PT. Rifan Financindo Berjangka, Jakarta - Harga emas kembali naik ke level tertinggi mereka dalam lebih dari setahun pada Kamis waktu setempat atau Jumat (11/3/2016) waktu Indonesia. Kenaikan harga emas dipicu penurunan harga saham dan minyak serta dolar.
Dampak awal dari langkah kebijakan mengejutkan yang agresif dari Bank Sentral Eropa cepat mereda. Mata uang euro awalnya jatuh tapi kemudian reli setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan ia tidak mengantisipasi pemotongan suku bunga lebih lanjut. Itu menekan dolar AS yang turun 0,9 persen terhadap euro. Penurunan dolar ini berkontribusi pada kenaikan harga emas.
Emas untuk pengiriman April naik US$ 15,40, atau 1,2 persen, untuk menetap di US$ 1,272.80 per ounce setelah menyentuh level terendah intraday di bawah US 1.238.
Harga, yang telah dihitung kerugian sekitar 1 persen selama tiga sesi perdagangan terakhir, selesai di tingkat tertinggi sejak 2 Februari 2015, menurut data FactSet di;ansir dari Marketwatch. Harga emas berakhir di dekat level terbaik pada sesi ini, mengumpulkan perhatian investor karena pasar lainnya jatuh. Indeks saham AS DJIA, turun 0,,03 persen menuju ke arah tingkat terburuk hari di belakang kerugian minyak mentah.
"Draghi bahkan tidak dapat melemahkan euro dengan pemotongan suku bunga deposito menjadi minus 0,4 persen dan pencetakan namun lebih pada [pelonggaran kuantitatif]," kata Adrian Ash, kepala penelitian di BullionVault.
"Tapi dia telah membuat tiga kali lebih mahal untuk memegang uang tunai di ECB daripada untuk menyimpan emas di brankas,".
ECB memotong suku bunga pinjaman utamanya ke nol, mendorong suku bunga deposito lebih lanjut ke wilayah negatif dan secara signifikan memperluas ukuran dan ruang lingkup program pembelian aset.
Sumber : Liputan 6