English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 26 Juni 2017

Tahukah Anda Sejarah Pasar Komoditas Berjangka?

PT Rifan Financindo - Konsep dasar pasar komoditas berjangka bermula dari upaya para pelaku pasar untuk mengatasi masalah yang muncul akibat fluktuasi harga dengan membentuk kontrak dimana harga tertentu disepakati kini dan produk akan dikirim beberapa waktu mendatang. Zaman sekarang, transaksi di pasar komoditas berjangka bisa dilakukan secara online. Namun ternyata, pasar berjangka sudah muncul sejak masa lampau sebelum ada kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Untuk itu, artikel ini akan membahas tentang sejarah dan pelaku pasar komoditas berjangka.


1. Latar Belakang Munculnya Pasar Komoditas Berjangka

Konsep pasar komoditas berjangka sebenarnya hampir serupa dengan apa yang sudah dilakukan pada jaman dahulu di pasar komoditas Romawi dan Yunani. Jenis komoditas tersebut biasanya berupa pasokan biji-bijian
dari negara di Afrika utara dan Mesir. Produk-produk ini berguna untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dari Romawi kuno.

Permasalahan dan situasi yang seringkali dihadapi oleh pelaku pasar di Athena dan Romawi tersebut adalah kebutuhan akan manajemen harga, risiko pengiriman, transparansi dan informasi terbaru terkait harga di pasar. Dalam hal ini, kontrak biasanya digunakan oleh individual trader untuk menetapkan harga komoditas yang akan dikirim di masa mendatang sebagai manajemen risiko mereka dan memastikan kelancaran operasional.
Pasar Komoditas Berjangka

Pasar komoditas berjangka yang pertama kali dibentuk secara formal adalah Dojima Rice Exchange. Pasar yang terletak di negara Jepang ini didirikan pada tahun 1730. Kontrak berjangka saat itu ditandatangani antar individual trader terlebih dahulu. Karenanya, ada beberapa masalah.

Masalah utamanya adalah tentang kepercayaan dalam sistem secara keseluruhan. Apabila harga meningkat secara substansial, penjual akan terdorong untuk menjual komoditasnya di pasar terbuka daripada ke individu yang ada di dalam kontrak dengan harga tetap yang relatif rendah.

Demikian juga jika harga menurun secara substansial, akan lebih baik bagi pembeli untuk membeli komoditas dari pasar terbuka daripada harus memenuhi perjanjian di dalam kontrak dan melakukan transaksi komoditas di harga tetap yang cenderung lebih tinggi. Di samping itu, masalah lain saat itu adalah tidak adanya pihak ketiga yang bisa memastikan bahwa syarat dan ketentuan pada kontrak sudah dipenuhi atau belum oleh kedua belah pihak.


2.  Pasar Komoditas Berjangka Di Chicago

Kota Chicago muncul sebagai salah satu pusat utama bagi petani biji gandum di tahun 1840. Akan tetapi, selama musim panen yang berhasil, harga komoditas tersebut akan turun. Sebaliknya, apabila panen gagal, harga akan merangkak naik. Dengan alasan tersebut, terbentuklah Chicago Board of Trade (CBOT) dimana untuk kontrak berjangkanya dibuat pada tanggal 13 Maret tahun 1851.

Sedangkan pada tahun 1865, CBOT memberlakukan kontrak berjangka untuk beberapa komoditas seperti jagung, gandum, dan oat. Kontrak tersebut merincikan kuantitas dan kualitas komoditas yang akan dikirim dan membiarkan harga ditentukan oleh pasar.

Hal itu dapat membantu untuk mengetahui tingkat produksi sebenarnya yang akan diperdagangkan di pasar dari ribuan petani pada waktu tertentu dalam satu tahun. Selain itu, kontrak berjangka juga bisa membantu
dalam mengembangkan silo sebagai tempat penyimpanan dimana komoditas dapat tersimpan dengan aman dan dijual pada kemudian hari. Cara tersebut menghindarkan dari fluktuasi harga yang tidak wajar sebelumnya.

Pada tahun 1898, produk-produk lain seperti telur, mentega, kentang, dan bawang merah juga dimasukkan ke dalam sistem perdagangan berjangka (Chicago Butter and Egg Board). Pasar ini kemudian berganti nama
menjadi Chicago Mercantile Exchange (CME) pada tahun 1919. Sementara itu, pada tahun 1970 beberapa produk finansial lain juga ditambahkan.


Salah satu alasan utama naiknya popularitas pasar berjangka selama kuartal terakhir abad ke-20 adalah karena perubahan pada mekanisme kurs mata uang dalam sistem perekonomian dunia pasca perjanjian Bretton Woods dan berkembangnya mekanisme pasar bebas dalam menentukan nilai tukar.

Kondisi itu menyebabkan para produsen dan konsumen menghadapi fluktuasi pada kurs mata uang masing-masing. Setelah itu, hedging menjadi penting sekali untuk memastikan kelancaran operasional. Sehingga, pasar berjangka menyediakan mekanisme yang tepat untuk mengendalikan risiko dan imbal hasil.

3. Pasar Komoditas Berjangka Bermunculan Di Berbagai Negara

Pada saat yang bersamaan, pasar serupa juga mulai tumbuh di beberapa negara lain. Kontrak berjangka di New York untuk pertama kalinya diperdagangkan pada tahun 1850. Sedangkan di tahun 1870, terdapat sebuah standar tertentu untuk kontrak berjangka pada New York Cotton Exchange. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1882, New Orleans Cotton Exchange mulai menggunakan kontrak berjangka. Perkembangan serupa juga terlihat di kota London, Amsterdam, Brussels dan lain-lain, termasuk di Indonesia. Dengan kecanggihan internet dan teknologi, trading menjadi sesuatu yang lebih umum.

Selain itu, CME juga meluncurkan trading platform elektronik bernama CME Globex. EUREX Exchange dibentuk pada tahun 1998 ketika pasar derivatif Jerman, Deutsche Terminborse (DTB) dan Swiss Options serta Financial Futures Exchange (SOFFEX) juga muncul. Bursa-bursa tersebut merupakan bursa pertama yang hanya menawarkan trading elektronik.

Secara global kini terdapat lebih dari 100 bursa, mulai dari raksasa CME Group hingga Sibex Exchange di Rumania dan Mercantile Exchange di Madagaskar. Kontrak berjangka yang awalnya bermula dari produk-produk pertanian, kini menjelma menjadi kontrak atas instrumen keuangan. Di samping itu, sebagian besar perdagangan dilakukan lewat bursa seperti EUREX yang sepenuhnya sudah beralih ke platform elektronik.

4. Pro Dan Kontra Adanya Pasar Komoditas Berjangka

Di samping pertumbuhan yang luar biasa pada bursa berjangka tersebut, beberapa orang masih keberatan terkait dengan sistem perdagangan dalam bursa. Alasannya adalah perdagangan dalam bursa berjangka
dianggap mirip dengan judi. Padahal, seperti yang sudah diketahui bahwa perjudian utamanya bergantung pada keberuntungan dan peluang dari pemainnya. Sedangkan trading berjangka di bursa ini membutuhkan penelitian, analisis data, perencanaan, kedisiplinan dalam trading dan manajemen dan masih banyak lagi.

Pasar Komoditas Berjangka

Selain itu, bursa berjangka juga menyediakan peluang kepada produsen dan konsumen yang ingin melindungi diri dari risiko fluktuasi harga dan faktor eksternal. Bahkan, bursa berjangka juga bisa memberikan peluang bagi spekulator yang sudah melakukan penelitian serta perencanaan matang untuk mencari profit dari trading mereka.


Penutup

Terlepas dari pro-kontra yang melingkupi pasar komoditas berjangka, kehadirannya dapat mempermudah proses dalam menemukan harga komoditas, melindungi pembeli dari fluktuasi harga yang tidak jelas, dan membantu kelancaran operasional produsen. Apalagi kini pasar komoditas berjangka termasuk salah satu bagian integral dalam struktur ekonomi dunia dan dibutuhkan oleh para penjual maupun pembeli komoditas di seluruh dunia. PT Rifan Financindo.


Sumber : Seputar Forex

Jumat, 23 Juni 2017

Senada dengan Wall Street, Bursa Asia Mendatar






Rifanfinancindo - Bursa Asai bergerak mendatar tapi masih berada di jalur kenaikan mingguan. Gerak Bursa Asia ini mengikuti bursa Amerika Serikat yang juga flat.

MSCI Indeks Asia Pasifik di luar Jepang bergerak mendatar di awal perdagangan dan naik 0,4 persen per pekan seperti dilansir dari Reuters, Jumat (23/6/2017).

Sementara indeks saham Jepang, Nikkei turun tipis, namun menuju kenaikan 0,8 persen secara mingguan yang mana merupakan level tertinggi sejak 2015.

Indeks dolar terhadap 6 mata uang lain turun 0,1 persen di level 97,54 namun naik 0,4 persn secara mingguan.

Sementara euro turun tipis menjadi 1,1148 per dolar dan turun 0,4 persen selama sepakan. Dolar stabil terhadap yen di level 111,28 dan naik 0,4 persen secara mingguan.

"Kita semakin dekat dengan akhir bulan dan di samping fundamental, akan ada orang yang menjual dolar. Jadi akan sangat mudah bagi yen untuk menguat pekan depan," ujar Chief Foreign Exhange Strategist di Daiwa Securities, Mitsuo Imaizumi.

"Kita juga harus tetap waspada pada debat layanan kesehatan di Washington karena kekacauan politik akan merusak dolar," tuturnya. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 22 Juni 2017

Bursa Hong Kong 21 Juni Terpuruk, Pasar Dibayangi Kekhawatiran Arus Dana Keluar



Rifan Financindo - Bursa saham Hong Kong jatuh pada hari Rabu (21/06), karena kekhawatiran keputusan MSCI untuk masuknya lebih banyak saham Tiongkok dalam indeks patokan akan mengancam peran pusat keuangan sebagai gerbang investor global ke Tiongkok.

Indeks Hang Seng turun -148,46 poin, atau -0,57 persen, ditutup di level 25.694,58.

Volume perdagangan di pasar Hong Kong telah mendapat tekanan dalam beberapa tahun terakhir dari meningkatnya jumlah dana yang diperdagangkan di negara lain.

Pasar lebih memilih pasar domestik Tiongkok dibandingkan dengan pasar Hong Kong.

Pada sesi akhir, sebagian besar sektor saham kehilangan posisi, dengan saham finansial dan properti yang memimpin penurunan.

Malam hari nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan harga minyak dan berdampak mendukung kenaikan bursa Wall Street.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya indeks Hang Seng akan bergerak positif jika bursa Wall Street naik. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 21 Juni 2017

Bursa Asia Dibuka Melemah karena Kejatuhan Harga Minyak






PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak di zona merah pada awal perdagangan Rabu pekan ini. Penekan bursa saham di kawasan Asia ini adalah pelemahan harga minyak.

Mengutip CNBC, Rabu (21/6/2017), indeks Nikkei Jepang turun 0,44 ersen dan Kospi Korea Selatan melemah 0,97 persen di awal perdagangan.

Sedangkan Indeks Patokan Australia atau ASX 200 anjlok 1,43 persen yang disebabkan oleh penurunan sektor energi dan material yang masing-masing turun 2,38 persen dan 2,17 persen.

Saham-saham di sektor energi memang berada di bawah tekanan karena kejatuhan harga minyak.

Pelemahan harga minyak ini juga menekan Wall Street. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 61,85 poin atau 0,29 persen menjadi 21.467,14. Indeks S&P 500 kehilangan 16,43 poin atau turun 0,67 persen menjadi 2.437,03.

Harga minyak anjlok kurang lebih dua persen setelah beberapa produsen utama menyatakan mengalami kenaikan pasokan. Hal tersebut sangat membebani langkah dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang mengurangi produksi.

"Orang banyak berpikir saat ini kisaran baru harga minyak di US$ 45 per barel sampai US$ 55 per barel. Tetapi ternyata saat ini semakin rendah," jelas analis O'Neil Securities, New York, AS, Ken Polcari seperti dikutip dari Reuters.

Pada perdagangan Selasa, harga minyak Brent yang menjadi patokan harga dunia turun 89 sen ke level US$ 46,02 per barel. Angka ini terendah sejak 15 November atau dua minggu sebelum negara yang tergabung di OPEC dan beberapa negara non-OPEC sepakat untuk memotong produksi sebesar 1,8 juta barel per hari selama enam bulan dari bulan Januari.

Untuk kontrak berjangka minyak mentah AS untuk pengiriman Juli turun 97 sen menjadi US$ 43,23 per barel. Angka tersebut terendah sejak 16 September. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 20 Juni 2017

Bursa Asia Menguat Imbas Komentar The Fed


Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat pada awal perdagangan Selasa (20/6/2017) menyusul penguatan dolar imbas dari komentar pejabat bank sentral The Federal Reserve.

The Federal Reserve kembali berniat untuk menaikkan suku bunga setidaknya sekali lagi pada tahun ini.

Nikkei 225 naik 0,86 persen dan indeks Korea Selatan Kospi naik 0,45 persen di awal perdagangan.

Kemudian, indeks Australia S&P/ASX 200 diperdagangkan 0,05 lebih tinggi seperti dilansir dari CNBC pada hari ini.

Dengan inflasi yang rendah di tengah tingkat pengangguran AS terendah dalam 16 tahun, Federal Reserve harus bergerak perlahan hanya untuk menaikkan suku bunga dan memangkas portofolio obligasinya, Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan Senin.

Komentarnya tersebut menyusul pernyataan dari Presiden The Fed New York, William Dudley yang mengatakan, inflasi harus naik menyusul lapangan pekerjaan naik, yang mengizinkan the Fed untuk melanjutkan rencananya mengetatkan kebijakan moneter. Karena itu, dolar kemudian menguat.

Dolar terhadap sekeranjang mata uang lain diperdagangkan 97.61 malam tadi. Indeks dolar terakhir diperdagangkan 97,59. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 19 Juni 2017

Bursa Asia Menguat Tipis di Awal Pekan



Rifan Financindo - Bursa Asia sedikit menguat di awal pekan ini. Sementara di pasar mata uang, pound sterling dan euro stabil sebelum dimulainya perundingan mengenai persyaratan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Melansir laman Reuters, Senin (19/6/2017), indeks MSCI terbesar di Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 0,6 persen. Saham Australia dan KOSPI Korea Selatan, masing-masing melonjak 0,5 persen.

"Investor di kawasan Asia Pasifik menghadapi prospek yang beragam untuk memulai perdagangan," ujar Kepala Strategi Pasar CMC Markets di Sydney Michael McCarthy dalam catatannya.

Dia mengatakan, pasar saham Eropa dan AS berakhir menguat pada pekan lalu, namun harga komoditas yang lebih rendah dan pelemahan dolar AS mungkin membebani pasar pada awal perdagangan.

Pada hari Jumat, Wall Street berakhir mixed, dengan sektor saham energi mengimbangi penurunan saham konsumen, yang dikuasai kesepakatan Amazon.com untuk membeli toko makanan Whalk Foods.

Indeks S&P 500 ditutup mendatar. Sementara Dow Jones Industrial Average berakhir 0,1 persen dan Nasdaq kehilangan 0,2 persen.

Di pasar mata uang,  pound sterling sedikit turun di US$ 1,2772 dari posisinya pada Jumat. Namun ini lebih stabil dibandingkan saat usai terjadinya insiden van menabrak pejalan kaki di dekat stasiun Finsbury Park pada Senin ini. Mata uang Euro naik sedikit ke posisi US$ 1.1204.

Sekretaris Brexit David Davis akan memulai negosiasi di Brussels pada hari ini, yang akan diikuti pertemuan puncak pada Kamis dan Jumat. Di mana Perdana Menteri Inggris Theresa May akan bertemu- namun bukan untuk bernegosiasi dengan - para pemimpin Uni Eropa.

Seiring pertemuan ini, beberapa pejabat UE percaya bahwa pada akhirnya pemerintah Mei datang ke Brussels untuk melihat bagaimana negosiasi harus berjalan.

Adapun mata uang dolar usai data perumahan AS jatuh untuk bulan ketiga di Mei ke level terendah dalam delapan bulan. Kemudian barometer sentimen konsumen AS secara tak terduga turun pada awal Juni, memicu kekhawatiran tentang rencana Federal Reserve untuk tetap melakukan pengetatan kebijakan moneternya.

Indeks dolar yang mengukur mata uangnya terhadap sekeranjang mata uang lain, tidak berubah pada posisi 97,179.

Di komoditas, minyak berjangka bertahan mendekati level terendah dalam enam minggu, karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan bisa terus membebani pasar.

Minyak mentah AS tergelincir 0,25 persen menjadi US$ 44,65 per barel. Sementara patokan global Brent turun 0,2 persen menjadi US$ 47,29. Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Jumat, 16 Juni 2017

Menunggu Kebijakan Bank Sentral Jepang, Bursa Asia Dibuka Stabil






PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak stabil pada perdagangan Jumat pekan ini. Sedangkan pada penutupan perdagangan saham di Amerika Serikat (AS) kemarin, Wall Street tertekan.


Mengutip Reuters, Jumat (16/6/2017), indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bergerak mendatar. Jika dihitung dari awal pekan, bursa Asia melemah 0,7 persen.

Indeks Nikkei Jepang melonjak 0,5 persen sehingga mampu menutupi kerugian yang telah dialami sejak awal pekan.

Di Wall Street pada penutupan perdagangan kemarin, Dow Jones Industrial Average turun 14,66 poin, atau 0,07 persen ke level 21.359,9. Kemudian S&P 500 kehilangan 5,46 poin atau 0,22 persen ke level 2.432,46 dan Nasdaq Composite turun 29,39 atau 0,47 persen ke level 6.165,5.

Tekanan di Wall Street tersebut karena penurunan saham-saham teknologi. Saham Apple turun 0,6 persen sementara induk usaha Google, Alphabet tergelincir 0,8 persen setelah laporan analis dari kedua raksasa teknologi tersebut.

"Ini menjadi mimpi buruk bagi saham-saham teknologi karena investor cukup khawatir tentang siklus pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral AS yang kemungkinan besar membuat perusahaan-perusahaan tersebut bermasalah," jelas analis Pasar Saham ThinkMarkets, di London, Inggris,Naeem Aslam.

Indeks Kospi Korea Selatan bergerak tak mengikuti Wall Street. Kospi mampu dibuka naik didorong oleh penguatan saham dari Samsung Elecreonics yang melompat 0,5 persen di awal hari ini.

Perusahaan lain yang mendorong indeks Kospi adalah perusahaan semikonduktor SK Hynix yang naik 1,5 persen ke level tertinggi dalam 15 tahun ini.

Analis melihat bahwa saham-saham sektor teknologi di Asia tidak terpengaruh pergerakan saham-saham teknologi di AS. Kondisi bisnis di kawasan Asia lebih stabil sehingga mendorong kinerja perusahaan-perusahaan teknologi tersebut.

Saat ini, para investor sedang mengamati arah kebijakan yang akan diambil oeh Bank Sentral Jepang. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800