Rifanfinancindo - Aksi jual tajam akan mulai terjadi pada awal pekan ini di wall street. Hal itu seiring Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menaikkan tarif pada barang-barang yang diimpor dari China.
Sentimen tersebut menimbulkan keraguan pada optimisme baru-baru ini kalau dua negara ekonomi terbesar dunia itu dekat dengan resolusi untuk negosiasi perdagangan.
Pada Minggu malam waktu setempat, bursa saham AS dengan indeks saham Dow Jones berjangka merosot lebih dari 400 poin.
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Indeks saham Nasdaq terdiri dari sejumlah saham teknologi akan terpukul seiring tingginya tarif terhadap produk China.
Harga minyak juga turun tajam pada Senin pagi di perdagangan Asia. Harga minyak mentah AS turun 2,83 persen menjadi USD 60,19 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent berjangka susut 2,48 persen menjadi USD 69,09 per barel.
Lewat akun media sosial Twitter, Donald Trump menulis status kalau selama 10 bulan, China telah membayar tarif sebesar 25 persen senilai USD 50 miliar untuk teknologi dan 10 persen pada barang lainnya senilai USD 200 miliar.
Pembayaran ini sebagian tanggung jawab atas hasil ekonomi kami yang luar biasa. 10 persen akan naik hingga 25 persen pada Jumat. USD 325 miliar barang tambahan yang dikirim kepada kami oleh China tetap tidak dibayar, tetapi akan segera dengan tingkat 25 persen.
Tarif yang dibayarkan ke AS berdampak kecil pada biaya produk, sebagian besar ditanggung oleh China. Kesepakatan perdagangan dengan China berlanjut, tetapi terlalu lambat. Karena mereka berusaha untuk menegosiasikan kembali. Tidak!.
Sentimen perang dagang tersebut menjadi kekhawatiran terhadap wall street. Apalagi indeks saham acuan di wall street sentuh rekor tertinggi.
"Pergantian sentimen lebih ketat seiring pembicaraan perdagangan China-AS dan Presiden menerapkan taktik keras, seperti dapat membuat koreksi pasar saham menjadi tajam," ujar Ekonom MUFG Union Bank, Chris Rupkey, seperti dikutip dari laman CNBC, Senin pekan ini.
Ia menambahkan, selama berminggu-minggu pasar telah terbuai dengan sentimen perang dagang AS-China yang mereda dan berpikir perjanjian sudah dekat. Akan tetapi, hal itu tidak lagi.
"Ini dapat menyebabkan pasar saham melemah dan mengirim risiko eksternal ke prospek ekonomi AS yang melonjak," kata dia.
Adapun saham-saham perusahaan AS dengan penjualan besar di China dapat alami kerugian pada Senin waktu setempat termasuk Apple. Selain itu juga Caterpillar dan Boeing juga bisa mendapatkan tekanan. Ditambah produsen chip dan Wynn Resorts juga akan terkena dampaknya. Rifanfinancindo.
Sumber : Liputan 6