Investor emas mengabaikan kenaikan tak terduga pada data harga produsen AS di Oktober, yang menunjukkan tren dasar untuk mempengaruhi tekad Federal Reserve mempertahankan suku bunga sangat rendah sedikit lebih lama lagi.
Melansir laman Reuters, harga emas di pasar Spot naik 0,7 persen menjadi US$ 1.195,06 per ounce setelah sebelumnya mencapai posisi tertinggi sejak 30 Oktober di US$ 1.204,70 per ounce. Harga emas berjangka AS COMEX untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 13,60 menjadi US$ 1.197,10 per ounce.
Beberapa pelaku pasar mengatakan emas harus mendapatkan keuntungan karena investor mulai mencari aset yang relatif lebih murah sebelum tahun berakhir.
"Ketika kita mulai untuk lebih dekat dengan akhir tahun, banyak investor mulai mencari investasi yang undervalued, dan emas di bawah US$ 1.200 terlihat cukup menarik," kata Phillip Streible, broker senior komoditas RJO Futures di Chicago.
Nilai tukar dolar tergelincir 0,4 persen terhadap sekeranjang mata uang utama, sebagian besar karena euro menguat setelah survei ZEW menunjukkan sentimen ekonomi Jerman naik pada bulan November untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun.
Ini mengalahkan ekspektasi dan mengangkat harapan perbaikan ekonomi negara terbesar di Eropa itu. Melemahnya greenback membuat emas dalam denominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Di sisi lain, pasar menunggu menit dari pertemuan Oktober Federal Reserve, yang akan dirilis pada hari Rabu. (Nrm)
Sumber : Liputan 6