English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 30 Januari 2019

Pelemahan IHSG Masih Berlanjut, Cermati 8 Saham Ini

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

PT Rifan Financindo - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih tertekan pada perdagangan saham hari ini. Performa IHSG tetap diperkirakan terkoreksi dengan diperdagangkan pada kisaran 6.371-6.459.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi menjelaskan, pelemahan indeks pada hari ini masih belum bisa terelakan. Efek masih menunjukan tren penurunan (bearish).

"Untuk besok, IHSG masih bearish atau turun di rentang support dan resistance pada level 6.385-6.460," ujarnya kepada Liputan6, Rabu (30/1/2019).

Baca Juga :

Dia menambahkan, dari perspektif global, perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China dan pengumuman the FED masih menghiasi pola gerak indeks hari ini.

Sementara itu, di tengah penantian laporan laba perusahaan tahun 2018, sentimen pasar global masih diliputi keterbatasan katalis positif. Oleh sebab itu, pelamahan lanjutan diperkirakan masih akan terjadi sampai dengan hari ini.

"Teknikalnya, indeks memang mengkonfirmasi bergerak melemah. IHSG akan bergerak terkoreksi pada rentang 6.371-6.459," ungkap Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat.
Dengan kondisi indeks yang diprediksi akan berada pada ruang zona negatif, Rovandi menganjurkan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sedangkan Lanjar menyarankan saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO). PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 29 Januari 2019

Dibayangi Aksi Ambil Untung, IHSG Bakal Menguat Terbatas

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

Rifanfinancindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak menguat terbatas pada perdagangan saham Selasa. Indeks diprediksi melaju terbatas seiring aksi profit taking dari investor asing.

Managing Director Jagartha Advisors FX Iwan mengungkapkan, IHSG berpotensi bergerak terbatas didukung dari pembelian bersih asing sepanjang pekan lalu. Adapun indeks hari ini, kata dia, kemungkinan diperdagangkan pada level 6.350-6.570.

"Untuk pekan ini, sentimen atau fokus akan tertuju pada perkembangan rilis data di Amerika Serikat (AS) terkait data unemployment dan payroll. Kemudian juga keputusan the Fed terkait tingkat suku bunga," kata dia kepada Liputan6, Selasa (29/1/2019).

Baca Juga :

Prediksi ini berlawanan dengan Binaartha Sekuritas. Head of Research Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan meramalkan IHSG akan cenderung tertekan hari ini.

Menurutnya, secara teknikal, potensi indeks untuk tertekan terlihat dari terbentuknya pola bearish engulfing. Indeks diasosiasikan melemah melihat pergerakannya yang mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari atau lebih dikenal moving average (MA5).

"Oleh sebab itu, IHSG akan cenderung kembali tertekan pada hari ini. Indeks akan melanjutkan pelemahan pada support dan resistance di level 6.397-6.531," ujarnya.


Untuk saham moncer, pada kondisi seperti ini, saham dengan kapitalisasi besar dianjurkan Iwan untuk diincar investor saat kembali ke pasar domestik.

Saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), serta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan Nafan menyarankan saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), serta PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP). Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 28 Januari 2019

Kondisi Forex Awal Sesi Asia 28/01: Dolar AS Masih Terperosok



Rifan Financindo - Memulai perdagangan forex sesi Asia awal pekan hari Senin (28/01) posisi dolar AS terhadap banyak rival utamanya masih lemah melanjutkan perdagangan akhir pekan lalu. Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya terpantau dibuka lebih rendah dari penutupan akhir pekan lalu.

Dolar AS melemah akhir pekan lalu oleh spekulasi pasar bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan komite kebijakan (FOMC) pekan ini. Setelah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun lalu, bank sentral Amerika sudah mengumumkan sebelumnya ada dua kenaikan lagi pada 2019. Namun komentar selanjutnya dari beberapa pejabat Fed menyarankan kemungkinan jeda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Melihat kondisi fundamental rivalnya, euro akhir pekan lalu bangkit dan naik sekitar 1% dari posisi sebelumnya yang anjlok ke posisi terendah dalam 7 pekan  setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan ekonomi zona euro mungkin melihat penurunan yang nyata dalam waktu dekat.

Baca Juga :

Untuk poundsterling juga alami penguatan 1,05% terhadap dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang retreat di tengah laporan media bahwa UU kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May mungkin mendapat dukungan bersyarat dari Partai Serikat Buruh Demokratik Irlandia Utara.

Terhadap yen dalam pair USDJPY, yen menguat  tipis setelah perdagangan sebelumnya melemah oleh sentimen kuatnya perdagangan aset beresiko serta laporan tingkat maufaktur Tokyo yang mengecewakan.

Terhadap mata uang Australia – aussie, dolar AS anjlok setelah perdagangan sebelumnya aussie terjun ke posisi terendah dalam 3 pekan oleh berkembangnya ekspektasi pemangkasan RBA rate pasca kenaikan suku bunga hipotek oleh National Bank of Australia (NAB) kemarin. Karena pasar beranggapan  bahwa kenaikan hipotek suku bunga variabel kemungkinan akan menekankan perlambatan pasar perumahan yang memaksa RBA untuk menurunkan suku bunga.

Indeks dolar  yang mengukur kinerja mata uang terhadap enam mata uang utama, terlihat di posisi  95,76 atau anjlok sekitar 0,03 persen dari perdagangan akhir pekan lalu yang ditutup pada posisi 95.81.

Selain prospek jeda kenaikan suku bunga, berlarutnya kekhawatiran tentang masalah perdagangan AS-Cina dan penutupan sebagian pemerintah di AS yang memasuki hari ke-35, membebani dolar dan mendorong para pedagang untuk mencari tempat yang aman dari logam emas. Harga emas melonjak sekitar 1,5% akhir pekan lalu, yang  bergerak melewati posisi $1.300 per troy ons ke level terbaiknya sejak pertengahan Juni 2018. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 25 Januari 2019

Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global Picu Wall Street Ditutup Bervariasi

Perdagangan Saham dan Bursa

PT Rifan Financindo - Wall street ditutup bervariasi, dengan indeks S&P 500 naik lebih tinggi tetapi Dow melemah. Sementara indeks Nasdaq naik dipicu laju saham perusahaan pembuat chip.

Hal ini dipicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global dan sengketa perdagangan yang belum terselesaikan antara Amerika dan China, melemahkan serentetan laporan pendapatan perusahaan yang kuat.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 22,38 poin, atau 0,09 persen, menjadi 24.553,24. Sementara indeks S&P 500 naik 3,63 poin, atau 0,14 persen, menjadi 2.642,33 dan Nasdaq Composite bertambah 47,70 poin, atau 0,68 persen, menjadi 7.073,46.

Baca Juga :


Bursa saham AS kali ini dipengaruhi komentar Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, yang menyatakan jika AS dan China masih jauh dari mencapai kesepakatan perdagangan, yang mengurangi antusiasme investor. Ini meski penghasilan kuartal keempat perusahaan dilaporkan secara umum tumbuh positif.

"Apa yang kami lihat adalah kenaikan pendapatan yang positif diimbangi oleh risiko politik yang meningkat sangat cepat," kata Wakil Ketua dan Kepala Strategi Pasar Bruderman Asset Management Oliver Pursche, di New York.

Dia mengatakan jika awalnya masih ada harapan terkait sengketa dagang. "Tetapi kemudian sekretaris perdagangan mengatakan bahwa kita terpisah satu sama lain dalam kesepakatan perdagangan China dan ini meniadakan hal positif itu," tambah dia.

Adapun perusahaan pembuat chip memimpin kenaikan Nasdaq. Xilinx Inc dan Lam Research Corp melaporkan hasil kuartalan yang mengalahkan ekspektasi analis. Texas Instruments Inc, membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan.

Kemudian Philadelphia SE Semiconductor Index, di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir setelah Apple Inc memperingatkan berkurangnya permintaan smartphone. Ini terlihat dari kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 26 Desember, mencapai 5,7 persen.

Namun, bahkan dalam menghadapi hasil perusahaan yang optimis, kekhawatiran seputar tarif dan penutupan pemerintah federal terpanjang dalam sejarah membebani investor.

"Saat ini pasar akan tetap dalam kisaran perdagangan yang relatif ketat sampai mereka mendapatkan berita yang lebih baik. Saat ini tidak ada alasan untuk menjual tetapi juga tidak ada alasan untuk membeli," tambah Pursche.

Di sisi lain, maskapai penerbangan komersial American Airlines Group Inc, Southwest Airlines Co dan JetBlue Airways Corp, melaporkan pendapatan triwulanan yang melampaui perkiraan konsensus di tengah meningkatnya tekanan terkait dengan penutupan pemerintah. Indeks S&P 500 Airlines tercatat naik 3,3 persen.

Union Pacific Corp juga melaporkan laba yang mengejutkan. Operator kereta api, bersama dengan perusahaan penerbangan dan perusahaan lain, adalah konstituen dari indeks Transportasi Dow Jones yang diawasi ketat, mengakhiri sesi dengan naik 1,1 persen.

Pada musim pelaporan kuartal keempat ini berjalan lancar. Dengan hampir seperlima perusahaan S&P 500 yang melaporkan pendapatannya, sebesar 75,3 persen telah melampaui estimasi. Analis melihat pertumbuhan laba S&P mencapai 14,2 persen untuk kuartal ini.

Saham Textron Inc melonjak 5,6 persen setelah mengalahkan estimasi laba analis dan memperkirakan laba 2019 lebih baik dari perkiraan.

Namun, saham perusahaan pertambangan Freeport-McMoRan Inc turun 13,1 persen setelah kehilangan ekspektasi laba kuartal keempat karena jatuhnya harga tembaga.

Kali ini, volume perdagangan saham AS mencapai 6,94 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,88 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 24 Januari 2019

Rilis Laporan Keuangan Perusahaan Angkat Wall Street

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifanfinancindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat seiring rilis kinerja keuangan positif sehingga mendorong penguatan pada awal sesi perdagangan.

Namun, hal itu juga dibayangi kekhawatiran potensi penurunan ekonomi, perang dagang, dan penutupan pemerintahan AS terpanjang dalam sejarah.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 171,14 poin atau 0,7 persen ke posisi 24.575,62.

Baca Juga :


Indeks saham S&P 500 menguat 5,79 poin atau 0,22 persen ke posisi 2.638,69. Sementara itu, indeks saham S&P 500 bertambah  5,41 poin atau 0,08 persen ke posisi 7.025,77.

Indeks saham Dow Jones positif didorong dari rilis laporan keuangan International Business Machines (IBM), Procter and Gamble Co, United Technologies dan lainnya.

Padal awal perdagangan di wall street, optimisme terjadi tetapi dibayangi laporan, para pemimpin dan direksi perusahaan yang berkumpul di World Economic Forum di Davos, Swiss kehilangan kepercayaan pada kebijakan Presiden AS Donald Trump. Ini seiring efek dari kebuntuan perang dagang AS-China yang penjang menjadi terasa.

Ditambah ketidakpastian di AS. Tidak ada akhir dari penutupan pemerintahan AS dan menjadi yang terpanjang tampak di depan mata.

Penasihat ekonomi pemerintah AS, Kevin Hasset menuturkan, kemungkinan pertumbuhan ekonomi nol persen pada kuartal I 2019 jika shutdown atau pemberhentian pemerintah AS berlangsung hingga Maret.

Chief Investment Strategist SlateStone Wealth LLC, Robert Pavlik menuturkan, banyak orang mempertanyakan shutdown pemerintah AS. Kemudian pernyataan CEO mengenai perhatiannya terhadap kebijakan perdagangan. Hal itu membuat banyak orang tidak yakin apa yang terjadi dengan ekonomi global.

"Ini berhubungan dengan pelemahan kemarin. Orang tidak yakin. Pasar pun sudah jenuh beli dalam jangka pendek,” ujar Pavlik, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/1/2019).

Kinerja Saham
Di sisi lain, rilis kinerja keuangan perusahaan menjadi katalis positif untuk indeks saham acuan seperti Dow Jones.

IBM memberikan dorongan terbesar untuk indeks saham Dow Jones. Saham IBM naik 8,7 persen usai layanan cloud dan software membantu kenaikan laba di atas perkiraan analis dan menawarkan panduan lebih baik untuk perkiraan 2019.

Saham Procter and Gamble menguat 4 persen usai perseroan menaikkan perkiraan penjualan dalam setahun. Perseroan juga ambil keuntungan dari kenaikan harga dan permintaan yang kuat.

United Technologies melaporkan laba kuartal IV lebih baik dari perkiraan laba pada 2019. Saham United Technologies naik 5 persen.

Musim laporan kinerja kuartal IV 2018 berjalan baik. Dari 15 perusahaan  S&P 500 yang melaporkan kinerja, 77,6 persen membukukan kinerja mengalahkan perkiraan analis. Hal itu berdasarkan data Refinitiv. Analis perkirakan pertumbuhan pendapatan 14,2 persen pada kuartal IV 2018.

Saham Comcast Corp menguat 4,5 persen usai penyedia layanan kabel AS membukukan pendapatan lebih baik dari perkiraan dan dividen 10 persen.

Saham Kimberly-Clakr melemah 2,7 persen usai laporan laba kuartalan tak sesuai harapan. Ini seiring perseroan hadapi kenaikan biaya bahan baku dan dolar AS yang menguat.

Saham Tesla terpangkas 4,6 persen usai akan mengurangi jam produksi untuk mobil Model S dan X yang harganya lebih tinggi. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 23 Januari 2019

IHSG Dibuka Melemah, Sektor Keuangan Alami Penurunan Terbesar

Awal 2019 IHSG

Rifan Financindo - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona merah pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.185.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (23/1/2019), IHSG melemah 15,65 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.452,90. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih melemah 15,63 poin atau 0,24 persen ke level 6.452,93.

Indeks saham LQ45 turun 0,46 persen ke posisi 1.025,97. Sebagian besar indeks saham acuan memerah. Hanya ada dua yang mampu bergerak ppositif yaitu DBX dan Pefindo25.


Baca Juga :

Sebanyak 124 saham menguat tetapi tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Kemudian 85 saham melemah dan 113 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.463,35 dan terendah 6.450,43.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 22.991 kali dengan volume perdagangan 500 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 463,2 miliar. Investor asing jual saham Rp 14 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.185.

Sektor saham yang menghijau dan memerah sama-sama besar. Sektor saham keuangan turun 0,91 persen, dan bukukan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan melemah 0,50 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 0,40 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham CLAY melonjak 25 persen ke posisi 595 per saham, saham INPP meroket 24,42 persen ke posisi 1.070 per saham, dan saham CANI bertambah 19,05 persen ke 250 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan dan mendorong IHSG ke zona merah antara lain saham DART turun 14,63 persen ke posisi 280 per saham, saham BPTR susut 9,64 persen ke posisi 75 per saham, dan saham PICO melemah 6,43 persen ke posisi 262 per saham. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 22 Januari 2019

Laporan IMF Buat Saham-saham di Bursa Asia Banyak Yang Dijual



PT Rifan Financindo - Jelang akhir perdagangan saham bursa utama  kawasan Asia terpantau saham-saham banyak yang anjlok. Akibatnya indeks bursa utama tersebut bergerak di posisi yang lebih rendah dari perdagangan sebelumnya. Pemicu anjloknya saham-saham tersebut oleh kekhawatiran pasar akan pertumbuhan ekonomi global.

Kekhawatiran pasar mendapat sentimen laporan IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global.  Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan ekonomi dunia pada hari Senin. IMF mengurangi estimasi pertumbuhan global  yang menunjukka  bahwa momentum ekonomi yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir melambat.

Baca Juga :

Di wilayah kawasan China, indeks komposit Shanghai turun hampir 0,7 persen dengan indeks komposit Shenzhen turun 0,48 persen. Di bursa lainnya di Hong Kong, indeks Hang Seng  tergelincir 0,5 persen.

Anjloknya saham di bursa saham Jepang membuat indeks Nikkei 225 dan Topix turun masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,2 persen. Saham yang paling banyak ditekan yaitu saham kelas berat Fast Retailing, owner toko pakaian Uniqlo  tergelincir sekitar 0,3 persen.

Di bursa saham Korea Selatan, indeks Kospi  lebih rendah lebih dari 0,5 persen meskipun data pertumbuhan ekonomi negara itu untuk kuartal keempat 2018 dilaporkan  di atas ekspektasi.

Di bursa saham Australia, indeks ASX 200 turun sekitar 0,5 persen, meskipun sebagian besar sektor melihat kenaikan. Sektor keuangan yang sangat tertekan, saham ANZ tergelincir 1,49 persen, Commonwealth Bank of Australia turun 1,29 persen, Westpac turun 1,45 persen dan National Australia Bank merosot 1,32 persen.

Demikian juga dengan saham-saham di bursa saham Indonesia yang awal sesi dibuka dengan indeks alami penguatan namun kini terpantau indeks bergerak di area negatif dengan IHSG anjlok 0,41 persen. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800