English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 23 November 2016

Ikuti Wall Street, Bursa Asia Bergerak Menghijau


PT. Rifan Financindo Berjangka, Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Gerak saham di kawasan Asia ini mengikuti kenaikan yang terjadi pada Wall Street.

Mengutip Bloomberg, Rabu (23/11/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik di Luar Jepang menguat 0,3 persen pada pukul 10.08 waktu Tokyo Jepang. Saham-saham di sektor keuangan menjadi pendorong penguatan indeks acuan di Asia Pasifik tersebut.

Sedangkan Indeks S&P/ASX 200 Australia juga naik 0,7 persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru melonjak 0,4 persen setelah sebelumnya jatuh 0,6 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,1 persen tetapi volume perdagangan di bawah rata-rata.

"Meskipun di awal perdagangan bisa menguat, kemungkinan besar tidak ada yang cukup spektakuler pada perdagangan hari ini," jelas Analis CMC Markets, Sydney, Australia, Michael McCarthy.

Ia melanjutkan, gerak indeks pada masing-masing negara bisa berubah di tengah perdagangan mengikuti isu yang ada di masing-masing negara.

Penguatan Bursa Asia ini mengikuti kenaikan pada Wall Street. Pada penutupan semalam, Dow Jones menguat 67,18 poin atau 0,35 persen ke level 19.023,87.

Indeks S&P 500 juga naik 5,57 poin atau 0,25 persen ke angka 2.203,75. Sedangkan indeks Nasdaq melaju 17,49 poin atau 0,33 persen ke angka 5.386,35.

Wall Street memang terus bergerak menguat sejak 8 November lalu sesaat setelah hasil pemilihan presiden di AS terlihat. Kemenangan kandidat dari Partai Republik yaitu Donald Trump atas kandidat dari partai Demokrat yaitu Hillary Clinton mendorong penguatan bursa AS.

Dalam kampanye Trump memang menjanjikan beberapa hal yang mampu mendorong kemajuan dunia usaha. Beberapa janji tersebut adalah memotong pajak sehingga mendorong masuknya dana-dana yang semula parkir di luar negeri.

Selain itu, Trump juga menjanjikan untuk mengeluarkan anggaran yang lebih tinggi untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini dinilai oleh sebagian besar ekonom akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi AS yang selama ini tertekan. (Gdn/Ndw). PT. Rifan Financindo Berjangka.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 22 November 2016

Indeks Nikkei 22 November Dibuka Negatif Merespon Gempa Bumi di Fukushima



PT. Rifan Financindo Berjangka, Indeks Nikkei di Bursa Jepang pada awal perdagangan Selasa (22/11) dibuka lemah, terpantau saat ini turun -10,93 poin atau -0,06 persen di 18.095,09. Pasar saham Jepang melemah pada awal perdagangan Selasa karena investor menilai kerusakan dari gempa bumi di laut lepas Jepang utara pada Selasa dini hari.

Besarnya gempa mencapai 6,9 skala richter terjadi di lepas pantai prefektur Fukushima, dan NHK Jepang melaporkan 60 cm (2 kaki) tsunami telah diamati di Pelabuhan Onahama Fukushima dan 90 cm (3 kaki) tsunami di Soma segera setelah gempa. Fukushima hancur pada tahun 2011 oleh tsunami, dan warga mendesak pada hari Selasa untuk mengevakuasi daerah tersebut.

Yen menguat dari level atas 110,76 terhadap dolar ke posisi 110,64 setelah berita gempa. Pada 08:23 HK / SIN, yen diperdagangkan pada 110,38.

Produsen mobil Nissan mengatakan akan menangguhkan produksi di pabrik mesin di Fukushima setidaknya sampai peringatan tsunami dicabut, menurut Reuters. Toyota, di sisi lain, mengatakan pabriknya di timur laut Jepang beroperasi seperti biasa, kata Reuters.

Pada awal perdagangan, saham Nissan turun 0,67 persen, sedangkan saham Toyota tergelincir 0,36 persen, saham Mazda tergelincir 1,65 persen.

Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau turun -10,00 poin atau -0,06 persen pada 18,090, turun dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 18,100.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei akan mencermati perkembangan gempa bumi di Fukshima. Jika kondisi mereda dan dapat ditangani dengan baik dan peringatan tsunami diangkat, akan memulihkan indeks. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 17,812-17,513, dan kisaran Resistance 18,410-18,708. PT. Rifan Financindo Berjangka.

Sumber : Vibiznews

Senin, 21 November 2016

Indeks Hang Seng 21 November Dibuka Turun Tertekan Pelemahan Wall Street


PT. Rifan FinancindoPada awal perdagangan bursa Hong Kong awal pekan Senin (21/11), indeks Hang Seng dibuka turun, saat ini terpantau turun -31,17 poin atau -0,14 persen pada 22313.04. Pelemahan indeks Hang Seng tertekan pelemahan bursa Wall Street.

Bursa saham AS ditutup lebih rendah akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (19/11), tertekan pelemahan sektor perawatan kesehatan dan investor mencerna komentar pejabat Federal Reserve terkait kebijakan moneter AS. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 35,89 poin, atau 0,19 persen, menjadi ditutup pada 18,867.93. Indeks S & P 500 turun 5,22 poin, atau 0,24 persen, menjadi berakhir pada 2,181.9. Indeks Nasdaq tergelincir 12,46 poin, atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 5,321.51.

Pada perdagangan hari ini, saham energi diperkirakan menjadi fokus menjelang pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, Austria, yang dijadwalkan akhir bulan ini.

Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng pagi ini terpantau turun -73,00 poin atau -0,34% pada 22,263.00, turun dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 22,331.00.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng selanjutnya akan bergerak negatif tertekan pelemahan Wall Street dan penguatan dollar AS. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 21,758-21,290, dan kisaran Resistance 22,758-23,273. PT. Rifan Financindo Berjangka.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 18 November 2016

Indeks Hang Seng 18 November Dibuka Negatif Terganjal Kekuatiran Kenaikan Suku Bunga AS



PT. Rifan Financindo Berjangka, Pada awal perdagangan bursa Hong Kong Jumat (18/11), indeks Hang Seng dibuka turun, saat ini terpantau turun -54,85 poin atau 0,25 persen pada 22208.03. Pelemahan indeks Hang Seng tertekan kekuatiran kenaikan suku bunga AS setelah pernyataan Ketua Fed Janet Yellen untuk kenaikan suku bunga AS segera di bulan Desember ini.

Ketua Fed Janet Yellen, pada Kamis (17/11) membuat komentar terkuatnya hingga saat ini untuk mendukung pengetatan kebijakan pada bulan Desember, mengatakan kepada Kongres peningkatan suku bunga dapat relatif segera dilaksanakan.

Kepala bank sentral AS juga menyebutkan berbahaya jika menunggu terlalu lama, yang dapat mengakibatkan Fed harus bergerak terlalu cepat di masa depan, menurut pernyataan dia pada acara Joint Economic Committee of Congress.

Dolar AS pada hari Kamis naik ke tertinggi baru 13,5 tahun terhadap sekeranjang mata uang utama setelah pernyataan Ketua Federal Reserve Janet Yellen. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap kelompok enam mata uang, terakhir naik 0,46 persen pada 100,87.

Pelemahan minyak mentah semalam juga menekan indeks Hang Seng di awal perdagangan ini. Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Jumat dinihari (18/11), dengan harapan kesepakatan OPEC untuk membatasi produksi masih ditekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan dan penguatan dolar AS.

Harga minyak mentah berjangka AS berakhir turun 15 sen atau 0,33 persen pada $ 45,42.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun 37 sen per barel pada $ 46,26.

Pada awal perdagangan saham-saham yang melemah adalah saham China Shenhua Energy Co Ltd yang turun -2,59 persen, saham Henderson Land Development Co Ltd turun -1,19 persen, saham Cheung Kong Property Holdings Ltd turun -1,18 persen, saham AIA Group Ltd turun -0,85 persen, saham Hengan International Group Co Ltd turun -0,59 persen.

Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng pagi ini terpantau turun -122,00 poin atau -0,55% pada 22,127.00, turun dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 22,249.00.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng selanjutnya akan bergerak negatif jika dollar AS lanjutkan penguatan. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 21,649-21,196, dan kisaran Resistance 22,633-23,164. PT. Rifan Financindo Berjangka.


SUmber : Vibiznews

Kamis, 17 November 2016

Bursa Asia Tergelincir Imbas Wall Street



PT. Rifan Financindo Berjangka,  Bursa Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penurunan bursa Asia juga didorong Wall Street tertekan.

Selain itu, prospek kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve imbas kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS telah menekan bursa Asia.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Indeks saham acuan Asia Pasifik tersebut turun lebih dari satu persen pada pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei turun 0,4 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,3 persen. Demikian mengutip laman Reuters, Kamis (17/11/2016).

Di pasar uang, dolar AS melemah dari level tertinggi dalam 13 tahun seiring imbal hasil surat berharga AS menguat. Indeks dolar AS berada di posisi 100,41 setelah sentuh level 100,57, yang merupakan level tertinggi sejak April 2003.

Sejumlah mata uang tertekan sejak Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada pekan lalu. Dengan kemenangan Donald Trump itu meningkatkan harapan kebijakan fiskal, dan mendorong imbal hasil surat berharga melonjak. Kenaikan imbal hasil itu seiring prospek kenaikan suku bunga. Posisi dolar AS di kisaran 108,93 terhadap yen. Euro naik 0,1 persen menjadi US$ 1,07.

Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat (AS) turun 0,25 persen ke level US$ 45,45 per barel. Sedangkan harga emas naik 0,1 persen menjadi US$ 1.226,31 per ounce. PT. Rifan Financindo Berjangka.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 16 November 2016

Indeks Nikkei 16 November Dibuka Naik 1 Persen Terdorong Pelemahan Yen dan Kenaikan Minyak Mentah



PT. Rifan Financindo Berjangka, Indeks Nikkei di Bursa Jepang pada awal perdagangan Rabu (16/11) dibuka naik, saat ini terpantau naik 174,79 poin atau 0,99 persen di 17.842,94. Kenaikan indeks Nikkei terbantu pelemahan Yen dan kenaikan minyak mentah.

Pagi ini terpantau mata uang Yen melemah. Pasangan dolar / yen diperdagangkan pada 109,04 per 08:04 HK / SIN, naik dari sekitar 108 pada Selasa dan sekitar 105 pada hari pemilihan AS.

Semalam harga minyak mentah juga melonjak tinggi. Harga minyak mentah melonjak hampir 6 persen pada akhir perdagangan Rabu dinihari (16/11), terdukung ekspektasi bahwa OPEC akan setuju untuk mengurangi produksi dan pasokan pada akhir bulan ini.

Harga minyak mentah berjangka AS ditutup naik $ 2,49 per barel, atau 5,8 persen, pada $ 45,81. WTI mencapai terendah tiga bulan dari $ 42,20 pada hari Senin.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 2,50 per barel, atau 5,6 persen, pada $ 46,93 oleh 14:38 ET setelah mencapai terendah tiga bulan dari $ 43,57 pada hari Senin.

Lihat : Harga Minyak Mentah Melompat 6 Persen Terdorong Optimisme Pemotongan Produksi OPEC

Pada awal perdagangan saham Nintendo melonjak 4 persen, ke ¥ 25.860 setelah pembuat game asal Jepang mengumumkan akan merilis game mobile Super Mario Run pada 15 Desember.

Kenaikan minyak mentah juga mendorong saham Jepang Inpex naik 3,79 persen.

Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau naik 200,00 poin atau 1,13 persen pada 17,850, naik dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 17,650.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei akan bergerak naik dengan pelemahan Yen. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 17,564-17,315, dan kisaran Resistance 18,168-18,410. PT. Rifan Financindo Berjangka.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 15 November 2016

Bursa Asia Melemah Terdorong Penguatan Dolar AS



PT. Rifan Financindo Berjangka, Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil treasury membawa pasar saham di Asia melemah pada pembukaan perdagangan di hari ini.

Kondisi ini seiring investor yang bersiap menghadapi kenaikan inflasi di Amerika Serikat di tengah ekspektasi kebijakan fiskal ekspansif di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Melansir laman Reuters, Selasa (15/11/2016), Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang bergerak flat di awal perdagangan. Sementara saham Australia turun 0,5 persen.

Perkiraan kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih cepat mendorong aset emerging market, khususnya ekuitas dan mata uang, memperoleh manfaat dari masuknya arus masuk modal yang besar.

"Kekuatan pendorong langsung adalah antisipasi bauran kebijakan di AS," kata Analis Brown Brothers Harriman dalam sebuah catatan kepada klien.

Sementara analis mengatakan, sebagian besar ekonom berfokus pada tingginya suku bunga AS dan kemungkinan dari siklus pengetatan Fed yang lebih agresif, serta kebijakan fiskal yang lebih stimulatif.
"Kami melihat kombinasi (bauran kebijakan) sebagai kekuatan yang sangat ampuh yang akan terus mendorong dolar lebih tinggi, "tulis para analis.

Saham AS konsolidasi kenaikan baru-baru dengan Dow berakhir mencetak rekor sementara S & P 500 dan Nasdaq Composite merosot.

Di pasar mata uang, dolar diperdagangkan pada 107,88 ¥ setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari lima bulan. Hal ini juga konsolidasi mendekati posisi sebelas bulan terhadap sekeranjang mata uang yang melemah.

Pergerakan besar di pasar terpicu harapan akan janji Trump untuk fokus ke belanja infrastruktur dan pemotongan pajak untuk memacu pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi, mendorong inflasi serta biaya pinjaman.

Imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun naik ke posisi tertinggi sebesar 2,22 persen sejak Januari. Sementara untuk yang berjangka 30-tahun mencapai 3 persen. PT. Rifan Financindo Berjangka.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800