PT. Rifan Financindo Berjangka, Singapura - Harga emas jatuh ke level terendah dalam empat minggu pada Senin pekan ini. Penurunan harga emas itu melanjutkan aksi jual dalam empat sesi berturut-turut seiring investor khawatir bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.
Di pasar spot, harga emas berada di level US$ 1.139,93 per ounce atau susut 0,3 persen pada pukul 10.30 WIB. Sebelumnya harga emas sempat jatuh ke level terendah sejak 5 Oktober 2015 di kisaran US$ 1.134,60.
Pada Oktober 2015, harga emas telah reli seiring spekulasi data ekonomi global melambat dapat mendorong the Fed untuk menunda kenaikan suku bunga hingga tahun depan.
Akan tetapi, pernyataan agresif pejabat the Fed pada pekan lalu membuat aksi jual untuk emas. Analis HSBC James Steel menuturkan, secara teknikal, harga emas cenderung berada di posisi aksi jual."Emas mungkin bergerak moderat. Bila reli harga emas dapat bertahan maka perlu diikuti permintaan membaik," ujar Steel seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (2/11/2015).
Mengutip www.fortisasiafutures.com, harga emas jatuh tipis di awal perdagangan pada sesi Asia di awal pekan ini. Hal itu seiring investor mencerna data manufaktur terbaru dari China.Data yang dirilis pada Minggu kemarin menunjukkan kalau indeks manufaktur pembelian China tetap stabil di level 49,8 pada Oktober, ini level terlemah sejak Agustus 2012.
Angka di bawah 50 mengindikasikan kontraksi pada sektor industri. Pekan lalu, emas merosot ke level terendah dalam tiga minggu di tengah spekulasi the Fed yang masih memungkinkan menaikkan suku bunga pada tahun ini.
Pada pekan ini, investor akan fokus pada laporan serapan tenaga kerja AS pada Oktober. Data itu dapat membantu memberikan kejelasan tentang kemungkinan kenaikan suku bunga.
"Saat ini emas masih terpantau bergerak turun dan sudah bergulir di bawah rata-rata pergerakan harian 20 dan 50. Logam ini berpotensi melemah. Stochastic kembali berada di area jual. Resistance dan support berada di harga US$ 1.146,70-US$ 1.128,80 per ounce," tulis riset tersebut.(Ahm/Igw)
Sumber : Liputan 6