English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 16 Januari 2017

Bursa Asia Bergerak Variatif di Awal Pekan


Rifan Financindo - Bursa sdaham Asia bergerak variatif pada awal pekan ini. Salah satu faktor yang menggerakkan bursa Asia adalah pelemahan pound sterling lebih dari 1 persen dan membuat investor khawatir.

Melansir CNBC, Senin (16/1/2017), mata uang Inggris itu terjerembab dari level di atas US$ 1,2150 ke level US$ 1,2043 pada Senin pagi ini. Sementara euro naik atas pound, naik ke level 0,8824 dari 0,8720.

Pelemahan mata uang tersebut menyusul kabar yang menyebutkan Pemerintahan Perdana Menteri Theresa May tengah mempersiapkan untuk melakukan cara yang keras atau bersih untuk keluar dari Uni Eropa. Itu membuat volatilitas pasar terpengaruh termasuk bursa Asia.

Indeks Nikkeri turun 0,72 persen atau sekitar 137,26 poin untuk bertengger di level 19.150,02. Kemudian indeks Hang Seng turun 51,12 atau 0,22 persen ke lecel 22.886,26.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,43 persen atau 24,38 poin untuk menetap di level 5745,50. Menjadikan satu-satunya indeks yang naik di bursa Asia.

Sejumlah indeks lainnya menurun seperti Shanghai indeks yangturn 14,34 ppin atau 0,46 persen ke level 3.098,43 dan indeks Korea Selatan Kospi turun 7,19 poin atau 0,35 persen. Rifan Financindo.









Sumber : Liputan 6

Jumat, 13 Januari 2017

Indeks Nikkei 13 Januari Dibuka Positif Terbantu Pelemahan Yen



PT Rifan Financindo - Indeks Nikkei di Bursa Jepang pada awal perdagangan Kamis (13/01) dibuka positif, terpantau saat ini naik 77,30 poin atau 0,40 persen di 19.212,00. Penguatan indeks Nikkei terpicu pelemahan Yen.

Mata uang Yen tergelincir terhadap greenback diperdagangkan pada 114,84, dibandingkan dengan posisi terendah kemarin 113,73.

Pembuat airbag bermasalah Takata melonjak 16,47 persen, setelah dibuka datar karena order pembelian berat setelah Journal melaporkan bahwa perusahaan mengaku bersalah Jumat untuk kesalahan pidana terkait rusaknya kantong udara dan membayar $ 1 miliar untuk menyelesaikan penyelidikan kriminal.

Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau naik 110,00 poin atau 0,58 persen pada 19,220, naik dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,110.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei akan bergerak positif jika pelemahan Yen terus berlanjut. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 18,709-18,213, dan kisaran Resistance 19,729-20,225. PT Rian Financindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 12 Januari 2017

Bursa Asia Variasi Imbas Pidato Donald Trump



Rifanfinancindo - Bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan Kamis pekan ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat usai konferensi pers presiden terpilih AS Donald Trump.

Dalam konferensi pers itu mennyimpulkan tidak memberi penjelasan soal kebijakan yang akan dilakukan selanjutnya oleh Donald Trump. Presiden terpilih AS Donald Trump akan dilantik sebagai presiden AS ke-45 pada 20 Januari.

"Trump memberikan pertanyaan yang belum terjawab untuk pasar. Trump membuat beberapa referensi untuk membuat AS besar lagi tapi tidak ada detil untuk belanja infrastruktur, reformasi pajak perushaaan, pemotongan pajak penghasilan pribadi, prospek deregulasi," dalam catatan Westpac Global Strategy Group seperti dikutip dari CNBC, Kamis (12/1/2017).

Di bursa Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik menguat 0,5 persen. indeks saham Australia naik 0,45 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Selandia Baru turun 0,3 persen. Diikuti indeks saham Jepang Topix melemah 1,1 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,3 persen.

Di pasar uang, indeks dolar AS cenderung tertekan terhadap sejumlah mata uang. Indeks dolar AS berada di posisi 101,78. Yen menguat terhadap dolar AS ke level 115,13.

Sebelumnya di wall street, indeks saham Dow Jones naik 0,5 persen menjadi 19.954. Indeks saham S&P 500 menguat 0,28 persen ke level 2.275. Sedangkan indeks saham Nasdaq di kisaran 5.563. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 11 Januari 2017

Indeks Hang Seng 11 Januari Dibuka Naik Terdukung Optimisme Menantikan Pernyataan Trump



Rifan Financindo - Pada awal perdagangan bursa Hong Kong Rabu (11/01), indeks Hang Seng dibuka naik, saat ini terpantau naik 71,16 poin atau 0,31 persen pada 22816.01. Pergerakan positif indeks Hang Seng terpicu harapan positif pidato Presiden AS terpilih Donald Trump yang akan mengumumkan kebijakan stimulus ekonomi.

Pada hari Rabu, Trump akan mengadakan konferensi pers pertamanya sejak menang pemilu, yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut dan rincian tentang preferensi kebijakan setelah resmi menjadi Presiden pada 20 Januari.

Pada awal perdagangan saham-saham yang menguat adalah saham China Overseas Land & Investment Ltd naik 2,05 persen, saham China Shenhua Energy Co Ltd naik 1,28 persen, saham Tencent Holdings Ltd naik 0,96 persen, saham Industrial & Commercial Bank of China Ltd naik 0,64 persen, saham Bank of China Ltd  naik 0,57 persen.

Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng pagi ini terpantau naik 114,00 poin atau 0,50 persen pada 22,853.00, naik dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 22,739.00.

Analyst Vibiz Research memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng selanjutnya bergerak positif dengan optimisme pernyataan Trump memberikan penguatan ekonomi AS. Secara teknikal Indeks Hang Seng akan bergerak dalam kisaran Support 22,365-21,896, dan kisaran Resistance 23,349-23,870. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 10 Januari 2017

Bursa Asia Turun Terdorong Gejolak Harga Minyak



PT Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka lebih rendah pada hari ini usai menguat di awal tahun. Ini terpicu penurunan ekuitas, bergolaknya pasar minyak seiring lonjakan pasokan dan melemahnya poundsterling di tengah kekhawatiran baru tentang dampak Brexit.

Melansir laman Reuters, Selasa (10/1/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang bergerak datar di awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen karena investor memilih untuk berlindung ke yen.

Salah satu yang mempengaruhi pasar Asia adalah harga minyak, yang mencatat kerugian terbesar satu hari dalam enam pekan di tengah kekhawatiran bahwa rekor ekspor minyak mentah Irak pada Desember dan meningkatnya output AS akan melemahkan upaya OPEC untuk mengekang kekenyangan pasokan global.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) setuju untuk memangkas produksi untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global lebih dari delapan tahun yang lalu pada November lalu.

Kementerian minyak Irak menekankan bahwa rekor ekspor tidak akan mempengaruhi keputusan negara untuk memangkas produksi pada Januari untuk mematuhi kesepakatan OPEC.

"Ini tentu bisa dibayangkan bahwa perjanjian (OPEC) akan berantakan dan Anda mendapatkan produksi yang lebih daripada yang diantisipasi selain sudah berpikir bahwa itu harus lebih rendah karena kekuatan dolar," ujar Daniel Morris, Ahli Strategi Investasi Senior di BNP Paribas Investment Partners.

Adapun harga minyak mentah AS naik usai merosot 3,8 persen pada Senin kemarin. Harga minyak naik sebesar 0,1 persen pada US$ 52,02 per barel pada Selasa pagi ini.

Sementara minyak patokan global Brent turun 3,8 persen menjadi US$ 54,82 per barel pada Senin.

Sebelumnya Wall Street bergerak di dua arah pada penutupan perdagangan terdorong penurunan saham energi dan keuangan yang membebani laju indeks S&P 500 serta Down. Sementara indeks Nasdaq mendekati rekor tertinggi, terdorong saham kesehatan.

Ini terjadi menjelang rilisnya laporan pendapatan dan investor yang mengharapkan perubahan kebijakan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 76,42 poin atau 0,38 persen ke posisi 19.887.38. Sementara indeks S&P 500 turun 8,08 poin atau 0,35 persen menjadi 2.268,9.

Sedangkan indeks Nasdaq Composite bertambah 10,76 poin atau 0,19 persen ke posisi 5.531,82. Delapan dari 11 sektor besar di indeks S&P 500 tercatat lebih rendah. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 09 Januari 2017

Bursa Asia Menguat Terdorong Sentimen Wall Street



Rifanfinancindo - Bursa saham Asia mencoba naik pada awal pekan ini. Pelaku pasar menanti pernyataan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal perdagangan global dan China mempengaruhi laju bursa saham Asia.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik cenderung flat. Indeks saham Australia naik 0,5 persen. Sedangkan indeks saham Selandia Baru naik 0,2 persen. Indeks saham Kospi mendaki 0,2 persen pada awal perdagangan. Bursa saham Jepang libur peringati coming of age (adults).

Penguatan bursa Asia juga didorong dari bursa saham Amerika Serikat  (AS) pada akhir pekan lalu. Bursa saham AS catatkan rekor tertinggi didorong rencana Trump untuk meransang ekonomi dengan pajak lebih rendah dan belanja infrastruktur.

Di pasar uang, dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang asing usai data ekonomi AS menjadi sorotan antara lain data tenaga kerja dan pertumbuhan upah buruh.

Dengan upah meningkat menunjukkan ada momentum positif di pasar tenaga kerja. Hal itu mendorong spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS.

"Dengan harapan kenaikan suku bunga bank sentral AS. Kami percaya dolar AS akan melanjutkan tren kenaikan dibandingkan mata uang Asia lainnya dalam beberapa minggu mendatang," ujar Analis FX di Scotia Bank, Gao Qi seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (9/1/2017).

Dolar AS diperdagangkan ke level 117,14 terhadap yen. Sedangkan indeks dolar AS stabil di kisaran 102,23 terhadap mata uang asing lainnya.

Mata uang China yuan sedang berada di bawah pengawasan khusus usai cadangan devisa menunjukkan penurunan mendekati posisi terendah dalam enam tahun. Otoritas pun meningkatkan intervensinya untuk melindungi mata uang tersebut.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 0,2 persen pada awal pekan. Pelaku pasar melihat komitmen negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC untuk memangkas produksinya. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 06 Januari 2017

Indeks Nikkei 6 Januari Dibuka Lemah Terganjal Penguatan Yen; Saham Toyota Tertekan Ancaman Trump

Rifan Financindo - Indeks Nikkei di Bursa Jepang pada awal perdagangan Jumat (06/01) dibuka lemah, terpantau saat ini turun -84,40 poin atau -0,33 persen di 19.456,29. Pelemahan indeks Nikkei tertekan penguatan Yen dan merosotnya saham Toyota setelah ancaman Presiden AS terpilih Donald Trump.

Pada awal perdagangan yen menguat ke 115,66 terhadap dolar pada Jumat pagi waktu Asia, dari tingkat atas 118.00 di awal minggu.

Penguatan Yen menekan saham-saham eksportir utama khususnya otomotif. Saham Toyota jatuh 2,03 persen, saham Nissan turun 2,04 persen, saham Honda merosot 1,06 persen, saham Mazda Motor turun 1,83 persen dan saham Mitsubishi Motors melemah 1,53 persen.

Pelemahan saham Toyota terjadi setelah pada hari Kamis, Trump menegur Toyota di Twitter dan mengancam pembuat mobil tersebut untuk mengenakan pajak perbatasan yang besar jika membangun pabrik baru di luar AS.

Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau turun -50,00 poin atau -0,26 persen pada 19,450, turun dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,500.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei akan bergerak lemah jika penguatan Yen terus berlanjut. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 19,058-18,504, dan kisaran Resistance 20,000-20,575. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800