PT. Rifan Financindo Berjangka, Jakarta - Harga emas berjangka kembali naik setelah kebijakan The Federal Reserve menahan suku bunga acuan.
Bank sentral AS mengisyaratkan dua kenaikan tahun ini dibanding emat, yang akan dilakukan pada Desember. Pembuat kebijakan terus melihat resiko pada perekonomian.
Pengumuman Fed datang 30 menit setelah emas berjangka diselesaikan pada hari Rabu.
"Jangan pernah meremehkan kekuatan dari The Fed untuk dampak pasar," kata Richard Perry, analis di Hantec Markets, dalam sebuah catatan dikutip dari Marketwatch, Jumat (18/3/2016).
Emas untuk pengiriman April naik US$ 35,20, atau 2,9 [ersen, untuk menetap di US$ 1.265 per ounce.
Indeks DXY ICE dollar, -1,02 persen merosot 1,2 persen ke 94,76.
Emas telah direklamasi momentum terbalik dan memiliki potensi untuk reli panjang jika ditutup di atas US$ 1,287.80 dalam waktu dekat,kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco.com, dalam sebuah laporan.
Dalam jangka panjang, dolar AS/rasio emas, yang telah bergerak naik sejak 2011, bisa menggeser dengan melemahnya mata uang terhadap logam mulia, menurut Chris Kimble di Kimble Charting Solutions.
"Jika tidak, emas akan melakukannya dengan baik dan dolar akan menjadi lebih lemah," katanya.
Dalam logam lainnya, SIK6 perak, -0,42 persen melompat 5,1 persen menjadi US$ 16 per ounce, sementara tembaga HGK6, -0,28 persen naik 2,6 persen, ke US$ 2,27 per ounce.
Sumber : Liputan 6