English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 28 September 2017

Rencana Reformasi Pajak AS Angkat Bursa Asia



Rifanfinancindo - Sebagian besar bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu didorong wall street dan dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat.

Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,49 persen pada awal perdagangan. Hal itu didorong sektor saham minyak dan gas serta keuangan.

Sementara itu, indeks saham Australia naik 0,35 persen didorong sektor saham teknologi informasi dan utilitas. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,04 persen didorong saham produsen mobil.

Pelaku pasar mengantisipasi reformasi pajak oleh pemerintahan Donald Trump. Diperkirakan pajak korporasi bakal terpangkas menjadi 20 persen dari 35 persen. Kemudian, ada pula pengurangan pajak individu menjadi 35 persen dari 39,6 persen.

Investor pun merespons positif rencana tersebut. Reformasi pajak di AS menjadi sentimen positif di bursa saham AS. Indeks saham Dow Jones naik 0,25 persen atau 56,39 poin ke posisi 22.340.

Walau ada rasa optimisme di wall street, tetapi menimbulkan pertanyaan mengenai pendanaan bila pajak dipangkas.

"Ini tetap menjadi jalan panjang terutama untuk meminta persetujuan kongres," tulis Direktur Pelaksana FX Strategy BK Asset Management Kathy Lien seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis (28/9/2017).

Di pasar uang, indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 93,43 terhadap sejumlah mata uang. Dolar AS berada di posisi 112,76 terhadap yen. Adapun imbal hasil surat berharga AS naik menjadi 2,31 persen.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent melemah 0,33 persen menjadi US$ 57,71 per barel usai turun hampir satu persen. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) stabil di kisaran US$ 52,10. Rifanfinancindo.



Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Rabu, 27 September 2017

Sinyal Kenaikan Suku Bunga AS Menguat, Bursa Asia melemah



Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Rabu ini karena investor tengah mencerna pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed), Janet Yellen. Selain itu, ketegangan Korea Utara juga membebani bursa Asia.

Mengutip CNBC, Rabu (27/9/2017), Nikkei Jepang turun 0,41 persen di awal perdagangan meskipun nilai tukar yen melemah. Saham-saham industri otomotif dan keuangan tertekan.

Indeks Kospi Korea Selatan juga turun 0,03 persen di awal perdagangan, meskipun saham-saham di sektor teknologi terangkat. Samsung Electronics terpantau naik 0,58 persen dan SK Hynix menambah 0,61 persen.

Tak berbeda jauh, S&P/ASX 200 Australia mendapat tekanan. Indeks dibuka 0,06 persen di awal perdagangan karena tekanan dari saham-saham sektor teknologi informasi.

Pidato Janet Yellen pada Selasa kemarin dianggap memberikan angin segar terhadap rencana kenaikan suku bunga acuan. Dalam pidato tersebut, Yellen memberikan sinyal untuk tetap menaikkan suku bunga meskipun masih dihadapkan pada ketidakpastian global.

Namun Yellen memberikan catatan bahwa the Fed masih tetap menilai kekuatan pasar tenaga kerja dan inflasi. Paling tidak akan ada satu kenaikan suku bunga lagi sampai akhir tahun.

Sementara itu, penekan lain bursa Asia adalah pernyataan US Commerce Secretary Wilbur Ross yang memuji tindakan Tiongkok dengan menghentikan kegiatan bisnis dengan Korea Utara.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho menuding Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeklarasikan perang terhadap negaranya. Tak hanya itu, Ri Yong-ho menyatakan bahwa Pyongyang memiliki hak untuk menembak jatuh pesawat pengebom AS.

Pernyataan Ri tersebut adalah respons atas kicauan Trump di Twitter yang menyebutkan, "Kepemimpinan Korut tidak akan bertahan lebih lama jika mereka terus melanjutkan retorika." Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 26 September 2017

Ketegangan di Semenanjung Korea Bikin Bursa Asia Memerah


PT Rifan Financindo - Bursa Asia merosot sementara dolar tetap bertahan terhadap yen seiring meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Melansir laman Reuters, Selasa (26/9/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen pada awal perdagangan, menyusul kerugian di Wall Street.

Sementara saham Australia naik 0,1 persen, Korea Selatan turun 0,3 persen. Adapun ndeks saham Nikkei Jepang merosot 0,2 persen, tertekan penguatan yen.

Menteri luar negeri Korea Utara mengatakan, sebuah tweet dari Presiden Donald Trump merupakan sebuah deklarasi perang terhadap negaranya. Pyongyang memiliki hak untuk melakukan penanggulangan, termasuk menembak pembom AS meskipun mereka tidak berada di wilayah udaranya.

"Selain Korea Utara, penguatan yen mempengaruhi saham hari ini. Dan ada juga kinerja Apple yang buruk, setelah laporan tersebut mengatakan kepada pemasok untuk mengurangi pengiriman komponen," kata Norihiro Fujito, Ahli Strategi Investasi Senior Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Adapun saham Apple Inc (AAPL.O) turun 0,9 persen pada hari Senin setelah perusahaan dilaporkan meminta pemasok untuk mengurangi pengiriman suku cadang iPhone X.

Dolar sedikit turun terhadap yen di posisi 111,70. Ini memangkas posisi tertingginya dalam dua bulan pada pekan lalu di level 112,725.

Sementara Euro naik tipis setelah jatuh pada hari Senin menyusul kemenangan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Bursa Asia mengekor Wall Street yang sebelumnya merosot terpicu aksi jual saham teknologi yang membebani Nasdaq. Pernyataan terakhir Korea Utara tentang genderang perang ke Amerika Serikat (AS) turut menambah kehati-hatian di pasar.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 53,84 poin atau 0,24 persen menjadi 22.295,75. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 5,56 poin atau 0,22 persen menjadi 2.496,66 dan Nasdaq Composite turun 56,33 poin atau 0,88 persen menjadi 6.370,59.

Pasar bergejolak usai Menteri luar negeri Korea Utara mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negara tersebut. Korut merasa berhak mempertahankan diri, termasuk menembak pelaku bom AS meskipun mereka tidak berada di wilayah udaranya. PT Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Senin, 25 September 2017

Investor Mencerna Hasil Pemilu Jerman, Bursa Asia Menguat



Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Senin. Investor tengah mencerna hasil pemilihan umum di Jerman dan juga Selandia Baru.

Mengutip CNBC, Senin (25/9/2017), indeks Nikkei Jepang naik 0,59 persen di awal perdagangan didorong oleh kenaikan saham-saham produsen mobil dan keuangan. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik tipis 0,7 persen setelah mengalami tekanan selama empat hari berturut-turut pada pekan kemarin.

Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia juga menguat 0,32 persen karena dorongan saham-saham di sektor finansial dan energi.

Hasil penghitungan suara menunjukkan, Angela Merkel, terpilih untuk keempat kalinya sebagai Kanselir Jerman. Dalam hitung cepat, Persatuan Demokratik Kristen Jerman (CDU) meraih 32,8 persen.

Sementara Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) dan Alternatif untuk Jerman (AfD) masing-masing memperoleh 20,4 persen dan 13 persen. Pelaku pasar sedang melihat pengaruh kebijakan-kebijakan yang kemungkinan akan diambil oleh Merkel terhadap bursa di Asia.

Di Selandia Baru juga tengah mengadakan pemilihan umum. Partai Nasional pimpinan Perdana Menteri Selandia Baru Bill English memenangkan pemilihan umum di Selandia Baru.

Sayangnya, jumlah suara yang didapatkan tidak cukup untuk membentuk sebuah pemerintahan tanpa bantuan dari partai politik lain. Oleh karena itu, pelaku pasar sedang melihat sinyal-sinyal bentuk pemerintahan ke depannya.

Di Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat lalu bergerak positif. S&P 500 ditutup naik tipis meski saham Apple turun. Hal ini dipicu, kekhawatiran soal proposal UU Kesehatan AS mulai mereda, begitu juga investor yang mulai menurunkan perhatiannya pada Korea Utara.

"Penghapusan UU kesehatan, fakta bahwa dampak pasar Korea Utara semakin berkurang dan pergerakan Russell 2000," kata Michael Antonelli, managing director, institusional penjualan di Robert W Baird di Milwaukee. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Jumat, 22 September 2017

Peringkat Utang China Terpangkas, Bursa Asia Melemah


Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Akan tetapi, ada peluang menguat didukung pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Sebelumnya indeks saham acuan ini sempat naik ke level tertinggi dalam 10 tahun pada perdagangan saham Selasa.

Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,15 persen. Indeks saham Australia menguat 0,1 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,7 persen.

"Sulit untuk menghadapi keputusan mengenai rencana the Federal Reserve hingga mulai mengurangi neraca keuangan. Pasar pun mengukur dampaknya," ujar Kota Hirayama, Ekonom Senior SMBC Nikko Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (22/9/2017).

Ia menambahkan, faktor fundamental terus mendukung pasar negara berkembang termasuk di kawasan Asia. Hal itu terjadi meski the Federal Reserve menunjukkan sikap yang menimbulkan ketidakpastian ke depan.

Selain itu, pasar juga fokus terhadap penurunan peringkat kredit China. Lembaga pemeringkat internasional S&P menurunkan peringkat utang jangka panjang pemerintah China. Ini meningkatkan risiko. Hal ini juga pengaruhi bursa saham Asia.

Sebelumnya di bursa saham AS, indeks saham S&P 500 susut 0,3 persen. Indeks saham Dow Jones tergelincir 0,25 persen dan indeks saham Nasdaq melemah 0,5 persen.

Di pasar uang, dolar Amerika Serikat stabil di kisaran 112,44 terhadap yen. Euro stagnan di kisaran US$ 1,19. Sedangkan posisi indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama di kisaran 92,16. Harga minyak Brent naik 0,1 persen ke posisi US$ 56,50 per barel usai sentuh level tertinggi dalam lima bulan. Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Rabu, 20 September 2017

Bursa Asia Naik Tersengat Penguatan Wall Street



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia sebagian besar stabil pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali naik menjadi katalis positif untuk bursa saham Asia.

Akan tetapi, pergerakan bursa saham global cenderung terbatas. Pelaku pasar menunggu hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve.The Federal Reserve diperkirakan pertahankan suku bunga. Akan tetapi, bank sentral AS akan umumkan rencana pengurangan obligasi.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperkirakan turun 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei cenderung mendatar. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,2 persen.

Penguatan bursa saham Asia dapat dorongan dari wall street. Sektor saham keuangan mendorong penguatan tiga indeks acuan utama di wall street.

"Bursa saham cenderung stabil meski the Federal Reserve akan mengurangi kepemilikan obligasi dan menaikkan suku bunga. Namun, ada sejumlah spekulasi the Federal Reserve cenderung kurang agresif," ujar Soichiro Monji, Chief Strategist Daiwa SB Investments.

Sementara itu, di pasar uang, indeks dolar AS cenderung menguat ke level tertinggi dalam delapan minggu. Dolar AS sedikit berubah terhadap yen ke posisi 111,64.

Euro cenderung mendatar di posisi US$ 1,1992. Sedangkan indeks dolar AS bergerak naik menjadi 91,86 terhadap enam mata uang utama. Di pasar komoditas, harga minyak mentah Brent naik 0,45 persen menjadi US$ 55,38 per barel. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 19 September 2017

Jelang Pertemuan The Fed, Bursa Asia Menguat



Rifanfinancindo - Sebagian besar bursa saham di kawasan Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Investor mencari petunjuk jelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang berlangsung Selasa hingga Rabu waktu setempat.

Mengutip CNBC, Selasa (19/9/2017), indeks Nikkei Jepang naik 1,27 setelah sebelumnya libur nasional. Indeks Kospi melemah 0,03 persen di awal perdagangan. Saham-saham di sektor teknologi menjadi beban gerak indeks di Korea Selatan ini.

Sedangkan S&P/ASX 200 Australia menguat 0,28 persen. Indeks keuangan memimpin penguatan di awal perdagangan dengan naik 0,62 persen.

Investor sedang mencermati atau mencari petunjuk jelang rapat Bank Sentral AS. Sebagian besar analis memperkirakan bahwa the Fed akan membiarkan suku bunga tidak akan berubah melihat berbagai data-data ekonomi yang telah keluar.

Kebijakan yang sedang ditunggu adalah rencana the Fed untuk mengurang kepemilikan akan surat utang secara bertahap yang saat ini nilainya mencapai US$ 2,7 triliun.

"Spekulasi seputar pertemuan the Fed mendorong kenaikan dolar AS. Pelaku pasar saat ini sedang mengamati apakah mereka akan melepas aset yang dimiliki atau tidak," jelas ekonom senior ANZ, Felicity Emmett.

Di AS sendiri, Wall Street bergerak menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 63,01 poin atau 0,28 persen menjadi 22.331,35. S&P 500 menguat 3,64 poin atau 0,15 persen menjadi 2.503,87. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 6,17 poin atau 0,1 persen menjadi 6.454,64.

S&P 500 mampu menguat meskipun lima dari 11 sektor pembentuk indeks tersebut melemah.

Meningkatnya imbah hasil surat utang pemerintah AS mendorong penguatan saham-saham di sektor keuangan. Alasannya, peningkatan suku bunga cenderung mengangkat keuntungan industri perbankan. Rifanfinancindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800