PT. Rifan Financindo Berjangka, New York - Harga emas kembali berkilau dipicu melemahnya dolar, kekhawatiran atas ketidakpastian politik di Turki dan masalah utang Yunani didukung permintaan investor yang pulih untuk logam mulia.
Melansir laman Wall Street Journal, Selasa (9/6/2015), kontrak yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Agustus, naik US$ 5,50 atau 0,5 persen menjadi US$ 1.173,60 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas sempat jatuh ke posisi US$ 1.168,10 per ounce pada Jumat pekan lalu dan menjadi posisi terendah sejak 18 Maret, setelah adanya rilis laporan penyerapan tenaga kerja pada bulan Mei.
Melemahnya dolar membantu mendorong harga emas lebih tinggi. Dolar memberikan kesempatan pada euro dan yen sehingga mengurangi beberapa tekanan pada harga emas.
Mengacu pada Wall Street Journal Dollar Index, yang melacak nilai dolar terhadap 16 mata uang internasional, mencatat mata uang ini turun 0,7 persen.
"Emas bertindak sebagai lindung nilai dolar sekarang," kata Paul Nolte, Ahli Strategi Pasar Senior Kingsview Financial di Chicago.
Harga emas cenderung bergerak terbalik terhadap dolar sebagai logam mulia yang dihargakan dalam dolar tetapi diperdagangkan di pasar internasional.
Akibatnya, pembeli yang memegang mata uang yang lebih kuat dari dolar dapat mengajukan tawaran harga yang lebih tinggi ketika dolar melemah.
Emas juga diuntungkan dari meningkatnya permintaan investasi untuk logam mulia ini di tengah ketidakpastian kondisi di dua negara. Turki menghadapi adanya pemerintahan koalisi pertama selama lebih dari satu dekade, sementara Yunani mencoba untuk menjembatani perbedaan soal utang dengan kreditor internasional.
Kini Yunani tengah mencoba fokus dengan pengurangan pengeluaran, pemotongan pensiun dan kenaikan pajak, ini usai kreditor menuntut langkah-langkah pasti dari pemerintah untuk mencapai bailout. Negara Mediterania ini berisiko kehabisan uang tunai dan mengalami gagal bayar utang, sebuah faktor yang pada akhirnya bisa mendorong Yunani keluar dari serikat mata uang euro.
"Ketidakstabilan politik menyebabkan ketidakstabilan ekonomi ... (dan) pada saat ketidakstabilan orang kehilangan kepercayaan pada mata uang dan beralih ke emas," kata George Gero, Wakil Presiden Senior RBC Capital Markets Futures Global.
Sementara logam mulia lainnya juga mengekor harga emas. Platinum untuk pengiriman Juli naik 0,8 persen menjadi US$ 1.101,20 per troy ounce. Namun paladium dan perak terus harus bergeser, di mana kontrak paladium untuk September turun 1 persen menjadi US$ 743,75 per ounce, penutupan terendah sejak 31 Maret. Harga perak untuk pengiriman Juli melemah 0,2 persen menjadi US$ 15,959 per ounce, terendah sejak 24 April.(Nrm/Igw)
Sumber : Liputan 6