English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 02 Oktober 2020

Rekomendasi Harga Emas 2 Oktober 2020: Naik Karena Melemahnya Dolar AS


PT Rifan Financindo - Harga emas naik pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat karena melemahnya dolar AS. Ada laporan bahwa Sekretaris Keuangan AS Steven Mnuchin dengan jurubicara Kongres Nancy Pelosi mencapai kemajuan di dalam perundingan mengenai paket stimulus yang baru. Optimisme dari Capitol Hill mendorong pasar dan menekan turun dolar AS yang safe-haven.

Pergerakan naik pasar emas memerlukan berita fundamental yang baru untuk memulai kembali tren naik dalam jangka pendek yang sudah mandek. Emas berjangka kontrak bulan Desember naik $7.80 pada $1,903.20 per ons. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.013.000,- per gram, turun Rp 3000,-

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS dibukan mengarah naik. Selama bulan September indeks saham AS sedikit goyah namun harga saham AS sekarang kelihatannya sudah stabil.

Baca Juga :

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa ada 837.000 orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran baru, penurunan sebanyak 36.000 dari minggu sebelumnya 870.000, yang direvisi naik 3000 menjadi 873.000. Ini adalah angka terendah di dalam klaim pengangguran sejak ekonomi AS diporak porandakan oleh pandemic Covid – 19. Para ekonom memperkirakan klaim pengangguran bisa mencapai 850.000.

Emas mengalami tambahan dorongan naik dengan indeks harga PCE inti tahunan AS naik diatas daripada yang diperkirakan di 1.6% pada bulan Agutus.

Kenaikan harga emas selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,910.00 yang apabila berhasil dilewatkan akan lanjut ke $1,920.00 dan kemudian $1,925.00. Sedangkan penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,890.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,880.80 dan kemudian $1,847.65. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 01 Oktober 2020

Rekomendasi Harga Emas 1 Oktober 2020: Turun Karena Naiknya Dolar AS


Rifanfinancindo - Harga emas turun pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat, meskipun keengganan terhadap resiko meningkat kembali pada pertengahan minggu. Naiknya indeks dolar AS setelah selesainya debat calon presiden AS menekan harga emas. Para trader metal belakangan ini kelihatannya lebih fokus pada arah dari indeks dolar AS.

Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $11.20 pada $1,891.90 per ons. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.016.000 per gram, naik Rp 2000,-

Laporan “employment” sektor swasta dari ADP untuk bulan September menunjukkan kenaikan sebanyak 749.000 pekerjaan, yang mengatasi dari yang diperkirakan sebesar 600.000 dan lebih tinggi daripada bulan Agustus sebesar 481.000. Laporan ADP ini menjadi pendahuluan dari laporan yang ditunggu-tunggu Non-Farm Payrolls yang akan keluar pada hari Jumat yang diperkirakan akan menambah pekerjaan sebanyak 875.000 dengan tingkat pengangguran diperkirakan 8.2%.

Baca Juga :

 

Pasar saham global kebanyakan melemah dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS dibuka melemah pada perdagangan sesi New York. Debat calon presiden yang pertama antara Presiden AS Donald Trump dengan penantangnya berlangsung sengit.

Debat calon presiden AS selama 90 menit, menurut CSPAN dimenangkan oleh Donald Trump dengan 60% berbanding 27% dengan 13% tidak jelas. Sementara Political Polls juga memenangkan Donald Trump dengan 58% berbanding 25% dengan 17% tidak jelas. Donald Trump juga mengatakan bahwa jika dilakukan pemilu melalui email dan terbukti ada penipuan yang jelas, terang-terangan dan masif, maka dia akan membawa hasil pemilu ke Mahkamah Agung untuk memberikan keputusan yang benar.

Kekuatiran akan terjadinya krisis konstitusional mengirim saham turun dan dolar AS yang safe-haven naik sehingga mendorong harga emas turun.

Namun naiknya kasus Covid – 19 di negara-negara utama dunia khususnya di Eropa menuju musim dingin dan lebih banyak aktifitas di dalam rumah telah menaikkan keprihatinan akan gelombang kedua yang membawa kepada penutupan bisnis kembali.

Harga emas sempat terdorong naik keatas $1,900 per ons setelah keluarnya data ekonomi bahwa GDP final kuartal kedua terkontraksi sebesar – 31.4% sedikit kurang daripada yang diperkirakan sebesar – 31.7%. Data ini menunjukkan betapa besarnya dampak kerusakan yang diakibatkan oleh pandemi Covid – 19 yang membuat naik harga emas pada perdagangan terakhir, sebelum akhirnya turun kembali.

Kenaikan harga emas berikutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,904.80 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,910.00 dan kemudian $1,925.00. Sedangkan “support” terdekat menunggu di $1,880.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1.851.00 dan kemudian $1,800.00. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 30 September 2020

Rekomendasi Harga Emas 30 September 2020: Naik Karena Turunnya USD


Rifan Financindo - Harga emas mengalami kenaikan pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat hari Selasa kemarin. Kenaikan harga emas ini disebabkan karena terkoreksinya indeks dolar AS setelah kenaikan baru-baru ini. Kelihatannya mulai ada permintaan safe-haven yang masuk ke pasar metal.

Emas berjangka kontrak bulan Desember naik $9.70 pada $1,891.90. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.014.000,- per gram, naik Rp 8000,-

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS dibuka sedikit turun dalam perdagangan sesi New York. Minat terhadap resiko sedikit membaik pada awal minggu ini. Namun dengan akan adanya debat pertama di dalam pemilihan presiden AS, pasar sedikit nervous menjelang berlangsungnya debat.

Baca Juga :



Hal yang penting diluar pasar metal adalah turunnya indeks dolar AS karena koreksi normal setelah naik mencapai ketinggian 2 bulan pada minggu lalu. Harga minyak mentah Nymex melemah sedikit dan diperdagangkan di bawah $40.00.

Data yang ditunggu adalah Non Farm Payrolls AS yang akan keluar pada hari Jumat dan diperkirakan akan memberikan penambahan pekerjaan sebanyak 875.000 dan tingkat pengangguran berada pada 8.2%.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,900.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,910.00 dan kemudian $1,925.00. “Support” terdekat menunggu di $1,880.80 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,851.00 dan kemudian $1,800.00. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 29 September 2020

Rekomendasi Harga Emas 29 September 2020: Naik Sedikit Karena Melemahnya USD


PT Rifan Financindo - Harga emas naik sedikit pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat ditopang oleh koreksi yang terjadi pada indeks dolar AS. Emas berjangka kontrak bulan Desember diperdagangkan naik $8.00 per ons pada $1.874.10. Emas Antam ditawarkan beli Rp 1.006.000,- per gram.

Pasar saham global bervariasi menuju menguat dalam perdagangan semalam. Indek saham AS dibuka naik pada perdagangan sesi New York. Memulai minggu perdagangan yang baru, keengganan terhadap resiko dari para trader dan investor berkurang, namun mereka tahu enam minggu kedepan akan sangat volatile bagi banyak pasar dengan akan diadakannya pemilihan presiden AS pada awal bulan November. Kasus Covid – 19 naik dibanyak negara dan ketegangan antara AS dengan Cina masih tetap tinggi. Semua ini menjadi elemen yang mengkuatirkan ditengah ketidak pastian pasar seperti sekarang.

 

Baca Juga :

Bank sentral Cina pada pertemuan kebijakan moneternya menjaminkan kembali untuk mempertahankan kebijakan moneternya lebih flexible dan bertarget, termasuk memberikan kredit kepada bisnis.

Hal penting diluar pasar metal adalah turunnya indeks dolar AS karena koreksi normal setelah menyentuh ketinggian selama dua bulan pada minggu lalu. Harga minyak mentah Nymex melemah dan diperdagangkan disekitar $40.00.

Diskusi antara partai Demokrat dengan Republikan mengenai paket stimulus fiskal kedua untuk orang-orang Amerika masih berlanjut, meskipun banyak yang meragukan kesepakatan akan bisa dicapai dan diimplementasikan sebelum pemilihan presiden selesai.

Kenaikan selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,879.30 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,900.00 dan kemudian $1,910.00. Sementara penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,851.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,825.00 dan kemudian $1,800.00. PT Rifan Financindo.


Sumber ; Vibiznews

Senin, 28 September 2020

Rekomendasi Harga Emas 28 September – 2 Oktober 2020: Turun $200, Tren Bullish Belum Berakhir

 

Rifanfinancindo - Harga emas ditutup pada akhir minggu lalu dengan penurunan sebanyak 5%, diperdagangkan dibawah $1,900 per ons.

Harga emas terus mengalami penurunan selama minggu lalu, dan menyentuh kerendahan dua bulan.

Dolar AS adalah katalisator utama di balik penurunan dari harga emas pada minggu lalu. Minggu ini adalah kesempatan untuk membeli pada harga dibawah. Harga emas mendekati ke dasar dan ini adalah kesempatan bagi mereka yang pada gelombang pertama telah ketinggalan kereta.

Baca Juga :

Sentimen yang berlangsung selama minggu lalu adalah Rally dari dolar AS, yang disebabkan karena kekuatiran akan terganggunya pemulihan ekonomi global karena datangnya gelombang kedua virus corona yang melanda Eropa khususnya. Dolar AS naik menyentuh ketinggian selama dua bulan.

Kenaikan dolar AS dan terkikisnya postur grafik tehnikal jangka pendek dari harga emas menyebabkan harga emas turun sampai ke level terendah selama dua bulan di $1,857 dan bahkan tren naik harga emas secara jangka pendek menjadi terancam.

Namun harga emas berhasil naik kembali ke level semula di $1,872 per troy ons, pada perdagangan sesi Amerika Serikat terakhir hari Kamis kemarin, karena permintaan terhadap dolar AS mengalami sedikit penurunan.

Harga emas pada minggu ini telah jatuh dan berpindah ke rentang harga perdagangan yang lebih rendah diantara $1,800 – $1,900 per ons, sebelumnya pada minggu lalu rentang pergerakan harga emas masih diantara $1900 – $2,000.

Meskipun harga emas telah turun sampai $200, tidak berarti tren “bullish” dari emas telah berakhir. Jika kita melihat melampaui volatilitas jangka pendek maka gambaran makro dari emas masih “bullish”. Sepanjang the Fed tetap mepertahankan tingkat suku bunga di nol persen sampai 2023 dan bank-bank sentral di Eropa tetap menyuntikkan lebih banyak lagi likuiditas ke dalam pasar keuangan dan apalagi apabila pilpres di Amerika Serikat berjalan dengan normal, maka harga emas masih akan naik.

Ketidak pastian sekitar pemilihan presiden AS, naiknya kembali kasus coronavirus secara global dan melambatnya pemulihan ekonomi global menggerakkan para investor untuk memburu uang tunai menjelang pemilihan presiden AS yang memicu banyak volatilitas di pasar.  Investor umumnya menjadi bertambah nervous dengan semakin dekatnya waktu pilpres dan potensi yang besar dari gelombang kedua coronavirus yang menyebabkan pasar saham tertekan. Hal ini membuat investor lari mencari uang tunai.

Minggu ini debat pertama di dalam pilpres AS akan menjadi sorotan selain masalah naiknya kasus coronavirus di Eropa dan stimulus fiskal AS. Debat pertama hanya sebanyak 15 menit yang akan mengcover beberapa topik seperti ekonomi, coronavirus, kerusuhan dan Mahkamah Agung. Menurut media liberal yang pro Demokrat, Biden memimpin dalam polling pendapat dengan angka 7%, sementara menurut Rasmussen polling untuk Trump lompat ke 52% setuju dan 46% tidak setuju dengan Trump, yang berarti peningkatan sebanyak 6%. Polling dari Trump terus menanjak dari hari ke sehari, sementara polling dari Biden stagnan.

Naiknya kasus virus corona juga akan menguji sikap dari investor pada minggu ini dengan adanya ketakutan akan terjadinya lockdown baru. Kekuatiran akan gelombang kedua dari virus corona semakin menguasai pasar dengan semakin meningkatnya kasus infeksi terutama di Eropa dengan Jerman melaporkan 2.321 infeksi baru, angka yang tertinggi selama 5 bulan. Tema utama di pasar  saat-saat ini adalah keengganan terhadap resiko ditengah rekor penularan coronavirus yang baru di Eropa. Benua Eropa sedang dalam gelombang kedua dari virus corona dengan restriksi baru diumumkan di Perancis, Spanyol dan Inggris. Pandemi ini terus memukul kemajuan dari ekonomi dengan melemahnya angka-angka makro ekonomi yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi akan memakan waktu lebih lama daripada yang semula diperkirakan.

Berita terakhir mengatakan bahwa Kongres AS sedang bekerja untuk suatu bantuan stimulus fiskal dalam rangka membantu memulihkan dampak akibat virus corona, senilai $2.2 triliun yang akan diambil pemungutan suara minggu ini.

Dari data makro ekonomi minggu ini pasar akan mendapatkan angka final dari GDP AS kuartal kedua dan PMI Markits. Selain itu AS juga akan mempublikasikan ISM PMI resmi yang pada bulan September diperkirakan berada pada 56, masih sama dengan angka final bulan Agustus.

Data yang ditunggu pasar adalah Nonfarm Payrolls bulan September yang akan keluar pada hari Jumat. Diperkirakan akan bertambah 875.000 pekerjaan baru yang dianggap sebagai jumlah yang kecil. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan hanya turun 0.1% dari 8.4% menjadi 8.3%.  Average hourly earnings diperkirakan naik sebanyak 0.4% MoM.

Saat ini emas telah berada pada teritori “oversold” di $1.861. Jika harga emas tidak berhasil bertahan di “support” kunci di $1,840/50 per ons, harga emas masih akan bisa jatuh lebih dalam ke bawah $1,800 sebelum tren turun berakhir.

Emas telah mengalami aksi jual yang berhasil menembus “support” kunci di $1,950 per ons dan turun mengetes “support” di sekitar $1,840/50 per ons. Jika harga emas masih bisa turun menembus level ini, maka harga emas masih bisa turun sampai sekitar $1,760 per ons, kerendahan yang terjadi pada bulan Juli.

Kelihatannya ada “support” yang kuat di $1,850, namun jika rintangan di level ini berhasil ditembus, maka akan turun ke level “support” yang berikutnya di $1,820 dan kemudian level psikologis di $1,800, sebelum mencapai $1,760. Sebaliknya kenaikan harga emas akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,875 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,887 dan kemudian level psikologis $1,900. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 25 September 2020

Harga Emas Sentuh Level Terendah Selama 2 Bulan

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia 

 

Rifan Financindo - Harga emas jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan pada hari Kamis karena dolar safe-haven melanjutkan kenaikannya di tengah kekhawatiran seputar pemulihan ekonomi. Sementara memudarnya harapan untuk lebih banyak stimulus fiskal juga membebani logam mulia.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (25/9/2020), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1,862.41 per ounce. Sebelumnya pada hari itu, harga emas mencapai level terendah sejak 22 Juli di USD 1.847.57. Emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.862.

"Salah satu faktor yang mendorong harga emas dan saham turun adalah asumsi luas di pasar keuangan bahwa Kongres AS tidak akan memberikan stimulus ekonomi lebih lanjut setidaknya untuk beberapa bulan ke depan," kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.

Baca Juga :

"Jadi, konfirmasi bahwa keadaan menjadi lebih buruk secara ekonomi, seperti yang Anda lihat pada angka pengangguran, telah mendorong emas turun," tambahnya.

Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat secara tak terduga minggu lalu.

Harga emas telah turun lebih dari 10 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada bulan Agustus karena ekspektasi stimulus lebih lanjut berkurang dengan Kongres AS yang menemui jalan buntu.

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang dan ketidakpastian ekonomi.

“Harga emas diposisikan sangat lama dengan sangat agresif. Karena volatilitas bergerak lebih tinggi, suku bunga riil naik seiring dengan dolar, dan orang-orang mengambil untung,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Dolar naik ke level tertinggi dua bulan karena kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi global meningkat menyusul gelombang kedua infeksi virus corona di Eropa.

Harga Emas Diprediksi Makin Merosot, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 pada perdagangan hari ini, Rabu (23/9) menjadi Rp 1.007.000 per gram dari posisi kemarin di Rp 1.009.000 per gram. Harga emas terus menurun sejak Rabu (16/9) turun Rp 7.000 ke posisi Rp 1.030.000 per gram.

Dikutip laman logammulia.com, emas dijual mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Sementara itu, harga jual kembali emas Antam atau buyback turun Rp 3.000 ke posisi Rp 904.000 per gram.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas terus mengalami penurunan setelah sempat mencapai level tertinggi, baik di tingkat global maupun nasional. Penurunan Ini didorong optimisme pasar terhadap kemajuan pengembangan vaksin anti Corona.

"Salah satu penyebab utama anjloknya harga emas atau logam mulia ini, karena masalah kemajuan vaksin sudah ditemukan di berbagai negara termasuk Indonesia," jelas dia saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (23/9).

Ibrahim mengatakan semakin dekatnya kehadiran vaksin anti Corona di ruang lingkup masyarakat global akan menciptakan suatu kepastian dalam berinvestasi. Sehingga wajar jika pelaku pasar mulai beralih ke instrumen investasi lainnya, seperti saham dan obligasi.

"Artinya kan, sektor investasi logam mulia mulai berkurang peminatnya. Dengan adanya vaksin orang akan lebih ke arah saham dan obligasi lagi," ujar dia.

Selain itu, anjloknya harga emas dunia juga dipengaruhi oleh penguatan indeks dollar. "Hal ini dipengaruhi optimisme Federal Reserve Amerika Serikat (AS) atas kebijakannya menurunkan suku bunga hingga 2023 ketika pasar tenaga kerja mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi berada di jalur untuk melebihi target inflasi 2 persen," imbuh dia.

Oleh karena itu, harga emas diproyeksi bakal mengalami tren penurunan kedepannya. Seperti bulan September ini emas berpeluang turun ke angka USD 1.919 per ounce, kemudian merosot ke USD 1.860 hingga USD 1.794 di kuartal IV.

"Peluang harga emas internasional terjun bebas ke USD 1.919, USD 1.860 dan USD 1.794 sangat besar sekali. Angka tersebut sesuai dengan data teknikal (W1) di metatrader," terangnya.

Sehingga, tutup Ibrahim, saat ini bukan waktu yang tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi logam mulia.

"Karena ada harapan akan di bawah Rp 1 juta (per gram). Jadi, jangan sampai menyimpan emas terlalu lama baiknya," tukasnya Ibrahim. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 24 September 2020

Rekomendasi Harga Emas 24 September 2020: Tren Naik Jangka Pendek Terancam Berhenti

 

PT Rifan Financindo Harga emas turun lagi pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat. Emas menyentuh kerendahan selama 6 minggu dan  berada dalam bahaya serius akan berakhirnya tren naik jangka pendek. Rally dari indeks dolar AS belakangan ini dan “rebound”nya pasar saham global pada pertengahan minggu adalah elemen “bearish” bagi pasar metal berharga.

Emas berjangka kontrak bulan Desember terakhir turun $33.40 pada $1,865.90 per ons. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada harga Rp 1.007.000,- per gram, turun Rp 2000,-

Tren naik harga emas mendapatkan perlawanan pada minggu ini. Pasar emas diserbu aksi jual bersamaan dengan turunnya pasar saham global pada hari Senin, namun emas tetap mengalami tekanan jual pada pertengahan minggu pada saat indeks saham dunia sudah bangkit kembali. Kelihatannya metal safe-haven memerlukan fundamental baru yang bisa memicu harga emas untuk lompat naik kembali. Dan hal ini bisa saja terjadi lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Baca Juga :


Pasar saham global kebanyakan menguat dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS dibuka naik dalam perdagangan sesi New York. Pada pertengahan minggu keengganan terhadap resiko dipasar berkurang dibandingkan dengan pada hari Senin.

Kongres AS pada hari Selasa meloloskan undang-undang pendanaan jangka pendek yang akan membuat pemerintah federal berjalan sampai awal Desember. Namun kelihatannya paket stimulus fiskal yang kedua tidak akan berhasil lolos sebelum pemilihan Presiden pada bulan November.

Di Inggris, Poundsterling tertekan karena meningkatnya ketakutan pasar akan lockdown kedua di Inggris dengan PM Boris Johnson mengumumkan peraturan baru untuk mengekang kenaikan kasus coronavirus dan memperingati akan mengambil langkah restriksi yang lebih besar apabila tidak ada kemajuan dalam situasi pandemik.

Di Eropa, PMI komposit untuk bulan September muncul di 53.7 dibandingkan dengan 51.7 pada bulan Agustus  dan lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 51.5. Pertumbuhan di dalam sektor manufaktur yang lebih bagus ini dipimpin oleh Jerman namun dampaknya terhapus oleh penurunan di sektor jasa karena restriksi Covid – 19.

IHS Markit sementara PMI manufaktur AS untuk bulan September naik ke 53.5 dari bulan Agustus di 53.1 selain itu lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 52.5. Sentimen di sektor manufaktur ini berada pada level tertingginya selama 20 tahun. Sementara PMI jasa hanya turun sedikit di 54.6 dari sebelumnya di 55. Angka data ekonomi AS yang keluar ini membebani harga emas lebih dalam lagi.

Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,876.10 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,874.20 dan kemudian $1858.21 Sedangkan kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,900.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,909.00 dan kemudian $1,927.20. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800