English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 06 September 2017

Bursa Asia Tertekan Ikuti Wall Street



Rifanfinancindo Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Tekanan bursa saham Asia ini mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.

Tekanan bursa saham Asia diikuti  dengan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,15 persen. Indeks saham Jepang Nikkei susut 0,55 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,3 persen. Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,2 persen.

Masalah geopolitik di Korea Utara seiring uji coba nuklirnya masih membayangi bursa saham global. Mengutip laman Reuters, Rabu (6/9/2017), salah satu diplomat mengatakan kalau Pyongyang siap mengirim sejumlah "kejutan" ke Amerika Serikat.

Dengan sentimen itu, bursa saham Amerika Serikat juga tertekan. Indeks saham S&P 500 bahkan catatkan penurunan terbesar.

"Risiko yang berasal dari Semenanjung Korea memiliki dampak luas terutama di Asia Timur. Namun setelah beberapa hari dampaknya mulai memudar di wilayah lain seperti pasar negara berkembang," ujar Kota Hirayama, Ekonom SMBC Nikko Securities.

Investor dari pasar berkembang cenderung mengalihkan fokusnya ke pertemuan bank sentral Eropa dan Federal Reserve's Open Market Committee (FOMC).

"Aliran dana investor asing ke pasar negara berkembang telah menunjukkan tanda-tanda mereda akhir-akhir ini. Kebijakan moneter zona Euro dan Amerika Serikat bisa menjadi sangat penting untuk mempengaruhi arus dana ivnestor asing," jelas Hirayama.

Bank sentral Eropa akan mengadakan pertemuan kebijakan pada Kamis pekan ini. Investor ingin melihat bagaimana rencana pelonggaran kebijakan moneter bank sentral Eropa. Sedangkan the Federal Reserve akan melakukan pertemuan pada 19-20 September.

Di pasar uang, dolar Amerika Serikat melemah 0,2 persen ke level 108,630 terhadap yen. Indeks dolar AS sedikit berubah terhadap sejumlah mata uang utama. Sementara itu, euro naik 0,1 persen ke posisi US$ 1,1924.

Di pasar komoditas, harga emas bergerak menguat. Emas di pasar spot naik 0,2 persen ke posisi US$ 1.341,31 per ounce. Harga minyak Amerika Serikat susut 0,15 persen ke level US$ 48,58 per barel. Rifanfinancindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Selasa, 05 September 2017

Uji Coba Nuklir Korea Utara Masih Tekan Bursa Asia


Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Ketegangan di Semenanjung Korea membuat investor berhati-hati dalam bertransaksi.

Mengutip CNBC, Selasa (5/9/2017), Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,15 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan mampu menguat tipis 0,1 persen setelah pada sesi perdagangan sebelumnya ditutup turun lebih dari 1 persen.

Indeks S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,58 persen didorong oleh sektor energi dan utilitas. Saham dari bank-bank besar juga mengalami tekanan yang cukup dalam yang membuat sektor keuangan terjatuh 0,62 persen.

Ketegangan di Semenanjung Korea tetap menjadi fokus pelaku pasar pada perdagangan hari ini. Korea Utara pada akhir pekan lalu menguji bom hidrogen pada akhir pekan lalu.

Usai uji coba tersebut, Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) pun bereaksi. Korea Selatan langsung menggelang latihan militer. Presiden AS Donald Trump pun juga langsung melakukan pembicaraan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melalui telepon.

Dalam pembicaraan tersebut tema yang diperbincangkan antara lain rencana pembelian berbagai senjata produksi AS oleh Korea Selatan dengan nilai hingga miliaran dolar AS.

Pada Senin kemarin, Korea Selatan juga mengumumkan bahwa Korea Utara berencana kembali meluncurkan rudal balistik antar benua. Korea Selatan pun bersiap-siap untuk meluncurkan sistem anti rudal.

Perdagangan kemarin
Pada perdagangan kemarin, bursa Asia juga tertekan seiring pelaku pasar mengalihkan aset investasi lebih aman usai Korea Utara melancarkan uji coba bom. Faktor itu juga mendorong, harga emas, yen dan imbal hasil surat berharga menguat.

Penurunan bursa saham terbesar dialami bursa saham Korea Selatan. Sementara itu, bursa saham Jepang dan Australia juga tertekan.

Di pasar uang, yen dan swiss franc catatkan penguatan terbesar di antara mata uang utama lainnya usai Korea Utara menyatakan sukses melakukan uji coba bom. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 04 September 2017

IHSG Melemah Ikuti Bursa Asia






PT Rifan Financindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal pekan ini. Pelemahan laju IHSG ikuti bursa saham Asia yang tertekan.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (4/9/2017), IHSG tergelincir 5,84 poin atau 0,10 persen ke level 5.858,21. Sementara itu, pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG melemah terbatas 4,47 poin atau 0,08 persen ke level 5.859,5. Indeks saham LQ45 susut 0,24 persen. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 69 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 82 saham menguat. 87 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.861,60 dan terendah 5.849,34.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.762 kali dengan volume perdagangan saham 314 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 207 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 17,89 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.335.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor tambang naik 0,65 persen dan sektor saham pertanian mendaki 0,13 persen.

Sektor saham industri dasar susut 0,49 persen, dan alami penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan merosot 0,43 persen dan sektor shaam manufaktur tergelincir 0,31 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham CMPP mendaki 24,74 persen ke posisi Rp 474 per saham, saham PGLI menanjak 11,11 persen ke level Rp 170 per saham, dan saham PSBA melonjak 5,71 persen ke level Rp 222 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BBYB susut 7,89 persen ke level Rp 350 per saham, saham IIKP tergelincir 6,32 persen ke posisi Rp 356 per saham, dan saham FIRE merosot 6,06 persen ke level Rp 1.550 per saham.

Pada awal pekan ini, sebagian bursa saham Asia melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,43 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,60 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,89 persen, dan alami penurunan terbesar.

Selain itu, indeks saham Singapura merosot 0,43 persen. Indeks saham Shanghai naik 0,25 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,06 persen.

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik pada awal pekan ini. Rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) akan pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, rilis data ekonomi diperkirakan stabil. Ini dapat mendorong tingkat kepercayaan investor ke pasar modal Indonesia sebagai tujuan investasi yang menjanjikan.

"IHSG berpotensi menguat di kisaran 5.823-5.945," ujar William dalam ulasannya, Senin 4 September 2017.

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpeluang naik di kisaran 5.825-5.890. PT Rifan Financindo.

Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Kamis, 31 Agustus 2017

Bursa Asia Naik Terdorong Revisi Pertumbuhan Ekonomi AS



Rifanfinancindo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu didorong kepercayaan diri investor seiring data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang optimistis. Kepercayaan investor ini di tengah ketegangan usai Korea Utara luncurkan rudal.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen. Sepanjang Agustus 2017, indeks saham acuan regional tersebut sudah menguat 0,6 persen. Penguatan indeks saham MSCI Asia Pasifik didorong indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,6 persen, menuju ke level terbaiknya dalam dua minggu ini.

Indeks saham Jepang Topix mendaki 0,5 persen. Indeks saham Australia menguat 0,3 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi sedikit berubah.

Penguatan bursa saham Asia tersebut didorong dari bursa saham AS atau wall street menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat. Hal itu lantaran ekonomi AS yang direvisi naik tiga persen pada kuartal II 2017. Pertumbuhan ekonomi didorong belanja konsumen dan investasi bisnis yang kuat.

Data ekonomi AS itu membantu mengalihkan pasar dari ketegangan di semenanjung Korea dan mengangkat dolar AS. Di pasar uang, indeks dolar AS turun tipis ke level 92,92. Dolar AS melambung ke 110,43 per yen. Sedangkan euro melemah ke level US$ 1,189. Penurunan euro ini terbebani oleh spekulasi bank sentral Eropa.

"Pertemuan bank sentral Eropa akan dimulai pekan depan, dan ada peningkatan risiko intervensi verbal dari Mario Draghi," ujar Analis Deutsche Bank George Saravelos seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (31/8/2017).

Di pasar komoditas, harga minyak naik seiring banjir dan kerusakan dari Badai Harvey. Hal ini mengingat seperempat kapasitas kilang AS tutup sehingga membatasi permintaan minyak mentah.

Sedangkan harga emas dalam kondisi terkendali di kisaran US$ 1.308,01 per ounce. Kenaikan dolar AS cukup menekan harga emas pada perdagangan sebelumnya. Rifanfinancindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Rabu, 30 Agustus 2017

Bursa Asia Menghijau, Investor Tak Lagi Khawatir soal Rudal Korut


Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka di zona hijau membuntuti penguatan yang ditorehkan Wall Street. Kekhawatiran terhadap uji coba rudal Korea Utara (Korut) sepertinya telah berangsur turun.

Mengutip CNBC, Rabu (30/8/2017), indeks Nikkei Jepang menguat 0,56 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan juga naik tipis 0,05 persen ditopang penguatan saham-saham di sektor teknologi.

Pada perdagangan sebelumnya, saham-saham di sektor teknologi di Kospi melemah karena aksi jual usai peluncuran rudal oleh Korea Utara. Saham Samsung naik 0,43 persen dan SK Hynix menguat 1,33 persen.

Di Australia, S&P/ASX 200 juga menguat 0,22 persen didorong oleh saham-saham di sektor keuangan.

Penguatan bursa Asia ini mengikuti kenaikan yang dibukukan bursa Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan Selasa, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 56,97 poin atau 0,26 persen menjadi 21.865,37. S&P 500 naik 2,06 poin atau 0,08 persen menjadi 2.446,3. Nasdaq Composite menambahkan 18,87 poin atau 0,3 persen menjadi 6.301,89.

Pada perdagangan Selasa kemarin, bursa Asia tertekan cukup dalam usai peluncuran rudal balistik Korea Utara. Namun kemudian saham-saham di kawasan Asia berhasil pulih kembali.

"Risiko dari sentimen yang membayangi pasar usai peluncuran rudal dari Korea Utara tidak berlangsung 24 jam," kata Director of Economics National Australia Bank, David de Garis.

Untuk diketahui, Korea Utara meluncurkan misil yang diduga Hwasong-12 ke arah Samudra Pasifik, melintasi langit Jepang, pada Selasa, 29 Agustus 2017, pukul 5.58 waktu Pyongyang.

Pada perdagangan hari ini, pelaku pasar di bursa Asia lebih memperhatikan rencana reformasi perpajakan yang sedang diusulkan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Presiden Trump saat kampanyenya memang berjanji akan memberikan pelonggaran kebijakan fiskal guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Pelonggaran itu berupa penurunan pajak baik untuk individu maupun perusahaan. Saat ini, rencana tersebut sedang digodok pemerintah dan akan segera diusulkan di parlemen. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 29 Agustus 2017

Korut Tembakkan Rudal ke Jepang Seret Bursa Asia Jatuh


PT Rifan Financindo - Bursa Asia tumbang mengekor Wall Street terpicu ketegangan politik usai Korea Utara melepaskan sebuah rudal ke wilayah utara Jepang. Sementara Yen melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan terhadap dolar AS akibat masalah ini.

Melansir laman Reuters, Selasa (29/8/2017), indeks S&P mini futures turun 0,85 persen. Sementara indeks Nikkei Jepang susut 0,7 persen ke level terendah dalam empat bulan. Adapun indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5 persen, membantu menurunkan indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang sebesar 0,3 persen.

Korea Utara menembakkan rudalnya pada Selasa dan mendarat di perairan Pasifik di wilayah utara Hokkaido antara Korea Selatan dan Jepang. Peluncuran ini meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Korea Utara telah melakukan puluhan uji coba rudal balistik di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un. "Tindakan sembrono Korea Utara adalah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, ini serius dan serius bagi negara kita," Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Awal bulan ini, Korea Utara mengancam akan menembakkan rudal ke laut dekat wilayah Guam AS setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Pyongyang akan menghadapi "api dan kemarahan" jika mengancam Amerika Serikat.

Perang kata-kata antara Trump dan Pyongyang menyebabkan alarm global dan mengguncang pasar keuangan.

"Rudal tersebut terbang melintasi Jepang kali ini, jadi implikasinya kemungkinan akan sedikit berbeda dari yang sebelumnya," kata Hirokazu Kabeya, Kepala Strategi Global Daiwa Securities.

Imbas dari kondisi ini, Yen naik 0,8 persen menjadi 108,33 terhadap dolar. Ini  tertinggi sejak April.

Yen cenderung mendapat keuntungan selama masa geopolitik atau tekanan keuangan karena Jepang adalah negara kreditur terbesar di dunia. Ada anggapan bahwa investor Jepang akan memulangkan dananya jika terjadi krisis. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 28 Agustus 2017

Usai Pidato Gubernur The Fed, Bursa Asia Tertekan





Rifanfinancindo - Sebagian besar bursa Asia bergerak di bawah tekanan pada pembukaan perdagangan Senin pekan ini. Pelemahan terjadi usai pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen pada Jumat lalu.


Mengutip CNBC, Senin (28/8/2017), Nikkei Jepang merosot 0,04 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,25 persen dipengaruhi pelemahan saham-saham teknologi.

Untuk saham S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,72 persen. Pendorong pelemahan bursa saham di Australia ini adalah saham-saham yang masuk di sektor keuangan yang turun 0,95 persen. Pasar saham Filipina tutup karena libur nasional.

Gubenur Bank Sentral AS Janet Yellen pada pidatonya di dalam pertemuan bank sentral dunia pada Jumat lalu tidak memberikan sinyal yang jelas mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan.

Yellen menyatakan bahwa reformasi yang telah dilakukan oleh bank sentral selama beberapa tahun terakhir telah membuat sistem keuangan menjadi lebih aman.

Seperti Yellen, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi menjelaskan bahwa kebijakan moneter di Eropa juga telah memberikan dasar kekuatan perekonomian di zona Eropa.

Saat ini, pelaku pasar sedang mencerna akibat dari Badai Harvey di Teluk AS. Shell dan Petrobras menjadi dua perusahaan yang menutup aktivitas kilang karena cuaca yang buruk tersebut. Penutupan tersebut bisa mempengaruhi saham di sektor energi. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800