PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (bursa Asia) bergerak hati-hati di awal perdagangan pada 2016 ini. Sedangkan harga minyak bergerak menguat seiring peningkatan ketegangan di Timur Tengah.
Mengutip Reuters, Senin (4/1/2016), bursa Asia hanya menguat tipis namun harga minyak bergerak naik 3 persen setelah eksekusi ulama muslim Syiah yang memicu kemarahan regional dan ketegangan geopolitik.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Indeks saham Australia juga menguat 0,6 persen. Kebalikannya, indeks Nikkei Jepang turun 1 persen. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia naik 3 persen menjadi US$ 38,40 per barel.
Kenaikan harga minyak dipicu oleh pelaksanaan hukuman mati terhadap ulama Syiah terkenal Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr. eksekusi tersebut memicu kemarahan dan protes oleh komunitas Syiah di Timur Tengah dan kawasan lain.
Saat ini pelaku pasar akan fokus kepada data-data ekonomi yang akan keluar. Namun memang kehati-hatian pelaku pasar masih terlihat di pasar saham karena menunggu apa yang akan terjadi terhadap perekonomian di Amerika Serikat dan China.
Sedangkan pada penutupan perdagangan tahun lalu. Pasar saham Asia Pasifik jatuh pada perdagangan di hari terakhir 2015 ini. Dengan indeks patokan regional menuju penurunan tahunan pertama sejak 2002, dipicu penyusutan saham energi yang diikuti harga minyak mentah.
Di Australia, Selandia Baru, Hong Kong dan Singapura, perdagangan dibuka setengah hari. Sementara pasar saham di Jepang, Indonesia, Korea, Filipina dan Thailand ditutup untuk liburan akhir tahun.
"Tahun ini telah menjadi tahun yang sangat fluktuatif dan sulit karena pasar diserang oleh volatilitas dari kelas aset yang berbeda," ujar Kepala Investasi Wealth Management UBS, Kelvin Tay, melansir laman Bloomberg. (Gdn/Igw)
Sumber : Liputan 6