English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 04 Februari 2019

Ringkasan Penggerak Pasar Forex Minggu Lalu

http://vibiznews.com/wp-content/uploads/2014/03/forex-1-696x441.jpg

PT Rifan Financindo - Kita perlu melihat pada event-event utama yang menggerakkan pasar minggu yang lalu supaya bisa mengikuti perkembangan kenaikan atau penurunan yang terjadi dari indikator utama yang ada dalam kalender forex dan memiliki pandangan kedepan.

The Fed sedang menghentikan kenaikan tingkat bunganya dan sekarang menjamin kesabaran, membuat kebijakan sabar menjadi resmi. FOMC juga terbuka untuk memodifikasi program pengurangan neraca. Ini membuat dolar AS turun. Pergerakan ini datang mengatasi perlambatan Cina, penutupan pemerintah AS dan juga Brexit.

Baca Juga :
 
Parlemen Inggris menginstruksikan pemerintah untuk menegosiasi ulang penghalang Irlandia yang kontroversial dan juga menuntut keluarnya Inggris dari Uni Eropa dengan suatu kesepakata, meskipun tidak dengan cara yang mengikat. Uni Eropa menolak pembicaraan yang baru. Sementara jam terus berjalan kearah tanggal 29 Maret, dan opsi standard “Hard” Brexit. Itali secara resmi masuk resesi dan kejatuhan di dalam penjualan eceran tidak menolong juga.

Hal-hal yang positip yang terjadi pada minggu lalu:
  1. The Fed berbalik, Jerome Powell menyatakan kekuatirannya akan volatilitas pasar.
  2. Nonfarm payrolls naik 304.000 m/o/m, hampir dua kali daripada yang diperkirakan sebesar 158.000;
  3. New home sales naik menjadi 657.000 pada bulan November, lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebesar 560.000.
  4. Payrolls swasta naik menjadi 213.000, lebih tinggi daripada yang diperkirakan 174.000.
  5. PMI manufacturing index meningkat ke 54.9 pada bulan Januari, naik dari sebelumnya 53.8.
  6. Construction spending meningkat 0.8% m/o/m, naik dari sebelumnya penurunan 0.1%.
  7. ISM mfg index naik 56.6, lebih tinggi daripada yang diperkirakan 54.0.
Hal-hal yang negatip yang terjadi pada minggu yang lalu:
  1. Penutupan pemerintah berikutnya tinggal dua minggu lagi;
  2. Tingkat pengangguran meningkat ke 4.0%, naik sedikit dari sebelumnya 3.9%. 
  3. Same store sales hanya naik 5.8 % w/o/w, turun dari sebelumnya kenaikan sebesar 7.0%
  4. Home mortgage applications jatuh ke 2.0% w/o/w.
  5. Pending home sales turun 2.2% m/o/m, lebih rendah daripada yang diperkirakan kenaikan sebesar 0.3%.
  6. Jobless claims naik 53.000 w/o/w, dari 200.000 menjadi 253.000.
  7. Consumer confidence jatuh ke 120.0 pada bulan Januari, turun dari sebelumnya 126.6. PT Rifan Financindo.

Sumber : Vibiznews

Jumat, 01 Februari 2019

Dolar AS Keluar Dari Jurang Terburuk 3 Pekan



Rifanfinancindo - Mengakhiri perdagangan forex hari Kamis beberapa saat lalu di hari Jumat (1/02) dolar AS berhasil keluar dari posisi terburuknya dalam 3 pekan dengan kenaikan yang tipis terhadap rival-rival utamanya kecuali terhadap yen dan aussie dolar. Aussie rally oleh perkembangan terbaru perbincangan perdagangan AS-China.

Kurs aussie dalam pair AUDUSD melaju ke puncak tertingginya dalam 9 pekan oleh kuatnya sentimen positif  pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He yang berusaha mencapai kesepakatan dan akan meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.


Presiden Trump mengatakan bahwa negosiasi perdagangan antara kedua negara berjalan dengan baik dan bahwa Cina ingin membuat kesepakatan. Dia juga mentweeted bahwa kesepakatan akhir akan meninggalkan tidak ada yang belum terselesaikan tetapi tawar-menawar hanya bisa dilakukan setelah dia bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping.

Baca Juga :

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatannya terhadap semua rival utamanya di akhir sesi Amerika berada di posisi 95.55 atau menguat sekitar 0,12 persen dari akhir perdagangan sebelumnya. Indeks sempat menyentuh posisi tinggi di 95.62 dan turun ke posisi terendah dalam 3 pekan yaitu di 95.16.

Terjunnya dolar ke posisi terendah 3 pekan tersebut dipicu oleh pernyataan dovish dari Federal Reserve AS mengakibatkan dolar kehilangan kekuatan terhadap rivalnya. Fed menyatakan akan bersabar untuk normalisasi kebijakan moneter selanjutnya.

Terhadap Yen Jepang, dolar melemah ke level terendah dua minggu dan ditutup turun 0,04 persen. Demikian terhadap aussie dolar anjlok sekitar 0,2 persen. Namun terhadap Euro, dolar menguat sekitar 0,3% dan terhadap Pound Sterling Inggris naik 0,05%.

Dalam berita ekonomi hari ini, sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim pengangguran awal melonjak hingga 253.000 dalam pekan yang berakhir 26 Januari, meningkat 53.000 dari tingkat revisi 200.000 minggu sebelumnya.
Dengan kenaikan yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan, klaim pengangguran mencapai level tertinggi sejak mencapai 254.000 pada September 2017.

Sementara itu, laporan terpisah dari Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan rumah baru meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan November. Laporan itu mengatakan penjualan rumah baru melonjak 16,9% ke tingkat tahunan 657.000 pada November setelah turun 8,3% ke tingkat revisi 562.000 pada Oktober. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 31 Januari 2019

Pasar Wall Street Dan Asia Dorong IHSG Dibuka Naik Pagi Ini



RIfan Financindo - Awal pekan ini Bursa Efek Indonesia dibuka naik ke 6491.39, lebih tinggi 27.2 poin dari penutupannya kemarin sore. Demikian juga dengan indeks LQ45 dibuka menguat hampir 7 poin ke 1030.35.

Bursa-bursa saham di Asia pagi ini dibuka menguat bahkan melesat ke level tertinggi empat bulan pada hari Kamis ini, mengikuti jejak Wall Street yang menguat setelah Federal Reserve berjanji untuk bersabar dalam menyesuaikan kisaran target suku bunga yang sesuai di masa yang akan datang.





Baca Juga :

Seperti diketahui Federal Open Market Committee (FOMC) mempertahankan suku bunga acuan AS di kisaran 2.25% – 2.5%. Keputusan mempertahankan tingkat suku bunga acuan ini menegaskan prediksi bahwa The Fed akan mengubah kebijakan moneternya yang selama tiga tahun terakhir cenderung ketat. Keputusan ini langsung mengangkat Wall Street tadi malam.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik ke level tertinggi sejak 4 Oktober dan terakhir naik 0.4%. Indeks Jepang Nikkei225 naik 1.4%. sementara KOSPI Korea Selatan naik 0.7%. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 30 Januari 2019

Pelemahan IHSG Masih Berlanjut, Cermati 8 Saham Ini

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

PT Rifan Financindo - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih tertekan pada perdagangan saham hari ini. Performa IHSG tetap diperkirakan terkoreksi dengan diperdagangkan pada kisaran 6.371-6.459.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi menjelaskan, pelemahan indeks pada hari ini masih belum bisa terelakan. Efek masih menunjukan tren penurunan (bearish).

"Untuk besok, IHSG masih bearish atau turun di rentang support dan resistance pada level 6.385-6.460," ujarnya kepada Liputan6, Rabu (30/1/2019).

Baca Juga :

Dia menambahkan, dari perspektif global, perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China dan pengumuman the FED masih menghiasi pola gerak indeks hari ini.

Sementara itu, di tengah penantian laporan laba perusahaan tahun 2018, sentimen pasar global masih diliputi keterbatasan katalis positif. Oleh sebab itu, pelamahan lanjutan diperkirakan masih akan terjadi sampai dengan hari ini.

"Teknikalnya, indeks memang mengkonfirmasi bergerak melemah. IHSG akan bergerak terkoreksi pada rentang 6.371-6.459," ungkap Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat.
Dengan kondisi indeks yang diprediksi akan berada pada ruang zona negatif, Rovandi menganjurkan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sedangkan Lanjar menyarankan saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO). PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 29 Januari 2019

Dibayangi Aksi Ambil Untung, IHSG Bakal Menguat Terbatas

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

Rifanfinancindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak menguat terbatas pada perdagangan saham Selasa. Indeks diprediksi melaju terbatas seiring aksi profit taking dari investor asing.

Managing Director Jagartha Advisors FX Iwan mengungkapkan, IHSG berpotensi bergerak terbatas didukung dari pembelian bersih asing sepanjang pekan lalu. Adapun indeks hari ini, kata dia, kemungkinan diperdagangkan pada level 6.350-6.570.

"Untuk pekan ini, sentimen atau fokus akan tertuju pada perkembangan rilis data di Amerika Serikat (AS) terkait data unemployment dan payroll. Kemudian juga keputusan the Fed terkait tingkat suku bunga," kata dia kepada Liputan6, Selasa (29/1/2019).

Baca Juga :

Prediksi ini berlawanan dengan Binaartha Sekuritas. Head of Research Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan meramalkan IHSG akan cenderung tertekan hari ini.

Menurutnya, secara teknikal, potensi indeks untuk tertekan terlihat dari terbentuknya pola bearish engulfing. Indeks diasosiasikan melemah melihat pergerakannya yang mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari atau lebih dikenal moving average (MA5).

"Oleh sebab itu, IHSG akan cenderung kembali tertekan pada hari ini. Indeks akan melanjutkan pelemahan pada support dan resistance di level 6.397-6.531," ujarnya.


Untuk saham moncer, pada kondisi seperti ini, saham dengan kapitalisasi besar dianjurkan Iwan untuk diincar investor saat kembali ke pasar domestik.

Saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), serta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan Nafan menyarankan saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), serta PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP). Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 28 Januari 2019

Kondisi Forex Awal Sesi Asia 28/01: Dolar AS Masih Terperosok



Rifan Financindo - Memulai perdagangan forex sesi Asia awal pekan hari Senin (28/01) posisi dolar AS terhadap banyak rival utamanya masih lemah melanjutkan perdagangan akhir pekan lalu. Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya terpantau dibuka lebih rendah dari penutupan akhir pekan lalu.

Dolar AS melemah akhir pekan lalu oleh spekulasi pasar bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan komite kebijakan (FOMC) pekan ini. Setelah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun lalu, bank sentral Amerika sudah mengumumkan sebelumnya ada dua kenaikan lagi pada 2019. Namun komentar selanjutnya dari beberapa pejabat Fed menyarankan kemungkinan jeda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Melihat kondisi fundamental rivalnya, euro akhir pekan lalu bangkit dan naik sekitar 1% dari posisi sebelumnya yang anjlok ke posisi terendah dalam 7 pekan  setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan ekonomi zona euro mungkin melihat penurunan yang nyata dalam waktu dekat.

Baca Juga :

Untuk poundsterling juga alami penguatan 1,05% terhadap dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang retreat di tengah laporan media bahwa UU kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May mungkin mendapat dukungan bersyarat dari Partai Serikat Buruh Demokratik Irlandia Utara.

Terhadap yen dalam pair USDJPY, yen menguat  tipis setelah perdagangan sebelumnya melemah oleh sentimen kuatnya perdagangan aset beresiko serta laporan tingkat maufaktur Tokyo yang mengecewakan.

Terhadap mata uang Australia – aussie, dolar AS anjlok setelah perdagangan sebelumnya aussie terjun ke posisi terendah dalam 3 pekan oleh berkembangnya ekspektasi pemangkasan RBA rate pasca kenaikan suku bunga hipotek oleh National Bank of Australia (NAB) kemarin. Karena pasar beranggapan  bahwa kenaikan hipotek suku bunga variabel kemungkinan akan menekankan perlambatan pasar perumahan yang memaksa RBA untuk menurunkan suku bunga.

Indeks dolar  yang mengukur kinerja mata uang terhadap enam mata uang utama, terlihat di posisi  95,76 atau anjlok sekitar 0,03 persen dari perdagangan akhir pekan lalu yang ditutup pada posisi 95.81.

Selain prospek jeda kenaikan suku bunga, berlarutnya kekhawatiran tentang masalah perdagangan AS-Cina dan penutupan sebagian pemerintah di AS yang memasuki hari ke-35, membebani dolar dan mendorong para pedagang untuk mencari tempat yang aman dari logam emas. Harga emas melonjak sekitar 1,5% akhir pekan lalu, yang  bergerak melewati posisi $1.300 per troy ons ke level terbaiknya sejak pertengahan Juni 2018. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 25 Januari 2019

Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global Picu Wall Street Ditutup Bervariasi

Perdagangan Saham dan Bursa

PT Rifan Financindo - Wall street ditutup bervariasi, dengan indeks S&P 500 naik lebih tinggi tetapi Dow melemah. Sementara indeks Nasdaq naik dipicu laju saham perusahaan pembuat chip.

Hal ini dipicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global dan sengketa perdagangan yang belum terselesaikan antara Amerika dan China, melemahkan serentetan laporan pendapatan perusahaan yang kuat.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 22,38 poin, atau 0,09 persen, menjadi 24.553,24. Sementara indeks S&P 500 naik 3,63 poin, atau 0,14 persen, menjadi 2.642,33 dan Nasdaq Composite bertambah 47,70 poin, atau 0,68 persen, menjadi 7.073,46.

Baca Juga :


Bursa saham AS kali ini dipengaruhi komentar Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, yang menyatakan jika AS dan China masih jauh dari mencapai kesepakatan perdagangan, yang mengurangi antusiasme investor. Ini meski penghasilan kuartal keempat perusahaan dilaporkan secara umum tumbuh positif.

"Apa yang kami lihat adalah kenaikan pendapatan yang positif diimbangi oleh risiko politik yang meningkat sangat cepat," kata Wakil Ketua dan Kepala Strategi Pasar Bruderman Asset Management Oliver Pursche, di New York.

Dia mengatakan jika awalnya masih ada harapan terkait sengketa dagang. "Tetapi kemudian sekretaris perdagangan mengatakan bahwa kita terpisah satu sama lain dalam kesepakatan perdagangan China dan ini meniadakan hal positif itu," tambah dia.

Adapun perusahaan pembuat chip memimpin kenaikan Nasdaq. Xilinx Inc dan Lam Research Corp melaporkan hasil kuartalan yang mengalahkan ekspektasi analis. Texas Instruments Inc, membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan.

Kemudian Philadelphia SE Semiconductor Index, di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir setelah Apple Inc memperingatkan berkurangnya permintaan smartphone. Ini terlihat dari kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 26 Desember, mencapai 5,7 persen.

Namun, bahkan dalam menghadapi hasil perusahaan yang optimis, kekhawatiran seputar tarif dan penutupan pemerintah federal terpanjang dalam sejarah membebani investor.

"Saat ini pasar akan tetap dalam kisaran perdagangan yang relatif ketat sampai mereka mendapatkan berita yang lebih baik. Saat ini tidak ada alasan untuk menjual tetapi juga tidak ada alasan untuk membeli," tambah Pursche.

Di sisi lain, maskapai penerbangan komersial American Airlines Group Inc, Southwest Airlines Co dan JetBlue Airways Corp, melaporkan pendapatan triwulanan yang melampaui perkiraan konsensus di tengah meningkatnya tekanan terkait dengan penutupan pemerintah. Indeks S&P 500 Airlines tercatat naik 3,3 persen.

Union Pacific Corp juga melaporkan laba yang mengejutkan. Operator kereta api, bersama dengan perusahaan penerbangan dan perusahaan lain, adalah konstituen dari indeks Transportasi Dow Jones yang diawasi ketat, mengakhiri sesi dengan naik 1,1 persen.

Pada musim pelaporan kuartal keempat ini berjalan lancar. Dengan hampir seperlima perusahaan S&P 500 yang melaporkan pendapatannya, sebesar 75,3 persen telah melampaui estimasi. Analis melihat pertumbuhan laba S&P mencapai 14,2 persen untuk kuartal ini.

Saham Textron Inc melonjak 5,6 persen setelah mengalahkan estimasi laba analis dan memperkirakan laba 2019 lebih baik dari perkiraan.

Namun, saham perusahaan pertambangan Freeport-McMoRan Inc turun 13,1 persen setelah kehilangan ekspektasi laba kuartal keempat karena jatuhnya harga tembaga.

Kali ini, volume perdagangan saham AS mencapai 6,94 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,88 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800