PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia melanjutkan tekanan pada perdagangan saham di awal pekan ini dipicu aksi jual untuk komoditas dan dolar Amerika Serikat (AS) menguat.
Indeks saham acuan regional MSCI Asia Pacific melemah 0,6 persen pada pukul 09.59 waktu Tokyo. Hal itu didorong dari indeks saham Jepang Topix susut 0,8 persen. Indeks saham Australia melemah 0,3 persen, disusul indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,4 persen. Indeks saham Selandia Baru turun 0,3 persen.
Sejumlah sentimen mempengaruhi laju bursa saham Asia. Pelaku pasar fokus terhadap pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve pada Selasa dan Rabu pekan ini. Kelihatannya bank sentral AS belum akan menaikkan suku bunga AS, meski ada kemungkinan dinaikkan pada September 2015.
Selain itu, China juga melaporkan kinerja laba perusahaan industri di awal pekan ini. Hal ini berpotensi memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai perlambatan ekonomi yang telah memicu harga komoditas jatuh. Saat ini emas diperdagangkan di level terendah dalam lima tahun. Tren harga minyak pun cenderung turun seiring kekhawatiran kelebihan pasokan bahan baku.
"Ketidakpastian tetap mengenai pertumbuhan ekonomi China, dan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed pada akhir tahun ini," ujar Shane Oliver, Analis AMP Capital Investor Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (27/7/2015).
Di awal pekan ini, harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS)/West Texas Intermediate turun menjadi US$ 48,08 per barel. Harga minyak Brent sedikit berubah menjadi US$ 54,66. Emas melemah menjadi US$ 1,096,45 per ounce setelah pekan lalu jatuh 3,1 persen. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan 6