsung pada sidang Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) pada pertengahan bulan ini. (Gdn/Ndw) PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800