PT. Rifan Financindo Berjangka, Singapura - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia) kembali mencatatkan penguatan ketiga kalinya dalam pekan ini setelah saham-saham Amerika Serikat (Wall Street) juga mengalami kenaikan hingga mencapai rekor tertinggi. Sentimen yang menjadi pendorong penguatan Bursa Asia adalah pelemahan nilai tukar yen. Pada perdagangan Kamis (23/4/2015), para investor menanti sentimen dari laporan manufaktur China.
Mengutip laman Bloomberg, Kamis (23/4/2015), indeks MSCI Asia Pasifik menguat 0,2 persen ke level 154,99 pada perdagangan pukul 09.02 waktu Tokyo, Jepang. Indeks Topix Jepang menguat 0,7 persen setelah indeks saham Standard & Poor 500 mengalami penguatan 0,5 persen.
Rata-tara indeks saham Nikkei 225 Jepang menguat 0,6 persen setelah yen melemah pada hari ke-4 terhadap dolar AS. Sementara itu, indeks saham S&P/ASX 200 Australia menguat 0,2 persen. Indeks saham Kospi Korea Selatan juga menguat 0,5 persen setelah produk domestik bruto Korea Selatan para kuartal I 2015 melampaui prediksi prediksi para analis.
Berbeda, Indeks NZX 50 Selandia Baru justru melemah 0,2 persen. Sementara pasar di Hong Kong dan China belum dibuka.
Para ekonom memprediksi indeks manajer pembelian manufaktur HSBC Holdings Plc/Markit Economics untuk China akan berada di level 49,6 pada April dan sesuai dengan indeks pada Maret. Angka-angka pada indeks Hang Seng China Enterprises Index dan indeks Hang Seng menguat sedikitnya 0,7 persen.
"Tingginya masukan dana pada saham-saham China tampak akan berlanjut. Kesukaan pada H-Shares dan Hang Seng masih rendah dibandingkan indeks historis dan pesaingnya di kawasan Asia," terang ahli strategi pasar di IG Ltd, Stan Shamu.
Dirinya memprediksi indeks saham China akan terus menguat hingga beberapa bulan ke depan. Kini indeks Hang Seng China Enterprises diperdagangkan di level 10,3 kali lipat dari perkirakaan pendapatan.
Menengok ke bursa Amerika, Dow Jones Industrial Average naik 88,68 poin atau 0,49 persen menjadi 18.038,27 poin. Indeks S & P 500 naik 10,67 poin atau 0,51 persen ke posisi 2.107,96 dan Nasdaq Composite bertambah 21,07 poin atau 0,42 persen menjadi 5.035,17.
Semua sektor yang masuk dalam indeks S & P 500 tercatat naik, dengan indeks teknologi memperoleh kenaikan 1,09 persen, didorong Visa dan MasterCard.
Saham Visa naik 4,07 persen menjadi US$ 68,01 setelah mencapai rekor tertinggi di US$ 69,98 per saham. Sementara saham MasterCard ditutup naik 3,91 persen. Ini terjadi setelah China mengatakan akan membuka pasar untuk perusahaan-perusahaan asing bertransaksi kliring di bank domestik. (Sis/Gdn)
Sumber : Liputan 6