PT. Rifan Financindo Berjangka, Bursa saham Asia kembali melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Selasa pekan ini seiring investor cemas menunggu apakah China dapat mencegah penurunan di bursa sahamnya.
Indeks saham MSCI Asia Pacific turun ke level 128,53 pada pukul 9.43 waktu Tokyo. Indeks saham Jepang Topix melemah 0,2 persen, sedangkan indeks saham Nikkei merosot 0,1 persen setelah susut 3,1 persen pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Pelemahan juga diikuti indeks saham Australia/ASX 200 turun 1,1 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 turun 1 persen. Indeks saham Korea Selatan naik 0,3 persen.
Sejumlah sentimen negatif membayangi bursa saham di awal pekan ini. Kekhawatiran ekonomi global dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah juga mempengaruhi harga komoditas terutama minyak. Akan tetapi, permintaan aset investasi lebih aman seperti emas melonjak dan obligasi.
Saat ini, semua fokus perhatian pelaku pasar ke China setelah bursa saamnya merosot di awal pekan ini. Hal itu membuat perdagangan saham sempat dihentikan untuk pertama kalinya. Indeks saham Shanghai dan Shenzhen turun 7 persen sebelum perdagangan saham dihentikan. Penurunan itu terburuk dalam satu hari sejak Agustus 2015. Apa yang terjadi di bursa saham China telah berdampak ke sebagian besar bursa saham regional pada tahun lalu.
"Indikator ekonomi China dan Amerika Serikat yang lemah karena dua ekonomi terbesar di dunia dan dampaknya sangat besar. Setiap data baru telah mempengaruhi ketegangan di bursa saham," ujar Toshihiko Matsuno, Kepala Riset SMBC Friend Securities Co, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (5/1/2016).
Ia menambahkan, saat ini kebijakan moneter masih akomodatif. Pelaku pasar akan melihat modal kembali ke aset berisiko.
Di pasar uang, indeks dolar AS naik 0,21 persen ke level 98,82. Euro berada di level US$ 1,0828 setelah menyentuh level terendah.
Sumber : Liputan 6