English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 03 Maret 2021

Paket Stimulus Joe Biden Disetujui, Harga Emas Turun ke USD 1.723,30

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia

Rifan Financindo - Harga emas mengalami tekanan meskipun sebelumnya sempat menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penekan harga emas adalah penguatan dolar AS dan disetujuinya paket stimulus Presiden AS Joe Biden yang meningkatnya minat risiko investor.

Mengutip CNBC, Selasa (2/3/2021), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.723,30 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,3 persen ke level USD 1.723 per ounce.

"Visi yang kuat akan pemulihan ekonomi, penguatan dolar AS, pasar saham yang membaik. Ini tentu saja menurunkan permintaan akan emas," kata Direktur Perdagangan Logam Mulia High Ridge Futures, David Meger.

Baca Juga :

"Tapi di sisi lain, kami melihat tambahan stimulus USD 1,9 triliun yang disuntikkan ke dalam perekonomian berpotensi mendorong inflasi, emas memiliki kecenderungan membaik di tengah kondisi seperti ini," tambah dia.

The dollar index melonjak ke level tertinggi dalam tiga minggu, sementara optimisme atas stimulus ekonomi dan perkembangan vaksin Covid-19 mengangkat sentimen risiko di pasar keuangan.

Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui proposal stimulus virus Corona senilai USD 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden pada Sabtu pagi. Saat ini proposal tersebut tengah dikirim ke Senat untuk dipertimbangkan.

Harga Emas Anjlok USD 100 Pekan Lalu, Berlanjut Minggu Ini?
Sebelumnya, harga emas turun hampir USD 100 pada pekan lalu dan jatuh ke level USD 1.720 oer ounce. Ini adalah posisi terendah dalam 8 bulan. Penurunan tersebut karena tekanan surat utang dan nilai tukar dolar AS.

Namun kemungkinan penurunan harga emas ini belum akan berakhir. Investor masih akan melancarkan aksi jual karena imbal hasil obligasi dan nilai tukar dolar AS masih terus menunjukkan perbaikan.

"Musuh emas itu dolar AS dan tampaknya mata uang AS akan rebound. Investor juga memperhatikan kenaikan imbal hasil surat utang AS," jelas kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski, seperti dikutip dari Kitco, Senin (1/3/2021).

Sebanyak 13 analis ikut serta dalam survei Kitco. Dari jumlah tersebut delapan analis atau 61,5 persen mengatakan bahwa harga emas masih tertekan.

Sedangkan tiga analis atau 23 persen memperkirakan harga emas akan menguat. Sisanya yaitu dua analis atau 15,5 persen menyatakan harga emas bergerak mendatar.

Sedangkan sebanyak 669 investor ritel ikut serta dalam jajak pendapat Kitco pada pekan ini. Dari jumlah tersebut, 351 invstor atau 52,5 persen melihat harga emas akan naik.

Sedangkan 223 investor lainnya atau 33,3 persen memperkirakan emas akan jatuh. Sementara 95 pemilih lainnya atau 14,2 persen melihat pasar emas bergerak mendatar.

Minggu ini menandai tingkat partisipasi survei Main Street terendah dalam hampir setahun.

Analis memperkirakan level suport harga emas akan kembali diuji pada pekan ini. Harga tersebut di kisaran USD 1.700 per ounce. Banyak sentimen yang akan membebani harga emas pekan ini. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Selasa, 02 Maret 2021

Rekomendasi Emas 2 Maret 2021: Memulai Minggu dan Bulan yang Baru dengan Koreksi Naik

 

PT Rifan Financindo - Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS, karena kenaikan akibat koreksi normal setelah terpukul ke level terendah dalam 8 bulan pada hari Jumat yang lalu. Meskipun minat beli terhadap metal berharga kuning ini mendapatkan tekanan oleh karena rally indeks saham AS dan menguatnya dollar AS. Selain itu, grafik tehnikal emas secara jangka pendek “bearish” setelah terpukul hebat pada hari Jumat yang lalu, sehingga grafik tehnikal minggu dan bulanan menjadi negatif.

Emas berjangka kontrak bulan April naik $11.20 ke $1,740.40 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Mei naik $0.435 ke $26.875 per ons.

Pasar saham global naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik pada saat perdagangan sesi New York dimulai. Yields di pasar obligasi global turun sedikit memulai minggu perdagangan yang baru, sehingga mengangkat naik pasar saham yang pada minggu lalu terpukul karena kenaikan yields Treasury 10 tahun ke atas 1.6%, level tertinggi dalam satu tahun. Saat ini yields Treasury AS 10 tahun berada pada 1.445%.

Baca Juga :

Demokrat telah berhasil melewati House of Representative AS dengan perbandingan suara 219-212, sehingga sekarang rancangan undang – undang stimulus fiscal AS sudah diberikan ke Senat AS. Menurut laporan, Demokrat telah meninggalkan rencana mereka untuk menaikkan upah minimum yang selama ini dipersengketakan sehingga membuka jalan bagi keluarnya stimulus fiskal AS yang akan bisa menaikkan ekspektasi akan inflasi.

“Support” terdekat menunggu di $1,731.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,725.00 dan kemudian $1,700.00. “Resistance” terdekat menunggu di $1,750.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,757.40 dan kemudian $1,763.97. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 01 Maret 2021

Rekomendasi Mingguan Emas 01 – 05 Maret 2021: Akankah Turun Lagi ke $1,660?

 

Rifanfinancindo - Dengan selesainya bulan kedua di tahun 2021 emas memasuki bulan kedua dalam kerugian di tahun 2021. Metal berharga kuning ini bisa turun lebih lanjut dengan “support” di level yang kritikal akan ditest.

Setelah memulai tahun yang baru pada awal 2021 disekitar $1,912, emas sempat menyentuh level terendah dalam 8 bulan di $1,714 pada hari Jumat minggu lalu – turun hampir $200 sejak memulai tahun 2021, sebelum akhirnya terkoreksi naik lagi ke $1,734.

Jika harga emas tidak bisa bertahan di $1,725 atau $1,700 pada minggu ini, aksi jual kemungkinan belum berakhir. Emas berjangka bulan April sekarang diperdagangkan di $1,734.28 turun sekitar 2.61% dalam sehari.

Pemicu utama penurunan harga emas adalah naiknya yields Treasury AS 10 tahun secara persisten yang sempat menyentuh level tertinggi dalam satu tahun di 1.6% dalam perdagangan “overnight”, selain itu penurunan harga emas disebabkan juga oleh menguatnya dollar AS yang terimbas oleh kenaikan dari yields Treasury AS.

Aksi jual yang terjadi pada hari Jumat minggu lalu juga diperkuat dengan terjadinya penjualan secara tehnikal setelah emas jatuh ke bawah MA 200.

Memulai awal minggu lalu, emas masih berada pada harga $1,817 pada hari Senin dan yields Treasury AS 10 tahun masih berada di sekitar 1.20%, namun sekarang sudah berada di 1.50%.

Kenaikan yields AS ini penting untuk diperhatikan dan dibandingkan dengan kenaikan yields di negara lain. Sementara yields di Eropa dan Jepang masih nol, kenaikan yields AS yang begitu tinggi akan membuat dollar AS menjadi lebih kuat.

Pasar sekarang menjadi lebih optimistik yang disebabkan oleh harapan akan stimulus dan pendistribusian vaksin yang lebih cepat daripada yang diperkirakan. Masalahnya adalah hal ini mengakibatkan meningkatnya kekuatiran karena uang stimulus mempercepat terjadinya inflasi dan menaikkan kurva yield menjadi lebih curam.

Sampai Federal Reserve AS bisa berhasil meyakinkan pasar bahwa mereka tidak akan menaikkan tingkat bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan dan mungkin bahkan memberikan signal bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk mengkontrol kurva imbal hasil, kekuatiran pasar akan tetap ada.

Sepanjang the Fed ambigu dengan mengatakan mereka mengijinkan inflasi menjadi panas, namun kurva yield yang tidak dikontrol meningkat dengan curam, investor emas akan memiliki kekuatiran bahwa the Fed tidak akan kepada janjinya untuk memberlakukan kebijakan yang ultra longgar. Inilah sebabnya emas bisa turun lebih jauh sebelum berbalik naik lagi.

Saham mulai terpukul setiap kali yields AS naik, dengan investor kuatir bahwa the Fed menilai inflasi terlalu rendah.

Sebagian investor saham keluar dari saham karena naiknya yields Treasury AS, sebagian lain dengan kekuatiran keluar karena ingin memegang uang tunai, sebagian lagi pindah ke cryptocurrencies sehingga minggu ini emas bisa turun sampai ke level $1,660.

Hanya jika Treasury Secretary AS Janet Yellen atau Gubernur the Fed Jerome Powell tampil dan mengatakan bahwa mereka akan menjaga agar yields turun ditengah ekspektasi naiknya  inflasi, barulah harga emas bisa naik kembali.

Pemerintah AS sekarang ingin terus menjalankan kebijakan moneter mudah, dan lebih banyak stimulus, agar pasar saham kuat. Namun, lebih banyak stimulus yang dikeluarkan, yields akan naik lebih tinggi.

Dalam jangka Panjang, ceritanya bisa berbeda dengan ekonomi AS harus berurusan dengan dislokasi yang massif akibat banyaknya bisnis yang sempat ditutup yang membutuhkan tingkat bunga yang rendah.

Pada akhirnya secara jangka panjang, harga emas akan menjadi lebih baik, terutama dengan rekor hutang dan pasar saham dilanda sentimen “risk-off”. Begitu pasar menyadari bahwa ekonomi AS tidak begitu baik, maka barulah terjadi “rebound” di emas. Pasar akan menyadarinya kemungkinan pada kuartal kedua dan waktu itulah emas akan mulai bergerak naik lagi.

Dari kalender ekonomi AS yang harus diperhatikan pada minggu ini adalah akan berbicaranya sejumlah pejabat the Fed, termasuk Powell, pada minggu ini, yang memberikan the Fed kesempatan untuk memperlambat kenaikan yields Treasury dengan paling tidak menyatakan keprihatinan yang selama ini tidak ada.

Powell direncanakan akan berbicara pada hari Kamis mengenai ekonomi AS.

Dari data makro ekonomi, ISM PMI manufaktur untuk bulan Februari diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang terus kuat dan menjadi petunjuk terhadap NFP yang kan keluar pada hari Sabtu. Sementara PMI Jasa yang akan keluar pada hari Rabu dengan komponen employment nya juga akan diawasi sebagai ukuran dari kondisi tenaga kerja karena merupakan sektor yang paling besar di Amerika Serikat.

Laporan pekerjaan dari ADP semakin di minati karena angkanya sekarang sudah berkorelasi dengan lebih baik terhadap data employment yang resmi. Laporan ini diperkirakan akan menunjukkan bahwa sektor swasta AS menambah 125.000 pekerjaan di bulan Februari, setelah bulan yang lalu menambah 174.000 pekerjaan.

Klaim pengangguran pada hari Kamis masih diminati meskipun diadakan setelah survey NFP diadakan. Angka yang tinggi menunjukkan bahwa ekonomi masih jauh dari pulih ke normal.

Sebelum NFP keluar, Gubernur Fed Powell punya satu kesempatan lagi untuk menggerakkan pasar. Jika yields AS tetap tetap tinggi dan pasar saham terganggu, dia bisa menggunakan waktu pada saat tampil untuk meyakinkan investor bahwa bank sentral AS ada untuk membeli obligasi dan kemungkinan juga menawarkan untuk mempercepat pembelian hutang AS.

Akhirnya NFP akan keluar pada hari Jumat. Sementara investasi dan belanja telah meningkat, masih ada sekitar 10 juta orang yang menganggur. Untuk bisa mengejarnya, NFP harus mengatasi level sebelum pandemi, penambahan pekerjaan diantara 100.000 – 200.000 posisi. Pasar memperkirakan pertambahan sebanyak 110.000 pekerjaan dan tingkat pengangguran sebesar 6.4%.

“Support” terdekat menunggu di $1,725 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,712 dan kemudian $1,687. “Resistance” terdekat menunggu di $1,741 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,753 dan kemudian $1,760. Rifanfinancindo.

Sumber : Vibiznews

Jumat, 26 Februari 2021

Rekomendasi Emas 26 Februari 2021: Kembali Turun karena Naiknya Kembali Yields AS


Rifan Financindo - Harga emas turun lagi pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis kemarin. Naiknya yields obligasi pemerintah AS ke 1.45% paling tidak merupakan faktor bearish jangka pendek bagi pasar emas. Perak memiliki cerita yang lain, perak masih berada pada tren naik secara jangka pendek dengan pergerakan naik yang lebih tangguh belakangan ini.

Emas berjangka bulan April turun $19 ke $1,779.00 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret naik $0.096 ke $27.97 per ons.

Pasar saham global kebanyakan naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah bervariasi pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Diskusi di pasar pada saat ini berpusat pada prospek inflasi global, dengan kebanyakan trader menganggap inflasi sedang mengalami kenaikan.

Baca Juga :

Yield obligasi pemerintah AS terus mengalami kenaikan. Pasar saham telah mencatat akan kenaikan yields obligasi pemerintah ini, dan sedikit kuatir. Banyak pasar komoditas berjangka seperti gandum, minyak mentah dan komoditi soft lainnya mengalami kenaikan harga yang menyentuh ketinggian beberapa bulan dan bahkan ada yang beberapa tahun.

Sementara outlook Powell yang konservatif yang mengatakan bahwa kemajuan ekonomi yang substansial masih memerlukan waktu. Komentar Powell yang dovish mengatakan bahwa ekonomi tetap masih jauh dari mencapai target inflasi dan employment. Hal ini menenangkan pasar saham sehingga indeks saham mengalami kenaikan dan rebound dari level terendah pada awal minggu.

“Support” terdekat menunggu di $1,771.30 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,759.00 dan kemudian $1,745.51. “Resistance” terdekat menunggu di $1,800.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,810.00 dan kemudian $1,820.37. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 25 Februari 2021

Harga Emas Turun di Tengah Penantian Pemulihan Ekonomi

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia

PT Rifan Financindo - Harga emas turun setelah merosot lebih dari 1 persen sebelumnya pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Hal ini didorong oleh komentar dovish dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/1/2021), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.800,27 per ounce, setelah turun sebanyak 1,2 persen di awal sesi. Harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.800.

“Meningkatnya imbal hasil obligasi terus membebani pasar emas. Emas belum menemukan jalan untuk pemulihan berkelanjutan bahkan dengan pembicaraan tentang langkah-langkah stimulus tambahan, ”kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Chicago.

Baca Juga :

Imbal hasil Treasury 10-tahun AS menyentuh 1,4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2020. Kenaikan imbal hasil cenderung merugikan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang logam mulia.

Powell pada hari Rabu menegaskan kembali bahwa suku bunga AS akan tetap rendah dan The Fed akan terus membeli obligasi untuk mendukung ekonomi AS.

Dalam kesaksiannya di hadapan Senat AS pada hari Selasa, Powell mengatakan kebijakan moneter masih perlu akomodatif, dengan pemulihan ekonomi yang tidak merata dan jauh dari selesai.

"Selama dua hari terakhir, Powell yang sangat dovish dan karenanya ramah risiko telah menyemangati pasar saham yang bearish untuk dolar AS dan dengan demikian telah memberi emas sedikit ruang untuk bernapas," kata Tai Wong, Seorang Pedagang di bank investasi BMO di New York. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 24 Februari 2021

Rekomendasi Emas 24 Februari 2021: Hanya Sedikit Turun Setelah Testimoni Powell.


Rifanfinancindo - Harga emas diperdagangkan sedikit turun setelah mengalami keuntungan yang lumayan pada hari Senin, setelah event dari minggu ini yaitu testimoni Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell di hadapan Senat AS. Goyahnya indeks saham AS, melemahnya indeks dollar AS, ditambah dengan naiknya harga minyak mentah, kelihatannya masih membuat harga emas memiliki tahanan yang kuat.

Emas berjangka kontrak bulan April hanya turun $2.40 ke $1,806.00 per ons. Sementara perak Comex bulan Maret turun $0.41 ke $27.67 per ons.

Pasar menantikan testimoni Powell di depan Senat mengenai kebijakan moneter AS dan ingin mendengar apa yang Powell katakan mengenai naiknya yields Treasury AS dan prospek naiknya inflasi. Namun pernyataan dari Powell tidak berisi kejutan apapun sehingga hanya ada sedikit reaksi dari pasar metal.

Baca Juga :

Outlook Powell yang konservatif yang mengatakan bahwa kemajuan ekonomi yang substansial masih memerlukan waktu. Powell mengatakan bahwa ekonomi tetap masih jauh dari mencapai target inflasi dan employment.

Pasar saham berbalik goyah pada awal minggu ini, sebagian karena kekuatiran akan naiknya yields obligasi pemerintah AS yang mulai membuat investor menarik uangnnya dari pasar saham. Meskipun demikian, penurunan indeks saham AS masih belum banyak dari rekor tertingginya dan sikap para trader dan investor secara umum masih semangat.

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam, dengan saham – saham Asia kebanyakan naik dan saham – saham Eropa kebanyakan turun. Indeks saham AS mengarah ke bervariasi ketika perdagangan sesi New York dimulai.

Hal kunci diluar pasar metal berharga adalah sedikit naiknya harga minyak mentah yang menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan di $62.00 per barel. Indeks dollar AS melemah pada awal perdagangan.

“Support” terdekat menunggu di $1,778.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,759.00 dan kemudian $1,750.00. “Resistance” terdekat menunggu di $1,810.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,820.37 dan kemudian $1,829.20. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 23 Februari 2021

Rekomendasi Emas 23 Februari 2021: Naik meskipun Yields AS Naik


Rifan Financindo - Harga emas berjangka naik solid pada awal perdagangan sesi AS dan mengalami “rebound” setelah menyentuh level terendah selama delapan bulan pada hari Jumat. Elemen-elemen diluar pasar metal berharga sedang bekerja mendukung pergerakan naik pasar emas pada saat memulai minggu perdagangan yang baru, termasuk di dalamnya turunnya pasar saham, melemahnya indeks dollar AS, dan menguatnya harga minyak mentah. Aksi “short-covering” oleh para trader berjangka juga terlihat pada hari Senin kemarin, dengan terjadinya kerugian belakangan ini di pasar emas.

Harga emas naik menembus $1,800 meskipun yields AS naik tertinggi dalam satu tahun, menunjukkan kemenangan emas dalam pertempuran melawan naiknya inflasi.

Emas berjangka kontrak bulan April naik  $32.10 ke $1,809.60 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret naik $0.216 pada $27.47 per ons.

Baca Juga :

Pasar saham global kebanyakan melemah pada perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah turun pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Para trader saham mencatat obligasi pemerintah sebagai “asset class” yang berkompetisi, dengan yield surat berharga Treasury AS 10 tahun saat ini mencapai 1.369%, tertinggi dalam satu tahun. Meskipun seorang analis pasar saham mengatakan bahwa yields T-Note AS harus naik sampai sekitar 4%, baru bisa menjadi kompetitor dari saham sektor tehnologi dalam hal “return on investment”. Secara keseluruhan sentimen terhadap resiko dari para trader dan investor masih tetap rendah, dengan pemerintah AS sedang bersiap untuk meluncurkan suatu paket stimulus keuangan yang besar yang baru bagi orang – orang Amerika. Selain itu, infeksi Covid – 19 sedang turun sementara vaksinasi terus dipergiat.

Pasar sedang menunggu testimoni dari Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell mengenai kebijakan moneter AS di depan Komite Perbankan Senat pada hari Selasa.

“Support” terdekat menunggu di $1,778.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,759.00 dan kemudian $1,750.00. “Resistance” terdekat menunggu di $1,810.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,820.37 dan kemudian $1,829.20. Rifan Financindo.

Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800